"Arsen.... Tolong keluarkan aku dari sini," cicit Nisa sambil mengais pilu, ia memeluk tubuhnya yang persekian detik semakin bergetar.
Perasaannya saat ini telah bercampur aduk dan bersatu menjadi sebuah tangisan. Ia tidak sanggup bertemu dengan Arsen orang yang menjadi sumber masalahnya saat ini. Mungkin dengan cara ia menangis Arsen mau melepaskannya dari sini, itu juga kalau laki-laki itu masih memiliki hati.
Arsen memandang kearah Nisa dengan senyuman devil. Ia memperhatikan wanita itu yang sedang menangis dengan seksama. Cih! Dia kira ia akan luluh dengan air mata buaya itu, sumpah tidak ada sejarah seorang Arsen akan luluh meskipun dengan air mata darah, baginya jika target ya target.
Tangan laki-laki itu terulur ke dagu milik perempuan tersebut, lalu ia mencengkramnya kuat dan mengangkat dagu tersebut sehingga wajah Nisa yang semula menunduk jadi terangkat dan menatap jelas wajah Arsen.
Nisa menelan ludahnya ketika melihat wajah Arsen yang menampilkan smirk mematikan. Lalu Nisa memegang tangan Arsen yang mencengkram dagunya dan berusaha melepaskan tangan pria tersebut dari dagunya, namun sekuat-kuatnya ia berusaha tetap saja tangan Arsen tidak terlepas juga di dagunya. Air mata pun mengalir sambari menatap kearah cowok itu dengan mata yang menggambarkan maaf dan tolong.
Arsen mendekatkan wajahnya ke wajah Nisa mengikis jarak yang tersisa hanya sedikit dan bahkan hidung mereka hampir bersentuhan. Irama pacuan jantung Nisa tidak teratur lagi, perasaanya gugup bercampur takut dengan sikap Arsen yang sekarang ini.
"Lo pikir gue akan ngelepasin lo begitu saja. Sampai lo mati di tempat pun gue tetap nahan lo di sini sampai membusuk."
"Mau lo apa Sen???" Tanyanya seraya mengeluarkan air mata, hanya alunan halus nyaris tak terdengar, namun laki-laki itu tetap mendengarnya.
"Mau gue apa?" Arsen pun mendekatkan wajahnya ketelinga Nisa dan lantas terkekeh, "Mau gue, elo siap menerima hukuman apapun dari gue. Oh iya satu lagi, tidak ada satupun orang yang dapat melalui hukuman gue dengan selamat, mereka semua akan mati dan mungkin elo termasuk juga."
"Arsen lepasin aku...." Brontak Nisa sambil memukuli dada bidang pria itu dengan kekutan empat puluh lima.
"Diam manis, atau aku akan berbuat sesuatu kepada mu," ujarnya dengan nada lembut namun terdapat seringaian mengerikan di wajahnya.
"Arsen lepasin aku.... TOLONG!!! TOLONG!! TOLONGGGG!!!"
"DIAMMM. ******* LO," marah Arsen dan semakin menguatkan cengkramannya pada dagu Nisa hingga memerah.
Nisa yang mendengar nada bentakan dari Arsen pun seketika tersentak dan terdiam. Ia tidak tau bagaimana nasibnya selanjutnya, wanita itu tiada lelah membaca doa-doa yang ia hapal untuk lepas dari kekangan manusia iblis ini.
Menangis dan menangis itulah yang menajdi andalannya untuk meruntuhkan tembok es di hati Arsen, mungkin itu semua adalah keajaiban, tetapi wanita itu yakin jika ia bisa melakukannya.
Arsen pun mengusap air mata Nisa, lalu ia mendekatkan wajahnya dan mengamati hijab yang dikenakan Nisa. "Sok suci lo pakai beginian," dengan satu tarikan hijab Nisa pun terlepas bersamaan dengan ciputnya.
"Apa-apaan kamu Arsen!!!" Dengan satu hembusan angin, tangan Nisa langsung mendarat dengan kecepatan tinggi di pipi Arsen yang lembut.
Arsen memegang wajahnya yang tertoleh akibat perempuan tersebut, lalu ia memalingkan kembali wajahnya menghadap Nisa dengan napas yang memburu.
plakkk
Seketika Arsen langsung menampar wajah Nisa tak kalah kuatnya mungkin lebih kuat. Nisa tidak dapat menangis lagi, air matanya terhenti di bola mata, darah segar keluar dari pipinya meskipun tidak begitu banyak tetapi cukup menyakitkan. Sudah dua kali pada hari ini ia ditampar oleh dua orang yang berbeda.
"Hiks-hiks-hiks, kamu jahat Sen."
Laki-laki itu pun menjambak rambut Nisa dan menariknya kebawah hingga wajah Nisa mendongak ke atas. Lalu ia mengambil sesuatu dari saku jaketnya, benda tersebut selalu ia bawa kemana-mana.
"Pisau," lirih Nisa dengan suara tertahan melihat pisau lipat dan dengan ujung yang mengkilat.
"Lo tau nggak sesuatu yang paling perempuan itu jaga? Mungkin ini bisa menggores hal yang paling permpuan jaga dan merusaknya. Wajah, dan pasti lo tidak ingin kan wajah lo ditembus dengan benda sialan ini?" Nisa pun mengangguk, "Tapi sebelum pisau ini menembus wajah lo, gue akan bermain-main terlebih dahulu dengan bagian badan lo yang lain. Perut misalnya."
Seketika mata Nisa membulat mendengar pernyataan dari Arsen tadi. Tidak-tidak, ia tidak ingin Arsen melukai perutnya, ia tidak ingin ayah dari bayinya melukai anaknya sendiri. Nisa pun langsung menendang bagian intim laki-laki itu sehingga lelaki tersebut pun dengan seketika memghentikan aksinya. Dan dengan cepat pula Nisa membuka pintu mobil yang dikunci oleh lelaki tersebut.
"Jangan pernah kamu lukai anak mu sendiri, ********."
"Apa lo bilang?"
"Dasar berengsekk," maki Nisa seraya turun dari mobil dan lari secepatnya.
"Anjirrr," teriak Arsen sembari menahan rasa sakit di selangkangnya.
Ia pun keluar dari mobil dan berlari mengejar Nisa seraya menerobos gerimis. Namun sayang Arsen tak menemukan jejak Nisa lagi, ia pun berdiri di tengah jalan sembari berkacak pinggang.
"Ah sialannnn."
Ketika Arsen ingin pergi dari sana, ada sebuah mobil yang melaju kencang dengan kecepatan di atas rata-rata, ia pun tak dapat mengelak lagi mobil tersebut, hingga dia pun tertabrak dan terpental jauh dari tempat kejadian.
Braakkkkk
__________
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Neneng Zakiyah
kenapa sebel banget ya...sm arsen..
2024-01-11
0
Neulis Saja
sekalian aja mampus arsen menjijikan
2022-09-10
0
Sri Wahyuni
mampus loh arsen moddar kowe
2022-09-08
0