Part 11

"Arsen.... Tolong keluarkan aku dari sini," cicit Nisa sambil mengais pilu, ia memeluk tubuhnya yang persekian detik semakin bergetar.

Perasaannya saat ini telah bercampur aduk dan bersatu menjadi sebuah tangisan. Ia tidak sanggup bertemu dengan Arsen orang yang menjadi sumber masalahnya saat ini. Mungkin dengan cara ia menangis Arsen mau melepaskannya dari sini, itu juga kalau laki-laki itu masih memiliki hati.

Arsen memandang kearah Nisa dengan senyuman devil. Ia memperhatikan wanita itu yang sedang menangis dengan seksama. Cih! Dia kira ia akan luluh dengan air mata buaya itu, sumpah tidak ada sejarah seorang Arsen akan luluh meskipun dengan air mata darah, baginya jika target ya target.

Tangan laki-laki itu terulur ke dagu milik perempuan tersebut, lalu ia mencengkramnya kuat dan mengangkat dagu tersebut sehingga wajah Nisa yang semula menunduk jadi terangkat dan menatap jelas wajah Arsen.

Nisa menelan ludahnya ketika melihat wajah Arsen yang menampilkan smirk mematikan. Lalu Nisa memegang tangan Arsen yang mencengkram dagunya dan berusaha melepaskan tangan pria tersebut dari dagunya, namun sekuat-kuatnya ia berusaha tetap saja tangan Arsen tidak terlepas juga di dagunya. Air mata pun mengalir sambari menatap kearah cowok itu dengan mata yang menggambarkan maaf dan tolong.

Arsen mendekatkan wajahnya ke wajah Nisa mengikis jarak yang tersisa hanya sedikit dan bahkan hidung mereka hampir bersentuhan. Irama pacuan jantung Nisa tidak teratur lagi, perasaanya gugup bercampur takut dengan sikap Arsen yang sekarang ini.

"Lo pikir gue akan ngelepasin lo begitu saja. Sampai lo mati di tempat pun gue tetap nahan lo di sini sampai membusuk."

"Mau lo apa Sen???" Tanyanya seraya mengeluarkan air mata, hanya alunan halus nyaris tak terdengar, namun laki-laki itu tetap mendengarnya.

"Mau gue apa?" Arsen pun mendekatkan wajahnya ketelinga Nisa dan lantas terkekeh, "Mau gue, elo siap menerima hukuman apapun dari gue. Oh iya satu lagi, tidak ada satupun orang yang dapat melalui hukuman gue dengan selamat, mereka semua akan mati dan mungkin elo termasuk juga."

"Arsen lepasin aku...." Brontak Nisa sambil memukuli dada bidang pria itu dengan kekutan empat puluh lima.

"Diam manis, atau aku akan berbuat sesuatu kepada mu," ujarnya dengan nada lembut namun terdapat seringaian mengerikan di wajahnya.

"Arsen lepasin aku.... TOLONG!!! TOLONG!! TOLONGGGG!!!"

"DIAMMM. ******* LO," marah Arsen dan semakin menguatkan cengkramannya pada dagu Nisa hingga memerah.

Nisa yang mendengar nada bentakan dari Arsen pun seketika tersentak dan terdiam. Ia tidak tau bagaimana nasibnya selanjutnya, wanita itu tiada lelah membaca doa-doa yang ia hapal untuk lepas dari kekangan manusia iblis ini.

Menangis dan menangis itulah yang menajdi andalannya untuk meruntuhkan tembok es di hati Arsen, mungkin itu semua adalah keajaiban, tetapi wanita itu yakin jika ia bisa melakukannya.

Arsen pun mengusap air mata Nisa, lalu ia mendekatkan wajahnya dan mengamati hijab yang dikenakan Nisa. "Sok suci lo pakai beginian," dengan satu tarikan hijab Nisa pun terlepas bersamaan dengan ciputnya.

"Apa-apaan kamu Arsen!!!" Dengan satu hembusan angin, tangan Nisa langsung mendarat dengan kecepatan tinggi di pipi Arsen yang lembut.

Arsen memegang wajahnya yang tertoleh akibat perempuan tersebut, lalu ia memalingkan kembali wajahnya menghadap Nisa dengan napas yang memburu.

plakkk

Seketika Arsen langsung menampar wajah Nisa tak kalah kuatnya mungkin lebih kuat. Nisa tidak dapat menangis lagi, air matanya terhenti di bola mata, darah segar keluar dari pipinya meskipun tidak begitu banyak tetapi cukup menyakitkan. Sudah dua kali pada hari ini ia ditampar oleh dua orang yang berbeda.

"Hiks-hiks-hiks, kamu jahat Sen."

Laki-laki itu pun menjambak rambut Nisa dan menariknya kebawah hingga wajah Nisa mendongak ke atas. Lalu ia mengambil sesuatu dari saku jaketnya, benda tersebut selalu ia bawa kemana-mana.

"Pisau," lirih Nisa dengan suara tertahan melihat pisau lipat dan dengan ujung yang mengkilat.

"Lo tau nggak sesuatu yang paling perempuan itu jaga? Mungkin ini bisa menggores hal yang paling permpuan jaga dan merusaknya. Wajah, dan pasti lo tidak ingin kan wajah lo ditembus dengan benda sialan ini?" Nisa pun mengangguk, "Tapi sebelum pisau ini menembus wajah lo, gue akan bermain-main terlebih dahulu dengan bagian badan lo yang lain. Perut misalnya."

Seketika mata Nisa membulat mendengar pernyataan dari Arsen tadi. Tidak-tidak, ia tidak ingin Arsen melukai perutnya, ia tidak ingin ayah dari bayinya melukai anaknya sendiri. Nisa pun langsung menendang bagian intim laki-laki itu sehingga lelaki tersebut pun dengan seketika memghentikan aksinya. Dan dengan cepat pula Nisa membuka pintu mobil yang dikunci oleh lelaki tersebut.

"Jangan pernah kamu lukai anak mu sendiri, ********."

"Apa lo bilang?"

"Dasar berengsekk," maki Nisa seraya turun dari mobil dan lari secepatnya.

"Anjirrr," teriak Arsen sembari menahan rasa sakit di selangkangnya.

Ia pun keluar dari mobil dan berlari mengejar Nisa seraya menerobos gerimis. Namun sayang Arsen tak menemukan jejak Nisa lagi, ia pun berdiri di tengah jalan sembari berkacak pinggang.

"Ah sialannnn."

Ketika Arsen ingin pergi dari sana, ada sebuah mobil yang melaju kencang dengan kecepatan di atas rata-rata, ia pun tak dapat mengelak lagi mobil tersebut, hingga dia pun tertabrak dan terpental jauh dari tempat kejadian.

Braakkkkk

__________

Tbc

Terpopuler

Comments

Neneng Zakiyah

Neneng Zakiyah

kenapa sebel banget ya...sm arsen..

2024-01-11

0

Neulis Saja

Neulis Saja

sekalian aja mampus arsen menjijikan

2022-09-10

0

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

mampus loh arsen moddar kowe

2022-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Permulaan
2 2.Tangisan kesedihan
3 3.Arsen
4 4.Hamil
5 5. Kenyataan pahit
6 6. Sakit perut
7 7.Terungkap
8 8.Diusir
9 9.Pergi jauh
10 10. Prahara di depan warung Tahu isi
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Info
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Info hiatus
49 Part 47
50 Part 48
51 Part 49
52 Part 50 Flashback 1
53 Part 50 Flashback 2
54 Part 50 Flashback 3
55 Part 51
56 Part 52
57 Part 53
58 Part 54
59 Part 55
60 Part 56
61 Part 57
62 Part 58
63 Part 59
64 Part 60
65 Part 61
66 Part 62
67 Part 63
68 Part 64
69 Part 65
70 Part 66
71 Part 67
72 Part 68
73 Part 69
74 Part 70
75 Sequel Tragedi Malam Itu
76 PDBU (Prolog)
77 PDBU (1)
78 PDBU (2)
79 PDBU (3)
80 PDBU (4)
81 PDBU (5)
82 PDBU (6)
83 PDBU (7)
84 PDBU (8)
85 PDBU (9)
86 PDBU (10)
87 PDBU (11)
88 PDBU (12)
89 PDBU (13)
90 PDBU (14)
91 PDBU (15)
92 PDBU (16)
93 PDBU (17)
94 PDBU (18)
95 PDBU (19)
96 PDBU (20)
97 PDBU (21)
98 PDBU 22
99 PDBU 23
100 PDBU 24
101 PDBU 25
102 INFO
103 PDBU 26
104 PDBU 27
105 PDBU 28
106 PDBU 29
107 PDBU 30
108 PDBU 31
109 PDBU 32
110 PDBU 33
111 PDBU 34
112 PDBU 35
113 PDBU 36
114 PDBU 37
115 PDBU 38
116 PDBU 39
117 PDBU 40
118 PDBU 41
119 PDBU 42
120 PDBU 43
121 PDBU 44
122 PDBU 45
123 PDBU 46
124 PDBU 47
125 PDBU 48
126 PDBU 49
127 PDBU 50
128 PDBU 51
129 Extra Part
130 Cerita Baru
131 DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132 TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133 Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
1. Permulaan
2
2.Tangisan kesedihan
3
3.Arsen
4
4.Hamil
5
5. Kenyataan pahit
6
6. Sakit perut
7
7.Terungkap
8
8.Diusir
9
9.Pergi jauh
10
10. Prahara di depan warung Tahu isi
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Info
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Info hiatus
49
Part 47
50
Part 48
51
Part 49
52
Part 50 Flashback 1
53
Part 50 Flashback 2
54
Part 50 Flashback 3
55
Part 51
56
Part 52
57
Part 53
58
Part 54
59
Part 55
60
Part 56
61
Part 57
62
Part 58
63
Part 59
64
Part 60
65
Part 61
66
Part 62
67
Part 63
68
Part 64
69
Part 65
70
Part 66
71
Part 67
72
Part 68
73
Part 69
74
Part 70
75
Sequel Tragedi Malam Itu
76
PDBU (Prolog)
77
PDBU (1)
78
PDBU (2)
79
PDBU (3)
80
PDBU (4)
81
PDBU (5)
82
PDBU (6)
83
PDBU (7)
84
PDBU (8)
85
PDBU (9)
86
PDBU (10)
87
PDBU (11)
88
PDBU (12)
89
PDBU (13)
90
PDBU (14)
91
PDBU (15)
92
PDBU (16)
93
PDBU (17)
94
PDBU (18)
95
PDBU (19)
96
PDBU (20)
97
PDBU (21)
98
PDBU 22
99
PDBU 23
100
PDBU 24
101
PDBU 25
102
INFO
103
PDBU 26
104
PDBU 27
105
PDBU 28
106
PDBU 29
107
PDBU 30
108
PDBU 31
109
PDBU 32
110
PDBU 33
111
PDBU 34
112
PDBU 35
113
PDBU 36
114
PDBU 37
115
PDBU 38
116
PDBU 39
117
PDBU 40
118
PDBU 41
119
PDBU 42
120
PDBU 43
121
PDBU 44
122
PDBU 45
123
PDBU 46
124
PDBU 47
125
PDBU 48
126
PDBU 49
127
PDBU 50
128
PDBU 51
129
Extra Part
130
Cerita Baru
131
DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132
TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133
Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!