Di tengah gelap nya malam, pancaran sinar rembulan terlihat sangat indah menyinari bumi yang menambah kesan terang bagi kehidupan di sana. Nisa sedang termenung di dalam kamarnya di tepi jendela sambil mengamati pemandangan langit yang penuh akan taburan bintang-bintang.
Pandangannya hanya satu, yaitu tertuju kepada bintang yang jatuh dari langit. Pemandangan tersebut berhasil mengembangkan senyum wanita rapuh itu.
Tak lama seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamar perempuan itu sambil membawa nampan yang berisi susu ibu hamil serta roti ditangannya. Ia menutup pintu kamar Nisa dan berjalan menghampiri perempuan itu yang belum menyadari bahwa ada orang yang masuk kedalam kamarnya.
Aisyah meletakan nampan tersebut keatas meja nakas, lalu mendekati Nisa yang sedang asik memandangi bintang-bintang yang bersinar. Wanita itu pun menepuk bahu anaknya untuk menyadarkan Nisa yang sedang terbang tinggi bersama lamunannya.
Nisa terkejut dengan tepukan sebuah tangan dipundaknya dari belakang, dengan cepat ia memutar badannya dan menatap sang ibu yang sedang berdiri.
"Ada apa ma?" Tanya Nisa halus.
"Minumlah susu dulu nak untuk menguatkan stamina dan kandungan mu. Serta mama juga ada bawakan kamu roti, makanlah terlebih dahulu. Jangan terlalu larut dengan kesediahan mu itu."
Nisa mengangguk seraya memgambil air susu dari tangan Aisyah. Sebelum meminum air susu tersebut, Nisa terlebih dahulu membaca doa lalu menegaknya habis hingga menyisakan susu yang kental belum larut.
Kemudian Aisyah mengambil gelas susu tersebut dan meletakannya kembali di nampan. Lalu ia mengambil roti tawar dan meneyrahkannya kepada Nisa.
Dengan cepat Nisa menepis tangan sang ibu yang menyodorkan roti tawar tersebut kepada dirinya. Lantas perempuan itu langsung berlari ke dalam toilet yang letaknya tak jauh dari mereka berada.
Huek huek huek
Di dalam kamar mandi, Nisa memuntahkan semua isi perutnya paska mencium bau yang menyengat dari roti tawar tersebut dan mampu membuat dirinya mual.
Aisyah masuk ke dalam dan langaung memijat tengkuk Nisa. Pijatan dari Aisyah mampu membuat Nisa merasa lebih baikan. Ia mengangkat kepalanya, dan mata Nisa bertemu dengan mata Aisyah.
"Ma perut Nisa sakit," ucap Nisa manja. Nisa akhir-akhir ini memang suka bersikap manja dengan ibunya, dan kadang merengek meminta sesuatu di tengah malam, jika tidak dituriti ia akan mengambek dan berakhir menangis di kamar sendirian.
"Yaudah sayang, kita baring aja dulu di kasur, biar mama elusin nanti perutnya ya."
Nisa mengangguk. Aisyah dan Nisa pun keluar dari toilet dan berjalan menghampiri ranjang ukuran quen size milik perempuan itu. Nisa pun merebahkan badannya di kasur yang empuk sambari menunggu sang ibu yang mengambil minyak angin.
Aisyah naik ke atas ranjang kemudian ia menyibakan baju wanita tersebut sehingga terpampaang lah perut Nisa yang mulus dan putih. Aisyah pun menumpahkan setetes minyak kayu putih ke telapak tanganya, lalu ia mengeluskan tangan yang sudah di tumpahi minyak putih tersebut ke permukaan perut Nisa. dan perempuan itu pun menikmati elusan tangan dari Aisyah.
"Ma!"
"Hm."
"Apa Nisa sanggup ngandung tanpa suami yang nemanin Nisa ya ma?"
"Pasti sanggup sayang, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini."
"Ma bagaimana misalnya kalau papa tau Nisa sedang hamil? Dan gimana reaksi kaka kalau dia tau Nisa sedang ngandung, apa kaka akan marah dengan Nisa?"
"Nisa, kamu jangan mikirin itu dulu. Kan mama udah bilang, kalau urusan papa, biar mama yang jelasin."
"Beneran ya ma," kata Nisa menatap sang mama penuh dengan janji.
___________
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Praised94
Terima Kasih 👍💪💪💪💪💪💪💪💪
2023-11-26
0
Erma Wahyuni
kasihan sm nisa nya
2021-03-05
1
Fitri Yani
dibalik cerita terdapat sebuah pesan bagi para orang tua terutama ibu... self mineder😔😔😔😔
2020-11-27
3