4.Hamil

1 Bulan kemudian

Jam terus berlalu, hari terus berganti, minggu-minggu terus berjalan menuju bulan, sedangkan bulan terus memburu tahun. Sudah satu bulan lamanya setelah tragedi yang berhasil menorehkan luka kepada seseorang. Dan sudah satu bulan juga lamanya perempuan itu menjadi seorang wanita kutub. Hari-harinya ia lalui dengan tanpa ekspresi, seperti harapan hidup tidak ada lagi di dalam dirinya.

Sedangkan sang ibu terus mendorong anak nya untuk bangkit lagi dan mengahadapi kenyataan pahit yang selalu membelenggu cewek itu. Jarang sekali ia membuka suaranya dalam beberapa minggu ini, ia selalu menyendiri seperti orang yang tidak kenal dengan dunia luar.

Ia terus mengurung dirinya di dalam kamar sambil menangis dan terisak-isak menyakitkan. Wanita itu sudah sebulan tidak bersekolah, karena katanya ia belum siap melihat wajah lelaki yang telah merenggut kesuciannya. Nisa benci dengan orang itu, ia sangat benci dengan tatapan penuh gairah milik laki-laki itu, ia benci dengan segala hal yang berkaitan dengan Arsen, pokoknya ia benci-benci dan benci.

Rasa benci yang dimiliki oleh cewek itu tidak bisa didefinisikan lagi sebab saking bencinya ia dengan cowok itu, bahkan rasa benci itu kini telah tumbuh menjadi sebuah dendam yang belum terbalaskan.

Mengingat hal itu saja sudah membuat tangan Anisa Ahmad terkepal. Namun ia teringat dengan perkataan sang mama yang mengatakan jikalau orang yang menyimpan dendam dengan seseorang maka orang tersebut akan mendapatkan dosa besar.

Cewek itu menghela napas, lalu ia menatap dirinya di cermin toilet. Di situ ia melihat dirinya yang dalam keadaan menggenaskan. Mata sembap, hidung merah, dan juga jilbab yang ia kenakan menjadi tidak teratur lagi di kepalanya. Ia yang melihat keadaanya yang seperti itu pun memutar keran di wastafel seraya membasuh mukanya.

Ia mengusap wajahnya yang basah menggunakan tisu yang telah disediakan ditiap-tipa toilet. Kemudian perempuan itu membenarkan hijabnya dengan rapi seperti semula waktu dia pergi ke sekolah.

Yap, Nisa memang sekolah pada hari ini, ini semua bukan keinginanya untuk bersekolah, tetapi ia terpaksa melakukannya karena mamanya yang terus mendesak ia untuk bersekolah lagi. lain dari pada itu juga, Nisa telah mendapatkan surat panggilan dari pihak sekolah, sebab sudah hampir satu bulan cewek itu tidak masuk sekolah.

Sedangkan ia berada di dalam toilet ini dikarenakan ia tadi merasakan pusing dan juga perutnya yang mual-mual. Sudah beberapa hari belakangan ini cewek itu terus merasakan hal seperti itu, ia sengaja tidak memberitahukan semua yang ia alami kepada sang mama karena, dia berprasangka bahawa dirinya hanya masuk angin saja.

Huek huek huek

Lagi-lagi cewek itu merasakan pusing dan berusaha memuntahakan sesuatu yang terus saja ingin keluar, namun Nisa sangat heran disangkanya ia akan memuntahkan makanan yang belum dicerna tetapi ia malah dibuat bingung lagi karena yang keluar dari rongga mulutnya hanyalah cairan kental dan berbau.

"Huh," erang permpuan itu.

Ia pun memasukan beberapa air kedalam mulutnya lantas ia pun berkumur-kumur lalu dibuangnya kembali air tersebut. Nisa pun memasukan tangan nya kedalam saku rok dan mengambil sesuatu di dalam sana.

Sangat mengejutkan, ternyata yang diambil Nisa di dalam roknya tadi adalah sebuah benda berupa alat tes kehamilan yaitu testpack. Nisa membeli alat itu saat ia pagi tadi waktu pergi sekolah, karena permpuan itu curiga dengan dirinya yang seperti ini.

Nisa pun mengeceknya, apakah hasilnya benar sesuai dengan dugaannya atau bukan. Tetapi Nisa  mangharapkan kata bukan dan garis satu lah yang ia terima.

Nisa menunggu beberapa menit untuk mengetahui hasilnya. Harap-harap cemas, itulah yang dirasakan wanita itu sekarang, ia menggenggam jemarinya dengan erat dan penuh kegelisahan.

Kini testpack itu telah mengeluarkan hasilnya. Nisa yang mengetahui itu pun memejamkan matanya seraya meraih alat tersebut. Ia membuka kelopak matanya sedikit mengintip alat itu, Nisa juga penasaran dengan hasilnya.

Lantas perempuan itu langsung merosot terduduk di lantai ketika matanya melihat bahwa alat tersebut menunjukan tanda dua garis yang berarti bertanda ia positif hamil.

"Tidak, mungkin. Ini pasti salah."

Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya, kemudian ia sesekali mencek testpack berharap garis di alat tersebut berubah menjadi satu. Namun harapan tidak sesuai dengan kenyataan, meskipun ia membuka matanya selebar-lebarnya, tetap saja alat tersebut menunjukan dua garis.

Ia menangis di dalam toilet tersebut. Semoga saja orang tidak ada masuk kedalam toilet dan mendengar isakan penuh kekecewaan dan luka yang mendalam.

Ia membekap mulutnya tidak percaya dan agar suara isakan tangis perempuan itu tidak terdengar kuat hingga orang tidak berpresangka buruk dan ketakutan bahwa yang di dalam toilet itu adalah hantu.

"Nggak, ini nggak mungkin Ya Allah. Ini semua pasti bohongkan?" Racau Nisa yang terdengar bergetar.

Ia mengusap perut ratanya yang sekarang telah tumbuh segumpal darah yang membentuk embrio. Nisa tidak percaya di umurnya yang dapat dikatakan sangat muda untuk mengandung kini ia telah mendapat kepercayaan dari tuhan untuk menjaga ciptaan tuhan yang baru.

Demi anak yang di kandungnya Nisa harus kuat dan tabah mengahadapi kenyataan yang diujikan kepadanya. Lalu kemudian wanita itu mengusap air matanya yang terkuras habis gara-gara perempuan itu terus mengeluarkan air mata setiap hari selama sebualan ini.

Nisa berdiri dari duduknya yang di lantai toilet, kemudian ia membersihkan wajahnya yang berantakan agar orang tidak mengetahui bahwa dirinya lepas menangis.

"Mama sayang kamu nak!" Ucap Nisa sembari mengusp perut datarnya dan mengembangkan senyuman yang bertanda ia telah bangkit dari keterpurukan dirinya.

Ia tidak bisa terus menerus seperti ini, anak di dalam perutnya sudah pasti menginginkan sang ibu yang kuat dan dapat membantu dirinya menghadapi masa sulit saat teman-teman sebayanya nanti menghina dia.

Nisa pun keluar dari toilet dan berjalan sambil menahan air mata yang terus memasksa ingin keluar. Akibat jalannya yang menunduk Nisa tidak menyadari bahwa ia menabarak seseorang.

"Aduhhh. Maaf," kata Nisa seraya mendongakkan kepala.

Betapa terkejutnya Nisa melihat orang yang telah ia tabrak. Air mata yang ia tahan dari tadi pun tumpah begitu saja saat melihat orang ini. Jantungnya berpacu cepat seakan ingin copot dari tempatnya, ia tidak sanggup berlama-lama di dekat ayah dari anak yang sedang ia kandung, maka wanita itu memutuskan untuk berlari secapat mungkin menjauh dari hadapan orang yang tidak memiliki hati ini.

Namun, saat ia ingin menjauh sebuah lengan mencekal tangannya sehingga ia tertarik dan manik matanya menumbur mata laki-laki itu.

"Mau kemana kamu hah?" Ujar laki-laki itu dengan nada yang terkesan dingin.

Itulah Arsen, ia tidak suka saat badannya atau salah satu anggota tubuhnya disentuh oleh orang lain tanpa seizinnya. Dengan demikian orang-orang tidak berani mendekati Arsen walaupun pesona yang ia miliki sangat susah ditolak. Jika tersenggol sedikit atau dengan sengaja menyentuhnya, siap-siap saja kita menunggu kematian yang akan segera mengahmpiri. Sudah ada yang menjadi korbannya, yaitu Riska Amelia perempuan tercantik di sekolah mereka yang tanpa ada rasa takut sama sekali menyentuh badan laki-laki itu, dan yah begitu lah endingnya, perempuan itu masuk ruamh sakit dan akhirnya pindah sekolah. Arsen tidak akan pernah mengenal mangsanya mau laki-laki atau perempuan, baginya itu semua sama.

"Tolong lepasin aku!!" Ronta Nisa.

"Enak aja kamu ya, udah berani nyentuh gue dan minta dilepasin begitu saja." Nisa terus meronta dan berusaha melepas cekalan tangan Arsen, air mata tak henti-hentinya mengalir bagaikan air sungai.

"TOLONG! TOLONG!! TOLONGG!!!" Teriak perempuan tersebut meminta tolong sehingga para siswa yang berjalan di dekat sana menolehkan pandangan mereka kepada Nisa dan Arsen.

Para audiens yang disuguhkan pemandangan seperti itu meringis melihatnya. Mereka tau, siapa saja yang sudah mempunyai masalah dengan laki-laki itu maka tidak akan pernah selamat. Tiada satu orang pun yang berani menyelamatkan Nisa, orang-orang hanya menyaksikan penuh harap agar Nisa mendapatkan pertolongan dari sang maha kuasa.

"Beraninya lo teriak!" Desis Arsen dengan nada devilnya.

Karena putus asa, Nisa pun akhirnya memutuskan untuk menginjak kaki cowok itu dengan tiba-tiba agar pria itu dengan refleks melepaskan kekangannya kepada Nisa. Benar saja, Arsen pun langsung melepaskan lengan Nisa saat ia mendapatkan perlawanan secara tiba-tiba dari wanita itu. Melihat hal itu Nisa dengan cepat berlari menjauh. Para penonton pun akhirnya bernapas lega dan segera menjauh sebelum mereka yang menjadi korban selanjutnya.

"Dasar Cewek gilaa!!! Ah sialan, awas aja lo nantik," maki Arsen sembari menandai wanita itu sebagai target berikutnya.

___________

TBC

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2023-11-26

0

EndRu

EndRu

ngeri aku mbayangin

2022-09-16

0

Neulis Saja

Neulis Saja

Nisa terus terang ke ibumu kalau kamu hamil

2022-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Permulaan
2 2.Tangisan kesedihan
3 3.Arsen
4 4.Hamil
5 5. Kenyataan pahit
6 6. Sakit perut
7 7.Terungkap
8 8.Diusir
9 9.Pergi jauh
10 10. Prahara di depan warung Tahu isi
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Info
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Info hiatus
49 Part 47
50 Part 48
51 Part 49
52 Part 50 Flashback 1
53 Part 50 Flashback 2
54 Part 50 Flashback 3
55 Part 51
56 Part 52
57 Part 53
58 Part 54
59 Part 55
60 Part 56
61 Part 57
62 Part 58
63 Part 59
64 Part 60
65 Part 61
66 Part 62
67 Part 63
68 Part 64
69 Part 65
70 Part 66
71 Part 67
72 Part 68
73 Part 69
74 Part 70
75 Sequel Tragedi Malam Itu
76 PDBU (Prolog)
77 PDBU (1)
78 PDBU (2)
79 PDBU (3)
80 PDBU (4)
81 PDBU (5)
82 PDBU (6)
83 PDBU (7)
84 PDBU (8)
85 PDBU (9)
86 PDBU (10)
87 PDBU (11)
88 PDBU (12)
89 PDBU (13)
90 PDBU (14)
91 PDBU (15)
92 PDBU (16)
93 PDBU (17)
94 PDBU (18)
95 PDBU (19)
96 PDBU (20)
97 PDBU (21)
98 PDBU 22
99 PDBU 23
100 PDBU 24
101 PDBU 25
102 INFO
103 PDBU 26
104 PDBU 27
105 PDBU 28
106 PDBU 29
107 PDBU 30
108 PDBU 31
109 PDBU 32
110 PDBU 33
111 PDBU 34
112 PDBU 35
113 PDBU 36
114 PDBU 37
115 PDBU 38
116 PDBU 39
117 PDBU 40
118 PDBU 41
119 PDBU 42
120 PDBU 43
121 PDBU 44
122 PDBU 45
123 PDBU 46
124 PDBU 47
125 PDBU 48
126 PDBU 49
127 PDBU 50
128 PDBU 51
129 Extra Part
130 Cerita Baru
131 DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132 TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133 Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
1. Permulaan
2
2.Tangisan kesedihan
3
3.Arsen
4
4.Hamil
5
5. Kenyataan pahit
6
6. Sakit perut
7
7.Terungkap
8
8.Diusir
9
9.Pergi jauh
10
10. Prahara di depan warung Tahu isi
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Info
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Info hiatus
49
Part 47
50
Part 48
51
Part 49
52
Part 50 Flashback 1
53
Part 50 Flashback 2
54
Part 50 Flashback 3
55
Part 51
56
Part 52
57
Part 53
58
Part 54
59
Part 55
60
Part 56
61
Part 57
62
Part 58
63
Part 59
64
Part 60
65
Part 61
66
Part 62
67
Part 63
68
Part 64
69
Part 65
70
Part 66
71
Part 67
72
Part 68
73
Part 69
74
Part 70
75
Sequel Tragedi Malam Itu
76
PDBU (Prolog)
77
PDBU (1)
78
PDBU (2)
79
PDBU (3)
80
PDBU (4)
81
PDBU (5)
82
PDBU (6)
83
PDBU (7)
84
PDBU (8)
85
PDBU (9)
86
PDBU (10)
87
PDBU (11)
88
PDBU (12)
89
PDBU (13)
90
PDBU (14)
91
PDBU (15)
92
PDBU (16)
93
PDBU (17)
94
PDBU (18)
95
PDBU (19)
96
PDBU (20)
97
PDBU (21)
98
PDBU 22
99
PDBU 23
100
PDBU 24
101
PDBU 25
102
INFO
103
PDBU 26
104
PDBU 27
105
PDBU 28
106
PDBU 29
107
PDBU 30
108
PDBU 31
109
PDBU 32
110
PDBU 33
111
PDBU 34
112
PDBU 35
113
PDBU 36
114
PDBU 37
115
PDBU 38
116
PDBU 39
117
PDBU 40
118
PDBU 41
119
PDBU 42
120
PDBU 43
121
PDBU 44
122
PDBU 45
123
PDBU 46
124
PDBU 47
125
PDBU 48
126
PDBU 49
127
PDBU 50
128
PDBU 51
129
Extra Part
130
Cerita Baru
131
DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132
TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133
Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!