1 Bulan kemudian
Jam terus berlalu, hari terus berganti, minggu-minggu terus berjalan menuju bulan, sedangkan bulan terus memburu tahun. Sudah satu bulan lamanya setelah tragedi yang berhasil menorehkan luka kepada seseorang. Dan sudah satu bulan juga lamanya perempuan itu menjadi seorang wanita kutub. Hari-harinya ia lalui dengan tanpa ekspresi, seperti harapan hidup tidak ada lagi di dalam dirinya.
Sedangkan sang ibu terus mendorong anak nya untuk bangkit lagi dan mengahadapi kenyataan pahit yang selalu membelenggu cewek itu. Jarang sekali ia membuka suaranya dalam beberapa minggu ini, ia selalu menyendiri seperti orang yang tidak kenal dengan dunia luar.
Ia terus mengurung dirinya di dalam kamar sambil menangis dan terisak-isak menyakitkan. Wanita itu sudah sebulan tidak bersekolah, karena katanya ia belum siap melihat wajah lelaki yang telah merenggut kesuciannya. Nisa benci dengan orang itu, ia sangat benci dengan tatapan penuh gairah milik laki-laki itu, ia benci dengan segala hal yang berkaitan dengan Arsen, pokoknya ia benci-benci dan benci.
Rasa benci yang dimiliki oleh cewek itu tidak bisa didefinisikan lagi sebab saking bencinya ia dengan cowok itu, bahkan rasa benci itu kini telah tumbuh menjadi sebuah dendam yang belum terbalaskan.
Mengingat hal itu saja sudah membuat tangan Anisa Ahmad terkepal. Namun ia teringat dengan perkataan sang mama yang mengatakan jikalau orang yang menyimpan dendam dengan seseorang maka orang tersebut akan mendapatkan dosa besar.
Cewek itu menghela napas, lalu ia menatap dirinya di cermin toilet. Di situ ia melihat dirinya yang dalam keadaan menggenaskan. Mata sembap, hidung merah, dan juga jilbab yang ia kenakan menjadi tidak teratur lagi di kepalanya. Ia yang melihat keadaanya yang seperti itu pun memutar keran di wastafel seraya membasuh mukanya.
Ia mengusap wajahnya yang basah menggunakan tisu yang telah disediakan ditiap-tipa toilet. Kemudian perempuan itu membenarkan hijabnya dengan rapi seperti semula waktu dia pergi ke sekolah.
Yap, Nisa memang sekolah pada hari ini, ini semua bukan keinginanya untuk bersekolah, tetapi ia terpaksa melakukannya karena mamanya yang terus mendesak ia untuk bersekolah lagi. lain dari pada itu juga, Nisa telah mendapatkan surat panggilan dari pihak sekolah, sebab sudah hampir satu bulan cewek itu tidak masuk sekolah.
Sedangkan ia berada di dalam toilet ini dikarenakan ia tadi merasakan pusing dan juga perutnya yang mual-mual. Sudah beberapa hari belakangan ini cewek itu terus merasakan hal seperti itu, ia sengaja tidak memberitahukan semua yang ia alami kepada sang mama karena, dia berprasangka bahawa dirinya hanya masuk angin saja.
Huek huek huek
Lagi-lagi cewek itu merasakan pusing dan berusaha memuntahakan sesuatu yang terus saja ingin keluar, namun Nisa sangat heran disangkanya ia akan memuntahkan makanan yang belum dicerna tetapi ia malah dibuat bingung lagi karena yang keluar dari rongga mulutnya hanyalah cairan kental dan berbau.
"Huh," erang permpuan itu.
Ia pun memasukan beberapa air kedalam mulutnya lantas ia pun berkumur-kumur lalu dibuangnya kembali air tersebut. Nisa pun memasukan tangan nya kedalam saku rok dan mengambil sesuatu di dalam sana.
Sangat mengejutkan, ternyata yang diambil Nisa di dalam roknya tadi adalah sebuah benda berupa alat tes kehamilan yaitu testpack. Nisa membeli alat itu saat ia pagi tadi waktu pergi sekolah, karena permpuan itu curiga dengan dirinya yang seperti ini.
Nisa pun mengeceknya, apakah hasilnya benar sesuai dengan dugaannya atau bukan. Tetapi Nisa mangharapkan kata bukan dan garis satu lah yang ia terima.
Nisa menunggu beberapa menit untuk mengetahui hasilnya. Harap-harap cemas, itulah yang dirasakan wanita itu sekarang, ia menggenggam jemarinya dengan erat dan penuh kegelisahan.
Kini testpack itu telah mengeluarkan hasilnya. Nisa yang mengetahui itu pun memejamkan matanya seraya meraih alat tersebut. Ia membuka kelopak matanya sedikit mengintip alat itu, Nisa juga penasaran dengan hasilnya.
Lantas perempuan itu langsung merosot terduduk di lantai ketika matanya melihat bahwa alat tersebut menunjukan tanda dua garis yang berarti bertanda ia positif hamil.
"Tidak, mungkin. Ini pasti salah."
Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya, kemudian ia sesekali mencek testpack berharap garis di alat tersebut berubah menjadi satu. Namun harapan tidak sesuai dengan kenyataan, meskipun ia membuka matanya selebar-lebarnya, tetap saja alat tersebut menunjukan dua garis.
Ia menangis di dalam toilet tersebut. Semoga saja orang tidak ada masuk kedalam toilet dan mendengar isakan penuh kekecewaan dan luka yang mendalam.
Ia membekap mulutnya tidak percaya dan agar suara isakan tangis perempuan itu tidak terdengar kuat hingga orang tidak berpresangka buruk dan ketakutan bahwa yang di dalam toilet itu adalah hantu.
"Nggak, ini nggak mungkin Ya Allah. Ini semua pasti bohongkan?" Racau Nisa yang terdengar bergetar.
Ia mengusap perut ratanya yang sekarang telah tumbuh segumpal darah yang membentuk embrio. Nisa tidak percaya di umurnya yang dapat dikatakan sangat muda untuk mengandung kini ia telah mendapat kepercayaan dari tuhan untuk menjaga ciptaan tuhan yang baru.
Demi anak yang di kandungnya Nisa harus kuat dan tabah mengahadapi kenyataan yang diujikan kepadanya. Lalu kemudian wanita itu mengusap air matanya yang terkuras habis gara-gara perempuan itu terus mengeluarkan air mata setiap hari selama sebualan ini.
Nisa berdiri dari duduknya yang di lantai toilet, kemudian ia membersihkan wajahnya yang berantakan agar orang tidak mengetahui bahwa dirinya lepas menangis.
"Mama sayang kamu nak!" Ucap Nisa sembari mengusp perut datarnya dan mengembangkan senyuman yang bertanda ia telah bangkit dari keterpurukan dirinya.
Ia tidak bisa terus menerus seperti ini, anak di dalam perutnya sudah pasti menginginkan sang ibu yang kuat dan dapat membantu dirinya menghadapi masa sulit saat teman-teman sebayanya nanti menghina dia.
Nisa pun keluar dari toilet dan berjalan sambil menahan air mata yang terus memasksa ingin keluar. Akibat jalannya yang menunduk Nisa tidak menyadari bahwa ia menabarak seseorang.
"Aduhhh. Maaf," kata Nisa seraya mendongakkan kepala.
Betapa terkejutnya Nisa melihat orang yang telah ia tabrak. Air mata yang ia tahan dari tadi pun tumpah begitu saja saat melihat orang ini. Jantungnya berpacu cepat seakan ingin copot dari tempatnya, ia tidak sanggup berlama-lama di dekat ayah dari anak yang sedang ia kandung, maka wanita itu memutuskan untuk berlari secapat mungkin menjauh dari hadapan orang yang tidak memiliki hati ini.
Namun, saat ia ingin menjauh sebuah lengan mencekal tangannya sehingga ia tertarik dan manik matanya menumbur mata laki-laki itu.
"Mau kemana kamu hah?" Ujar laki-laki itu dengan nada yang terkesan dingin.
Itulah Arsen, ia tidak suka saat badannya atau salah satu anggota tubuhnya disentuh oleh orang lain tanpa seizinnya. Dengan demikian orang-orang tidak berani mendekati Arsen walaupun pesona yang ia miliki sangat susah ditolak. Jika tersenggol sedikit atau dengan sengaja menyentuhnya, siap-siap saja kita menunggu kematian yang akan segera mengahmpiri. Sudah ada yang menjadi korbannya, yaitu Riska Amelia perempuan tercantik di sekolah mereka yang tanpa ada rasa takut sama sekali menyentuh badan laki-laki itu, dan yah begitu lah endingnya, perempuan itu masuk ruamh sakit dan akhirnya pindah sekolah. Arsen tidak akan pernah mengenal mangsanya mau laki-laki atau perempuan, baginya itu semua sama.
"Tolong lepasin aku!!" Ronta Nisa.
"Enak aja kamu ya, udah berani nyentuh gue dan minta dilepasin begitu saja." Nisa terus meronta dan berusaha melepas cekalan tangan Arsen, air mata tak henti-hentinya mengalir bagaikan air sungai.
"TOLONG! TOLONG!! TOLONGG!!!" Teriak perempuan tersebut meminta tolong sehingga para siswa yang berjalan di dekat sana menolehkan pandangan mereka kepada Nisa dan Arsen.
Para audiens yang disuguhkan pemandangan seperti itu meringis melihatnya. Mereka tau, siapa saja yang sudah mempunyai masalah dengan laki-laki itu maka tidak akan pernah selamat. Tiada satu orang pun yang berani menyelamatkan Nisa, orang-orang hanya menyaksikan penuh harap agar Nisa mendapatkan pertolongan dari sang maha kuasa.
"Beraninya lo teriak!" Desis Arsen dengan nada devilnya.
Karena putus asa, Nisa pun akhirnya memutuskan untuk menginjak kaki cowok itu dengan tiba-tiba agar pria itu dengan refleks melepaskan kekangannya kepada Nisa. Benar saja, Arsen pun langsung melepaskan lengan Nisa saat ia mendapatkan perlawanan secara tiba-tiba dari wanita itu. Melihat hal itu Nisa dengan cepat berlari menjauh. Para penonton pun akhirnya bernapas lega dan segera menjauh sebelum mereka yang menjadi korban selanjutnya.
"Dasar Cewek gilaa!!! Ah sialan, awas aja lo nantik," maki Arsen sembari menandai wanita itu sebagai target berikutnya.
___________
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2023-11-26
0
EndRu
ngeri aku mbayangin
2022-09-16
0
Neulis Saja
Nisa terus terang ke ibumu kalau kamu hamil
2022-09-10
0