5 tahun kemudian
Di rumah kontrakan yang tidak terlalu besar di salah satu kawasan Jakarta yang setiap paginya selalu dipenuhi dengan suara teriak-teriakan anak kecil maupun pertengkaran antara anak dan ibu. Seperti itulah setiap paginya di sana, namun tetangga tidak terusik akan hal itu, mereka malah senang dan jadi gemas mendengarnya. Tapi tidak menutupi juga ada yang selalu menggunjing penghuni kontrakan tersebut.
Terlihat seorang wanita berumur dua puluh tigaan sedang mengejar balita berumur 5 tahunan yang sedang dalam masa aktif-aktifnya. Ia sangat senang menjahili ibunya ketika sang ibu ingin memakaikannya baju. Wanita itu terus berlari memutari ruang tengah dengan tangan yang penuh pakaian anaknya.
Nisa wanita itu pun berhenti berlari. Napasnya ngos-ngosan akibat mengejar anaknya yang sangat malas mengenakan pakaian. Wanita itu mengucap di dalm hatinya, sewaktu ia kecil orangtunaya mengtakan kalau ia sangat pintar dan penurut. Namun ini apa, tiada satu pun sifat anaknya yang sama dengannya. Pasti anaknya mewarisi sifat Arsen. Nisa tidak percaya bahwa Arsen keras kepala, tidak suka mengenakan pakaian, dan sangat jahil. Hati perempuan itu hanya bisa berdoa agar Gabriel tidak sebrengsek ayahnya. Ayolah ia sudah menderita, jangan buat dirinya menderita lagi dengan kelakuan sang anaknya itu.
"Gabriel pakai bajunya!!!" Teriak Nisa yang rutin dilakukan setiap pagi.
"Nggak mau nda. Tangkap Gabliel dulu balu Iel mau pakai bajunya." Bukannya menuruti permintaan sang bunda, tapi malahan memberikan tantangan kepada ibunya.
Gabriel baru saja lepas mandi pagi, itu pun bocah laki-laki itu harus dipaksa terlebih dahulu baru mau mandi. Anak dari Nisa itu sangat berbanding terbalik dengan sifat ibundanya. Butuh ekstra kesabaran bagi Nisa menghadapi anak laki-lakinya itu.
"Gabriel bunda capek. Emang Iel tidak kasian liat bunda lari-larian kejar Iel? Entar bunda rematik lagi dan masuk rumah sakit. Iel mau liat bunda masuk rumah sakit?" Ujar Nisa dengan tampang sedihnya. Wanita itu mengeluarkan jurusnya yang sangat ampuh dan itu terbukti dengan Gabriel yang menggeleng lantas mendekati Nisa.
"Iel nggak mau liat bunda sakit. Sekalang Iel mau pakai bajunya bunda. Tapi unda juga janji jangan sakit," lirih anak itu yang sudah tertipu dengan ucapan Nisa tadi.
Di dalam hati Nisa tergelak melihat kepolosan anaknya. Wajah perempuan itu sedari tadi menahan tawa yang ingin lepas agar tidak dicurigai sang anak.
"Iya bunda janji."
Nisa memasangkan anaknya baju dengan pakaian dalam terlebih dahulu hingga sampai dengan selesai. Anak itu begitu menurut ketika didandani oleh Nisa. Wajahnya yang chubby pun digelembungkannya sehingga membuat iman Nisa tergoda untuk mencium pipi anaknya itu.
"Ih.. bunda jangan cium Iel. Iel nggak suka dicium-cium," cemberut anak itu sembari memasang wajah juteknya.
"Iya-iya deh anak bunda yang tampan."
Anak itu ikut duduk di sofa di samping ibunya. Nisa mengernyitkan dahi kala melihat anaknya yang sedang tertunduk dan memainkan jari-jarinya yang kecil, sesakali anak itu menatapnya dengan lucu dan berkedip-kediap.
Wanita itu mengehela napasnya sebab ia mengetahui mengapa anakanya bersikap seperti ini. Ia pun menyunggingkan senyum manis milik perempuan itu seraya membelai suari anaknya.
"Iel mau apa?"
Anak yang dipanggil Iel seketika mendongak dengan mata berbinar sebab ibunya sangat pekak. Ia mengetuk telunjuknya di dagu dan menatap sang bunda. Sedangkan Nisa mengkerutkan kedua alis melihat tingkah lucu anaknya.
"Bunda! Bunda tau nggak kenapa Iel seling jahil dengan bunda?" Tanyanya dengan bahasa cadel milik anak laki-laki itu.
"Kenapa?"
"Itu kalena Iel kesel sama bunda. Kapan sih papa pulang keljanya bun? Kan Iel kangen sama papa. Teman-teman Iel punya papa semua bun, Iel pengin kaya meleka juga yang ditemanin main sama papanya. Denis juga sering ejekin Iel nggak punya papa."
Bagaikan hatinya tertusuk benda tumpul ketika mendengar penuturan anaknya yang cukup kena di hatinya. Mata perempuan itu berair dan tak lama air mata tersebut luruh menimpa pipi. Ia tak sanggup mendengar permintaan sang anak yang sampai kapan pun tidak bisa ia wujudkan.
"Kenapa nangis nda. Kalau bunda nagis, Iel juga ikut nangis deh. Huaaa bundaa."
"Bunda nggak kenapa-kenapa kok. Papa pasti datang nak dan nemuin Iel dengan bawa mainan yang banyak dan mahal-mahal dan lebih bagus dari pada minan Denis, makanya papa cari uang yang banyak di negeri seberang buat beliin mainan Iel. Iel jangan sedih lagi ya."
Anak itu langsung mengangguk dan mengusap air matanya sendiri, lantas berhambur di dalam dekapan sang bunda.
"Iya nda."
"Anak pintar."
Sedangkan dibalik tembok ada seseorang yang sedari tadi mendengar semua percakapan antara anak dan ibu. Air matanya turun akibat begitu menghayati percakapan tersebut. Ia berdecak kagum kepada Nisa yang selalu tabah menghadapi ujian yang begitu berat.
Perempuan tersebut keluar dari persembunyian dan menghapus jejak air mata di wajahnya.
"Morning All," teriak Ibel menggelegar yang hampir saja membuat bangunan di ruamah itu runtuh.
"Morning aunty," balas Gabriel.
"Eh ada keponakan aunty yang ganteng. Kiss me please." Ibel menepuk pipnya menggunkan jari telunjuk.
Dengan semangat Gabriel mendekati Ibel dan mencium pipi perempuan tersebut, lantas terkikik membuat gemas Ibel. Tapi ketika Ibel ingin mendaratkan ciuman di wajah Gabriel, dengan cepat anak itu menjauhkan wajahnya.
"No no no. Don't kiss me. Iel nggak suka dicium-cium," anak itu menatap horor Ibel.
"Curang ih," gerutu Ibel.
"Kak Ibel kok cepat banget pergi kerjanya?" Tanya Nisa heran, sebab tak biasanya wanita itu pergi pagi-pagi buta begini.
"Oh itu. Katanya sih ada anak bos dari Inggris akan datang keperusahaan menggantikan ayahnya untuk memantau perusahaan. Jadi kami dituntut lebih cepat datangnya untuk mempersiapkan segala kebutuhan penyambutan kedatangan anak bos," Jelas Ibel, "kalau gitu Gue pergi dulu ya. Assalamuallaikum."
"Eh! Wallaikumsallam. Hati-hati kak Ibel, semoga sukses."
"Aminn."
__________
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍
2023-11-26
0
Neulis Saja
pasti si bastard arsen
2022-09-11
0
Yati Rosmiyati
arsen kembali
2022-08-31
0