Seseorang terbangun dari tidur lelapnya, ia mengerjap-ngerjapkan kedua kelopak matanya untuk menyesuaikan dengan sinar matahari yang masuk ke dalam melalui lubang-lubang dinding rumah yang sudah termakan usia.
Dengan tenaga yang tersisa ia mengangkat tangan kananya sembari mengucek-ngucek kedua bola matanya yang lelah, ia malam tadi baru saja bisa tertidur pada saat jam 3:00 WIB pagi, akibat pergulatan mereka yang kini telah menjadi sejarah hidup perempuan itu.
Nisa memijat kepalanya yang berputar hebat, kemudian ia membuka kedua matanya dengan sempurna. Betapa terkejutnya perempuan itu saat dia menyadari jika ia tertidur di dalam dekapan seorang laki laki.
Sontak Nisa langsung melepaskan lengan kekar yang memeluk dirinya. Lalu wanita itu mengubah posisi baringnya menjadi duduk. Ia melihat ke tubuhnya yang tidak tertutupi sehelai benang pun. Lantas menarik selimut sampai ke dada untuk menutupi tubuh polos wanita itu.
Ia melirik kepada laki-laki yang telah merenggut masa depannya yang sama polos seperti dirinya. Setets air mata berharga jatuh dari kedua bola mata Hazel Nut milik perempuan itu ketika ingatannya mulai bersatu dan hingga ia teringat kejadian malam tadi yang menimpa dirinya. Betapa kasar dan bergairahnya laki-laki itu saat melakukan hal yang tak terpuji kepada dirinya.
Nisa membalutkan selimut tersebut ke tubuh polosnya dan seraya bangkit dari ranjang yang tak kalah reot dari perkakas yang lain. Ia turun dari ranjang pelan-pelan meskipun rasa sakit di selangkang sangat terasa, namun ia tidak peduli. Perempuan tersebut memunguti satu-persatu pakaian yang berserakan di lantai lantas berjalan ke arah ruangan yang lain untuk mengenakan pakaian yang sudah dirobek oleh laki-laki itu.
Ia tidak peduli lagi dengan keadaan dirinya yang berantakan dan baju seragam yang tak berbentuk lagi. Yang ada di pikiran cewek itu adalah pulang ke rumah dan mentralkan perasaanya yang berkecemuk, selalin itu ia tidak ingin lagi menatap wajah Arsen orang yang telah menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang perempuan.
____________
Tok Tok Tok
"Assalamuallaikum maa!!" Teriak Nisa di depan pintu utama.
"Wallaikumsallam, bentar ya," Jawab sang mama dari dalam rumah.
Tak lama Pintu pun dibuka dan menampilkan sang Mama Aisyah yang sudah rapi dengan balutan baju gamis serta hijab syari yang menutupi rambut putih sang mama.
Mata Mama Aisyah langsung melebar melihat anak kesayanganya yang telah pulang dengan keadaan yang memprihatinkan, ia dengan cepat memeluk anaknya yang entah sejak kapan sudah berlinang air mata.
Nisa menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan sang mama. Ia menumpahkan segala kegunduhan hatinya dan perasaan sakit di dalam dekapan sang mama yang terasa nyaman dapat menenagkan hatinya.
Tanpa ditebak Aisyah sudah tau perihal apa yang telah menimpa sang anak dengan hanya melihat penampilan Nisa yang berantakan, ia membalas pelukan perempuan itu dan mengusap-usap punggung Nisa dengan lembut menenangkan anaknya ini yang sedang menangis histeris.
Melihat sang anak yang seperti ini membuat Aisyah ikut meneteskan air mata. Ia juga dapat merasakan apa yang telah dirasakan sang anak, Aisyah tau bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang berharga dari dalam diri seseorang perempuan.
Aisyah melepaskan pelukan keduanya, dan menangkup kedua lengan sang Anak dan tersenyum hangat. "Nak kita masuk dulu, baru ceitakan semuanya ke mama ya." Nisa mengangguk dan Aisyah yang melihat itu semakin tersenyum.
Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu. Kini Nisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia mengusap air matanya yang tumpah dan menatap sang ibu lekat sebelum memulai pembicaraan. Senyuman dan anggukan dari sang ibulah yang menguatkan hati Nisa untuk menceritakan semuanya.
Nisa menceritakan semuanya yang ia alami malam tadi hingga dari sepeda sialannya yang putus rantai sampai ia yang terbangun tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Perempuan itu hanya menceritakan bagian-bagian yang tidak ekstrim saja.
"Siapa namanya nak?" Tanya sang ibu sembari mengusap punggung Nisa.
"Arsen ma," lirih Nisa terisak kembali.
"Sabar sayang, Allah tidak akan menguji seseorang di luar batas kemampuan hambanya. Allah mengujimu dengan hal itu, karena Allah tau jika hatimu kuat untuk menghadapi semua kenyataan ini," nasehat sang mama.
Nisa langsung memeluk sang mama yang telah menjadi pahlawannya dari kecil, " makasih ma. Ma! tolong rahasikan ini semua dari Papa dan yang lainnya ya."
"Iya sayang. Pasti mama lakuin itu, tidak mungkin Mama memberitahu ini semua ke Papa mu. Yang ada nanti darah tingginya naik, entar muncrat dari kepala gimana? Kan bahaya."
"Ih mama apa-apaan sih," tawa halus mengiringi Nisa mengatakan kalimat tersebut.
"Nah, gitu dong sayang. Kan manis kalau ketawa, nggak kaya tadi mukanya masam kaya malaikat penjaga pintu neraka. Tapi kamu sekolah nggak hari ini?" Tanya sang mama sambil membelai kepala Nisa dengan penuh kelembutan.
"Nggak ma, Nisa belum siap buat sekolah, apalagi liat wajahnya Arsen."
"Terserah kamulah sayang. Yang penting kamu bahagia," kata sang mama.
'Makasih ya allah kau telah menitipkan malaikat penyejuk hatiku. I Love You ma.'
__________
TBC
Pesan: Part ini aku buat dengan penuh perasaan. Janganlah memarahi sang anak jika sedang dirunduk masalah. Hiburlah mereka dengan candaan agar sejenak anak kita bisa melupakan masalahnya. Part ini dibuat karena saya selalu merasa tertekan dengan segala ucapan orang tua saya yang selalu menyakiti hati. Saya ingin membuat tokoh figur seorang ibu yang saya inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rere Salsa
klo saya sebagai org tua Nisa,pasti datangi keluarga laki2 ,biar berembuk
2024-02-09
0
ciby😘
respone sangar... harus nya lapor polisi malah buat becanda...🤣🤣
2024-02-07
1
Praised94
terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍👍
2023-11-26
0