**Warning: Ini cerita adalah cerita dengan konflik berat. Saya saran kan untuk berpikir ulang buat baca Novel ini agar tidak pusing di tengah.
JANGAN PERNAH BAWA CERITA INI KE KEHIDUPAN NYATA. SEMUA ISINYA HANYALAH FIKSI BELAKA, YANG KEMUNGKINAN BISA TERJADI DAN TIDAK BISA TERJADI**.
.
.
.
.
.
.
POV NIS
Hay namaku adalah Anisa Ahmad gadis cantik yang mengenakan hijab. Minggu lalu aku baru saja merayakan ulang tahun ku yang ke tujuh belas, tidak disangka ya dulu aku sangat kecil dan kini sekarang aku sudah tumbuh dewasa. Rasanya baru saja kemarin aku bermain Barbie dan pondok-pondokan bersama ibu dan ayah.
Untuk lebih mengenal lagi siapa aku, aku akan memperkenalkan tentang keluarga ku terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap kehidupan sehari-hariku. Aku adalah anak nomor dua dari tiga bersaudara, aku memiliki kaka laki-laki bernama Habib Ahmad yang sekarang ini sedang menempuh pendidikan di Mesir. Dan aku juga memiliki adik perempuan yang cantik tetapi sangat jahil yaitu namanya adalah Nur Alsya Ahmad. Ayahku merupakan seorang ustad ternama di tanah air yang bernama Ustad Ahmad Hairullah, sedangkan ibu ku bernama Aisyah Rahman seorang guru ngaji di TPA terdekat.
Aku akan menjelaskan kenapa nama-nama keluarga ku semuanya terkesan Religi. Jadi begini, keluarga ku bisa disebut orang yang sangat taat beribadah dan mematuhi perintah Allah. Dan kami bertiga juga sudah dari kecil diajari oleh ayah dan ibu ku tentang beragama dan juga membaca ayat suci Al-Qur'an.
Itulah sekilas cuplikan deskripsi tentang diriku.
POV AUTHOR
Seorang gadis manis yang mengenakan seragam SMAN 1 Jakarta dan juga mengenakan hijab, duduk di salah satu meja dari sekian banyak meja-meja yang ada di sana. Ia begitu serius memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran di depan. Jika ada bagian-bagian yang penting maka perempuan itu akan mencatatnya dengan cepat dan mata yang tetap memandang kearah guru tersebut.
Tringggg
Bel pulang berbunyi menggema di seluruh penjuru sekolah, siswa-siswi yang mendengar bel tersebut dengan cepat mengemasi alat-alat belajar yang berserakan di atas meja dan memasukannya ke dalam tas mereka.
"Ok anak anak! Karena bel pulang sudah berbunyi, maka pelajaran kita stop kan dahulu sampai di sini. Ingat besok kita akan mengadakan praktek IPA. Kalau begitu ibu keluar dulu," ujar sang guru seraya pergi melenggang dari kelas tanpa harus siswa mengucapkan salam hormat terlebih dahulu.
"Baik bu!!!" Jawab anak murid serempak menanggapi ucapan guru tadi.
Saat guru tersebut telah jauh, siswa-siswi kelas XII.IPA 1 dengan gesit seperti kilat menyambar tas mereka dan berlari keluar kelas karena tidak sabaran ingin pulang dan melakukan aktivitas di rumah ataupun di mana saja seperti biasanya.
Namun tidak dengan gadis yang terlihat lugu dan mengenakan kecamata minusnya, ia merupakan siswi yang tertinggal sendirian di kelas tersebut. Dengan sabar ia mengemasi buku-bukunya yang ada di atas meja lalu memasukannya ke dalam tas dengan rapi.
Setelah semuanya tidak ada lagi yang tertinggal di atas mejanya, gadis yang bernama Nisa itu pun menyandang tas ransel miliknya ke pundak. Ia memang tidak memiliki satu orang pun teman, sebab semua orang tidak mau berdekatan dengan dirinya karena ia yang pendiam.
Waktunya ia habiskan hanya untuk membaca buku maupun Al-Qur'an di perpustakaan. Ia merupakan siswi yang pintar, dan bahkan ialah sang juara umumnya di sekolah ini. Meskipun ia merupakan sang juara dan siswi berprestasi, tetap saja banyak orang yang tidak mengetahui siapa dia, karena perempuan itu selalu bersembunyi di balik tumpukan buku.
Ia berjalan menyusuri sepinya koridor. Perempuan itu menghela napas panjang karena hanya dialah yang tertinggal sendirian di sekolah ini. Memang menyeramkan tapi hal tersebut tidaklah membuat gadis bernama Nisa itu ketakutan berjalan sendirian, sebab ia banyak hapal ayat-ayat Al-Qur'an jadi jika ada setan yang mengganggunya tinggal ia bacakan saja ayat-ayat yang ia hapal.
Kini Nisa berjalan melewati ruangan labor. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Refleks Nisa menghentikan jalannya dan berbalik kebelakang. Ia menatap orang yang menepuk pundaknya tersebut dengan tatapan lega.
"Ada apa bu?" Tanya Nisa penasaran.
"Nisa, bisa kamu bantu ibu menyiapkan bahan-bahan praktek IPA untuk besok di labor?" Pinta ibu guru itu yang mengajar di bidang studi IPA.
"Ah ibu, saya bisa kok membantu ibu," jawab Nisa seraya menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.
"Terimakasih Nisa. Kalau begitu kita siapkan sekarang," ujarnya berterimakasih.
"Baik Bu Siti," tutur Nisa halus untuk menghormati Ibu Siti yang lebih tua dari pada dirinya.
Sedangkan guru yang dipanggil Siti itu mendengar jawaban dari Nisa lantas menarik tangan perempuan tersebut dan membawanya masuk ke dalam labor yang letaknya tak jauh dari posisi mereka.
_______________
Nisa menghela napasnya penat. Ia baru saja selesai membantu ibu Siti menyiapkan bahan-bahan praktek IPA untuk besok. Hari sekarang ini sudah malam, lantas ia melihat jam yang terdapat di tangan kirinya tersebut.
Nisa terkejut luar biasa melihat jam yang melingakar di tangannya itu. Jam telah menunjukan pukul 19:27 WIB. Ia jadi gelisah sendiri karena dia melupakan kewajiabannya sebagai seorang muslimah, yaitu ia belum mengerjakan shalat Maghrib. Dan yang membuat Nisa jadi ketakutan adalah orang tuanya pasti menunggu dirinya dengan cemas di rumah.
Ia berlari di koridor menuju parkiran. Sesampainya di parkiran, ia langsung mengambil sepedanya yang terparkir lalu menungganginya dan mengayuh pedal sepeda tersebut dengan laju.
Mungkin nasib sial yang ia dapatkan pada hari ini, tiba-tiba saja di pertengah jalan yang sepi sepeda Nisa rantainya putus.
Ia turun dari sepeda dan berjongkok didekat sepeda tersebut untuk mengecek rantai sepedanya yang putus. Ia menarik napas penuh kesabaran. Sabar Nisa orang sabar disayang Tuhan.
Ia merogoh saku bajunya dan mengambil handphone Samsung keluaran zaman dahulu. Lalu ia menghidupakan handphonenya, dan mengetikan beberapa digit angka di sana.
Namun panggilannya baru saja terhubung, tiba-tiba handphone milik Nisa mati dikarenakan habis baterai. Ia mengusap wajahnya prustasi, tidak bisa dipungkiri jikalau Nisa sangat ketakutan di tempat sepi tanpa adanya orang yang meramaikan jalanan.
"Ya Allah tolong Nisa," Mohon Nisa putus asa sambil mendongakkan kepala menatap langit malam.
Ia melirik sana-sini dan ia tak sengaja melihat ada seseorang yang sedang berdiri di pinggir jalan tak jauh dari dirinya. Nisa tersenyum lantas mengahampiri orang tersebut, mungkin orang itu bisa membantu memperbaiki sepedanya.
"Maaf Mas, bisa minta tolong nggak?" Tanya Nisa kepada orang tersebut yang bergenderkan laki-laki.
"......" Tak ada jawaban sama sekali dari orang itu.
"Maaf Mas, bisa bantu saya sebentar," pinta Nisa sekali lagi.
"......." Masih sama tak ada jawaban.
Nisa jadi takut sendiri melihat laki-laki itu yang tak ada reaksi saat ia memanggilnya. Tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, lantas Nisa beranjak menjauhi orang tersebut. Pada saat Nisa ingin membalikkan badannya orang tersebut dengan sigap mencekal pergelangan tangan Nisa dan menariknya hingga Nisa berbalik dan menubruk dada bidang laki-laki itu. Nisa semakin ketakutan saat indera penciumannya mencium bau alkohol menyeruak dari tubuh laki-laki itu.
"Arsen!!" Ucap perempuan tersebut terkejut melihat siapa laki-laki itu. Arsen merupakan cowok paling bad boy di sekolahnya dan paling mengerikan, hingga tiada satu orang pun berani mendekatinya sebab laki-laki itu yang selalu misterius dan tidak suka diusik ketenangannya. Walaupun begitu ia tetap Most Wantednya SMAN 1 JAKARTA.
Arsen terkekeh melihat raut wajah Nisa yang ketakutan. "Mari bersenang-senang dengan ku baby malam ini," bisik Arsen di telinga Nisa yang tertutup jilbab.
Nisa semakin ketakutan setelah mendengar bisikan yang menakutkan itu. Ia memberontak minta dilepaskan oleh Arsen, namun perlawanannya itu tidak membuahkan hasil dan malah membuang-buang tenaganya.
"Sok suci lo hah!" Marah Arsen atas perlawanan yang diberikan wanita itu. Ia menarik Nisa yang sudah menangis pilu ke dekat rumah reot yang tak jauh dari arena mereka sekarang.
Nisa semakin gencar memukuli bagian badan Arsen. Ia ingin sekali menendang bagian intim laki-laki itu tapi ia urungkan karena ia sedang mengenakan rok, lagian juga sangat susah baginya untuk melakukan itu. "Arsen lepasinnn!!!!" Brontak Nisa yang tidak didengarkan laki-laki itu, ia membaca berbagai ayat-ayat yang ia hapal meminta pertolongan Allah.
"Arsen jangannnnn!!!!!!" Teriak Nisa yang sudah direnggut mahkotanya. Dan kini terjadilah malam kelam tersebut dan menjadi awal permulaan kisah kehidupan Nisa yang sesungguhnya yang akan dimulai.
___________
Tbc
Pesan: Bagi kalian yang para wanita hindari lah keluar malam sendirian, karena kita tidak tau jika di luar sana bisa saja ada bahaya yang mengintai.
Seseorang terbangun dari tidur lelapnya, ia mengerjap-ngerjapkan kedua kelopak matanya untuk menyesuaikan dengan sinar matahari yang masuk ke dalam melalui lubang-lubang dinding rumah yang sudah termakan usia.
Dengan tenaga yang tersisa ia mengangkat tangan kananya sembari mengucek-ngucek kedua bola matanya yang lelah, ia malam tadi baru saja bisa tertidur pada saat jam 3:00 WIB pagi, akibat pergulatan mereka yang kini telah menjadi sejarah hidup perempuan itu.
Nisa memijat kepalanya yang berputar hebat, kemudian ia membuka kedua matanya dengan sempurna. Betapa terkejutnya perempuan itu saat dia menyadari jika ia tertidur di dalam dekapan seorang laki laki.
Sontak Nisa langsung melepaskan lengan kekar yang memeluk dirinya. Lalu wanita itu mengubah posisi baringnya menjadi duduk. Ia melihat ke tubuhnya yang tidak tertutupi sehelai benang pun. Lantas menarik selimut sampai ke dada untuk menutupi tubuh polos wanita itu.
Ia melirik kepada laki-laki yang telah merenggut masa depannya yang sama polos seperti dirinya. Setets air mata berharga jatuh dari kedua bola mata Hazel Nut milik perempuan itu ketika ingatannya mulai bersatu dan hingga ia teringat kejadian malam tadi yang menimpa dirinya. Betapa kasar dan bergairahnya laki-laki itu saat melakukan hal yang tak terpuji kepada dirinya.
Nisa membalutkan selimut tersebut ke tubuh polosnya dan seraya bangkit dari ranjang yang tak kalah reot dari perkakas yang lain. Ia turun dari ranjang pelan-pelan meskipun rasa sakit di selangkang sangat terasa, namun ia tidak peduli. Perempuan tersebut memunguti satu-persatu pakaian yang berserakan di lantai lantas berjalan ke arah ruangan yang lain untuk mengenakan pakaian yang sudah dirobek oleh laki-laki itu.
Ia tidak peduli lagi dengan keadaan dirinya yang berantakan dan baju seragam yang tak berbentuk lagi. Yang ada di pikiran cewek itu adalah pulang ke rumah dan mentralkan perasaanya yang berkecemuk, selalin itu ia tidak ingin lagi menatap wajah Arsen orang yang telah menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang perempuan.
____________
Tok Tok Tok
"Assalamuallaikum maa!!" Teriak Nisa di depan pintu utama.
"Wallaikumsallam, bentar ya," Jawab sang mama dari dalam rumah.
Tak lama Pintu pun dibuka dan menampilkan sang Mama Aisyah yang sudah rapi dengan balutan baju gamis serta hijab syari yang menutupi rambut putih sang mama.
Mata Mama Aisyah langsung melebar melihat anak kesayanganya yang telah pulang dengan keadaan yang memprihatinkan, ia dengan cepat memeluk anaknya yang entah sejak kapan sudah berlinang air mata.
Nisa menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan sang mama. Ia menumpahkan segala kegunduhan hatinya dan perasaan sakit di dalam dekapan sang mama yang terasa nyaman dapat menenagkan hatinya.
Tanpa ditebak Aisyah sudah tau perihal apa yang telah menimpa sang anak dengan hanya melihat penampilan Nisa yang berantakan, ia membalas pelukan perempuan itu dan mengusap-usap punggung Nisa dengan lembut menenangkan anaknya ini yang sedang menangis histeris.
Melihat sang anak yang seperti ini membuat Aisyah ikut meneteskan air mata. Ia juga dapat merasakan apa yang telah dirasakan sang anak, Aisyah tau bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang berharga dari dalam diri seseorang perempuan.
Aisyah melepaskan pelukan keduanya, dan menangkup kedua lengan sang Anak dan tersenyum hangat. "Nak kita masuk dulu, baru ceitakan semuanya ke mama ya." Nisa mengangguk dan Aisyah yang melihat itu semakin tersenyum.
Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu. Kini Nisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia mengusap air matanya yang tumpah dan menatap sang ibu lekat sebelum memulai pembicaraan. Senyuman dan anggukan dari sang ibulah yang menguatkan hati Nisa untuk menceritakan semuanya.
Nisa menceritakan semuanya yang ia alami malam tadi hingga dari sepeda sialannya yang putus rantai sampai ia yang terbangun tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Perempuan itu hanya menceritakan bagian-bagian yang tidak ekstrim saja.
"Siapa namanya nak?" Tanya sang ibu sembari mengusap punggung Nisa.
"Arsen ma," lirih Nisa terisak kembali.
"Sabar sayang, Allah tidak akan menguji seseorang di luar batas kemampuan hambanya. Allah mengujimu dengan hal itu, karena Allah tau jika hatimu kuat untuk menghadapi semua kenyataan ini," nasehat sang mama.
Nisa langsung memeluk sang mama yang telah menjadi pahlawannya dari kecil, " makasih ma. Ma! tolong rahasikan ini semua dari Papa dan yang lainnya ya."
"Iya sayang. Pasti mama lakuin itu, tidak mungkin Mama memberitahu ini semua ke Papa mu. Yang ada nanti darah tingginya naik, entar muncrat dari kepala gimana? Kan bahaya."
"Ih mama apa-apaan sih," tawa halus mengiringi Nisa mengatakan kalimat tersebut.
"Nah, gitu dong sayang. Kan manis kalau ketawa, nggak kaya tadi mukanya masam kaya malaikat penjaga pintu neraka. Tapi kamu sekolah nggak hari ini?" Tanya sang mama sambil membelai kepala Nisa dengan penuh kelembutan.
"Nggak ma, Nisa belum siap buat sekolah, apalagi liat wajahnya Arsen."
"Terserah kamulah sayang. Yang penting kamu bahagia," kata sang mama.
'Makasih ya allah kau telah menitipkan malaikat penyejuk hatiku. I Love You ma.'
__________
TBC
Pesan: Part ini aku buat dengan penuh perasaan. Janganlah memarahi sang anak jika sedang dirunduk masalah. Hiburlah mereka dengan candaan agar sejenak anak kita bisa melupakan masalahnya. Part ini dibuat karena saya selalu merasa tertekan dengan segala ucapan orang tua saya yang selalu menyakiti hati. Saya ingin membuat tokoh figur seorang ibu yang saya inginkan.
Seorang laki-laki tampan baru saja terjaga dari tidur panjangnya. Ia beberapakali mengedipkan kedua matanya untuk mengumpulkan puing-puing kesadaran yang secara pelan mulai bersatu.
Pria itu memijat kepalanya yang terasa pusing dan kemudian turun sampai kebatang hidung. Tiba-tiba saja laki-laki itu merasakan perutnya yang seperti ditusuk-tusuk dari dalam dan isi yang berada di dalam memberontak ingin dikeluarkan semua.
Karena tidak tahan lagi menahan rasa mual di perutnya lantas laki-laki itu berlari menghampiri jendela yang bahannya terbuat dari kayu dan membuka jendela tersebut. Ia pun menumpahkan semua cairan kental dan menggelikan dari perutnya hingga cairan tersebut membasahi dedaunan dan tanah.
Lalu laki-laki itu terkulai lemas di tempat setelah mengeluarkan isi perutnya tadi. Helaan napas beberapa kali terdengar dari cowok itu, dan keringat pun membasahi kening pemuda tersebut seperti orang yang baru saja selesai berolahraga.
Ia mengusap keringat tersebut menggunakan punggung tangan kanannya. Dengan usaha yang keras laki-laki itu berusaha mengingat rangkaian kejadian yang dilakukan dirinya semalam hingga kenapa dapat membwa dia kerumah tua ini.
Laki-laki itu menutup kedua matanya seraya mengingat hal-hal yang ia lakukan malam tadi. Pikiran itu pun membawa laki-laki tampan tersebut kepada sebuah ingatan tentang dirinya yang bermula dengan diajak Dive sang sahabat dan sekaligus merupakan menejer olahraga tinjunya ke sebuah club malam yang cukup terkenal di ibu kota untuk merayakan hari kemenangannya melawan seorang juara bertahan.
Dan pada saat mereka pulang dari club usai berpesta pora dengan minuman serta wanita, di pertengah jalanan mobil yang mereka tumpangi meletus kencang, namun parahnya lagi keempat ban mobil itu yang menjadi korban. Lalu Dive membawa mobil tersebut yang memang sudah disengajakan dipecahkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin memnjebak dirinya dan Dive.
Dive membawa mobil tersebut ke bengkel terdekat. Sedangkan laki-laki itu harus keluar terlebih dahulu dan menunggu Dive datang setelah selesai memperbaiki mobil tersebut, sebab mobil BMW milik Dive tidak dapat menampung bobot lebih dari satu.
Lalu selanjutnya ia yang dihampiri seorang wanita yang meminta bantuan, tetapi ia tidak menghiraukan permintaan perempuan tersebut sehingga wanita itu ingin pergi menjauh dari dirinya karena rasa takut yang ia alami terhadap dia yang tidak menjawab semua permintaan wanita itu, kemudian ia menarik wanita tersebut ke sebuah rumah tua dan melakukan hal itu kepada wanita yang ia tarik.
Bagaikan ada hantaman batu besar yang menimpa kepalanya saat ia mengingat kejadian itu. Laki-laki itu dengan refleks memandang tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai pakaian pun, kemudian ia mendekati ranjang yang menjadi saksi bisu perbuatan mereka malam tadi. Di situ ia melihat bercak merah yang terdapat pada kasur. Berarti wanita yang malam tadi ia tiduri adalah seorang perawan.
"Oh-siht," umpatnya sembari mengacak rambut frustasi.
Cowok itu memunguti satu persatu pakaiannya yang berhamburan di lantai dan bahkan pakaian dalamnya jauh melayang dari ranjang, sebegitu ganasnya kah dirinya malam tadi?
Lalu pria tersebut memakai pakaiannya dengan rapi. Ia dapat merasakan bau alkohol yang menyengat dari bajunya ini, sebab ia malam tadi terlalu bersemangat menegak habis minuman-minuman keras sampai minuman tersebut tumpah ke bajunya.
Beberapa pertanyaan muncul di kepala cowok itu. Siapa perempuan yang ia tiduri malam tadi? Bagaimana rupanya? Apakah ia malam tadi mengeluarkan benih penerusnya di dalam atau tidak? Dan bagaiman kalau misalnya perempuan itu hamil anaknya?
Memikirkan itu semua membuat kepala laki-laki itu bertambah pusing dan ingin meledak. Sekeras apa pun ia berusaha mengingat rupa perempuan itu, tetap saja dirinya tidak bisa, yang muncul di kepalanya hanyalah rupa perempuan itu yang terlihat samar-samar di tengah gelapanya rembulan. Ah masa bodoh lah, bukannya perempuan zaman sekarang kebanyakan tidak peduli dengan keperawanan mereka, jadi buat apa ia memikirkan hal itu yang bisa membuat kepalanya pusing tujuh keliling.
Laki-laki tersebut bernama Arsen Wijaya Altas, seorang anak tunggal dari pengusaha ternama di dunia yaitu Davit Wijaya Altas. Sedangkan sang ibu merupakan seorang model yang mampu menembus pasar Amerika Serikat yang namanya tidak asing lagi di telinga masayarakat yaitu Ariana Wijaya Altas, sebenarnya nama ibunya sebelum menikah dengan ayahnya adalah Ariana Arnesa. Setelah menikah dengan sang ayah barulah nama belakang Ariana diubah dengan nama belakang milik Davit.
Arsen menjadi salah pergaulan seperti saat ini diakibatkan dia yang kurang dapat perhatian dari orang tuanya yang selalu saja sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mungkin sebuah kabar baik bagi Arsen, karena ibunya sebentar lagi akan keluar dari agensi yang mengontrak sang ibu dan lebih memfokuskan diri terhadap keluarga.
Laki laki yang berumur 17 tahun itu menjadi sosok misterius dan sangat ditakuti oleh banyak orang, disebabkan ia yang pernah merasa dikhianati seseorang dimasa lalu, sehingga terbentukalah karakter ia yang seperti saat ini. Dan akibat masa kelam yang membuat dirinya frustasi itulah yang membawa ia di pertemukan dengan seorang Dive dan diajak mengikuti pertandingn tinju. Pertandingan tersebut bukanlah pertandingan yang resmi dari pemerintah, tetapi melainkan pertandingan yang tersembunyi dan ilegal, banyak orang yang meninggal gara-gara mengikuti pertandingan tersebut yang tidak memilki aturan sama sekali, jadi tinggal diri kita saja yang melindungi hal-hal yang menjadi kelemahan kita. Pada saat ia pertama kali mengikuti pertandingan tersebut sejak dia berusia empat belas tahun, dan propesi itu masih ia tekuni sampai sekarang.
Derrrttt
Sebuah deringan ponsel menyadarkan diri Arsen dari lamunanya. Ia mengambil ponsel tersebut dari saku celananya. Arsen langsung menggesek layar berwarna hijau ketika ia melihat siapa orang yang menelponya.
"Hallo," ujar Arsen dingin.
"Santai dong bro, nggak usah dingin gitu dong ke gue. Masih pagi tau, gue malas dengar suara lo yang kaya Salju di Antartika," ujar orang di seberang sana mencairkan percakapan yang hampir masuk sesi menegangkan.
"Langsung saja Dive, gue malas dengar basa-basi lo itu."
"Gue cuman mau nanya, lo malam tadi kok nggak ada di sana? Asal lo tau ya Sen, gue hampir pingsan cari-cari lo, dan parahnya lagi gue dengar suara jeritan permpuan dari rumah tua yag dekat banget dengan posisi lo nunggu gue. Yaudah gue dengar itu langsung pulang aja," kata Dive di seberang sana yang tidak dapat melihat perubahan raut wajah Arsen yang menegang.
Untuk beberpa menit keadaan hening.
"Hallo Sen."
"Ah iya Hallo Dive, gue malam tadi itu langsung pulang pakai taksi, Lo sih lama banget, gue jadi santapan nyamuk nunggu lo di sana," gerutu Arsen.
"Maaf Sen. Lo lagi di mana sekarang?"
"Lagi di rumah," bohongnya sambil menggaruk telinganya yang memerah pabila terlihat saat ia tengah berbohong.
"Kalau gitu entar siang gue ke rumah lo. Lo nggak sekolah kan?"
"Enggak. Yaudah kalau gitu gue pengen pulang," ucap Arsen keceplosan tanpa ia sadari, "Maksud gue pulang ke alam mimpi."
"Oh, bagus lah kalau gitu, lo harus mempersiap kan diri melawan penantang lo selanjutnya yang lebih kuat."
"Hmmm," jawab Arsen seraya memutuskan sambungan telpon.
Ia menarik napas dalam dan lantas memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana. Dan cowok itu beranjak dari tempatnya dan berjalan meninggalkan rumah reot yang sekarang menyimpan sejarah bagi dua insan tersebut.
__________
Tbc
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!