...[Music of This Story]...
...21 Savage - Best Friend...
...[]...
"Jadi kenapa lo berdua bisa pacaran?" ucap Ira.
Setelah melewati proses sulit dimana Aldan mati-matian membujuk Ira kalau itu hanya akal-akalan Aldo untuk membuat Ira dan Monic cemburu. Akhirnya Ira dan Monic memaafkan Aldan dan juga Aldo. Namun, karena rasa penasaran yang terlampaui tinggi (baca:kepo) Ira langsung duduk di hadapan Monic dan mencengkeram tangannya. Sedangkan Aldan hanya diam duduk di samping Ira. Ia tak begitu peduli dengan kehidupan Aldo.
"Nggak tahu, tanya aja sama Kak Aldo."
"Kok aku?" tanya Aldo.
"Kan kakak yang nembak aku, mana. Bisa aku yang jelasin."
"Lah kan kamu yang bikin aku baper. Kok jadi aku yang harus jelasin ke Ira?"
Ira menjadi bingung karena percakapan mereka berdua. Ia menggebrak meja kantin. Membuat beberapa pasang mata menatap jengah kepada mereka.
"Udah! Jangan ribut! Gue aja yang jelasin!" ucap Ira.
Monic langsung menatap Ira tak mengerti.
"Emangnya lo tahu ceritanya?"
Ira menggeleng.
"Kok **** banget sih lo! Yaudah iya biar gue jelasin."
...***...
"Temenin gue yok," ucap Aldo.
Monic yang baru saja keluar dari perpustakaan langsung berhenti saat Aldo tiba-tiba mendekatinya. Nafasnya terhenti saat Aldo tiba-tiba berjarak cukup dekat dan pandangan mereka saling terkunci satu sama lain.
"Kemana kak?" ucap Monic.
"Ganti baju, habis itu pergi sama gue."
"Kok gue harus ikut kak?"
"Ya gak kenapa-napa."
Aldo langsung menggandeng tangan Monic dan membawanya masuk ke dalam ruang ganti pria yang berada di sekolahnya. Monic hanya dapat menutup matanya sambil berdoa jika tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya.
Sedangkan Aldo dengan santainya membuka baju dan celana basketnya. Ia lalu mengganti celananya dengan celana sekolah dan memakai seragamnya.
"Udah belom kak?" ucap Monic.
Monic masih saja setia membelakangi Aldo. Padahal jari yang Monic Pakai menutup matanya masih terdapat celah untuknya menatap kaca yang memantulkan bayangan Aldo. Lumayan bisa lihat badan orang ganteng, ucap Monic dalam hati.
"Belom."
Monic kembali menutup matanya. Namun, tiba-tiba ada sebuah tangan yang membuka tangannya dan Monic langsung menutup matanya rapat. Bau mint keluar dari nafas Aldo. Wajah mereka sudah terlalu dekat. Monic hanya dapat berdoa agar tidak terjadi apa-apa. Kemudian Aldo hanya meniup kedua mata Monic dan menggenggam tangannya.
"Nggak usah ngarep, belom saatnya," ucap Aldo.
"Emang saat apa kak?" tanya Monic.
"Saat ku pinang kau dengan bismillah."
Monic bersemu merah. Aldo membawanya berjalan ke arah parkiran.
"Mau kemana kak?"
Aldo tak menjawab, ia membukakan pintu mobil untuk Monic masuk terlebih dahulu. Setelah itu, ia menyusul Monic dan masuk ke kursi kemudi.
"Tumben bawa mobil, kak."
"Nggak mau kamu kepanasan."
Monic kembali menghangat. Keringat dingin mulai bercucuran di lehernya. Sebuah tangan mengelap keringat Monic. Monic menatap Aldo dalam-dalam. Terdapat ketulusan di sana.
"Kakak kenapa?" ucap Monic.
Tak ada balasan dari Aldo. Yang ada wajah Aldo kembali mendekati wajah Monic. Jarak mereka semakin tipis. Bahkan Monic sudah memejamkan matanya.
Cup!
Aldo mencium Monic. Tepat di keningnya. Monic membeku.
"Sorry, belum saatnya gue lebih dari ini."
Monic menetralkan jantungnya yang masih saja berdegup kencang. Sedangkan pikirannya sudah lari entah kemana.
"Jadi pacar gue? Mau?" ucap Aldo.
"Hah?" ucap Monic sambil menatap Aldo tak percaya.
"Tapi--"
"Tapi lo masih suka sama Aldan?" ucap Aldo.
Monic menggeleng. "Tapi kita baru kenal, Kak. Nggak seharusnya kit—"
Sebuah kecupan di pipi Monic membuatnya terdiam.
"Dasar mesum!" ucap Monic lalu memukul lengan Aldo.
"Tinggal bilang iya apa susahnya sih?" protes Aldo.
"Harus ya gue jawab iya? Emangnya cinta harus di Paksakan kak? Emang kakak mau nerima aku yang kayak gini?"
Aldo kembali mendekatkan wajahnya. Sedangkan Monic dengan sigap langsung menjauhkan wajahnya.
"Gue kalau suka sama orang, bakal gue deketin terus. Buktinya gue deketin Ira buat bisa deket sama lo. Kurang perjuangan gue? Kalau gitu, mulai sekarang gue bakal berjuang dengan cara gue sendiri. Gue bakal jadi orang pertama yang lo inget saat lo bangun tidur!" ucap Aldo.
"Yaudah."
"Yaudah apa?"
"Yaudah iya," balas Monic.
"Iya apa?" tanya Aldo.
"Iya pacaran."
"Sama siapa?" tanya Aldo.
"Sama kakak lah," ucap Monic greget.
"Sejak kapan?"
"Baru aja."
"Oh jadi di terima?"
"Iya!" ucap Monic sambil memukul lengan Aldo.
Kemudian Aldo mencium kembali kening Monic. Dengan Paksaan tentunya. Dan akhirnya Aldo membawanya ke tempat dimana cinta mereka di awali.
...***...
"Jadi gitu?" ucap Ira.
"Iya," balas Aldo.
"Berarti kalian pernah ciuman dong?"
"Nggak! Kak Aldo yang cium gue. Gue nggak cium dia!"
Ira tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Monic yang menahan malu. Ekspresi Monic sangat teramat lucu, Aldo yang mengetahuinya langsung memeluk monic dan membuatnya men yembunyikan rasa malunya.
"Kita juga pernah ciuman."
Ira langsung terdiam. Aldan mengatakannya dengan sangat santai. Padahal Ira langsung terdiam dengan jantung yang berdetak semakin kencang. Sial dia **** atau bangga sih udah cium gue? Kak Aldan ***! Monic dan Aldo gantian memberikan tatapan intimidasi kepada Ira.
"Gue bisa jelasin kok," ucap Ira sambil meringis.
"Jelasin atau gue bakal begal lo!" ucap Monic.
"Jelasin ke kita, atau hidup kalian akan gak aman!"
"Gue nyerah," ucap Ira.
Sedangkan Aldan masih saja santai. Kemudian dia bangkit beridiri dan pergi meninggalkan mereka bertiga. Lo dalam masalah Aldan! Lo biarin gue jelasin hal malu-maluin kayak gini sendirian! Gue benci lo Aldan!
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sofhia Aina
😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃
2020-10-19
0
Wati_esha
Cocok. Dua pasangan yang saling berkarib.
2020-10-14
0
Dedeh Rohaeni
8like loh Thor buat cerita ini
2020-10-02
0