Part 16

...[Music of This Story]...

...Daniel Caesar ft. H. E. R - Best Part...

...[]...

Aldan kembali menghilang, entah apa yang membuatnya pergi tanpa kabar. Saat ini Ira sedang mencari keberadaan Aldan. Ira langsung bergegas ke kelas Aldan dan mencari keberadaan Aldan.

"Dia gak izin sama lo, Ra?" tanya Aldo.

Ira menggeleng. Rasa khawatirnya pada Aldan sudah berbeda seperti biasanya. Ira hanya tidak menyukai cara Aldan pergi tanpa kabar. Apa susahnya mengabari dirinya satu menit walau sedang sibuk. Setidaknya kabar dari Aldan bisa membuatnya sedikit tenang.

"Dia kemarin ke rumah, Kak. Terus dia bilang dia bakal balik buat jemput habis pulang sama mandi. Tapi dia gak balik ke rumah gue."

Ira berjalan meninggalkan Aldo. Namun, Aldo dengan cepat mengikuti langkah Ira dan berjalan bersamanya. Keduanya berjalan beriringan dengan cepat. Tak memperdulikan pertanyaan dan tatapan dari murid lainnya.

"Lo jangan kayak gini, lo tenang dulu."

Aldo berusaha menghibur keadaan Ira yang sangat cemas.

"Gimana gue bisa tenang kak! Dua kali Aldan hilang tanpa kabar. Dan gue gak mau kalau Aldan sampai kenapa-napa!" ucap Ira.

"Ya kalau Aldan gak ada di sekolah ini?" tanya Aldo.

"Gue bolos!" ucap Ira.

Ira berhenti setelah mengatakan itu, ia sudah lelah mencari di sekolah ini. ia yakin Aldan pasti tidak ada di sini. Ira meninggalkan Aldo dan berlari menuju gerbang dan pergi dengan cepat. Aldo hanya menggeleng lalu berlari mengambil motornya. Ia langsung mengikuti Ira, untung saja Ira tidak terlalu jauh.

Aldo menawarkan untuk membantu Ira mencari Aldan. Awalnya Ira tidak mau menerima ajakan itu. Namun, karena ia tidak ingin menghabiskan uangnya untuk menyewa ojek atau taksi, dia menerimanya. Kemudian Ira naik keatas motor Aldo dan mereka mencari keberadaan Aldo.

"Emang Kak Aldan gak izin apa sama kakak?" ucap Ira.

Aldo menggeleng. "Dia gak ada cerita sama gue. Dia juga gak bales chat gue."

Alnira

Kak, balas pesanku dulu. Kamu kemana? Aku khawatir.

Ira masih saja melihat ke arah ponselnya yang masih menyala.

"Sebuah hubungan itu di landasi oleh saling percaya. Dan kepercayaan itu hadir pada orang yang saling mencintai. Jika lo mencintai Aldan, lo pasti percaya Aldan gak kenapa-napa."

Ira menangis, air matanya jatuh tanpa ia bisa tahan. Pertahanannya runtuh, ucapan Aldo membuatnya berfikir lagi. Ira percaya pada Aldan, ia percaya Aldan tak akan meninggalkannya.

"Gue percaya satu hal, Aldan gak akan ninggalin gue gitu aja," ucap Ira.

Gue udah beneran sayang sama lo, Kak Aldan.

Ira hapus air matanya yang jatuh di pipinya. Ia alihkan pandangannya ke samping, mencoba mencari keberadaan Aldan. Mungkin Tuhan sedang berpihak padanya, Ira melihat motor Aldan di sebearng jalan. Motor yang selama ini menjemput dan mengantrnya pulang. Ira maish dapat mengingatnya dengan jelas.

"Kak! Berhenti dulu," ucap Ira.

Aldo yang mendengar Ira yang berteriak segera menepikan motornya dan berhenti. Untungnya tidak ada kendaraan lain yang lewat. Ira langsung loncat turun dan berlari menyeberang jalan. Didekatinya motor Aldan dan dilihatnya dengan seksama.

Motor Aldan!

Ira menatap ke belakang, sebuah toko bunga, ira mencoba masuk ke dalam dan emncoba mencari sosok Aldan. Ira mendapatkannya, Aldan sedang membayar di kasir. Dengan cepat Ira langsung berlari dan memeluk Aldan dari belakang. Tangisnya kembali pecah saat tubuh Aldan sudah berada di dekapannya.

Kenapa lo sampai cari gue ke sini?

Ira semakin menangis saat Aldan hanya diam membisu. Tak ada reaksi sama sekali yang Aldan lakukan. Ia hanya membiarkan dirinya dipeluk Ira dan merutuki kebodohannya.

"Lo jahat! Kak!" ucap Ira.

"Kamu kenapa ke sini?" balas Aldan.

"Gue khawatir! Gue ... Gue mikirin lo, kak. Lo pergi gitu aja tanpa kabar, lo gak ngasih kabar ke gue dan seenaknya aja pergi gitu aja. Lo pikir gue gak khawatir sama lo?" tanya Ira.

Mungkin khawatirnya lo ke gue, hanya sesaat.

Aldan melepaskan pelukan Ira. Ia berbalik badan lalu berbalik memeluk tubuh Ira.

Ia rengkuh tubuhnya untuk berhimpit dengannya. Ia cium kepalanya dan ia usap rambutnya.

"Maaf, aku hilang tanpa kabar."

Ira membalas pelukan Aldan erat. Ia masih menangis.

"Gue kira lo kenapa-napa. Dua kali lo hilang kak. Hilang tanpa kabar, bahkan lo gak ngabarin gue. Gue pikir, gue udah di—"

"Shht, udah. Maaf kalau aku nggak ngabarin kamu. Banyak yang harus aku jelasin satu per satu ke kamu. Tapi bukan hari ini. Aku belum siap. Jangan ngomong kasar lagi, ya. Aku lebih suka kamu Pakai sebutan 'aku-kamu' oke?"

"Kapan kakak siap? Sampai kapan kakak cuma bisa diem nggak cerita? Aku siapanya kakak? Apa gunanya aku jadi pacar kakak kalau kakak gak mau cerita sama aku?"

Aldan mengangguk pelan. Andai lo tahu semuanya. Andai lo bisa baca semua pikiran gue. Andai lo dulu nggak gue tembak. Mungkin lo gak bakal ngerasain sakit, karena gue.

"Maaf," ucap Aldan.

...***...

Di sinilah mereka akhirnya berakhir. Aldan duduk pada sebuah bangku taman, sedangkan Ira duduk di sebelahnya. Aldan meminta Aldo untuk kembali ke sekolah. Dan meminta padanya untuk mengizinkan dirinya dan juga Ira. Sedangkan Aldan dan Ira, terdiam dalam pikirannya masing-masing.

Gimana caranya gue bisa jujur semuanya ke lo, Ra.

Aldan kembali bingung. Ia masih sibuk menyiapkan kata-kata yang tepat untuk menceritakan semuanya. Gue bukannya mau ikut campur. Tapi gue berasa jadi pacar yang gagal jika sampai gak tahu apa masalah lo, kak.

"Kamu nggak salah, aku yang salah," ucap Aldan final.

"Aku yang tiba-tiba hilang tanpa kabar. Aku juga yang udah nggak kasih kabar ke kamu. Aku baca semua pesan kamu. Aku baca semua rasa khawatirnya kamu. Tapi, aku cuma diam. Aku belum bisa buat jujur semuanya ke kamu."

Ira mengangguk pelan. Ia sadar, sekeras apapun ia mencoba memaksa Aldan untuk cerita. Ia pasti akan menolaknya. Hanya menunggu hingga Aldan siap mengatakan semua alasannya.

"Cukup di sini, tenang. Jangan tinggalin aku sendiri. Aku butuh kamu."

Andai gue gak se-******* ini. Mungkin gue gak perku bilang kata-kata penenang kayak gini.

Mungkin sebuah rasa cinta sudah mengalahkan semuanya. Mungkin juga sebuah penyesalan kemudian datang kepada hati seorang dengan tiba-tiba.

Ira menunduk. Ia mengangguk pelan. "Iya kak. Nggak kenapa-napa."

Aldan langsung menggapai dagu Ira dan mengangkatnya. Ia tidak akan membiarkan Ira menunduk lagi karenanya. Aldan langsung memeluk tubuh Ira dan kembali membawanya dalam pelukan hangat. Ira kembali menangis. Entah berapa kali dirinya menangis. Namun, kali ini rasa khawatirnya terlampai besar.

Gue gak akan siap kak! Kalau lo bener-bener pergi dari gue!

Ira menangis sesenggukan. Ia mengusap air matanya, agar Aldan tidak melihatnya. Namun dia terlalu bodoh, getaran bahunya membuat Aldan mengetahui ia sedang menangis.

"Aku janji aku gak akan pergi dari kamu. Entah kenapa seakan-akan aku bisa baca pikiran kamu. Entah perasaan apa ini, aku janji aku selalu setia sama kamu."

Aldan kembali mengelus punggung Ira. Dipeluknya semakin erat tubuh Ira, tak lama kemudian tangis Ira kembali pecah. Aldan semakin merasa bersalah karenanya.

"Aku janji aku akan terus sama kamu," ucap Aldan.

Tapi gue nggak janji, siapa akhirnya yang akan pergi saat semua kebenarannya terungkap.

...***...

Terpopuler

Comments

DeputiG_Rahma

DeputiG_Rahma

semangat up kak, dapat salam termanis nih dari DEBU ORBIT🙈🙈❤

2020-12-07

0

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Jujur je akn lebih baik drpd berahaia masalah boleh terselesaikn dgn keterbukaan and saling percaya saling nerima kekurangan masing2 🤭🤭🤭🤭

2020-10-18

5

Wati_esha

Wati_esha

Masalah keluarga Aldan, rumit.

2020-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!