Part 6

Hari ini Ira tampil karena sebagai hukumannya kemarin, lagi-lagi dirinya dihukum karena kecerobohannya.

Sebenarnya yang membuat dirinya gugup adalah Aldan akan bersamanya nanti. Hal itu pastinya akan menambah masalah dan membuatnya masuk ke berbagai masalah yang Ira sendiri belum tahu pasti.

"Habis ini kita tampil, gak usah grogi gitu."

Ira hanya menggeleng menanggapi ucapan Aldan.

"Kan ada aku, kita tampil bersama. Jadi, nggak ada alasan buat kamu gugup."

"Tetep aja—"

"Baiklah, sekarang adalah penampilan terakhir dari kelas IPS 3 yang akan dibawakan oleh seorang wanita cantik. Tanpa memakan waktu lebih lama lagi, kita panggilkan saja, Alnira Putri!"

Ira semakin gugup, ucapannya tadi terpotong oleh Aldo yang menjadi MC acara ini. Mau tidak mau dirinya harus naik ke atas panggung. Namun, berbeda dengan rencana awal ia sendirian naik ke atas panggung.

"Sendirian aja, dek?" ucap Aldo.

Ira baru tersadar jika Aldan tidak ikut naik ke atas panggung. Rasa gugup kembali hadir.

"I … iya, Kak."

"Oke, mau ngapain?"

"Nyanyi aja kak. Emangnya mau apa lagi?"

Akibat jawaban Ira barusan, beberapa penonton yang didominasi oleh angkatannya tertawa.

"Yasudah, terserah kamu aja dek. Kalau gitu, inilah penampilan terakhir di puncak acara MOS kita kali ini, saya Aldo pamit undur diri! Selamat menyaksikan!"

Perlahan lampu panggung mulai meredup, instrument gitar menggema di seluruh auditorium SMA Garuda.

There goes my heart beating

'Cause you are the reason

I'm losing my sleep

Please come back now

Suara bass seorang laki-laki terdengar menggema di auditorium itu. Perlahan flash mulai dihidupkan oleh para siswa mengikuti alunan lagu. Ira masih mematung di tengah-tengah panggung. Sebuah tangan melingkar sempurna di pinggangnya. Ira menatap laki-laki itu, Aldan hanya tersenyum sambil terus menyanyikan bait demi bait lagu itu.

I'd climb every mountain

And swim every ocean

Just to be with you

And fix what I've broken

Oh cause I need you to see

That you are the reason

Ira tersenyum, Aldan melepaskan pelukannya dan fokus bernyanyi. Sedangkan Ira juga mengikuti Aldan. Keduanya tamPak serasi membawakan lagu tersebut. Aldan yang terkenal dingin dan anti wanita, kini berdiri di panggung yang besar, bersama seorang wanita yang baru saja ia temui. Bagi

Ira, perasaan itu mulai muncul. Sedangkan Aldan, taka da yang dapat menebak apa yang laki-laki dingin itu rasakan. Bisa saja, hanya permainan belaka yang saat ini sedang Aldan mainkan. Namun, cinta tak pernah menghianati mereka yang setia.

...[]...

Aldan melaju pelan di jalanan ibu kota yang padat ini, mobil-mobil masih berbaris rapi di sepanjang jalan, sedangkan motor mencari celah agar dapat melaju tanpa macet. Aldan dapat melihat Ira hanya terdiam sambil memandangi sekitar dari kaca spion.

"Kamu kenapa?"

Ira tersentak, "Enggak kenapa-napa kok, kak."

"Panas?"

Ira mengangguk.

"Mau ke café dulu?"

Ira kembali menggeleng. Aroma ayam goring dengan sambal kacang dapat Ira cium saat ini, perutnya sebenarnya sudah keroncongan sejak tadi. Namun tadi ibunya sudah memberi pesan kepada Ira agar pulang cepat karena ia masak hari ini. Dan itulah yang membuat Ira ingin cepat pulang karena ayam goring dan sambal kacang. Semua sesederhana itu.

"Kenapa emangnya?"

"Mama udah masak, kak."

Aldan mengangguk membalas ucapan Ira.

"Kakak mau ikut makan di rumah?"

"Boleh?"

"Tentu, bunda pasti seneng ada kakak!"

"Abang kamu gak marah?"

"Marah kenapa? Dia itu cuma sok-sokan galak. Aslinya mah dia… cupu!"

Ira tertawa, ia baru saja menertawakan kakaknya sendiri. Bagaimanapun Regha memang sangat-sangat bodoh. Ira mengakui hal itu. Hanya Regha, laki-laki yang sampai saat ini masih sering merengek karena menonton drama korea, hanya Regha yang sampai sampai saat ini masih sering ke kamar Ira kalau habis nonton film horror. Hanya Regha yang terlalu bodoh sampai dia tidak memiliki pasangan.

"Kenapa ketawa?"

"Nggak papa kok, cuma keinget aja gimana bodohnya abang. Udah, mau ikut makan di rumah enggak?"

"Oke."

Tak ada lagi yang mereka bicarakan, hanya sesekali saling pandang dan tersenyum. Aldan memacu motor kesayangannya lebih cepat, sehingga mereka dapat sampai di rumah Ira dengan cepat. Perut Ira sudah sangat lapar saat ini, ia dengan cepat masuk ke dalam rumah meninggalkan Aldan yang masih memarkirkan motornya. Setelah itu ia menyusul Ira masuk ke dalam rumah.

"Eh ada nak Aldan, masuk!" ucap Sena saat melihat Aldan muncul di balik pintu.

Aldan hanya tersenyum dan masuk ke dalam rumah Ira, ia langsung dibawa Sena untuk ke dapur. Ira sudah berada di sana dengan senyum yang tak dapat diartikan lagi. Aldan hanya menggeleng dan duduk di sebelah Ira.

"Kamu kenapa?" tanya Aldan.

"Nggak papa," balas Ira.

Benar, Sena membawa dua piring besar berisi daging ayam goreng dan juga satu mangkuk berisi sambal kacang. Ira menyukainya, sangat menyukainya. Kemudian mereka bertiga makan, tanpa ada apapun yang dibahas, hanya ada suara denting sendok dan piring yang bertemu. Selain itu, sunyi.

...[]...

Terpopuler

Comments

DeputiG_Rahma

DeputiG_Rahma

like lagi, mampir lagi❤❤

2020-11-30

0

Sofhia Aina

Sofhia Aina

👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌

2020-10-18

0

Wati_esha

Wati_esha

Judulnya tampil pasangan, tapi lebih banyak diamnya.

2020-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!