Part 9

...[Music of This Story]...

...Marion Jola - So In Love...

...[]...

"Lo ngapain sih ngajakin gue ke lapangan basket?" protes Monic.

Ira masih saja berjalan tanpa memperdulikan Monic yang mengikutinya dengan tergesa-gesa. Keduanya berjalan cepat menuju ke lapangan.

"Berisik ya dasar curut! Udah temenin gue aja. Mau liatin monyet main basket."

Ira masih saja berjalan, tentu saja di ikuti Monic yang dari tadi masih mengomel. Monic kesal lantaran Ira mengajaknya tiba-tiba untuk menonton pertandingan basken Aldan. Bukannya tidak mau, hanya saja Monic merasa sangat lapar sekarang. Ia tidak mau jika namanya masuk ke dalam kabar berita dengan headline :

"Wanita Berumur 16 Tahun Masuk Liang Lahat Lantaran Meninggal Karena Lapar."

Memikirkannya saja Monic ngeri, apalagi harus mencoba menjadi tokoh utama dalam berita itu.

Liat aja, bakal gue bales kalau ada kesempatan! ucap Monic dalam hati sambil membenarkan kacamatanya.

"Lagian gue itu laper, Ra!" prores Monic.

"Diem napa, entar gue beliin bakso sama mie ayam."

Senyum Monic mengembang. "Bener ya!" ucapnya.

Ira hanya mengangguk. Mereka sampai ke lapangan basket, Ira langsung mencari tempat duduk. Sebenarnya lapangan basket di sini tidak begitu besar. Namun cukup untuk menampung 500 anak siswa. Ira duduk di antara banyaknya gadis yang menonton pertandingan ini.

...12 Ipa 2 vs 12 Ips 2...

Ira hanya duduk di sana bersama Monic, dijajaran penonton yang berada di bagian atas. Hanya menonton duabelas orang saling berebutan bola dan saling mengoper dan mengumpannya. Saling berlomba memasukkan ke dalam ring dan mencetak angka.

'Kak Aldan ganteng banget sih!'

'Ah calon suami gue lagi keringetan, sini adek yang keringin, bang.'

'Ih itu Aldan cool banget gila!'

'Gue rela jadi handuknya dia buat keringin keringetnya cogan!'

Dan masih banyak lagi yang dapat Ira dengar. Entah apa yang ia rasakan, namun getaran di hatinya entah berasal dari mana mengatakan ia tidak suka Aldan di kagumi banyak orang.

Siapa suruh jadi ganteng! Cih, ucap Ira.

Pertandingan babak pertama selesai, Ira hanya menonton sebentar. Ia melihat Aldan sedang beristirahat dengan handuk putih di lehernya. Aldan menengok ke arahnya, menatapnya dari jauh.

'Ahhh abang Aldan liatin gue!'

'Ihh Aldan gak senyum aja udah ganteng banget!'

Kuping Ira makin panas mendengarnya. Ia berdiri dan berjalan melewati beberapa gadis di depannya. Ia turun ke bawah dan mendekati Aldan.

"Ini kak, minum," ucap Ira sambil memberikan air mineral untuk Aldan.

"Makasih."

Aldan tersenyum sebentar. Ia mengacak-acak rambut Ira. Bukannya membuat Ira yang histeris, namun gadis-gadis yang berada di kursi penontonlah yang histeris. Ada yang berteriak, ada yang mulai emosi, ada yang sudah pingsan, bahkan ada yang menggunakan kesempatan itu untuk berjualan tissu.

"Yaudah iya, ga usah cemberut gitu. By the way, makasih aquanya," ucap Aldan.

"Gak boleh nyebut merk kak!"

"Terus bolehnya nyebut apa?"

"Bilang aja makasih minumnya."

"Nggak ah, ngapain makasih sama minumannya?"

Ira cemberut, "Kok gitu sih kak?"

"Aku maunya makasih karena kamu udah ada di sisi aku."

Aldan tertawa. Ira jarang sekali melihat sisi Aldan yang seperti ini. Namun sayang, itu hanya berlangsung 3 detik. Tak lebih, bahkan bisa dibilang kurang. Aldan kembali dengan muka datarnya, tanpa ekspresi.

"Yaudah sana makan, kamu belom makan, kan? Makasih udah mau datang."

Aldan mencium kening Ira, membuat semakin banyak perempuan yang pingsan.

"Woy! udah napa pacarannya! Gak kasihan sama kita anak PMR? Sibuk ngangkat yang pingsan?" ucap seorang pria yang sedang membawa gadis pingsan.

Ira tertawa kemudian ia berlari meninggalkan Aldan menuju Monic. Ciuman tadi di luar rencananya, ia hanya ingin memberikan minum kemudian kembali. Selain itu, diluar skenario cerita.

"Lo hutang penjelasan sama gue," ucap Monic.

"Habis makan!"

Ira berjalan mendahului Monic menuju kantin. Sedangkan Monic berlari mengikuti Ira. Menagih janjinya karena perutnya yang mulai meronta dengan keras.

...***...

"Buset lo makan segitu banyaknya gak meledak itu perut?" ucap Ira saat melihat banyaknya makanan di mejanya.

Bakso, mie ayam, roti bakar, pop ice taro, permen yupi, bakso bakar, ayam, dan beberapa makanan ringan. Air liur Ira menetes melihat lahapnya Monic memakan semuanya dengan lahap.

"Kan lo yang bayarin."

Monic mulai memakan apa yang ia beli tadi dengan uang milik ira.

"Kan gue cuma nawarin mie ayam sama bakso, nggak sama pasukannya!"

"Sama temen mah santai," balas Monic di sela-sela mengunyah makanan.

"Ini mah bukan temen! Tapi rentenir," ucap Ira.

"Baru juga hari pertama sekolah, udah di porotin aja sama rentenir. Gimana besok-besok?"

"Mungkin bentar lagi lo bangkrut!"

Ira mendengus kasar. Dimakannya mie ayam miliknya dengan hati kesal.

...***...

Terpopuler

Comments

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Klo makan sebanyaktu ape tu perut ape getah 😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀😀

2020-10-18

0

Wati_esha

Wati_esha

Resiko tuh, makanya jangan maksa Monica. 😍

2020-10-14

0

Dedeh Rohaeni

Dedeh Rohaeni

ah Thor kebangeutan kali ya masa sampai pingsan berjamaah 😁😁😁

2020-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!