...[Music of This Story]...
...Halsey - Without Me...
...[]...
Ira bergegas turun ke bawah dan langsung menuju meja makan. Senyumnya mengembang. Aldan kembali menjemputnya kali ini. Aldan sudah duduk bersama Sena dan Regha.
Ademnya lihat bunda sama calon mantunya.
Ira mengembangkan senyumya lebar lalu duduk di sebelah Aldan. Ia langsung mengambil nasi goreng buatan Sena dan memakannya. Aldan sudah selesai saat Ira datang tadi. Jadi dia hanya melihat Ira makan. Aldan menggenggam tangan kiri Ira. Sedangkan tangan satunya digunakan Ira untuk makan. Aldan tersenyum hangat saat Sena menatap kedua matanya.
"Nak Aldan udah kelas 12 ya?" tanya Sena.
Aldan mengangguk. "Iya, bun."
"Udah punya pacar?" tanya Sena lagi.
Kodeannya bunda bisa aja! ucap Ira dalam hati.
Aldan mengangguk, kemudian ia menatap Ira lama, membuat Sena dan Regha ikutan tersenyum. Aldan sedikit tertawa, membuat Ira kembali menghangat. Ira jarang melihat sisi ceria Aldan. Sedangkan Ira, kalian pasti sudah tau bagaimana keadaannya setelah Aldan berkata seperti itu. Siapa yang tidak akan meleleh saat seorang lelaki tampan duduk disebalhmu dan makan bersama keluargamu. Bahkan suasana menjadi hangat saat ia tersenyum padamu.
"Kalau bunda boleh tahu, waktu kamu ke sini itu ada apa?" tanya Sena.
"Nggak kenapa-napa kok, bun."
Sena hanya tersenyum lalu tertawa kecil. Sedangkan Regha yang sudah selesai makan hanya terdiam mendengarkan pembicaraan mereka sambil bermain ponselnya.
"Ira cepetan makannya, kasihan Aldan udah nunggu lama dari tadi," ucap Sena.
Ira hanya mengangguk dan memakan nasinya dengan cepat. Namun, karena Ira terlalu cepat akhirnya ia pun tersedak makanannya sendiri.
"Uhukh!" Ira tersedak.
Aldan langsung memberikan Ira air putih dan mengelus punggungnya. Nafasnya masih tidak beraturan.
"Hati-hati dong, dek."
Ira langsung menatap Sena. "Tadi suruh cepet, barusan bilang suruh hati-hati. Bunda gimana sih!" protes Ira.
"Ya maksudnya, kamu makannya cepet tapi hati-hati."
Dasar! Sabar, Ira. Namanya juga emak-emak, monolog Ira dalam hati.
Ira segera menghabiskan nasi gorengnya. Kemudian Ia pamit untuk berangkat bersama Aldan. Seperti biasa, helm Doraemon sudah berada di tangan Ira, bahkan sudah Ira pasang sekarang di kepalanya. Ira naik ke motor Aldan lalu memegang pinggang Aldan.
"Peluknya gak bisa biasa?" tanya Aldan.
Ira langsung memeluk tubuh Aldan. Dasar! Ini mah modusnya lo doang biar bisa nempel!
"Nah."
Aldan tersenyum puas karena bisa dipeluk Ira lagi. Dihidupkan motornya dan mulai berangkat ke sekolah. Aldan tak terlalu cepat membawa motornya, mereka masih memiliki cukup banyak waktu untuk sampai di sekolah.
"Kak," panggil Ira.
"Hmm?" ucap Aldan tanpa melihat ke arah Ira.
"Ujian kapan?"
"Besok."
"Udah belajar?"
Aldan menggeleng. "Kenapa gak belajar sih! Besok ujian dan kakak masih aja nggak belajar? Mau jadi apa kakak nanti?"
"Jadi ayah dari anak-anak kita."
Ira langsung memukul punggung Aldan. Membuat Aldan tertawa karena pipi Ira mulai merah. Aldan dapat melihatnya dari kaca spion.
"Serius kak! Kan ujian itu penting kak buat kakak besok masuk kuliah!" protes Ira.
"Gak penting ujian tuh," jawab Aldan.
Ira langsung mengerucutkan bibirnya, "Terus apa yang penting?" tanya Ira.
"Yang penting itu aku bisa bersama kamu selamanya. Gak peduli ujian apa enggak, ujian terberat aku itu harus kehilangan kamu."
Ira kembali memukul punggung Aldan. "Bisa gak sih kak, serius dulu!"
"Ini serius," jawab Aldan.
"Terus, maksudnya apa?"
"Nggak ada maksud apa-apa."
"Tuh kan!"
Aldan masuk ke dalam halaman sekolah. Ia parkirkan motornya lalu menggandeng tangan Ira.
"Kakak masuk duluan aja, kelas aku kan beda jalan," ucap Ira.
Aldan sudah kembali ke sisi dinginnya. Hilang sudah senyuman hangat yang Ira rindukan. Aldan tidak mendengarkan ucapan Ira. Ia tetap berjalan sambil menggandeng tangan Ira. Mereka berpapasan dengan Monic, namun Monic langsung pergi dengan alasan ada tugas dari Pak Handoko yang belum ia kerjakan.
Aldan mengantarkan Ira sampai di depan kelasnya. Awalnya Aldan ingin mengantarkan sampai di dalam kelas, bahkan sampai di tempat duduknya. Namun, Ira langsung menolaknya keras.
"Yaudah, nanti istirahat pertama ke hall lagi, aku tanding basket," ucap Aldan.
Ira mengangguk. Aldan kemudian mendekati Ira dan mencium keningnya. Lalu Aldan mengacak-acak rambut Ira. Kemudian Aldan pergi meninggalkan Ira. Dan menghilang di persimpangan jalan. Ira langsung menyembunyikan wajahnya yang sudah merah.
"Ciee yang di anterin pacar," ucap Degha--ketua kelasnya.
"Ciee yang baru aja dapet morning kiss," ucap Rico.
Ira langsung menatap semua temannya horror. Membuat semua temannya tertawa terbahak-bahak.
"Lo kalau mau nakut-nakutin mereka gak gitu caranya! Bukannya mereka takut, malah mereka ngakak ngelihat komuk lo yang kayak badut itu!" ucap Monic dari belakang sambil tertawa.
"Ihhhh Monic, lo nyebelin banget sih!" ucap Ira.
Ira langsung berjalan dengan cepat dan duduk di kursinya lalu menyembunyikan wajahnya dari teman-temannya. Untungnya saja Pak Handoko masuk masih lama, jadi penderitaan Ira tidak akan berangsur lama.
...***...
"IRRAAAA!"
Ira langsung bangun dari tidurnya. Ia langsung menatap ke arah depan.Pak Handoko dengan muka garangnya sudah mulai memerah. Ira hanya dapat nyengir kemudian mengangkat tangannya.
****** gue!
"Bisa kamu tidak membuat saya marah sekali saja?" ucapnya tegas.
"Bi ... Bisa, Pak."
Ira langsung menciut nyalinya. Kok bisa sih gue ketiduran!
"Kalau bisa, kenapa kamu tidur di saat saya baru saja masuk ke dalam kelas!" bentak Pak Handoko.
Astaga ini guru kesambet apaan sih? Dari episode yang sebelumnya marah-marah mulu! Entar kalau kena serangan jantung tiba-tiba cuman bisa minta tolong. Kalau gak ketolong terus mati! Nggak mikir gitu marah-marah mulu, kesal Ira dalam hati.
"Kenapa kamu diam saja? Jawab!" ucap Pak Handoko.
Ira langsung berdiri dan berjalan ke arah Pak Handoko. Jantungnya sudah berdetak kencang, namun ia semaksimal mungkin untuk tetap tenang dan berjalan dengan angkuhnya hingga sampai di hadapan Pak Handoko.
Nyari mati tuh anak! ucap teman-teman Ira dalam hati.
"Saya itu semalem habis nemenin bunda bikin acara pengajian Pak. Dan pengajiannya itu baru selesai jam sebelas malam. Saya bersih-bersih sampai jam setengah satu. Jadi saya mengantuk Pak, belum lagi tugas yang bapak berikan kepada kami."
Pak Handoko tamPak berfikir. Ira kembali ke kursinya dan mengambil sesuatu dari tasnya lalu kembali ke depan Pak Handoko.
"Rumah itu untuk istirahat, Pak. Kalau kita saja di rumah masih diberikan tugas sekolah, berarti kita di sekolah juga boleh melakukan tugas rumah. Ya salah satunya itu tidur. Lagipula tugas dari bapak itu banyak banget, padahal kurikulum sekarang kan udah nggak boleh ada tugas. Bapak mau saya laporkan ke pihak perlindungan siswa?"
Nyali Pak Handoko terlihat menciut, keringatnya mulai terlihat membekas di kemejanya. Kakinya gemetaran karena ucapan Ira. Kemudian, Ira menyerahkan sebuah kotak pipih kepada Pak Handoko.
"Itu ada martabak Pak sisa semalam. Kalau bapak mau ambil aja," ucapnya lalu duduk kembali di kursinya dengan tampang tak berdosa.
Pak Handoko menggangguk. Kemudian ia mengambil martabak itu lalu memakannya.
"Baik, makasih sebelumnya Ira. Kalau begitu mulai sekarang saya tidak akan memberikan kalian tugas untuk dirumah."
Semua teman Ira bersorak senang dan memberikan ucapan terimakasih kepada Ira.
"Tapi, itu berlaku saat ini. Karena kamu tidur sebelum saya memberikan peraturan baru ini, hukuman tetap hukuman. Sekarang kamu keluar dari kelas saya, dan pergi ke halaman, hormat ke tiang bendera sampai istirahat!" ucap Pak Handoko.
Sial! Percuma gue ngelawan tadi! Tetep aja di hukum! Dasar guru ******!
Ira langsung mengerucutkan bibirnya lalu berjalan keluar kelas.
Yawla kasihan banget Ira, ucap Monic dalam hati. Kemudian Monic berdiri lalu berjalan keluar kelas hendak menyusul Ira keluar.
"Mau kemana kamu?" tanya Pak Handoko.
"Ira teman saya, jadi jika Ira di hukum, saya juga ikut. Gunanya teman itu untuk ngebantu temannya kalau ada masalah. Siang, Pak."
Monic langsung menutup pintu dan mengikuti Ira.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sofhia Aina
Nie cguru sukanya kok menghukum........... kesalahannpn blm jelas 😡😡😡😡😡
Good job Monic ade setia kawan 👍👍😍😍
2020-10-18
0
Tri Ekowati
guru yang ngajar p Handoko saja p Thor..tiap hari p Handoko . guru multi fungsi Thor✌️🤭
2020-10-15
0
Wati_esha
Monic tumben nih..
2020-10-14
0