...[Music of This Story]...
...Maudy Ayunda - Tiba-tiba Cinta Datang...
...[]...
"Adek! bangun kek, jangan ngebo terus!" teriak Regha.
Perkenalkan, namanya Regha Aldebarant. Cowok paling absurd, gak jelas, kurang ajar, dan bikin para cewek tergila-gila.
"Emh, abang berisik banget. Emangnya ini jam berapa sih?" tanya Ira sambil mengucek matanya.
"Udah jam tujuh kurang lima belas. Lo aja yang terlalu ngebo!" balas Regha.
"What! Kok abang banguninnya siang banget sih? Kan tahu kalau gue masih ada MOS sialan itu?!"
"Habisnya abang udah bangunin dari tadi juga lo terus-terusan ngebo. Yang salah bukan abang dong," bela Regha.
Ira yang enggan meneruskan perdebatan yang tak berujung itu langsung berlari menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya, dan langsung membilas wajahnya. Tanpa make up dan mandi yang lama, bagi dia cukup wajah dan gosok gigi yang utama. Masalah bau, minyak wangi solusinya.
Ira berlari menuruni tangga rumahnya dan bergegas masuk ke dalam mobil, mengabaikan suara Sena-bundanya-yang memanggil namanya.
"Adek berangkat dulu ya, Bun! Nanti adek sarapan di sekolah aja, udah telat!" teriak Ira dari dalam mobil.
Mobil silver yang Regha naiki mulai keluar dari kompleks, memecah jalanan Ibu Kota dan melaju kencang menuju sekolah Ira. Dulu, hampir setiap hari Regha selalu saja ngebut karena Ira pasti akan bangun siang dan terlambat sekolah. Sifat asli bawaan lahir memang susah untuk dihilangnkan. Salah satunya adalah, ngebo.
Palang SMU Garuda mulai terlihat dari pandangan Ira, semakin mendekat kearah pagar, semakin kencang pula Ira meneriaki Regha agar lebih kencang. Pasalnya, acara MOS sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu.
"Lo bawa mobilnya lelet amat, kayak siput! Makasih, gue masuk dulu, bang!"
Setelah berpamitan dengan cara yang sangat diluar batas norma, Ira berlari kearah gerbang yang sebenarnya sudah tertutup rapat.
"Telat?" ucap seorang laki-laki dari arah belakang Ira.
Reflek membuat Ira berbalik badan dan memperhatikan penampilan laki-laki itu. Secara garis besar penampilannya tidak jauh berbeda dengan dirinya, memakai celana abu-abu, seragam berwarna putih, dan tas ransel dipunggungnya. Namun, yang membedakan adalah, tingkat kerapihan yang laki-laki itu tunjukkan.
Kok ada cowok nakal di sekolah gue?
"I ... iya kak."
Laki-laki itu mulai mendekati Ira, perlahan Ira berjalan mundur hingga punggungnya merasakan dinginnya gerbang. Keduanya saling berpandangan dalam waktu yang cukup lama. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya kepada wajah Ira. Ia dapat mencium wangi mint yang keluar dari nafas pria itu.
"Lo mau masuk aman gak? Kalau mau, gue ada jalan. Tapi, lo harus manjat, mau gak?" ucap laki-laki itu lalu berjalan mundur dan menjauhi badan Ira.
Ira hanya mengangguk, sama seperti sebelumnya, Ira memang sangat lamban dalam berfikir.
Laki-laki itu menarik lengan Ira, namun langkah keduanya terhenti saat ketua OSIS yang merangkan menjadi ketua MOS menghalangi jalan mereka.
"Mau lo bawa kemana, anak baru ini, Gil?"
Ira tahu siapa laki-laki di hadapannya. Namanya adalah Samudra Aldo, laki-laki super nybelin yang tempo hari menghukumnya dengan menyuruh dirinya memebrikan sebotol air dan handuk kepada temannya. Hal itulah yang membuat akhirya Ira terjebak dalam permainan bodoh, karena secara tiba-tiba tanpa persetujuan, ia menjadi pacar seorang laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal.
"Cabut, lewat belakang. Kenapa?"
Ira menoleh kearah dada laki-laki disebelahnya, baru dia sadar jika orang yang memenagnya bernama Gilbran.
"Dia tanggung jawab gue, lo bisa pergi!" ucap Aldo.
"Baiklah, setidaknya hari ini gue lepasin santapan gue hari ini."
Gilbran melepaskan lengan Ira dan berjalan meninggalkan Ira dan juga Aldo.
"Lo telat lagi?"
Ira mengangguk malu. "Maaf, kak."
"Nggak kenapa-napa. Karena kemarin lo udah ngerjain hukuman dari gue dengan tulus, lo bisa bebas hari ini."
"Makasih banget, kak!"
Aldo mengiyakan dan menyuruh Ira untuk masuk ke dalam sekolah. Sebagai ketua OSIS, ia berhak memasukkan siapapun siswa yang terlambat dengan jaminan tidak akan mengulanginya lagi.
...[]...
"Lo telat?"
Suara itu membuat Ira menghentikan langkahnya, pandangannya kearah orang yang mengajaknya berbicara. "Iya kak, kenapa?"
"Jadi cewek jangan ngebo."
"Biarin! Yang ngebo kan gue, bukan kakak!"
"Bawel banget jadi cewek. Temenin gue."
"Nggak bisa gitu dong, gue harus MOS, kak."
Laki-laki itu menarik lengan Ira dan membawanya kearah kantin. Setelah keduanya duduk di meja paling ujung, pesanan laki-laki itu datang.
"Lo itu pacar gue, jadi wajib hukumnya buat nemenin gue."
"Tapi gue juga punya kewajiban untuk ikut MOS, kak. Kalau nggak gue bisa ngulangin MOS tahun depan!"
"Emangnya gue peduli? Ketua OSIS yang ngehukum lo itu sahabat gue. Kalau gue bilang lo nemenin gue, beres. Nggak usah bawel. Temenin gue makan aja."
Laki-laki itu yang sampai saat ini bahkan Ira belum mengetahui namanya terus saja asik dengan makanannya. Membiarkan Ira yang melihatnya dengan tatapan ingin.
"Lo kenapa?" tanya laki-laki itu.
Ira terdiam.
"Mau?" tanyanya lagi.
Ira mengangguk pelan.
"Yaudah, gue pesenin."
Perlahan senyum Ira mengembang, baru kali ini ada orang yang niat ingin mentarktirnya.
"Tapi bayar sendiri."
Seketika nafsu makan Ira menurun drastis. Perutnya berkontraksi dan rasa lapar yang hebat tadi menjadi kenyang.
"Nggak usah, makasih! Gue udah kenyang."
"Yaudah."
Laki-laki itu kembali duduk dan memakan makanan miliknya tanpa memperhatikan Ira kembali.
Lo itu, nyebelin!
...[]...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Marsudi Marsudi
nafsu Ira cepet banget ilangnya
2021-01-01
0
Sofhia Aina
Eh....sispe teman OSIS lalu tanggung jawab sebagai OSIS tu ape..????🙁🙁🙁🙁
2020-10-18
1
rayo78
kirain ketua osisnya yg pemeran utamanya
2020-09-29
1