Dag.. Dig.. Dug..
Dag.. Dig.. Dug..
Dag.. Dig.. Dug..
Jantung Jack berdegup cepat, dia tidak menyangka Riana akan memeluknya secara tiba-tiba.
Dia membiarkan dirinya dipeluk Riana, dia merasakan ada yang basah di bagian dadanya. Rupanya Riana sedang menangis. Dia biarkan Riana seperti itu.
Diam..
Hening..
Perlahan-lahan dia mulai mengangkat tangannya, mengumpulkan keberanian untuk memeluk Riana.
Dengan pelan, dipeluknya Riana, ditepuk perlahan punggung Riana. Dielusnya rambut Riana perlahan. Begitu terus dilakukan. Kemudian, secara perlahan-lahan, Riana mulai mengangkat kepalanya.
Dia menjadi tenang, dan mulai melepaskan dirinya dari pelukan Jack.
Jack mengikuti gerakan tubuhnya dan melepas pelukannya.
Riana memperbaiki posisi duduknya, namun tetap dekat dengan Jack.
"Aku putus sama Ando" Dia mulai membuka suaranya.
Ditarik napasnya panjang.
"Kamu yakin sama keputusan kamu?" Tanya Jack pelan.
"Heemm" Riana mengangguk sambil mengeluarkan suara kecil.
"Ya udah kalo memang itu udah keputusan kamu" Jack mencoba menghibur Riana.
"Jack.." Panggil Riana.
"Ya?" Sahut Jack.
"Aku sandar sebentar ke bahu kamu boleh? Aku capek nangis" Riana berbicara sambil memasang muka iba yang manyun, yang benar-benar membuat Jack tidak tahan melihatnya.
"Iaia boleh kok. Sini" Jack mengibaskan pundaknya.
Riana segera merebahkan kepalanya dan menutup mata.
Jack yang melihat itu hanya tersenyum. Dia bahagia. Entah apa yang dipikirkan, namun dia bahagia.
Karena dengan begini dia punya kesempatan untuk kembali dengan Riana.
Dia yang sebenarnya datang ke tempat ini untuk mencari ketenangan karena kemunculan Ita yang tiba-tiba, malah mendapat penghiburan dengan kehadiran Riana di tempat itu.
"Aku nggak bakal lewatin kesempatan ini. Aku bakal buat kamu jatuh cinta lagi sama aku. Aku nggak bakal buat kamu nangis kayak gini Ri.. ." Jack bergumam dalam hatinya.
Setelah hampir 10 menit, Riana tersadar. Rupanya dia tertidur di pundak Jack.
"Kamu udah bangun?" tanya Jack.
"Aku beneran ketiduran yah?" Tanyanya pada Jack sambil mengusap matanya.
"Ia kamu ketiduran. Bahu aku sakit banget tau nahan kepala kamu. Kamu berat banget sih" Ucap Jack menggoda Riana.
"Kamu apaan sih. Aku nggak berat banget kok" Jawab Riana sambil memanyunkan bibirnya.
"Hahahahahah. Iaia deh becanda aja kok" Jack tertawa.
"Kamu usil banget sih" Riana sambil mencubit pinggang Jack.
"Aw sakit tau" Jack memegang tangan Riana yang sudah mencubit pinggangnya.
"Hahahahahha. Kamu sih usil. Rasain tu" Riana tertawa sambil melepaskan cubitannya.
Jack memperhatikan Riana yang tertawa. Dia terlihat sangat manis saat tertawa. Gigi ginsulnya terlihat sangat manis berpadu dengan lesung pipi yang dalam saat dia tertawa.
Melihat pemandangan yang begitu indah, Jack merasa ada suatu gejolak di dalam dirinya. Membuatnya tidak bisa menahan hasratnya.
"Ri..." Panggil Jack yang menghentikan tawa Riana.
"Ha apa?" Riana memalingkan wajahnya ke Jack yang sedang menatapnya.
"Maaf.."
Setelah mengucapkan kata itu, Jack langsung mendekatkan wajahnya ke Riana dan mencium bibirnya.
Riana yang kaget karena dicium oleh Jack hanya bisa membelalakkan matanya. Dia tidak bisa mengucapkan satu katapun saat dicium Jack.
Pipinya terasa panas dan degup jantungnya seperti berpacu begitu cepat.
Dia tidak menyangka Jack akan menciumnya.
Setelah mencium Riana, Jack segera menghindar. Dia takut Riana akan memarahinya dan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Emm aku... aku.. aku mau pulang" Riana langsung bangun dari bangku itu dan segera pergi meninggalkan Jack.
Jack yang melihat itu segera bangun dan mengejar Riana.
"Ri tungguin Ri.. Aku minta maaf" Ucapnya sambil mengejar Riana.
Riana semakin berjalan dengan cepat.
Dia merasa malu namun tidak berani marah. Yang dia inginkan hanyalah menjauh dari Jack .
Segera Jack berlari lebih cepat dan menghalangi langkah Riana.
Riana berhenti, karena begitu cepat, Jack sudah berada di depannya.
Kedua tangannya memegang pipi Riana dan melihat secara dekat mata Riana.
Riana juga akhirnya memberanikan diri untuk menatap wajah Jack.
"Aku sayang kamu. Aku nggak akan bosan bilang gini ke kamu. Tapi, kamu mau kan balikan lagi sama aku?" Tanya Jack tanpa melepaskan tangannya.
"Jack. Aku.. Aku..." Riana terbata menjawab Jack.
"Ya udah. Nggak apa-apa. Aku bakal nunggu kamu" Dikecupnya kening Riana dengan lembut.
Riana merasakan suatu kenyamanan yang baru dan berbeda dengan yang dirasakannya pada Ando.
"Makasih yah udah ngerti situasi aku."
"Ia. Yuk pulang. Ini udah malem. Papa kamu pasti nyariin kamu" Jack mengajak Riana pulang.
Keduanya kemudian meninggalkan tempat itu dengan berbagai macam perasaan yang mereka sama sekali tidak mengerti. Yang baru saja terjadi mereka seperti tidak ingin membahasnya dan menyimpan semua di dalam hati masing-masing.
...----------------...
Setelah mengantarkan Riana pulang, Jack kembali ke rumahnya. Saat tiba di depan rumahnya, dia melihat Ita sedang bercerita dengan mamanya. Rupanya dia sudah ditunggu oleh Ita.
Wajahnya yang sedang berseri-seri berubah menjadi datar dan marah.
"Jack.." Panggil Ita saat melihat Jack yang baru pulang.
"Kamu ngapain ke sini?" Tanya Jack kasar.
"Loh Jack, Ita udah daritadi nunggu kamu loh. Kok kamu ngomongnya gitu" Mama Jack memarahinya.
"Ah nggak apa-apa kok Tante. Mungkin Jack kaget liat aku" Ita tertawa pelan agar tidak ada ketegangan.
"Ya udah. Kamu temani Ita dulu. Mama mau ke dalam mau lanjutin kerja laporannya."
"Makasih banyak Tante udah temani aku daritadi" Ita menjawab ramah.
"Iaia. Tante tinggal dulu y" Ucap Mama Jack sambil berlalu ke dalam rumah.
Jack dengan kesal kemudian duduk di bangku yang ada.
"Kamu dari mana Jack? Aku tungguin kamu daritadi. Aku telepon tapi nomor kamu nggak aktif" Ita bertanya.
"Bukan urusanmu. Kamu kenapa ke sini?" Jack menjawab dengan nada ketus.
"Ya aku pengen ketemu kamu Jack. Aku mau minta maaf langsung ke kamu. Aku..Aku rindu sama kamu" Ucap Ita sambil memasang muka iba pada Jack.
"Minta maaf? Buat apa? Emang kamu punya salah apa?" Jack bertanya sinis.
"Jack.. Kamu kenapa sih gini sama aku. Aku tau aku salah karena pergi nggak bilang dan nggak kasi kabar ke kamu. Aku punya alasannya Jack. Sekarang aku udah kembali. Aku nggak bakal pergi lagi. Aku bakal tetap ada di sisi kamu" Ita berusaha meyakinkan Jack.
"Kamu kira aku apaan. Pergi dan datang sesuka kamu. Kamu tau nggak gimana rasanya ditinggal tanpa ada kabar. Kamu tau nggak gimana rasanya menunggu? Kamu nggak tahu Ita, kamu nggak akan pernah tau, karena kamu nggak rasain" Jack berbicara dengan kesal pada Ita.
Dia marah. Kenapa di saat dia sudah mulai melupakan Ita, Ita malah kembali.
"Jack.. aku beneran minta maaf. Aku nggak tau kamu harus hadepin semua itu. Please kasi aku kesempatan Jack buat aku perbaiki semuanya" Ita mulai menangis.
Melihat Ita menangis, hati Jack menjadi tersentuh dan tidak lagi tega memarahi Ita.
"Please Ita kamu jangan nangis" Bujuk Jack.
"Kita bahas ini lagi nanti. Ini udah malam. Aku anterin kamu pulang yah" Jack kembali membujuk Ita.
"Kapan mau dibahas Jack" Ita mulai merajuk ke Jack.
"Besok yah, besok aku ke rumah kamu baru kita bahas lagi"
"Ya sudah kalo gitu. Janji yah. Besok aku juga bakal ke sekolah baru. Kita ketemunya pas pulang sekolah"
"Ia aku janji" Jack berjanji pada Ita.
Setidaknya malam ini dia bisa terlepas dari Ita. Besok dia akan berbicara lagi dan Jack akan mengatakan semuanya.
Dia kemudian mengantarkan Ita untuk pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments