Jack merasa bersalah karena tidak bisa menahan diri terhadap perasaannya.
Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dia tidak tahu apa yang dipikirkan Riana tentangnya.
Namun, saat ini yang paling penting adalah dia tidak ingin Riana membencinya lagi.
Keesokan harinya seperti yang dijanjikan Riana pada Ika, setelah pulang sekolah dia mampir ke rumahnya Ika.
"Halo. Selamat siang" Riana menyapa saat tiba di rumahnya Ika.
"Halo Non Riana. Non Ikanya belum pulang sekolah" Sahut pembantu Ika yg muncul dari dalam rumah.
"Oh ya udah aku tungguin dia di sini aja."
"Oh ya udah. Non duduk aja dulu. Saya permisi ke belakang. Lagi masak soalnya" Pembantu itu mempersilahkan Riana dan bergegas kembali ke dapur.
Setelah menunggu hampir 15 menit, akhirnya Ika sampai di rumah.
"Hai Ri. Udah lama yah nunggunya?" Sapa Riana.
"Nggak kok, baru juga nyampe."
"Yuk ke kamar aja" Ajak Ika.
Keduanya kemudian pergi ke kamarnya Ika.
...----------------...
"Jadi gimana?" Tanya Ika langsung.
"Jadi gini aku langsung ngeliat pake mata kepala aku Ando sama Sany lagi berduaan di rumahnya Ando dan Ando nggak pake baju gitu. Mereka kayak lagi ngapain gitu. Sany juga kelihatan kaget banget liat aku. Dan......." Riana menceritakan semua pada Ika, termasuk kejadian semalam saat mereka berpisah.
"Dasar Ando brengsekk" Umpat Ika setelah mendengar semua cerita Riana.
"Emang dasar cowok nggak tau malu. Dia kira dia seganteng artis gitu makanya seenaknya aja memperlakukan cewek begitu. Si Sany juga, jadi cewek ko gatel amat sih" Ika mengumpat tiada henti.
"Hus Ika kamu nggak boleh ngomong gitu dong. Aku sih mikir, kayaknya Sany juga ditipu sama Ando. Dia juga nggak tau apa-apa. Aku mau ketemu sama dia. Aku mau nanya langsung ke dia. Menurut kamu gimana?" Riana meminta pendapat Ika.
"Ia bisa jadi sih. Emang solusi sekarang kamu harus nanya langsung ke Sany. Biar ada kejelasan gitu. Tapi si Ando tu emang brengsek banget tau. Berani-beraninya dia kasar sama kamu begitu. Untung aja ada Jack kan, kalo nggak pasti dia bakal nekat ngapa-ngapain kamu."
"Ia sih, aku bersyukur banget karena ada Jack di sana. Aku malu juga soalnya dia harus ngeliat aku dalam kondisi gitu. Tapi kamu tau nggak sih, dia lagi ngomong sesuatu ke aku gitu. "
"Ngomong apa?" Tanya Ika pura-pura tidak tahu.
"Jadi gini, kamu janji yah nggak boleh bilang ke siapapun."
"Iaaa aku janji" Ika bersemangat sambil mengacungkan kedua jarinya tanda berjanji.
"Jadi gini, dia akhir-akhir ini bilang ke aku kalau dia mau balikan sama aku gitu, dia baru sadar katanya kalo dia tu masih sayang sama aku. Awalnya aku nggak ngerasain gitu. Tapi, kamu tau nggak, udah beberapa kali aku berantem sama Ando, dia pasti selalu ada buat tenangin aku. Itu kebetulan banget nggak sih?" tanya Riana penasaran.
"Oh jadi gitu" Riana menanggapi santai.
"Loh kok kamu jawabnya gitu sih. Jangan-jangan..." Riana curiga.
"Hahahahahhaha. Apaan sih" Ika tertawa melihat ekspresi Riana.
"Kamu kok ketawa sih Ika. Kamu udah tau yah? Jack cerita ke kamu? "
"Iaia. Kamu tenang dulu dong. Sebenarnya dia udah cerita ke aku juga tentang mau balikan sama kamu, dia malah sebelumnya nanya kamu ke aku, dia sampe mohon-mohon ke aku biar kalian balikan. Nomor kamu aja aku yang kasih." Ika menjelaskan pada Riana.
"Tuh kan.. Ika...Kamu ko jahat banget sih sama aku" Riana merajuk kepada Ika.
"Ya maaf dong Ri. Abisnya aku kasian juga sama dia sampe mohon ke aku. Trus aku juga mikir, kamu emang lebih baik sama dia deh. Daripada kamu sama Ando si tukang selingkuh itu" Ika menjelaskan dengan penuh keyakinan.
"Aku bingung harus gimana, Aku belum berani buat balikan sama dia. Aku nggak yakin aku masih sayang sama dia atau nggak. Lagian aku sama Ando juga lagi dalam hubungan yang kayak gini. Setahuku, Jack juga kan masih punya pacar kan? "
"Ya udah. Kamu jangan terlalu makasih diri kamu. Tapi, kamu harus bisa putusin yang terbaik buat kamu. Jangan akhirnya kamu habisin masa muda kamu dengan sedih doang. Kamu liat aku, jangan sampe kamu kayak aku. Nyesel nggak ada gunanya. Aku nggak berhak ikut campur. Kamu yang bakal jalanin. Aku sebagai seorang sahabat cuma bisa kasi masukan kayak gitu ke kamu" Ika menasehati Riana sambil memegang pundak Ika.
"Jangan ngomong gitu dong Ika. Kamu hebat kok, udah bisa lewatin semuanya sendiri. Kamu hebat kok. Makanya aku ceritain ini semua ke kamu" Riana memeluk Ika.
Dia tidak ingin Ika mengingat lagi masa lalunya.
...----------------...
Sekilas cerita. Ika pernah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki di masa SMPnya, di mana dia akhirnya menyerahkan semuanya pada laki-laki itu tanpa berpikir panjang. Dia kemudian hamil. Saat hamil, rupanya laki-laki itu tidak ingin tanggungjawab dan pergi meninggalkan Ika. Lebih sakitnya lagi ialah, saat kehamilan Ika di umur 7 bulan, anak Ika meninggal di dalam perut.
Hal tersebut sangat membuat Ika terpukul dan hampir putus asa bahkan ingin bunuh diri.
Beruntung, dia memiliki keluarga yang menyayangi dan mendukung dia. Ika akhirnya kembali menjalani terapi trauma dan pelan-pelan mulai bisa menerima kenyataan.
Keluarganya memutuskan untuk pindah ke Kota K di mana mereka berada sekarang dan bertemu dengan Riana. Mereka berdua Riana menjadi teman baik dan bersahabat sampai saat ini. Bagi Ika, Riana merupakan sosok yang baik, sehingga dia tidak segan-segan menceritakan semuanya ke Riana.
...----------------...
"Udahlah. Kita ngapain sih sedih-sedihan gini" Ucap Ika sambil menghapus air matanya.
"Ia yah. Ngapain nangis demi cowok" Riana ikut tertawa.
"Eh kamu juga diundangkan ke acara ulangtahunnya Ucy?" Ika bertanya pada Riana.
"Ia sih aku diundang. Tapi kayaknya aku nggak pergi deh."
"Loh kenapa? "
"Itu. Soalnya semalam aku udah ngomong kasar ke dia gitu. Aku takut dia tersinggung terus marah sama aku" Ika menjawab sedih.
"Emang dia bilang dia marah ke kamu? "
"Nggak sih. Aku yang mikir gitu."
"Ya udah, ngapain dipikirin. Kita pergi. Ok?" Ika bersemangat.
"Hmm ya udah. Suaranya dimulai jam setengah 7 kan?"
"Ia. Ya udah kalo gitu aku balik ke rumah dulu." Riana sambil melihat jam di tangannya.
"Iaia. Ya udah. Ini juga udah jam 4. Tapi, kita makan siang dulu yuk, udah lapar aku" Ajak Ika.
"Hmm ia deh. Aku juga lapar. Abis makan baru pulang aja deh."
"Ayoo.." Mereka kemudian menuju ke ruang makan untuk makan siang.
"Oh ya Ika, kita kasih kado apa yah?" Tanya Riana saat mereka sedang makan.
"Oh ia yah. Apa yah? "
"Ya udah gini aja. Abis ini kita langsung siap-siap biar sempatin cari kadonya. Gimana?" Usul Riana.
"Oh yah udah gitu aja" Ika kemudian mengiyakan.
Keduanya kembali melanjutkan makan dan setelah itu Riana berpamitan untuk pulang ke rumah agar segera bersiap pergi ke acara ulangtahunnya Ucy, adik Jack.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments