"Kamu ingat tempat ini nggak?" Ucap Jack saat mereka tiba di sebuah tempat di ketinggian Kota.
"Ini tempat apa Jack. Selama hidup dan tinggal di Kota ini, aku baru tau ada tempat sekeren ini."
"Ini tempat yang selalu aku ceritain ke kamu waktu kita masih pacaran dulu. Tempat yang selalu aku janjiin buat bawa kamu ke sini."
"Oh ia aku ingat, kamu selalu bilang kalo kamu lagi di tempat tenang. Ini tempatnya? "
"Ia ini tempatnya. Gimana? Keren kan?"
"Sumpah ini keren banget Jack" Riana merasa kagum dengan tempat yang mereka datangi.
"Ini tempat favorit aku sejak kecil, aku selalu ke sini tiap kali ada hal sedih ataupun senang yang nggak bisa aku ceritain ke orang lain."
Riana kembali mengingat, dulu Jack selalu berjanji untuk membawanya ke tempat ini. Namun, karena tidak lagi pacaran, dia kemudian melupakan janji ini. Sekarang dia malah ada di tempat ini.
Dan sungguh tempat yang sangat indah. Dari ketinggian, dapat melihat hampir seluruh Kota K.
Angin yang terasa lembut membelai kulit dan gemerlap bintang dan bulan yang berpadu memancarkan cahaya yang menenangkan.
"Gimana? Kamu rasa baikan? " Jack bertanya.
"Ia Jack, makasih yah udah bawa aku ke tempat ini. Sesaat aku nggak rasa sedih lagi" Ucap Riana tulus.
"Ia sama-sama. Kalo lagi sedih aku pasti ke sini. Dan ada satu hal yang selalu aku lalui kalo udah di sini. Kamu mau coba? " Ajak Jack.
"Ia boleh. Gimana? "
"Tutup mata kamu" Jack sambil mempraktekan.
Riana yang melihat itu langsung mengikuti Jack menutup mata.
"Tarik napas kamu perlahan" Jack menarik napasnya panjang.
Setelah itu dia membuka mata dan melihat Riana yang sedang menutup mata dan menarik napas.
"Jangan dilepasin dulu. Tahan sebentar lagi" Jack memberi arahan.
"Lepasin pelan-pelan napasnya sambil ingat semua sedih kamu."
Riana perlahan-lahan melepaskan napasnya dan perlahan membuka matanya.
Saat itu dia langsung menangis.
Jack yang tidak tega melihat Riana menangis kemudian langsung memeluk Riana.
Riana juga membiarkan dia dipeluk Jack. Jack memeluknya erat. Tubuh Riana yang kecil didekapnya dan dibelainya perlahan rambut Riana, sambil terus dibiarkan Riana menangis di pelukannya.
Riana yang merasakan kehangatan begitu dipeluk langsung menangis sejadi-jadinya.
Dia merasa tenang dipelukan Jack.
"Makasih yah Jack" Bisiknya perlahan.
"Iaia. Kamu udah enakan? "
"Eh ia..." Riana langsung melepaskan dirinya dari pelukan Jack.
Mereka berdua menjadi salah tingkah.
"Ee.. ee.. maaf ya Ri, aku tadi refleks meluk kamu."
"I. ia.. ia aku juga. Tadi kebawa suasana kayaknya" Riana berusaha menjelaskan kecanggungannya kepada Jack.
Keduanya menjadi terdiam sejenak untuk masing-masing menenangkan diri.
"Aw.." Riana tiba-tiba merintih kesakitan.
"Kamu kenapa Ri? " Tanya Jack panik.
"Sakit banget lengan aku" Riana memegang lengannya.
"Maaf, aku meluknya kuat tadi."
"Bukan itu Jack, lengan aku yang tadi dicengkeram Ando"
Jack terdapat dan segera membuka jeket yang dipakaikan ke Riana.
Benar saja.
Bekas cengkeraman itu terlihat jelas, kemerahan di kulit putihnya Riana.
"Sakit yah?" Tanya Jack sambil memegang lengan Riana yang sakit .
"Ia sih" Riana menjawab sambil memasang muka yang sedih.
"Ri.. kamu kok bisa sih bertahan sama laki-laki kayak dia? Apa kamu sering diginiin sama dia?" Jack bertanya jengkel.
"Kamu tunggu sini bentar."
"Kamu mau ke mana? Aku takut sendirian di sini" Riana menolak ditinggalkan sendiri.
"Aku mau ke kios di dekat sini. Beli minyak gosok."
"Ya udah. Kamu cepetan."
"Iaia."
Jack segera berlari ke kios yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat mereka berada.
...----------------...
Setelah beberapa saat akhirnya dia kembali.
"Mana lukamu?" Tanpa banyak bicara, dia meminta Riana menunjukan lukanya.
"Kamu tahan bentar yah" Segera dia olesi minyak yang dibelinya ke lengan Riana yang terluka dengan hati-hati.
"Nah udah. Nih minyaknya. Harus rajin diolesi ke lukamu biar cepat pulih" Jack memberi minyak kepada Riana sambil berpesan.
"Hmm Iaia. Makasih yah" Riana senyum.
"Ri..." Jack memanggil.
"Kamu jangan sampe kayak gini lagi yah. Jangan sampe disakitin lagi. Aku... "
"Jack.." Riana memotong pembicaraan Jack.
"Aku lagi nggak mau bahas ini dulu, please. Aku tau kamu yang udah bantuin aku. Tapi biarkan itu jadi urusan aku sama Ando. Kamu nggak usah ikut campur" Riana menegaskan.
"Tapi Ri.."
"Udahlah Jack. Anterin aku pulang. Aku pengen pulang" Riana menjadi geram.
"Ya udah. Aku anterin kamu pulang. Aku harap kamu masih mempertimbangkan aku. Aku benar-benar serius mau balikan sama kamu" Jack kembali menegaskan niatnya.
Riana hanya terdiam. Jack kemudian memakaikan kembali jaketnya pada Riana. Mereka kemudian berboncengan untuk pulang.
Jack mengantar Riana sampai ke rumahnya. Keduanya kemudian berpisah dengan perasaan yang tidak karuan. Antara kenyamanan sesaat ataukah tentang perasaan yang dulu yang telah muncul kembali. Hanya hati mereka yang tahu jelas apa yang mereka rasakan saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments