Saat mereka hendak pergi, Jack melihat Riana tidak menggunakan jeket.
Dia kemudian turun lagi dari motornya, membuka jeketnya dan memakaikannya pada Riana. Riana hanya bisa terpaku melihat Jack yang sibuk menyelimutinya dengan jeket miliknya.
"Kenapa ngga bawa jaket sih, udah tau musim hujan. Masih aja keluyuran ngga pake jeket" Jack sambil komat kamit saat memakaikan jeketnya.
"Kan aku ngga tau kalo hari ini juga bakal hujan" Jawab Riana ketus.
"Ya udah, ayo pulang. Udah dingin juga ini" Jack kembali menaiki motornya dan kemudian membonceng Riana.
Sepanjang jalan dari Caffe menuju rumah Riana yang berjarak hampir 8 km, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Hanya sesekali tangan Riana tiba-tiba refleks memeluk Jack ketika ada kendaraan yang ingin melewati mereka dengan kecepatan tinggi. Itu membuat Riana sedikit kaget dan langsung memeluk Jack dari belakang.
Jack yang mengemudikan motor sempat kaget saat pinggangnya dipeluk Riana.
Jantungnya bahkan berdetak tidak karuan, diiringi senyum kecil.
Hampir 15 menit di perjalanan akhirnya mereka sampai di rumahnya Riana. Riana langsung turun dan membuka jaket milik Jack. Saat hendak membukanya Jack langsung berkata
"Eh mau ngapain? "
"Ini mau ku kembalikan jeketmu. Makasih udah pinjemin" Sahut Riana.
"Ngga bisa gitulah. Setidaknya tunjukin rasa terimakasihnya dengan nyuci jaketku dong."
"Huhhh.. ya udah aku cuci dulu jaketnya. Nanti aku kembalikan" Riana menjawab dengan memelaskan wajahnya.
"Gitu dong. Kamu masuk sana. Di luar dingin."
"Iaia. Kamu hati-hati yah pulangnya. Makasih udah anterin aku" Riana menjawab tulus dan langsung membalikkan badannya hendak masuk ke dalam rumah.
"Eeh Ri.." Panggil Jack.
"Hmm apa? " Jawab Riana sambil menoleh lagi ke Jack.
"Eeh.. anu.. itu... kamu mimpi indah yah. Dah" Dia kemudian langsung pergi terburu-buru tanpa mendengar jawaban Riana.
Riana hanya tersenyum menggelengkan kepalanya. Dia merasa lebih baik saat Jack datang menemuinya. Sekejap, dia melupakan kejadian menyakitkan sore tadi.
Saat melihat pacarnya bersama dengan cewek lain yang merupakan teman sekelas dan saingan cintanya. Bukan baru sekali dia mendapati Ando bersama Sany. Dia telah menangis berkali-kali karena Ando. Namun, tetap saja dia masih mempercayai Ando dan selalu memaafkannya.
Bagi dia, Ando adalah laki-laki pertama yang mengajarkan padanya hal-hal baru saat berpacaran. Mulai dari berpelukan, berciuman, semua dilakukan pertama kali dengan Ando.
Walaupun ada hal yang selalu diminta oleh Ando tapi terus ditolaknya. Yaitu memberikan keperawanannya pada Ando sebagai bukti cintanya pada Ando. Mereka sering bertengkar karena hal tersebut.
Bagi Riana, menjaga kepercayaan papanya adalah hal yang paling dinomorsatukan.
Walaupun papanya tidak pernah melarangnya untuk dekat dengan siapapun bahkan berpacaran, namun papanya selalu berpesan agar jangan pernah memberikan keperawanan kepada laki-laki sebelum menikah.
"Perempuan itu harganya di "situ". Kalau nggak bisa jaga diri, maka kamu udah nggak ada harganya lagi. Jadi, sekalipun kamu sayang banget sama pacar kamu, jangan pernah kamu kasiin ke dia. Kasian yang bakal jadi suami kamu. Dia bakal kecewa kalau tau-tau kamu udah nggak perawan. Dia nggak ngomong, tapi perlakuannya ke kamu bakal beda. Akan sangat baik, bila suami kamu nanti adalah yang paling pertama."
Kata-kata ini yg selalu diingat oleh Riana. Sehingga, sekuat apapun Ando menggodanya, dia masih bisa menahan diri untuk tidak berbuat lebih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
🎯™♋𝖌𝖆𝖓ͣ𝖙ᷫ𝖊ᷧ𝖓𝖌æ⃝᷍𝖒
aq mampir thor,mpe sini dulu bacanya ntar nyicil ya
2021-01-27
1