Tahun berganti dan Jack benar-benar tidak bisa melupakan Riana. Walaupun dia juga telah memiliki seorang pacar, namun hatinya tidak sepenuhnya diberikan pada pacarnya itu.
Dia sadar bahwa dia benar mencintai Riana. Namun, belum ada keberanian untuk kembali mengejar Riana, karena dia melihat dan mendengar bahwa Riana telah memiliki kekasih dan Riana terlihat bahagia bersama kekasihya.
Dia hanya mampu melihat Riana dari kejauhan. Di sisi lain, Riana yang katanya sudah memiliki kekasih juga ternyata masih memiliki perasaan yang sama seperti Jack. Namun dia selalu menyangkal perasaan itu.
Entah sejak kapan dia mulai terus memikirkan Jack, ternyata tidak dia ketahui. Yang dia ketahui adalah dia sering merindukan Jack yang selalu mengganggunya di waktu dulu. Berbeda dengan Ando, kekasihnya saat ini yang lebih pendiam, cuek dan menurut Riana, masih memiliki rahasia sendiri. Seiring berjalannya waktu, Jack dan Riana menghabiskan waktu dengan kehidupan mereka dengan diam- diam masih saling merindukan dan terkadang melihat satu sama lain dari kejauhan.
...----------------...
Sampai pada suatu hari, saat Riana akan pergi ke rumah temannya Siska, dia kemudian berjalan ke luar dari rumahnya dan hendak menunggu taksi. Setibanya di gang depan jalan, yang dilihat adalah Jack yang baru keluar dari rumahnya. Jack yang kemudian melihat Riana kemudian mengarahkan motornya menuju ke arah Riana. Riana yang juga kaget melihat Jack yang mengarahkan motornya ke arahnya hanya bisa berdiri kaku dan canggung.
"Hai" sapa Jack.
"Kamu mau ke mana ? " Lanjutnya.
"Eh hai" Jawab Riana sambil kebingungan.
"Aku mau ke rumahnya Siska. Lagi nunggu taksi."
"Pacar kamu mana?" Dengan nada yang agak menyindir.
"Untuk apa kamu bertanya ?" Sahut Riana ketus.
"Hahahahahaha. Maaf. Ya sudah, mau aku antar ? " Jack mulai menggoda.
"Tidak usah. Sebentar lagi taksinya datang."
"Hei. Tidak usah seperti itu. Bagaimanapun kita dulu pernah bersama dan kita juga teman sekolah. Tidak ada yang salah jika aku mengantarmu" Jack mulai membujuk.
Riana kemudian berpikir sejenenak.
Benar juga yang diucapkan Jack.
Toh, di antara mereka juga sudah lama berlalu dan tidak seharusnya dia terus membenci Jack. Dan lagi tidak ada salahnya dia pergi bersama Jack.
Tidak banyak orang yang mengetahui hubungan mereka saat itu.
"Oke. Baiklah. Aku juga sedang terburu- buru. Siska sudah menungguku daritadi" Sambut Riana datar.
"Begitu kan bagus. Ayo naik ke motorku" Jack menjawab dengan penuh senyum.
Mereka kemudian berboncengan menuju ke rumah Siska yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Jack tidak ingin melewatkan kesempatan itu.
Riana juga merasa jantungnya berdetak lebih cepat.
Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ada sebuah perasaan bahagia yang tidak bisa dia jelaskan.
"Riana" Panggil Jack.
"Ia. Ada apa?" Sahut Riana.
"Kamu apa kabar ? Bagaimana sekolahmu ? " Jack bertanya.
"Seperti yg kamu lihat, aku baik-baik saja. Kamu juga terlihat sangat baik- baik saja, kan? Sekolahku ? Semuanya baik- baik juga. Masih bergulat dengan tugas- tugas yang semakin sulit."
"Baguslah. Aku senang mendengarnya" Jack tersenyum. Kemudian dia memutar arah kaca spionnya ke wajah Riana dan melihat Riana melalui kaca itu. Riana yang menyadari akan hal itu kemudian berkata...
"Kamu apaan sih. Melihatku seperti itu ?" Dengan nada ketus.
"Tidak. Setelah sekian lama, semenjak kita kenal, berpacaran dan bahkan setelah putus, ini pertama kalinya aku menggoncengmu dengan motorku. Dulunya, kamu selalu menolakku dengan berbagai alasan setiap aku mengajakmu jalan- jalan ataupun bertemu" Jack tanpa sadar mengungkapkan perasaannya. Dia benar menyadari bahwa setelah sekian lama, baru pertama kali dia dapat berboncengan dengan orang yg selalu membuat dia merindu. Orang yang selalu dia perhatikan dari jauh. Dan tanpa sadar, jantungnya juga berdetak lebih kencang.
Dia merasakan sebuah kenyamanan yang sangat dirindukan.
"Ia benar juga. Tapi itu sudah berlalu. Tidak perlu kita ungkit lagi. Ini hanya sebuah kebetulan. Kita sekarang sudah memiliki kehidupan masing- masing Itu hanya cinta monyet" Riana menjawab dengan lantang. Tapi entah mengapa sedih saat dia menjawab Jack seperti itu.
Dia tahu bahwa dia berbohong dengan hatinya sendiri saat itu. Dia tidak ingin Jack tahu, kalau dia secara diam- diam masih merindukan Jack.
"Ya sudahlah. Aku minta maaf. Tapi kalau boleh aku jujur, aku senang sekali saat ini" Jack menggoda lagi.
"Dasar kamu ini."
"Hahaha. Kita sudah sampai."
"Oke. Terimakasih sudah mengantarku. Kamu hati- hati di jalan."
"Ia sama- sama. Kamu tidak perlu sungkan. Anggap saja kamu membayar kisah kita saat bersama dulu" Jack berkata sambil tertawa puas.
"Terserah kamu. Aku pergi dulu. Siska sudah menungguku di dalam" Riana kemudian berbalik dan masuk ke rumah Siska. Ada sebuah senyuman di bibirnya yang tidak dilihat Jack. Jack kemudian juga membawa motornya pergi dengan sebuah senyuman yang tanpa dia sadari terjadi begitu saja.
Keduanya sama- sama merasa bahagia karena setelah sekian lama dapat kembali bertemu dengan orang yang paling dirindukan.
Walaupun menurut mereka hanya sebuah kebetulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
lucunya mereka 👫
2022-02-20
2
ᴅᴇͥᴅͣᴇͫ Rᴀ͢n//TUTUP AKUN
i like it
2021-03-21
1
FIE
asli, tulisannya rapi dan enak banget dibaca👍ceritanya juga bagus👍
semangat terus ya
2021-01-30
1