16. RENCANA JAHAT

Beberapa hari telah berlalu, setelah kejadian di restoran waktu itu Arvan tidak pernah berinisiatif untuk menghubungi Ara. Jika Ara menghubungi Arvan, ia tidak pernah menanggapinya, bahkan hanya untuk sekedar membalas pesan Ara.

Ingin sekali ia menghampiri pujaan hatinya itu, namun Ara merasa tidak punya muka untuk menemuinya. Ara sadar diri bahwa ia sudah terlalu banyak mengecewakan Arvan, terlihat jelas dari sikap Arvan yang selalu menghindarinya.

GRUP JA ( JAYA ABADI )

Arvan diminta atasannya untuk pergi ke ruangan HRD, ia pun bergegas memenuhi perintah atasannya. Ia merasa heran kenapa tiba- tiba ia diminta untuk pergi kesana.

tok tok

"Masuk!"

Terlihat seorang wanita paruh baya duduk dibalik meja kerjanya.

"Maaf bu, apa ada yang bisa yang saya bantu?" tanya Arvan.

"Oh iya, ini ada kabar bagus untuk kamu."

Arvan mengerutkan dahinya, merasa bingung dan gugup, ia menerka- nerka apa kira- kira berita baik yang akan disampaikan padanya.

"Setelah melalui banyak pertimbangan, dilihat dari kinerja kamu yang baik selama bekerja diperusahaan ini. Maka perusahaan akan mempromosikan jabatan kamu, kamu akan diberi kesempatan untuk menangani cabang perusahaan yang ada di kota Bandung. Tentunya dengan jabatan yang lebih tinggi. Kamu punya waktu satu minggu untuk mengkonfirmasi keputusan kamu." jelas karyawan HRD, sambil memberikan amplop berwarna putih berisi surat pemberitahuan mutasi kerjanya, yang segera diterima oleh Arvan.

Perasaan senang bercampur sedih. Arvan bingung, disatu sisi ia senang telah mencapai karir yang diinginkannya, namun disisi lain ia merasa berat meninggalkan Ara untuk memenuhi tugasnya.

...*****...

Syila menghampiri Ara dikamarnya, ia merasa khawatir melihat keadaan sepupunya yang akhir- akhir ini terlihat murung.

"Sayang, kamu kenapa? cerita donk!" ucap Syila sembari membelai rambut Ara, yang sedang duduk memeluk lututnya didekat jendela kamarnya.

Ara tersadar dari lamunannya, setelah mendengar suara Syila. Ia menatap mata Syila dengan lekat, berharap saudaranya itu akan memberi solusi terbaik untuknya. Dua saudara yang biasanya tak lepas dari perdebatan, kini meraka terlihat saling menguatkan.

"Syil, beberapa hari ini Arvan ga bisa dihubungi. Aku takut dia salah faham." tutur Ara dengan wajah tertunduk lesu.

"Memangnya kalian ada masalah apa, biasanya juga ga lama kalian baikan lagi. Pantesan aku lihat Arvan juga kayanya lesu banget dikantor."

"Kamu ketemu sama dia, gimana keadaannya?" tanya Ara penasaran.

"Aku sih ga ketemu dia langsung, cuma lihat sekilas aja. Arvan kan orangnya selalu bersemangat, tapi akhir- akhir ini kaya banyak fikiran." jelas Syila.

Ara kembali berkutat dengan fikirannya sendiri.

"Ra... Ra..." panggil Syila sambil mengguncangkan tubuh Ara.

"Sebenernya ada apa sih, kayanya serius banget? Biasanya kalau Arvan ngambek kamu samperin dia. Sekarang ko kamu malah murung." heran Syila.

Ara kembali terdiam.

"Ya udah, kalau kamu ga mau cerita. Jangan lama- lama marahnya, sebertar lagi kan kalian mau tunangan."

Saat Syila hendak beranjak, Ara segera menahannya. Ara berfikir mungkin jika ia menceritakan masalahnya pada Syila akan membuatnya lega dan merasa lebih baik.

Syila pun dengan sabar mendengarkan curahan hati Ara, dan berusaha mencerna apa permasalahan yang dihadapi sepupunya itu.

"Sekarang kamu istirahat aja dulu, besok aku coba ngomong sama dia." kata syila menenangkan, jarang sekali Syila melihat sisi terlemah dari Ara.

"Syil.. Aku mohon, untuk sekarang jangan kasih tahu dia dulu apa yang sebenarnya."

"Iya, aku ngerti ko."

Mama Rani tak sengaja mendengar sedikit percakapan Syila dan Ara, saat ia sedang melewati kamar Ara. Ia hanya melihat dari balik pintu yang sedikit terbuka. Mama merasa sedih melihat keadaan puterinya, namun ia juga merasa lega ada Syila yang menemaninya.

...*****...

Setelah selesai membersihkan diri, Arvan mendudukan dirinya disamping ranjang. Ia mengambil sesuatu dari dalam laci yang berada tepat disamping tempat tidurnya dan menghabiskan beberapa menit untuk menatap barang tersebut. Hampir setiap malam Arvan tidak bisa tidur, ia selalu merasa gelisah sejak kejadian waktu itu. Namun ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat pada Ara. Ingin sekali ia bertemu dengan Ara dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, namun ia tidak sanggup dan takut akan mendengar jawaban yang tak sesuai dengan harapannya.

Hari ini Arvan berangkat kerja lebih awal, karena kantor akan mengadakan pesta ulang tahun perusahaan yang ke 35. Begitu juga dengan Syila, ia dan timnya diberi tugas untuk membantu EO menata ruangan yang akan dipakai untuk pesta. Alih- alih menyewa hotel, atasannya malah memilih aula untuk dijadikan tempat perayaan.

Saat Syila sedang mendekorasi aula, Arvan datang untuk mengecek. Syila pun bergegas menghampiri Arvan, ia ingin menanyakan masalah yang terjadi padanya dan sepupunya itu.

"Siang Pak.. Maaf, apa saya bisa bicara sebentar? tanya Syila sopan, karena ia sedang berada dalam lingkungan kantor, apalagi Arvan bisa juga disebut sebagai atasannya.

"Syila, ada apa?" ucap Arvan.

"Sebenarnya saya ingin membicarakan sesuatu, tapi ini masih jam kerja. Apa bapak bisa menemui saya saat jam makan siang?" tanya Syila lagi.

"Ok" jawab Arvan singkat

Diruangan luas yang dipenuhi meja dan kursi, serta ramai dengan karyawan yang sedang beristirahat makan siang. Arvan menemui Syila yang sudah lebih dulu tiba dikantin.

"Syila, kita bicara dimeja sana saja." ujar Arvan sambil menunjuk meja dipojokan, yang agak lenggang dari pengunjung.

"Ok.."

Syila berpamitan pada rekan- rekannya, dan pergi menyusul Arvan.

"Van, lo udah makan siang belum? Kalau belum sekalian aja makan dulu bareng gua." tawar Syila.

Arvan mengeryit merasa heran dengan sikap Syila.

"Tahu nggak, tadi lo aneh banget? Ternyata lu bisa sopan juga ya." ucap Arvan datar.

"Sialan lu Van, gini- gini juga tahu etika kali. Udah jangan ngomongin gua. Lu ada masalah apa sih sama Ara?" tutur Syila.

"Tumben Syil kamu care sama Ara, biasanya berantem terus." elak Arvan, mencoba mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya ia tahu dari dulu Syila dan Ara suka berantem, tapi kalau salah satu diantara mereka terkena masalah maka jiwa persaudaraannya akan muncul.

"Lu tahu sendiri, gimana sifat sepupu lu itu kan?" ucap Arvan.

"Memangnya Ara kenapa lagi sih?" tanya Syila pura- pura tidak tahu.

Arvan pun menceritakan kejadian di restoran waktu itu pada Syila, dengan wajah yang terlihat murung. Syila bisa melihat dari raut wajah keduanya, mereka mempunyai perasaan yang sama namun mereka sama- sama tetap pada keegoisannya.

"Van, bagaimana kamu bisa tahu apa yang sebenernya, kalau kamu nggak mau mendengar penjelasan dari Ara. Kamu nggak bisa menyimpulkan hanya dengan menebaknya saja. Kamu kan udah kenal sama dia bukan cuma satu atau dua hari aja." jelas Syila.

"Aku takut Syil.." ucap Arvan dengan suaranya yang melemah.

"Takut kenapa Van, kamu udah tahu sendiri jawabannya. Kamu hanya membohongi dirimu sendiri."

"Aku takut mendengar Ara mengucapkan sesuatu yang tidak aku harapkan."

"Makanya kamu harus memperjelas itu, lalu bagaimana rencana kalian. Waktunya sebentar lagi." ucap Syila.

"Aku bingung Syil." jawab Arvan dan beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Syila, ia tak ingin melanjutkan pembicaraan.

"Van.. kamu jangan nyerah Van.." teriak Syila.

Setelah Arvan bicara dengan Syila, ia merasa mendapat energi baru. Ia menekadkan dirinya untuk menemui Ara, dan mendengar penjelasannya.

Ruangan Rizal

"Ben, apa rencananya berjalan lancar?" tanya Rizal pada asistennya.

"Rencana sudah dilaksanakan, kami sedang menunggu konfirmasinya tuan. Tapi bisa dipastikan ia akan menyetujuinya." jelas Ben.

"Akan lebih bagus jika ia menerima tawaran itu." seringai licik terukir pada paras tampan sang pemilik perusahaan, entah apa yang ada dalam benaknya kali ini.

Rizal mengingat kejadian saat ia melewati kantin siang tadi. Rizal melihat Arvan sedang berbicara dengan seorang wanita, namun ia tidak melihat siapa perempuan berambut panjang yang sedang bersama Arvan saat itu, Rizal hanya melihat bagian punggungnya saja.

Episodes
1 1. MEMALUKAN
2 2. KAGET
3 3. SIAPA LAGI?
4 4. HARI YANG SIAL
5 5. KARMA
6 6. MODUS
7 7. LUPA
8 8. KESAL
9 9. SYILA YANG JAHIL
10 10. PERGI KE PESTA
11 11. MABUK
12 12. MABUK 2
13 13. GILA
14 14. MAKAN MALAM
15 15. PERTEMUAN
16 16. RENCANA JAHAT
17 17. SHOCK
18 18. PENYESALAN
19 19. KEPUTUSAN
20 20. MASA LALU YANG KELAM
21 21. APA KAMU MENGENALNYA?
22 22. BERTEKAD
23 23. SYILA MERAJUK
24 24. REAKSI ANEH
25 25. MASALAH BERUNTUN
26 26. PANIK
27 27. KESEMPATAN
28 28. CEMBURU
29 29. HUKUMAN
30 30. KEJUTAN PAGI
31 31. NYAMAN
32 32. MALU SETENGAH MATI
33 33. SEKERTARIS BARU
34 34. GADIS GENIT
35 35. BERHARAP
36 36. KANGEN
37 37. CALON ISTERI
38 38. ORANGTUA SYILA
39 39. NGGAK PEKA
40 40. TERLUKA
41 41. PERMINTAAN AYAH
42 42. HUJAN
43 43. JANGAN SALAH PAHAM
44 44. ARA MENGHILANG
45 45. BALAS DENDAM
46 46. BAHAGIA
47 47. MEMAAFKAN
48 48. AKHIR HIDUP
49 49. DOA
50 50. TINGKAH KONYOL
51 51. KENYATAAN PAHIT
52 52. FIRASAT BURUK
53 53. INGIN PULANG
54 54. PAHLAWAN
55 55. GALAU
56 56. MENCARI ALASAN
57 57. MEMBUJUK
58 58. BUKAN MIMPI
59 59. ALASAN
60 60. MENENANGKAN HATI
61 61. PILIHAN SULIT
62 62. JANJI YANG MENYAKITKAN
63 63. SELAMAT TINGGAL
64 64. LELUCON
65 65. DASAR BODOH
66 66. LAKI-LAKI YANG KEJAM
67 67. SUGAR DADDY
68 68. PENGKHIANATAN
69 69. MERINDUKANMU
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. MEMALUKAN
2
2. KAGET
3
3. SIAPA LAGI?
4
4. HARI YANG SIAL
5
5. KARMA
6
6. MODUS
7
7. LUPA
8
8. KESAL
9
9. SYILA YANG JAHIL
10
10. PERGI KE PESTA
11
11. MABUK
12
12. MABUK 2
13
13. GILA
14
14. MAKAN MALAM
15
15. PERTEMUAN
16
16. RENCANA JAHAT
17
17. SHOCK
18
18. PENYESALAN
19
19. KEPUTUSAN
20
20. MASA LALU YANG KELAM
21
21. APA KAMU MENGENALNYA?
22
22. BERTEKAD
23
23. SYILA MERAJUK
24
24. REAKSI ANEH
25
25. MASALAH BERUNTUN
26
26. PANIK
27
27. KESEMPATAN
28
28. CEMBURU
29
29. HUKUMAN
30
30. KEJUTAN PAGI
31
31. NYAMAN
32
32. MALU SETENGAH MATI
33
33. SEKERTARIS BARU
34
34. GADIS GENIT
35
35. BERHARAP
36
36. KANGEN
37
37. CALON ISTERI
38
38. ORANGTUA SYILA
39
39. NGGAK PEKA
40
40. TERLUKA
41
41. PERMINTAAN AYAH
42
42. HUJAN
43
43. JANGAN SALAH PAHAM
44
44. ARA MENGHILANG
45
45. BALAS DENDAM
46
46. BAHAGIA
47
47. MEMAAFKAN
48
48. AKHIR HIDUP
49
49. DOA
50
50. TINGKAH KONYOL
51
51. KENYATAAN PAHIT
52
52. FIRASAT BURUK
53
53. INGIN PULANG
54
54. PAHLAWAN
55
55. GALAU
56
56. MENCARI ALASAN
57
57. MEMBUJUK
58
58. BUKAN MIMPI
59
59. ALASAN
60
60. MENENANGKAN HATI
61
61. PILIHAN SULIT
62
62. JANJI YANG MENYAKITKAN
63
63. SELAMAT TINGGAL
64
64. LELUCON
65
65. DASAR BODOH
66
66. LAKI-LAKI YANG KEJAM
67
67. SUGAR DADDY
68
68. PENGKHIANATAN
69
69. MERINDUKANMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!