5. KARMA

Tubuh seseorang menggeliat di atas sofa, matanya mengerjap melihat keadaan disekitarnya. Dari balik kaca, terlihat sinar matahari sudah mulai meredup.

"Hoamm" Ara menguap, "Ternyata sudah sore, lama sekali aku tertidur." lirih Ara.

Ara memasuki kamar mandi, yang masih berada di dalam ruangannya. Ia pun membasuh wajahnya, dan melihat pantulan dirinya di cermin. "Memang benar, jidatku memerah dan benjol." batin Ara.

Ara keluar dari ruangannya dan menghampiri Aldi, "Al, kenapa ga bangunin aku sih? Aku tidur sampai sore." keluh Ara.

"Lah.. kamu sendiri yang bilang, jangan ada yang mengganggu!" jawab Aldi menirukan kata-kata yang Ara ucapkan kepadanya.

"Ngeles aja lu.. Cepat buatkan aku kopi!" titah Ara.

"Sekarang?" tanya Aldi polos.

"Tahun Naga, Al" jawab Ara kesal, sambil melengos meninggalkan Aldi.

"Kalau di depan cowok ganteeeng.. aja, manis. Kalau sama gue nyebelin." gerutu Aldi.

Ara masuk ke dalam ruangannya lagi, dan ia menyadari ponselnya yang berada di atas meja bergetar. Ara meraih ponselnya dan melihat siapa yang telah menghubunginya, Ara pun menjawab panggilan itu setelah menggeser panel warna hijau di layar ponselnya.

"Hallo.." jawab Ara.

"Hallo, sayang. Kamu sedang apa? udah makan belum?" tanya Arvan dari seberang telepon.

"Aku masih di butik, sebentar lagi mau pulang. Nanti aku makan di rumah, kamu lagi apa?"

Ara baru menyadari ia telah melewatkan jam makan siang, setelah Arvan menanyakannya.

"Aku baru sampai di hotel, aku menghadiri rapat dengan atasanku. Aku istirahat dulu ya, awas jangan nakal."

"Ya sudah, aku tutup teleponnya." pamit Ara.

"Ara, lusa aku pulang."

"Ya, nanti aku jemput. Kasih kabar kalau udah di bandara. Bye"

"Bye.. muachh.."

Ara menutup sambungan teleponnya.

Pukul delapan malam Ara meninggalkan butiknya, setelah itu ia pulang menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan ponselnya terus saja berdering, Ara hanya mengabaikannya "Panggilan ga jelas."

Suara dering ponsel membuatnya tidak fokus saat mengemudi. Saat Ara akan membelokan mobil ke arah kiri, tiba-tiba.

Jddakk.. bagian belakang mobil yang dikendarainya terhantam sesuatu, lagi-lagi keningnya terbentur, kali ini terbentur setir mobil. "Aww.." ringis Ara. Ara melihat ke belakang mobilnya dari kaca spion, ternyata mobil mewah yang berada dibelakangnya telah menabrak mobilnya.

Emosi Ara memuncak, pasalnya sejak pagi tadi ia mengalami kejadian yang tidak menguntungkan. Ara segera melepas set belt, dan menuruni mobilnya hendak menghampiri pemilik mobil yang sudah menabraknya.

Tok tok tok

Ara mengetuk kaca pintu mobil itu, Sang pemilik mobil menurunkan kaca mobilnya dengan santai. Ara malah mematung melihat wajah orang yang berada didalam mobil itu, ternyata pemilik mobil itu adalah seorang laki-laki.

"Baru pertama kali liat orang ganteng ya?" pertanyaan yang baru saja ia dengar, telah berhasil mengembalikan kesadaran Ara.

"GR banget, Turun..!" titah Ara, laki-laki itu pun turun dari mobilnya sesuai dengan perintah Ara.

"Kenapa anda menabrak mobil saya? Mobil saya jadi penyok gara-gara Anda." tuding Ara. Ara berbicara dengan nada suara tinggi, sambil melipat tangannya di dada.

Laki-laki itu menaikan sebelah alisnya, heran dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut gadis yang berada dihadapannya.

"Jadi apa mau mu?" tanya laki-laki itu.

"Tentu saja anda harus memperbaiki mobil saya." tuntut Ara.

"Berarti anda juga harus memperbaiki mobil saya, anda lihat kan bagian depan mobil saya juga rusak?" laki-laki itu menunjuk bagian depan mobil miliknya.

"Kenapa harus saya yang ganti? anda yang menabrak saya duluan." geram Ara.

"Tapi sebenarnya yang salah disini adalah anda nona." jawab pria itu sambil menaikan dagunya ke arah mobil Ara, mengisyaratkan agar Ara melihatnya juga.

Namun karena pikiran Ara sedang kacau, ia menjadi terlihat bodoh. Ara hanya menatap wajah pria itu, seolah meminta penjelasan darinya.

"Apa anda tidak sadar dengan apa yang anda lakukan? Lihat mobil anda, lampu sent kanan anda menyala. Saya pikir anda akan belok ke arah kanan, tapi anda malah belok ke kiri. Auto mobil saya menabrak mobil anda nona, jadi menurut anda siapa disini yang salah?" tanya pria itu, setelah ia menjelaskan kejadian sebenarnya pada Ara.

"Iya kan Pak?" tanya laki-laki itu kepada bapak-bapak yang sudah berkerumun di pinggir jalan. Para warga pun mengiyakan perkataan laki-laki itu.

Mata Ara membulat sempurna mulutnya pun menganga, ia merasa malu dengan penjelasan yang baru saja dia dengar. Ara bingung harus berbuat apa, "Mmh.. maaf memang saya yang salah, saya tidak berkonsentrasi tadi." Ara pun mengakui kesalahannya.

Tin.. tin.. suara klakson mobil mengejutkan mereka semua. Ternyata mobil mereka menghalangi pengguna jalan yang lain. Ara berjalan ke arah mobilnya, dan ia mengambil sesuatu dari dalam mobil.

"Maaf saya yang salah, saya akan bertanggung jawab dan mengganti semua kerusakannya. Ini kartu nama saya, hubungi saya jika terjadi sesuatu." tutur Ara.

Setelah memberikan kartu namanya, Ara menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu. Begitu juga dengan laki-laki itu, ia mengikuti Ara meninggalkan tempat kejadian. Di dalam mobil yang dikendarainya, laki-laki itu melihat kartu nama yang diberikan Ara. "Namanya Mutiara Fahira Sanjaya, cantik." gumam laki-laki itu.

Ara memasuki rumah besarnya dengan wajah yang ditekuk, Rania menghampiri dan berbicara padanya.

"Sayang, kenapa kamu kelihatan lemes?" tanya Rania. Yang ditanya berlalu begitu saja melewati mamanya, lalu ia menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Rania hanya menghela nafas, merasa jengah dengan sifat anaknya. Rania mengikuti Ara mendudukkan dirinya di sofa yang berada diruang tengah rumahnya.

"Ara" panggil mama.

"Hari ini Ara apes banget mah." keluh Ara.

"Haha.." gelak tawa mama menggelegar memenuhi langit-langit ruangan itu. Ara yang mendengarnya, membalikan badannya menatap wajah sang mama.

"Pasti kamu kena karma sayang." seloroh Rania. Jarang sekali Rania melihat wajah anaknya yang terlihat sangat frustasi, kusut seperti kaset rusak.

"Memangnya apa yang terjadi sama kamu sayang?" tanya Rania.

Ara pun menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya, sampai kejadian dijalan tadi. Rania memegangi perutnya, menahan keram akibat menertawakan nasib sial yang menimpa putrinya.

"Apa mama bilang sayang, karma sudah menimpamu." ejek Rania.

"Terus mama senang kalau aku kena karma, gitu?" tanya Ara kesal.

"Ya, bukan begitu juga sayang" Rania merasa bersalah atas perkataanya pada Ara.

Papa Fahri yang baru saja datang pun, dibuat penasaran dengan apa yang sedang ditertawakan isterinya. "Apa yang sedang kalian bicarakan, bahagia banget kelihatannya." tanya papa penasaran.

Namun isterinya tidak mau memberi tahunya, Papa Fahri pun terus mengekor mengikuti isterinya, merengek seperti anak kecil. Ia penasaran sekali dengan apa yang terjadi, apalagi melihat wajah Ara putrinya terlihat masam tidak seperti biasanya. "Biasanya Ara bersikap cuek, sekarang wajahnya masam seperti sayur yang belum dihangatkan." batin papa.

Sementara Rania menyiapkan makan malam, sedangkan suami dan putrinya sedang membersihkan diri di kamarnya masing-masing. Mama Rania menemui suaminya didalam kamar, lalu menceritakan kejadian yang terjadi pada putrinya itu. Papa Fahri juga tertawa terpingkal-pingkal di atas tempat tidurnya, tapi disisi lain ia juga merasa kasihan kepada Ara.

Kini semua orang sedang berada diruang makan, mereka menyantap makan malam yang tersedia dimeja.

"Sayang, papa sudah tau kejadiannya. Papa akan membelikan mu mobil baru, jadi jangan cemberut terus ya." bujuk papa.

Ara mendongakkan wajah menatap papanya. Raut wajahnya berubah, garis bibirnya menggambarkan sebuah senyuman. "Janji ya pah!"

"Memangnya papa pernah bohong sama kamu sayang?" ujar papa meyakinkannya.

Ara pun berhamburan memeluk, dan menciumi kedua pipi papanya.

"Dasar anak manja." gumam Rania yang masih terdengar jelas oleh Fahri dan Ara.

"Cemburu." ucap Ara dan papanya bersamaan dan saling menatap melempar senyuman.

Episodes
1 1. MEMALUKAN
2 2. KAGET
3 3. SIAPA LAGI?
4 4. HARI YANG SIAL
5 5. KARMA
6 6. MODUS
7 7. LUPA
8 8. KESAL
9 9. SYILA YANG JAHIL
10 10. PERGI KE PESTA
11 11. MABUK
12 12. MABUK 2
13 13. GILA
14 14. MAKAN MALAM
15 15. PERTEMUAN
16 16. RENCANA JAHAT
17 17. SHOCK
18 18. PENYESALAN
19 19. KEPUTUSAN
20 20. MASA LALU YANG KELAM
21 21. APA KAMU MENGENALNYA?
22 22. BERTEKAD
23 23. SYILA MERAJUK
24 24. REAKSI ANEH
25 25. MASALAH BERUNTUN
26 26. PANIK
27 27. KESEMPATAN
28 28. CEMBURU
29 29. HUKUMAN
30 30. KEJUTAN PAGI
31 31. NYAMAN
32 32. MALU SETENGAH MATI
33 33. SEKERTARIS BARU
34 34. GADIS GENIT
35 35. BERHARAP
36 36. KANGEN
37 37. CALON ISTERI
38 38. ORANGTUA SYILA
39 39. NGGAK PEKA
40 40. TERLUKA
41 41. PERMINTAAN AYAH
42 42. HUJAN
43 43. JANGAN SALAH PAHAM
44 44. ARA MENGHILANG
45 45. BALAS DENDAM
46 46. BAHAGIA
47 47. MEMAAFKAN
48 48. AKHIR HIDUP
49 49. DOA
50 50. TINGKAH KONYOL
51 51. KENYATAAN PAHIT
52 52. FIRASAT BURUK
53 53. INGIN PULANG
54 54. PAHLAWAN
55 55. GALAU
56 56. MENCARI ALASAN
57 57. MEMBUJUK
58 58. BUKAN MIMPI
59 59. ALASAN
60 60. MENENANGKAN HATI
61 61. PILIHAN SULIT
62 62. JANJI YANG MENYAKITKAN
63 63. SELAMAT TINGGAL
64 64. LELUCON
65 65. DASAR BODOH
66 66. LAKI-LAKI YANG KEJAM
67 67. SUGAR DADDY
68 68. PENGKHIANATAN
69 69. MERINDUKANMU
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. MEMALUKAN
2
2. KAGET
3
3. SIAPA LAGI?
4
4. HARI YANG SIAL
5
5. KARMA
6
6. MODUS
7
7. LUPA
8
8. KESAL
9
9. SYILA YANG JAHIL
10
10. PERGI KE PESTA
11
11. MABUK
12
12. MABUK 2
13
13. GILA
14
14. MAKAN MALAM
15
15. PERTEMUAN
16
16. RENCANA JAHAT
17
17. SHOCK
18
18. PENYESALAN
19
19. KEPUTUSAN
20
20. MASA LALU YANG KELAM
21
21. APA KAMU MENGENALNYA?
22
22. BERTEKAD
23
23. SYILA MERAJUK
24
24. REAKSI ANEH
25
25. MASALAH BERUNTUN
26
26. PANIK
27
27. KESEMPATAN
28
28. CEMBURU
29
29. HUKUMAN
30
30. KEJUTAN PAGI
31
31. NYAMAN
32
32. MALU SETENGAH MATI
33
33. SEKERTARIS BARU
34
34. GADIS GENIT
35
35. BERHARAP
36
36. KANGEN
37
37. CALON ISTERI
38
38. ORANGTUA SYILA
39
39. NGGAK PEKA
40
40. TERLUKA
41
41. PERMINTAAN AYAH
42
42. HUJAN
43
43. JANGAN SALAH PAHAM
44
44. ARA MENGHILANG
45
45. BALAS DENDAM
46
46. BAHAGIA
47
47. MEMAAFKAN
48
48. AKHIR HIDUP
49
49. DOA
50
50. TINGKAH KONYOL
51
51. KENYATAAN PAHIT
52
52. FIRASAT BURUK
53
53. INGIN PULANG
54
54. PAHLAWAN
55
55. GALAU
56
56. MENCARI ALASAN
57
57. MEMBUJUK
58
58. BUKAN MIMPI
59
59. ALASAN
60
60. MENENANGKAN HATI
61
61. PILIHAN SULIT
62
62. JANJI YANG MENYAKITKAN
63
63. SELAMAT TINGGAL
64
64. LELUCON
65
65. DASAR BODOH
66
66. LAKI-LAKI YANG KEJAM
67
67. SUGAR DADDY
68
68. PENGKHIANATAN
69
69. MERINDUKANMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!