3 hari kemudian...
Setelah acara makan malam waktu itu, Arvan tidak sempat untuk menemui Ara. Karena pekerjaannya di kantor semakin banyak. Tanpa sepengetahuan Arvan, Rizal membuatnya sibuk agar Arvan tidak bisa bertemu dengan Ara.
Disela- sela kesibukannya Arvan mendapat pesan dari Syila, Syila memberi tahu Arvan kalau ia mendapat telepon dari pihak HRD,perusahaan dimana Arvan bekerja, dan Syila diminta datang untuk melakukan interview. Sebelum itu Syila ingin bertemu dengan Arvan, untuk menanyakan apa saja yang harus ia katakan saat melakukan interview.
"Van, aku disini." teriak Syila memanggil Arvan sambil melambaikan tangannya. Arvan menghampirinya dan duduk dikursi yang ada di dalam kantin perusahaannya.
"Syila, ada apa kamu ingin menemui ku?" tanya Arvan.
"Ish.. Kamu ini, tadi kan aku udah bilang mau nanyain apa yang harus aku lakuin saat interview?" kesal Syila.
"Iya, masa masalah gitu aja kamu ga tahu, kamu kan lulusan universitas x." puji Arvan dengan nada meledek.
"Kamu ngejek aku ya? tapi, ini kan pertama kali aku ngelamar kerja."
"Kamu cukup menjawab pertanyaan dengan benar. Lagian, ngapain susah- susah cari kerja, kamu kerja aja dikantor papa Fahri aja." ujar Arvan.
"Aku mau cari pengalaman dulu, ya udah makasih sarannya. Sebentar lagi aku harus masuk, dahh.." pamit Syila.
"Ok.. Good luck."
...----------------...
Drrt.. drrtt..
Ponsel Ara bergetar, ia segera mengangkat telponnya tanpa melihat siapa yang memanggilnya.
"Hallo..." jawab Ara.
"Hallo, sayang... Apa kabar?"
Dengan cepat Ara melihat layar ponselnya, ternyata nama Rizal yang tertera dilayar ponselnya. Lalu ia kembali menaruh ponsel itu ditelinganya, belum sempat Ara menjawab Rizal sudah memotong pembicaraannya.
"Kalau kamu berani menutup teleponku, maka kamu tahu sendiri akibatnya." ancam Rizal.
"Apa maumu?" tanya Ara.
"Cepat temui aku di mall xx, hari ini kamu harus melaksanakan tugasmu. Sekarang!!" titah Rizal
Tut.. Tut..
Rizal mematikan sambungan teleponnya.
"Dasar, emang ga ada akhlak. Seenaknya memerintah orang." kesal Ara, sambil menggebrak meja kerjanya. Ia kembali memeriksa ponselnya, namun ia merasa kecewa tidak ada satu pesan atau panggilan dari Arvan. Ingin sekali Ara menghubungi Arvan, namun ia mengurungkan niatnya karena merasa bersalah pada Arvan. Sebelum Ara berhasil lepas dari Rizal, ia tidak akan sanggup untuk menemui Arvan.
"Ini kan sudah sore, aku lelah sekali. Tapi, gara- gara cowo gila menyebalkan itu aku harus pergi." gumam Ara.
Mall xx
Ara memasuki gedung pusat perbelanjaan dengan langkah gontai, ia malas harus berurusan dengan Rizal.
Tring,
"Datang ke butik DreesMe lantai 3."
Ara menghentakkan kakinya, dan mempercepat langkah kakinya menuju lantai 3. Setelah menemukan butik, Ara segera masuk kedalamnya. Terlihat Rizal sedang duduk bersandar dikursi yang tersedia didalam butik.
"Beraninya kamu, membuatku lama menunggu?" sentak Rizal.
"Apa aku menyuruhmu?" jawab Ara ketus.
"Pelayan cepat ganti bajunya." seru Rizal kepada para pelayan yang ada di sana.
"Apa- apaan sih seenaknya aja memerintah orang." teriak Ara.
"Pilih gaun yang paling bagus dan mahal. Buat dia semakin cantik." ujar Rizal.
Para pelayan segera menarik tangan Ara untuk masuk ke kamar ganti untuk memakai pakaian yang sudah dipilih.
"Aku bisa sendiri, kamu lupa aku designer?" keluh Ara.
"Bagus kalau kamu sadar."
Ara memilih baju yang akan dia pakai, lengkap dengan sepatu dan tas. Sesuai dengan yang diperintahkan Rizal, setelah itu wajah Ara didandani oleh penata rias yang sudah disiapkan. Hasilnya Ara terlihat sangat cantik dan elegant, sehingga membuat Rizal lupa caranya berkedip setelah melihat penampilan Ara. Begitu juga Rizal, dia sudah berganti pakaian dengan setelan tuksedo yang membuatnya terlihat semakin tampan.
"Sayang, aku memang tidak salah memilih pasangan. Kamu sangat cantik, apalagi kalau kamu tersenyum." sambil membelai rambut Ara. Jangankan tersenyum, Ara bahkan ingin sekali menendangnya saat ini. Yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara untuk terlepas dari jeratan Rizal. Satu- satunya cara yaitu Arvan keluar dari perusahaan agar Rizal tidak bisa mengancamnya, tapi Arvan menolak untuk melakukannya.
"Jangan menyentuhku." Ara menghempaskan tangan Rizal yang sedang membelai rambutnya, selama ini Ara memang tidak pernah membiarkan laki- laki manapun menyentuhnya kecuali Arvan. Walaupun dulu Ara memiliki banyak pacar, tapi ia selalu menjaga kehormatannya.
"Ok.. Maaf aku lupa, malam ini orangtuaku ingin bertemu denganmu. Jadi jaga sikapmu! Kalau tidak.." seperti biasa jurus yang selalu dipakai Rizal, kelemahan Ara adalah Arvan. Ara sudah kehabisan kata- kata, ia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Tapi saat ini ia tidak tahu harus meminta bantuan siapa, lagi- lagi Ara terpaksa menuruti perintah Rizal.
...----------------...
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Ara dan Rizal tiba direstoran Eropa yang sangat mewah betnuansa modern. Mereka memasuki ruangan VVIP, ternyata orangtua Rizal sudah lebih dulu berada di dalam. Rizal menarik kursi untuk Ara, Ara menatap Rizal. Sorot matanya seakan menyuruh Ara untuk tetap patuh padanya agar tidak terjadi apa- apa pada Arvan. Rizal juga duduk disamping Ara, Orangtua Rizal tersenyum ramah pada Ara, Ara pun membalas senyuman mereka. Walau bagaimana pun ia harus tetap bersikap baik dihadapan orang yang lebih tua.
"Ayah, Ibu perkenalkan ini Ara kekasihku." jelas Rizal. Ingin sekali Ara meninju wajah Rizal, tapi Ara tidak berdaya. Ia hanya tersenyum kaku dan menundukkan kepalanya. Dibawah meja kaki Rizal sedikit menendang kaki Ara, Ara menoleh dan melihat raut wajah Rizal yang terlihat kesal. Seperti mengisyaratkan agar Ara memperkenalkan dirinya pada orangtuanya.
"Kenalkan nama saya Ara." sapa Ara meraih tangan ibunya Rizal mencium tangannya. Ibunya Rizal menyambut Ara dengan antusias, "Sayang, kamu cantik sekali. Saya Ratih ibunya Rizal dan ini Pak Ramli ayahnya Rizal." tutur Ratih sambil meraih tangan Ara, Ara pun mencium tangan ibunya Rizal. Ratih merasa kaget dan terharu, "Ternyata masih ada anak yang baik dan sopan didunia ini." batin Ratih. Ara mendapatkan kesan yang baik dari Ratih sejak pertama kali bertemu.
Ara merasa gugup dan tegang, ia tidak enak untuk membohongi orangtua Rizal.Tapi apa boleh buat? ia harus bisa berpura- pura agar bisa terbebas dari perjanjian dengan Rizal.
"Nak Ara, apa pekerjaan ayahmu?" tanya Ramli.
"Papa saya hanya pengusaha kecil Tuan." jawab Ara merendah.
"Jangan panggil saya tuan, saya bukan majikanmu. Apa nama perusahaannya? Barangkali saya kenal dengan papa mu."
"Perusahaan papa saya tidak sebanding dengan perusahaan bapak, mungkin anda tidak mengenalnya. Nama papa saya Fahri Sanjaya." tutur Ara.
"Nama papamu Fahri Sanjaya pemilik perusahaan ?"tanya Ramli.
"Be.. benar." jawab Ara terbata.
"Ya ampun, kami dulu satu kampus. Sudah lama kami tidak bertemu, bagaimana keadaannya?" tanya Ramli antusias.
"Papa baik- baik saja."
"Rizal, kalau gitu atur pertemuan dengan papanya Ara. Ayah ingin bertemu dengannya, ini kebetulan sekali." ujar Ramli dengan bersemangat, begitu juga Rizal dan mamanya terlihat senang mendengar ucapan Ramli. Hanya Ara yang merasa sedih, karena merasa ia telah salah bicara dan membuatnya menjadi semakin terperangkap lebih dalam.
Setelah mereka selesai makan malam, ayah dan ibu Rizal lebih dulu berpamitan. Ara dan Ratih saling berbalas pelukan, Ratih merasa senang bertemu dengan Ara. Ia tidak sabar ingin segera meminang Ara untuk Rizal.
Saat Ara berpelukan dengan ibunya Rizal, Arvan berjalan didekat ruangan pertemuan Ara dengan keluarga Rizal. Dan Arvan tidak sengaja berpapasan dengan Ara, Ara pun menyadari kehadiran Arvan disana. Arvan berhenti dihadapan Ara, ingin sekali Arvan meminta penjelasan pada Ara. Namun ia melihat sosok ayah dan ibunya Rizal yang berada disana, Arvan pun mengurungkan niatnya dan pergi meninggalkan restoran dengan berbagai pertanyaan dalam benaknya. Sedangkan Rizal tertawa penuh kemenangan, melihat kepergian Arvan. Ara hendak berlari mengejar Arvan, namun tangan Ara dicekal oleh Rizal. Sorot mata Rizal seakan mengatakan kalau Ara tidak boleh meninggalkan tempatnya saat ini. Ara pun sadar orangtua Rizal masih berada disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Marfuad Namlia
semakin benci ama rizal
sok kaya banget
2021-05-24
1