Draft

Sedangkan Lie berkultivasi dengan serius kembali. Ia mendesak Mutiara Naga Kegelapan untuk menyerap energi alam secara dahsyat.

Tengah malam, tubuh Lie bergetar dikelilingi cahaya keemasan, kemudian sebuah ledakan dari dalam tubuhnya pun terdengar.

Booom

Lie berhasil menerobos ke alam Guru besar tahap kedua. Ia pun berbaring dan tertidur lelap setelahnya.

**

Keesokan harinya.

Lie dan Mayang melanjutkan perjalanan mereka, masih berjalan kaki.

Menurut informasi dari warga sekitar, mereka harus berjalan kearah selatan. Melewati gunung dan hutan lebat, kemudian lagi jauh ke selatan.

Jika ditempuh dengan berjalan kaki, mereka akan tiba di kota Suralaya setelah beberapa hari kemudian.

Mereka mulai menyusuri hutan lebat. Sepanjang hutan, mereka sesekali diserang oleh binatang buas level 1 dan 2. tapi binatang-binatang itu dapat mereka atasi dengan cukup mudah. Mereka juga tak lupa mengambil inti binatang dari binatang buas yang mereka kalahkan.

Inti binatang adalah ini energi dari seekor binatang. Inti binatang bisa dijual atau digunakan untuk meningkatkan basis kekuatan, semakin tinggi level binatang buas, semakin besar manfaatnya untuk kenaikan kultivasi.

sedangkan binatang buas terkuat di dunia Elanor ini, yang pernah ditemukan adalah binatang Level 11. Tapi tidak menutup kemungkinan adanya binatang buas yang tersembunyi yang lebih kuat.

Lie dan Mayang juga menemukan banyak tumbuhan obat. Lie menyimpannya di dalam cincin.

Bam! Bam! Bam!

Sebuah langkah kaki menggema dan membuat tanah sedikit bergetar. Tak lama kemudian, seekor gajah besar muncul di hadapannya keduanya.

"Ayo Mayang , kita hajar Hajah gendut itu?" seru Lie. lalu dia menjauh dan membiarkan Mayang untuk melawan gajah itu.

"Tebasan kilat!" Mayang menebas pedangnya pada belalai gajah.

Boom

Gajah sedikit terhuyung kebelakang, kemudian gajah itu mengayunkan belalai besarnya.

"Oh sial! perisai Petir." teriak Mayang sambil merilis jurus yang mengeluarkan selimut petir keperakan muncul di depan Mayang.

"Boom!"

"Belalai gajah menghantam perisai perak, menyebabkan Mayang terlempar ke belakang. Ia bergegas bangkit sembari menyeka darah di sudut mulutnya.

Kemudian gajah besar itu maju dan menggerakkan Kembali belalainya kearah Mayang. Tidak kehilangan reflek, Mayang yang sudah bersiap dari tadi menyalurkan energi murni pada kakinya dan melompat tinggi. Mayang berputar di udara lalu menebaskan pedangnya pada kepala gajah.

Duaaar

Gajah besar itu terhuyung, kemudian terjatuh menghantam tanah, Mayang segera kembali bergerak dengan teknik gerakan kilat.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Mayang bergerak cepat dan tiba di depan leher gajah yang masih tergeletak. Tanpa permisi ia menebas kelapa gajah. "Slash!"

Kepal gajah langsung terpenggal, bercerai dengan tubuhnya. Dan nyawanya pun melayang ke alam bawah

Setelah mengambil inti binatang, Mayang memberikannya pada Lie untuk di simpan pada cincin penyimpanan, Mayang pun memulihkan kondisinya setelah itu.

Selama pertemuan Mayang. Lie hanya menjadi seorang penonton, tidak ada niatan sama sekali untuk ikut membantu.

Tiga puluh menit kemudian....

Mereka berdua sepakat melanjutkan kembali perjalan, dan setelah beberapa saat berjalan.

"Itu gunung Embuh." seru Mayang girang.

Saat ini di depan mereka terdapat sebuah gunung yang menjulang tinggi dengan banyak pepohonan besar, dan terdapat juga sebuah aliran sungai yang sangat jernih.

Mereka mendekati gunung dengan hati-hati. Saat ini waktu sudah memasuki siang hari, dengan terik matahari yang cukup menyengat.

puncak gunung sendiri masih belum terlihat namun mereka berdua memilih untuk beristirahat sejenak.

lie kembali mengeluarkan alat masak dan menggunakan Api Abadi. Kemudian ia menggoreng dua butir telur ayam dengan santai.

Selesai makan dan dirasa waktu istirahat cukup, mereka melanjutkan perjalanan mendaki gunung.

Dua jam kemudian....

Lie dan Mayang tiba di puncak Gunung Embuh ketika menjelang sore hari. Dari puncak terlihat hamparan pohon yang luas seakan tak berujung. Mereka berkeliling mencari tempat untuk bermalam.

Setelah beberapa saat berkeliling, mereka menemukan sebuah gua yang cukup besar. Namun ketika mendekati gua, tiba-tiba...

", Kwaaaak! Kwaaaak!"

Seekor Elang gunung yang lumayan besar keluar dari gua dan memekik keras. Elang itu terbang dan menyerang mereka dengan cakar yang runcing nan tajam.

Wajah mereka berdua berubah menjadi serius. Elang gunung ini merupakan binatang spiritual level tiga, yang mana setara dengan binatang buas level empat! Kekuatannya hampir setara dengan kultivator tingkat Guru Agung tahap akhir.

swuuush....! Swuuuush....!

Mayang dan Lie bergerak cepat menghindar dengan teknik mereka masing-masing. jika terkena cakaran itu, pastinya mereka akan terluka cukup parah. Mayang bergerak ke kiri dan Lie bergerak ke kanan.

Duaaar

Serangan Elang besar itu menghantam tanah tempat mereka berdua berdiri sebelumnya, menyebabkan ledakan yang cukup keras dan memekakkan telinga.

Lie mengeluarkan tombak, sedangkan Mayang menarik pedang petir, mereka berdua siap bertarung.

Keduanya merilis jurus masing-masing, menyerang dari kedua sisi dari Elang besar yang saat ini berada di tengah-tengah mereka.

Elang gunung merentangkan sayapnya dan terbang tinggi ke langit.

Duaaar

Dua tebasan pedang saling beradu dan menyebabkan sebuah ledakan. Elang gunung menukik ke arah Lie dengan cakar dan paruh yang tajam, bersiap menerkam mangsanya.

"Perisai Kegelapan!" seru Lie, kemudian bergegas mundur menjauh ke belakang.

Namun siapa sangka sang elang malah berbalik ke belakang dan meluncur dengan cepat menyerah kearah Mayang! Lie terkejut dan tak menyangka tindakan elang besar itu.

Lie melesat dengan langkah naganya, bergegas menyusul elang gunung yang merasa terancam. Jelas Lie mengkhawatirkan sahabatnya.

Di sisi lain, Mayang pun sama terkejutnya oleh gerakan cepat dari sang elang yang sangat tiba-tiba. Ia langsung buru-buru membuat perisai Petir untuk melindungi dirinya. Kemudian bergegas mundur ke belakang.

Namun sayangnya ia sedikit terlambat, perisai yang dibuatnya hancur dan cakar elang yang tajam sedikit mengenai bahu Mayang.

"Aaaakh." Mayang berteriak kesakitan dan bergegas menjauh sambil memegangi bahunya.

Ketika elang gunung itu akan kembali menyerang Mayang. Lie telah tiba di depan Mayang, kemudian Lie melompat dan menebaskan tombaknya dengan marah.

"Slaaash!"

"Duaaar"

"Kwwweeekkk!"

Elang besar itu memekik keras setelah sayapnya terluka akibat tebasan dari tombak kegelapan Lie.

Tidak berhenti dengan satu tebasan, Lie kembali berteriak dalam hati, seraya menebaskan kembali tombak kegelapan secara horizontal." Slash!"

Duaaar

Keeoookkk

Serangan kedua Lie berhasil mendarat telak, menghempaskan dan melukai sang Elang semakin parah.

"Swoooosh!" Lie bergerak cepat dan muncul diatas elang gunung yang masih tergeletak tak berdaya. Lie kemudian menebaskan kembali Tombaknya ke tubuh Elang besar itu.

"Slash!"

Serangan ketika Lie berhasil membelah tubuh elang gunung menjadi dua bagian, membuat elang itu tak bergerak lagi untuk selamanya.

Bruk

Lie jatuh tergeletak dengan napas tersengal-sengal. Tiga tebasan barusan merupakan jurus tingkat langit kelas atas yang ada dalam ingatan warisan. Lie hampir kehabisan energi akibat mengeluarkan tiga serangan besar berturut-turut.

Setelah mengambil inti binatang level tiga milik elang gunung, Mayang membantu Lie memasuki gua.

*

Di dalam gua yang tidak begitu besar, Mayang meminum Pil penyembuh dan pemulih energi yang dibeli di kota Mbantul. Lie juga meminum sebutir Pil pemulih energi, dan mereka berdua mulai memulihkan diri mereka dan mengisi energi kedalam dantian yang kosong.

Satu jam kemudian.

luka Mayang sudah mulai membaik dan Dantiannya pun sudah terisi kembali, begitu pun dengan Lie.

"Bagaimana kondisimu Mayang?" tanya Lie pada sahabatnya.

"Aku sudah membaik, bagaimana denganmu, Lie?" Mayang balik bertanya.

"Sukurlah, aku pun sudah mulai membaik." jawab Lie sambil tersenyum.

"Aku tidak menyangka, ternyata gua ini memiliki energi alam yang melimpah ruah. Rasanya, berkultivasi disini pasti akan cepat menerobos." ujar Mayang penuh semangat.

"Bener banget. Ini yang dinamakan surga para kultivator." ujar Lie dengan suara penuh semangat.

Tidak menyia-nyiakan waktu, mereka berdua mulai kultivasi. Gua ini sepertinya belum pernah di singahi oleh kultivator. Sehingga energi alamnya benar-benar melimpah ruah.

Energi alam murni dapat memudahkan dan mempercepat proses perubahan energi alam menjadi Qi murni, sehingga mempercepat kenaikan basis kultivasi belasan kali lipat.

Energi alam dalam jumlah besar di serap oleh Mayang dengan cepat. Sedangkan Lie dengan bantuan Mutiara Naga Kegelapan, ia menyerap energi alam dengan dahsyat dan cepat.

Keduanya fokus berkultivasi hingga tengah malam. Mayang berhasil menerobos ke alam pembentukan Qi tahap 8. Sedangkan Lie menerobos ke alam Guru Besar tahap tiga.

**

Keesokan hari

Setelah sarapan untuk mengisi perut agar cacing di dalam perut tidak berbunyi. Lie dan Mayang lanjut berkultivasi, mereka tidak boleh menyia-nyiakan energi alam yang melimpah dan murni ini.

Mayang terus menerus menyerap energi alam dalam skala besar. sedangkan Lie menyerap Mutiara Naga Kegelapan untuk menyerap energi alam secara gila-gilaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!