Tok tok tok
Pak Gun mengetuk pintu kamar Ridho, ia ingin memberitahu Tuan Mudanya bahwa makan malam sudah siap.
"Masuk," perintah Ridho.
"Ada apa?" tanya Ridho setelah pak Gun masuk.
"Maaf Tuan Muda, makan malam sudah siap," jelas pak Gun.
"Baiklah, saya akan segera turun, pergilah," Ridho berucap. tanpa menatap pak Gun, ia fokus menatap
Putri yang sedang tertidur diatas sofa dengan pulasnya.
"Kenapa Nona Muda tidur di sofa," pikir pak Gun.
"Permisi Tuan," Pak Gun berlalu pergi meninggalkan kamar Ridho
"Enak sekali dia tidur jam segini, dia pikir dia siapa," gumam Ridho lirih.
Ridho menyeringai tipis kearah Putri, lalu berjalan mengambil air minum diatas nakas yang ada di kamarnya.
Ridho memercikkan air tersebut tepat dimuka Putri.
Putri yang merasai muka nya basah pun langsung membuka matanya, ia terkejut melihat Ridho ada disamping sofa tempat ia tidur.
Ridho menahan tawa melihat ekspresi Putri yang terkejut dengan dicampur wajah ketakutan.
"Lihatlah mukanya, dia terlihat sangat bodoh kalo begitu, ha ha ha ha... ingin sekali aku tertawa," batin Ridho.
"Kenapa muka ku basah, masa iya atapnya bocor," gumam Putri lirih namun masih bisa didengar Ridho, ia mengusap wajahnya dengan telapak tangan, Putri belum menyadari bahwa Ridho lah yang membuat ulah, padahal Ridho masih memegang gelas minum tersebut.
"Kenapa muka saya basah ya Tuan, apa atapnya bocor?" tanya Putri polos.
"Ha ha ha ha..." tawa Ridho seketika pecah.
Putri masih bingung dengan apa yang terjadi, kenapa Ridho tiba-tiba tertawa, pikirnya.
"Dasar gadis bodoh, mana mungkin atapnya bocor, itu atap yang mahal kau tau, kau lihat ini," Ridho menunjukkan gelas yang ada ditangannya tepat didepan muka Putri.
Putri menatap gelas tersebut dengan heran, "emang ada apa dengan gelas itu," batin Putri.
"Iya saya lihat, emang kenapa tuan dengan gelas itu, gelas itu baik-baik aja, gak rusak dan gak pecah," Putri berucap dengan begonya, yang membuat Ridho ingin sekali merendam kepala Putri di bathtub.
"Gadis bodoh, kapan sih kau pintarnya," geram Ridho, padahal niat dia ingin mengerjai Putri namun ia sendiri yang kesal dengan kebodohan Putri.
Putri berfikir sejenak, lalu ia menyengir kuda setelah paham apa yang dimaksud Ridho, ia malu dengan tingkat kebodohan nya.
"He he he..." cengir Putri.
"Jadi tuan yang membuat muka saya basah, Tuan jahat sekali sih," protes Putri.
"Siapa suruh kau tidur hahh," elak Ridho.
"Ya kan saya tidur karena menunggu Tuan, saya bosan kalau hanya diam dan menatap Tuan tidur, jadi saya ikut tidurlah," jelas Putri.
"Jadi kau menyalahkan ku," seru Ridho.
"He he tidak Tuan, saya hanya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, biar Tuan tidak menyalahkan saya," cerocos Putri.
"Sudah stop Putri, telinga saya rasanya panas mendengar ocehan mulutmu itu," ucap Ridho.
"Ayo turun," ajak Ridho berjalan duluan.
"Kemana Tuan?"
"Kuburan," jawab Ridho singkat.
"Apa!" pekik Putri, tepat didekat telinga Ridho.
"Putrii... kecilkan suaramu itu!" teriak Ridho tak kalah keras.
"Ihh Tuan aneh, Tuan menyuruh saya mengecilkan suara saya, tapi kenapa Tuan malah meninggikan suara Tuan," ucap Putri.
"Putri kau bisa diam tidak, kalau kau tidak bisa diam, kulempar kau dari tangga ini," gertak Ridho.
"Tuan tuh gak boleh marah-marah seperti itu, nanti cepet tua loh Tuan, lagian Allah juga gak suka sama orang pemarah seperti Tuan, Allah lebih suka dengan orang yang berhati lembut dan berjiwa baik," jelas Putri panjang lebar.
"Kau mau diam atau terus mengoceh hahh, kalau kau terus berbicara akan ku lakban mulutmu."
Mereka terus saja berdebat hingga sampai dimeja makan.
"Kalian ini kenapa sih?" tanya Ayu heran melihat kedua sejoli itu terus saja menggerutu.
"Nih," tunjuk Putri ke Ridho dan Ridho ke Putri secara bersamaan.
Ridho menatap Putri horor begitu pula dengan Putri, ia melototkan matanya kearah Ridho.
"Gak usah melotot, bola matamu mau keluar tuh," ketus Ridho
"Sudah-sudah kalian ini apa-apaan sih, udah nikah juga, masih aja kayak bocah umur 5 tahun," Wira menggelengkan kepala melihat tingkah laku putranya dan menantunya.
"Noh si Putri, dari tadi nyerocos mulu," jelas Ridho.
"Kok nyalahin Putri, Tuan lah yang salah, orang Tuan dari tadi marah-marah, kan Putri hanya mengingatkan, nanti kalo Tuan cepat tua bagaimana, terus Putri udah gak mau lagi sama Tuan gimana dong," ledek Putri dengan muka yang dibuat-buat sok prihatin.
Semua orang yang ada disana tertawa mendengar ocehan Putri, sedangkan Ridho mendengus kesal.
"Udah-udah ayo makan," lerai Ayu yang meredakan tawanya.
Makan malam pun akhirnya terlaksana setelah perdebatan kedua sejoli yang entah dulu emaknya nyidam apa sehingga tercetak orang berbentuk seperti mereka berdua.
Jangan lupa Like dan Vote ya, biar Author tambah semangat ngelanjutin ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Husna New
next dong semngat ngetiknya
uhhh kalian berdua putri dan ridho pasangan yang sosweedbanget
2020-12-26
1
Anna
pantas aja waktu gw makan bakso, uratnya ngga ada. ternyata di ambil ridho..
kamu terlalu yah.. 😂😂😂
2020-10-13
1
Callista
plisss kak
2020-09-16
2