Putri menunggu kepulangan Ridho didalam kamar, ia hanya menonton tv dan berguling-guling di sofa, ia tidak bisa keluar kamar karena ada penjaga didepan pintu.
"Huhhh... lama-lama aku bosan kalo kayak gini terus," Putri memanyunkan bibirnya.
"Lagian kenapa sih, si Tuan Muda gila itu ngelarang aku keluar kamar, kadang-kadang suka kambuh sifat gak jelas nya itu," Putri terus saja menggerutu hingga tak sadar jika Ridho sudah ada diambang pintu sejak dia memaki Ridho dari tadi.
Ya Ridho sengaja pulang lebih cepat dari kantor, karena ia ingin bertemu dengan mainan barunya.
"Apa kau bilang, aku gila," eru Ridho.
"Kok ada suaranya Tuan Ridho ya, tapi ini masih jam 3, akh pasti aku salah dengar, ya pasti aku salah dengar," gumam Putri meyakinkan dirinya.
"Beraninya kau memaki ku seperti itu!" teriak Ridho dengan menutup pintu dengan keras, lalu melemparkan tas kerjanya disembarang tempat.
Putri langsung membalikkan badannya, dan betapa terkejutnya ia melihat Ridho sudah ada didepan nya dengan wajah merah padam karena marah.
Putri seperti ditampar sangat keras karena mendapat tatapan tajam dari Ridho.
"Akh tidak Tuan, saya tidak memaki Anda, mana berani saya memaki Anda seperti itu," Putri berusaha memberanikan diri untuk berbicara.
Ridho hanya menatap Putri tajam dan langsung berjalan menuju kasur lalu merebahkan tubuhnya.
"Lepaskan sepatu ku," perintah Ridho datar.
"Baik Tuan."
Purtri segera mengerjakan apa yang diperintah majikannya.
"Cukup berkata baik Tuan, itu sudah cukup Putri, jangan membantah jika kau masih ingin hidup," batin Putri.
"Ambilkan tas kerjaku,"
"Ini Tuan," Putri menyerahkan tas tersebut kepada Ridho.
Ridho terlihat mengeluarkan sebuah map lalu menyerahkan nya kepada Putri.
"Ini apa Tuan, kenapa dikasih ke saya, saya tidak paham tentang urusan perkantoran tuan," ucap Putri jujur.
"Yang bilang itu urusan perkantoran siapa,i tu surat perjanjian, dan cepat tanda tangani," Ridho memberikan pena kepada Putri.
Putri membacanya dengan sangat teliti, ia takut jika
dia salah mengambil langkah.
"Berarti saya juga boleh pacaran ya Tuan?" tanya Putri antusias, Putri bertanya demikian karena surat perjanjian tersebut menyatakan Putri tidak boleh melarang Ridho pacaran.
"Tidak," jawab Ridho singkat.
"Lah kok enggak, ih Tuan curang, masa iya Tuan boleh pacaran sedangkan saya tidak," protes Putri.
"Terserah saya, disini saya Tuan nya jadi kau harus menurut, kau mengerti," ucap Ridho penuh penekanan
"Ah iya benar juga apa kata dia, diakan Tuan nya, jadi dia berhak mau melakukan apa saja, Putri... Putri... kau pikir kau ini siapa, kau hanya remahan rengginang yang tercecer dilantai," batin Putri.
Putri menandatangani surat tersebut lalu menyerahkan kembali kepada Ridho.
"Nah gitu dong, gak perlu banyak tanya, dan banyak bicara," ketus Ridho.
"Tapi Tuan, apa saya boleh bekerja?" tanya Putri lagi (Putri bekerja di toko kue ya, ia punya toko kue kecil-kecilan).
"Terserah, aku tidak peduli, yang terpenting kau tidak boleh pacaran," ucap Ridho menekankan kata-kata terakhirnya.
Putri mengangguk mengiyakan ucapan Ridho agar urusan cepat beres, karena ia malas berdebat yang
ujung-ujungnya ia juga yang kalah.
"Aku mau mandi."
"Baik Tuan, saya siapakan air hangatnya dulu," Putri berlalu pergi menuju kamar mandi.
*
"Air hangat nya sudah siap Tuan," jelas Putri memberi tahu.
"Hemm" Ridho berjalan menuju kamar mandi, dan memulai ritual mandi dengan dibantu Putri.
"Sudah selesai Tuan" ucap Putri setelah selesai mengeringkan rambut.
"Pijitin badan saya," perintah Ridho, lalu tengkurap diatas kasur
Putri dengan ragu-ragu naik keatas tempat tidur dan mulai memijat badan Ridho yang sangat kekar dan atletis.
"Ehmm... enak juga pijatannya, berguna juga tangan dia," batin Ridho.
Putri merasa Ridho ketiduran, karena nafas Ridho sudah beraturan.
"Tuan tidur, berarti pijatanku enak ya, ha ha ha, aku mau jadi tukang pijat aja akh, biar bisa menambah pendapatan ku," ucap Putri cekikikan.
Putri kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan memakai sedikit make up agar wajahnya tidak pucat.
Lalu ia merebahkan tubuhnya di sofa menunggu yang Mulia Raja bangun.
Sebenarnya ia ingin sekali keluar dari kamar namun apa bisa buat, ia seperti burung didalam sangkar yang tidak bisa terbang bebas.
Putri menunggu Ridho hingga ia ketiduran dan mulai masuk kedalam dunia mimpinya.
Maaf pendek ya temen-temen readers semua
Karena Okta lagi gak mood buat ngetik.
Salam manis dari Okta 😊
Tinggalkan jejak kalian, Like, Komen, dan Vote ya, biar Author tambah semangat buat ngelanjutin part selanjutnya;)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Husna New
next dong semngat ngetiknya.
2020-12-26
1
Riss
semangat kk ngetiknya
slalu ditunggu kelanjutan ceritanya
2020-09-15
3
Nur Azizah
next ka semangat
2020-09-15
2