"Putri cepetan, jangan lama-lama!" teriak Ridho dari luar kamar Putri.
"Iya Tuan," saut Putri.
"Huhh... biasanya orang-orang yang menungguku, ini malah aku yang menunggu, dia kira dia siapa, ratu gitu, jangan mimpi, aku hanya akan menjadikan mu babu bukan istri," batin Ridho geram.
"Ini pasti Tuan marah, karena aku membuat nya menunggu, kenapa juga tadi aku bangun kesiangan sih, jadi telat gini kan," ucap Putri.
15 menit kemudian, Putri turun kebawah menemui Ridho.
"Kau lama sekali, kau sengaja ya membuat ku menunggu," ucap Ridho dingin.
"Tidak Tuan, maafkan saya," ucap Putri menunduk.
"Sudah lah ayo cepetan, aku tidak punya banyak waktu," ucap Ridho angkuh dan berjalan duluan.
Putri mengikuti Ridho menuju mobil.
"Kenapa kau duduk dibelakang," ucap Ridho.
Putri menatap Ridho bingung, ia tak mengerti dengan ucapan Ridho.
"Terus saya harus duduk dimana Tuan?" tanya Putri bingung.
"Di atas mobil," ucap Ridho geram.
"Tuan mau saya jatuh terus mati gitu Tuan, Tuan kejam banget, melebihi Ibu saya, ups..." ucap Putri keceplosan, ia langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"Apa maksudmu?" tanya Ridho menyelidik.
"Akh e..enggak Tuan, saya hanya salah berbicara," ucap Putri gugup.
Ridho menatap mata Putri dalam-dalam, sedangkan yang ditatap merinding ketakutan.
"Kenapa mata Tuan Ridho seperti elang yang hendak menerkam mangsanya sih, tajam banget tatapan nya, udah kayak mau nelen aku hidup-hidup," batin Putri.
"Pindah duduk didepan," ucap Ridho santai.
"Saya Tuan?" tanya Putri menunjuk dirinya.
"Bukan," jawab Ridho kesal.
"Ini gadis memang polos atau oon sih, ingin rasanya kulempar dia kelautan," batin Ridho geram.
"Kenapa masih diam," ucap Ridho.
"Lah emang saya harus ngapain Tuan, saya harus joget-joget didalam mobil gitu," ucap Putri polos.
"Ya Allah Putriii... kapan sih kamu paham nya, kamu duduk nya didepan bukan dibelakang, kamu kira saya sopir kamu apa," geram Ridho.
"He he he... maaf Tuan, Tuan sih ngomong nya setengah-setengah, saya kan jadi gak paham, coba kalo Tuan lang..." ucap Putri terpotong karena melihat Ridho melototi nya
"Kau menyalahkan ku, sudah jelas-jelas itu karena kebodohan mu, coba kalo kamu pintar, kamu pasti paham dengan ucapan ku," ucap Ridho santai.
"Yeah Tuan main ngerendahin saya aja, Tuan tau, saya itu selalu juara satu kalau disekolah, saya juga baik enggak kayak Tuan yang.." ucap Putri lagi-lagi berhenti karena pelototan dari Ridho.
"Apa, kamu mau bilang apa tentang aku, kamu mau bilang aku jahat, aku buang kamu kekandang harimau sekarang juga," ucap Ridho datar.
"He he tidak Tuan," cengir Putri.
"Tuan Ridho ini menakutkan sekali sih, masa iya aku mau dibuang dikandang harimau, mati dong aku," batin Putri.
"Cepat pindah ke depan Putri, ini sudah jam berapa," perintah Ridho.
"Ba.. baik Tuan," ucap Putri turun dari mobil dan berpindah duduk disamping kemudi.
Ridho menjalankan mobilnya setelah Putri berpindah
tempat, ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Dasar gadis cerewet, tampang nya aja polos tapi mulutnya banyak bicara, ingin sekali aku lakban itu mulut," gerutu Ridho dalam hati.
Kurang lebih 35 menit mereka sudah sampai ditempat fitting baju pengantin.
Para karyawan sudah menunggu mereka diluar butik, mereka semua akan menyambut Presdir baru Aditama Group.
"Selamat pagi menjelang siang Tuan, Nona," sambut mereka sembari menundukkan kepalanya.
"Pagi," balas Putri sembari tersenyum manis.
Sedangkan Ridho ia hanya mengangguk kan kepalanya dan terus berjalan memasuki butik.
"Wahh calon Nona Presdir ramah sekali, saya kira ia akan menyombongkan status nya," ucap salah satu karyawan setelah kepergian 2 sejoli itu.
"Iya benar, aku kira ia akan bersikap angkuh dengan kekayaan yang dimiliki calon suaminya," ucap salah satunya lagi.
Mereka semua memuji dan bangga dengan sifat yang dimiliki Putri.
"Selamat pagi menjelang siang Tuan Ridho dan Nona Putri," sapa Meri, karyawan senior yang ditugaskan untuk melayani tamu-tamu penting, umurnya tak jauh beda dengan Putri,
Ridho tidak menjawab ia hanya diam dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.
Putri hanya tersenyum menanggapi sapaan karyawan tersebut, ia masih bingung kenapa karyawan tersebut mengetahui namanya.
"Kenapa dia bisa tahu namaku, padahal aku sama sekali tidak menyebutkan namaku," batin Putri heran.
"Tuan, kenapa dia bisa tau nama saya?" tanya Putri berbisik didekat telinga Ridho.
"Kau lupa siapa calon suamimu?" tanya Ridho balik dengan berbisik.
Putri menepuk jidatnya sendiri sembari menyengir kuda menunjukkan gigi jagungnya yang putih.
"Duhh Putri, kamu oon banget sih, sudah pasti mereka tahu lah, calon suami kamu kan orang terkaya se Asia," batin Putri
Walaupun mereka belum menikah tapi kabar berita tentang Ridho yang akan menikahi gadis bernama Putri sudah menyebar luas di media sosial dan kalangan masyarakat.
"Mari Tuan, Nona, saya akan tunjukkan beberapa koleksi gaun pernikahan dengan model India yang nyonya Ayu minta," ucap Meri.
"Mama," ucap Putri.
"Iya Nona, Nyonya Ayu menghubungi kami tadi malam, kalau Nyonya Ayu menginginkan gaun pernikahan model India," jelas Meri.
Putri mengangguk paham.
"Mari, saya tunjukkan koleksi gaun pernikahan butik kami," ucap Meri lagi.
Mereka semua menuju ruang penyimpanan gaun pernikahan
"Silakan masuk Tuan, Nona," ucap Meri ramah mempersilakan tamu pentingnya masuk.
"Ini Tuan deretan koleksi gaun pernikahan model India, jika Tuan dan Nona merasa tidak ada yang pas, Tuan dan Nona bisa meminta desain yang baru," jelas Meri.
"Temani Nona Putri memilih gaun nya, aku akan menunggu disini," perintah Ridho.
"Baik Tuan."
"Mari Nona, saya bantu melihat-lihat gaunnya," lanjut Meri.
Putri berjalan beriringan dengan Meri sembari melihat-lihat gaun yang terpajang berderatan dengan model yang berbeda-beda.
"Ehm.. Nona apa saya boleh mencoba yang ini," ucap Putri ragu.
"Tentu saja Nona Putri, Nona tidak perlu meminta izin kepada saya, bahkan Nona boleh mencoba semuanya," jelas Meri hangat.
"Ohh begitu ya, baiklah saya ingin mencoba yang ini," ucap Putri menunjuk salah satu gaun berwarna biru.
Putri masuk kedalam ruang ganti setelah Meri memberikan gaun yang ingin dicobanya.
"Ehm.. menurut ku ini terlalu berlebihan, aku tidak suka, terlalu banyak hiasan digaun ini," ucap Putri.
Setelah mengenakan gaun tersebut, ia berputar-putar didepan cermin melihat gaun yang sedang dikenakan nya.
"Bagiamana Nona, apa Nona menyukai gaun itu?" tanya Meri setelah melihat Putri keluar dari ruang ganti.
"Aku tidak terlalu suka dengan barang yang terlalu mewah, dan gaun ini sangat banyak hiasan yang kerlap-kerlip disana-sini," ucap Putri.
"Baiklah tidak apa-apa, masih ada banyak model gaun yang belum Nona lihat, mari Nona saya tunjukkan yang lainnya lagi," ajak Meri.
"Nona Putri ini sangat sederhana sekali, ia sama sekali tidak menyombongkan status nya yang akan menjadi istri dari orang terkaya se-Asia, sungguh unik sekali, aku kira calon istri tuan Ridho akan sombong dengan apa yang dimiliki oleh calon suaminya," batin Meri.
Setelah mencoba beberapa gaun akhirnya Putri menemukan gaun yang pas untuk dirinya, tidak terlalu mewah dan tidak terlalu sederhana.
"Aku sangat suka dengan model gaun ini, tapi apa Tuan Ridho menyukainya ya," pikir Putri.
"Nona Meri, boleh kah saya minta tolong," ucap Putri keluar dari ruang ganti dengan masih mengenakan gaunnya.
Meri tertegun melihat Putri, ia menatap Putri dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Subhanallah, ini Nona Putri cantik pisan, apalagi nanti ditambah dengan make up dan aksesoris yg lainnya," batin Meri.
"Nona.. apa Nona mendengar saya," ucap Putri.
"Hahh iya.. maafkan saya Nona Putri, Nona tidak perlu memanggil saya seperti itu, panggil saja saya Meri," ucap Meri.
"Baiklah Meri, bolehkah saya minta tolong padamu?" tanya Putri.
"Tentu saja Nona," jawab Meri.
"Ehm, tolong panggilkan Tuan Ridho ya," pinta Putri.
"Baik Nona," ucap Meri berlalu.
"Maaf Tuan Ridho, Nona Putri memanggil Anda," ucap Meri sopan.
"Untuk apa dia memanggilku?" tanya Ridho.
"Saya kurang tau Tuan," jawab Meri.
Ridho berjalan masuk kedalam ruang ganti dengan di ikuti Meri dibelakangnya.
"Ada apa?" tanya Ridho pada Putri.
"Ehm.. emm... " Putri bingung mau mulai berbicara bagaimana.
"Kau mau ngomong apa, ngomong yang jelas," ucap Ridho.
"Emm.. begini Tuan, saya sudah menemukan gaun yang saya sukai.."
"Terus," potong Ridho.
"Saya belum selesai bicaranya Tuan"
"Saya suka dengan gaun ini, tapi saya takut Tuan tidak menyukai nya, jadi saya mau minta pendapat Tuan," jelas Putri ragu.
Ridho langsung menatap Putri dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Terserah kau saja mau pilih yang mana, pilih yang kau suka," tutur Ridho.
"Baiklah, Meri aku pilih yang ini ya," ucap Putri.
"Baik Nona Putri," ucap Meri.
Putri kembali masuk kedalam ruang ganti untuk melepas gaun tersebut dan memakai kembali baju yang ia kenakan tadi.
"Sudah kan, ayo kita pulang," ajak Ridho.
"Memang Tuan tidak fitting baju juga?" tanya Putri.
"Sudah tadi," jawab Ridho singkat.
"Kapan, kok saya tidak melihatnya," ucap Putri polos.
"Dasar gadis bodoh, kau kan tadi sedang fitting baju juga, aku hanya memilih jas yang aku inginkan dan mengukur bentuk lekuk tubuh ku saja, warna baju ku dan bajumu akan disesuaikan nanti," jelas Ridho.
Putri hanya manggut-manggut tanda paham.
Ridho dan Putri berjalan beriringan menuju mobil, mereka langsung pulang menunju ke kediaman Wira Aditama.
"Tuan, berhentiii!" teriak Putri.
Ridho yang kaget mendengar teriakan Putri pun langsung mengerem mendadak.
Jedukk....
Jidat ke 2 sejoli itu terbentur
"Aduhh Tuan, bisa gak sih ngerem nya itu gak usah mendadak, jidat saya jadi sakit nih," gerutu Putri.
"Kau menyalahkan kan ku, kau pikun atau gimana, kenapa kau tiba-tiba teriak sekencang itu," protes Ridho.
"He he... maaf Tuan saya kelepasan," cengir Putri.
Ridho yang geram dengan tingkah laku Putri ingin sekali menendang Putri keluar dari mobil nya.
"Boleh saya minta uang Tuan," ucap Putri menengadah kan tangannya didepan Ridho tanpa malu sedikit pun.
"Kau teriak sekencang itu hanya untuk meminta uang, dasar gadis bod.." ucap Ridho terhenti karena suara klakson.
"Aduhh, aku lupa menepi tadi," ucap Ridho menepuk jidatnya.
Ridho langsung menepikan mobilnya dipinggir jalan.
"Boleh ya Tuan saya minta uang, cuma sedikit kok enggak banyak, Putri cuma pengen beli somay," ucap
Putri lagi.
"Somay... apa itu?" tanya Ridho.
"Makanan lah Tuan, masa iya batu, akh Tuan mana tau, Tuan kan orang kaya jadi gak tau makanan kelas bawah seperti itu," jawab Putri.
"Nih, cepat kau beli makanan apa itu tadi kau bilang, dan cepat kembali, aku tidak mau menunggu mu lama, jika kau lama aku akan meninggalkan mu," ucap Ridho menyerahkan 2 lembar uang 100 ribuan.
"Tuan mau saya beli sama bakulnya sekalian, ini kebanyakan Tuan, 10 ribu aja itu udah cukup banget," jelas Putri.
"Aku tidak punya uang receh Putri, kalau memang itu kebanyakan, kembalian nya kasihkan saja pada penjualnya, gitu aja repot banget," ucap Ridho geram.
"Baiklah-baiklah, tunggu sebentar ya Tuan," ucap Putri.
**
"Tuan mau nggak, ini enak loh," ucap Putri sembari menyuapkan somay pertamanya kedalam mulutnya.
"Tidak," ucap Ridho kembali melajukan mobilnya.
"Tuan beneran gak mau, cobain deh pasti Tuan suka," ucap Putri menyodorkan satu somay didepan mulut Ridho.
"Aku tidak mau Putri," ucap Ridho dengan meninggikan suaranya.
"Yaudah kalo gitu Putri abisin sendiri," ucap Putri santai.
"Dasar gadis bodoh, apa enak nya coba makanan kayak gitu, gak ada menarik-menarik nya sama sekali," batin Ridho.
30 menit kemudian, mereka sudah sampai dirumah.
"Cepetan turun Putri," ucap Ridho menoleh kearah Putri.
"Ya Allah dasar kebo, bisa-bisanya dia tidur didalam mobil," ucap Ridho lagi.
"Putri bangunnn... ada kebakaran!" teriak Ridho.
Putri terjingkat dan langsung berdiri alhasil kepala nya terbentur atap mobil.
"Aduhh kepalaku!" jerit Putri.
"Buahahahaa...." tawa Ridho seketika pecah
"Tuannn... sakit tau kepalaku, huhhhh... awas saja ya akan ku balas perbuatan Anda Tuan!" teriak Putri dan langsung keluar mobil dan berjalan masuk kedalam rumah.
"Hahaha lucu sekali ekspresi wajahnya," ucap Ridho yang masih terus saja tertawa.
"Dia marah, dia kira kalo dia marah aku akan meminta maaf padanya gitu, jangan mimpi kau Putri," lanjut Ridho lagi
~
"Assalamualaikum," ucap Putri.
"Wa'alaikumsalam, kamu udah pulang, mana Ridho?" tanya Ayu.
"Tuan Ridho masih didepan Ma, oh iya Putri kekamar dulu ya, Putri capek pengen istirahat," pamit Putri.
"Iya Nak, istirahatlah," ucap Ayu.
Putri berlalu pergi,ia terus saja mengelus-elus
kepalanya yang terbentur cukup keras.
"Huhh.. dasar singa gilaaaaaaa"batin Putri berteriak
"Ridho," panggil Wira setelah Ridho sampai diruang tamu.
"Iya Pa."
"Gimana fitting bajunya, lancarkan?" tanya Wira.
"Alhamdulillah lancar-lancar aja kok Pa"jawab Ridho.
"Idho kekamar dulu ya Ma Pa, Idho ngantuk," ucap Ridho berlalu pergi.
"Alhamdulillah ya Pa, akhirnya anak kita nikah juga," ucap Ayu.
"Iya Ma, semoga aja Putri wanita terbaik untuk Ridho yang dikirimkan Tuhan," jawab Wira.
Wira dan Ayu saling menatap dan tersenyum bahagia melihat Anak sulungnya yang akan segera melepas masa lajangnya.
Ridho dan Putri minta bantuan buat para pembaca untuk Like dan komen karya ini, dan Vote sebanyak-banyaknya🖤🌱.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
edelweis arabella
putri koq dpn klrgax ma klrga ridho dy kyk munafik polos² gt,,tp koq ma ridho dy sk nyolot ajj kl ngomong,,,
2021-03-01
0
Husna New
next dong semngat ngetiknya
akhirnya putri dan ridho nikah
2020-12-26
1
Riss
next kk
uh bagus banget
semoga makin banyak yang suka sama cerita ini
semangat ngetiknya kk
2020-09-12
3