(Kediaman Wira Aditama)
"Selamat malam Tuan Nyonya," sapa Putri sopan.
"Siapa dia Nak, dia menantu Mama ya, kau dapat dari mana dia, kenapa cantik begini," ucap Ayu antusias.
"Akh Tante bisa aja," ucap Putri tersipu.
"Putri cantik, memuji juga ada batasannya kali Ma," batin Ridho.
"Ridho kenapa kau tidak menjawab pertanyaan Mama, benarkan dia menantu Mama, kau akan menepati janji mu kan?" tanya Ayu beruntun.
"Iya Ma, dia calon menantu Mama, namanya Putr,i" ucap Ridho datar.
"Wahh... kak Ridho hebat, padahal Mama kasih waktu cuma seminggu loh, tapi ini bisa dapet yang super cantik gini," ucap Keila heboh, dengan mengacungkan jempol tangannya.
"Ridho.. Papa bangga dengan mu, kau bisa menuruti kemauan Papa dan Mama, Papa harap kau bisa menerima Putri dengan baik, kau paham.." tutur Wira.
Ridho hanya menanggapinya dengan senyuman.
"Hai kak Putri, namaku Rilli Adik nya Kak Ridho," ucap Rilli mengulurkan tangan.
"Putri," balas Putri menyalami.
"Hai kak... aku Keila Adik nya Kak Ridho yang paling cantik dan pandai," ucap Keila heboh.
Ridho hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adiknya.
"Ha ha ha Keila, ngaca dong," timpal Rilli.
"Ihhh kak Rilli, emang bener kok Keila cantik, iya kan kak Putri," ketus Keila.
"Ehm iya, Nona Keila cantik kok," ucap Putri tersenyum.
"Kok Non sih Kak, panggil aja Keila," saut Keila.
"Iya Putri benar apa kata Keila, kamu panggil saya Mama Ayu jangan Nyonya ya, dan ini Papa Wira kau juga memanggilnya dengan sebutan Papa, bukan Tuan, kau mengerti Nak," ucap Ayu lembut.
"Ba.. baik Nya, ehh maksudnya Ma," ucap Putri menunduk.
"Kau berumur berapa Nak?" tanya Ayu.
"22 tahun Ma," saut Putri.
Krukk... krukk... perut Putri berbunyi lagi.
"Aduhh ini perut bikin malu aja," batin Putri.
"Putri belum makan?" tanya Ayu.
"Belum," ucap Putri malu sembari nyengir kuda.
Plakkkk... Ayu memukul pundak Ridho.
"Aduhh... apaan sih Ma, main pukul-pukul aja," gerutu Ridho.
"Kamu ini gimana sih Dho, lihat nih calon menantu Mama sampai kelaparan gini," ketus Ayu.
"Itu tadi sebenarnya mau mampir ke lestoran tapi berhubung Papa nyuruh Idho pulang jadi gak jadi, yaudah akhirnya Idho putusin untuk makan dirumah aja," jelas Ridho.
"Alesan aja," ucap Ayu.
"Ayo Putri, Mama temenin kamu makan ya," lanjut Ayu.
"Akh gak usah Ma, biar Putri makan sendiri aja, ntar ngerepotin," tolak Putri halus.
"Gak papa Put, Mama gak merasa direpotin kok, udah ayo," ajak Ayu, Putri mengangguk.
"Sabar ya Dho," ucap Wira menepuk-nepuk pundak Ridho.
Sedangkan Rilli dan Keila terkekeh melihat nasib Kakaknya yang selalu salah dimata Mamanya.
~
"Putri mau makan apa, biar dimasakin ntar sama Bibi?" tanya Ayu
"Akh gak usah Ma, itukan masih ada, mubazir kalau dibuang," ucap Putri.
"Tapi itu udah dingin Nak," ucap Ayu.
"Gak papa Ma, Putri udah biasa kok makan makanan
yang udah dingin," ucap Putri sendu.
"Ya Allah Mama Ayu baik banget, jadi kangen sama Bunda," batin Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca
"Putri kamu kenapa Nak, ada apa, Mama salah ngomong ya?" tanya Ayu bingung, karena melihat perubahan mimik wajah Putri
"Enggak kok Ma, Putri gak papa," jawab Putri.
"Terus kenapa kamu sedih gitu,kamu ada masalah Nak, ayo cerita sama Mama," tutur Ayu lembut.
"Enggak kok Ma, Putri cuma kangen sama Bunda Putri," jelas Putri.
"Belum sehari Putri kamu disini, masa udah rindu aja sama Bunda Putri," ucap Ayu terkekeh.
"Bunda Putri udah meninggal Ma," ucap Putri sendu.
"Innalilahi, maafkan Mama Nak, Mama gak tau," ucap Ayu tak enak hati.
"Gak papa kok Ma, Mama gak salah," ucap Putri tersenyum paksa.
Ayu langsung memeluk tubuh mungil Putri kedalam dekapannya, memberi kehangatan dan kenyamanan.
"Ya Tuhan... aku sudah lama sekali tidak merasakan dekapan hangat dari seorang Ibu, dan sekarang aku bisa merasakannya kembali, terimakasih Tuhan," batin Putri meneteskan air mata.
"Sekarang Putri jangan sedih lagi ya, ada Mama disini, Mama yang akan jadi Ibu Putri," tutur Ayu sembari mengelus rambut Putri.
"Terimakasih Ma," ucap Putri mengeratkan pelukannya.
"Ya sudah sekarang Putri makan ya, nanti kalau udah makan, Mama antar kekamar," ucap Ayu.
Putri mengangguk.
~
"Ini Nak kamar kamu, ini hanya sementara, nanti kalau kamu sudah menikah, kamu akan tinggal dikamar Ridho ya," ucap Ayu.
"Iya Ma."
"Ayo masuk, dan tidurlah."
Putri merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Selamat malam Ma," ucap Putri.
"Selamat malam Nak, tidur yang nyenyak yaa..." balas Ayu yang kemudian mencium kening Putri, dan menarik selimut hingga sampai di pinggang Putri.
Ayu berlalu pergi, sebelum pergi ia mematikan lampu kamar,
ia menutup pintu dengan perlahan, dan menuju ruang tamu yang sudah ada Wira dan Ridho.
"Bagaimana Ma, apa Putri sudah tidur?" tanya Wira.
"Sudah Pa" saut Ayu.
"Mama kasihan ngeliat Putri, ternyata dia Anak piatu Pa," ucap Ayu.
"Apa kau mengetahui hal ini Dho?" tanya Wira.
"Idho baru ketemu Putri hari ini Pa, Idho belum tau banyak tentang Putri, Jadi... Ridho menceritakan semua kejadian yang dia alami dengan Putri kepada Wira dan Ayu.
"Apaa... Putri dijual oleh ayahnya sendiri!"teriak Ayu.
"Mama jangan teriak-teriak, nanti kalau Putri dengar bagaimana," tegur Wira.
"Maaf Pa, Mama kelepasan," cengir Ayu.
"Terus gimana lagi Dho?"vtanya Ayu penasaran.
"Ya terus Idho bilang sama Ayahnya Putri, kalo Putri calon istri Ridho," jawab Ridho enteng.
"Tapi emang kelihatan banget sih kalau Ayahnya Putri itu mata duitan, soalnya tadi sebelum dia mengetahui keberadaan Ridho, dia marah-marah sama Putri, bahkan tadi Putri kena tampar sama Ayahnya," jelas Ridho.
"Dasar orang tua gila!" ucap Ayu emosi.
"Sabar Ma, gak baik ngomong kayak gitu,"tegur Wira.
"Mama greget banget Pa sama Ayahnya Putri, itu Ayahnya Putri gimana sih jalan pikirannya, kok dia tega-teganya jual Anaknya hanya demi uang," gerutu Ayu.
"Udah-udah gak usah dibahas lagi, sekarang Ridho kamu kekamar dan tidur ya Nak, Papa dan Mama juga mau tidur," ucap Wira.
Ridho mengangguk dan berlalu pergi.
"Udah ayo Ma tidur, ini udah malem, gak baik malem-malem marah-marah," tegur Nasar yang melihat istrinya masih saja terus menggerutu.
Ayu hanya mengangguk,dan berlalu pergi mendahului suaminya.
Wira hanya menghela nafas, dan menggeleng kan kepalanya melihat tingkah istrinya yang sangat menyayangi menantunya, walaupun baru beberapa jam bertemu.
Bersambung
Jangan lupa Like dan komen ya,dan jangan lupa vote karya Author temen-temen😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
edelweis arabella
btw si putri jgn nglunjak yh krn mreka syg ma kamu,jd nurut ajj
2021-03-01
0
edelweis arabella
aq suka klrga ridho,wlw org trkaya tp gk mandang stts,,trs si ridho katx arogant tp smpe sni bc kykx baik koq dy hangat ajj,nyambung n d ajak ngomong ada becanda nya wlw ketus
2021-03-01
0
Husna New
next dong semngat ngetiknya
2020-12-26
1