Episode 20: Cahaya di Ujung Perjalanan

Langit malam perlahan diselimuti bintang-bintang, sementara bulan menggantung tenang di kejauhan. Halim dan Rian terus berjalan menyusuri jalan setapak yang mulai merunduk di bawah bayang-bayang hutan pinus. Udara dingin menusuk kulit, tapi rasa lelah yang menggelayuti tubuh mereka membuat keduanya tak terlalu memedulikannya.

..."Rian, sebentar lagi kita sampai di desa berikutnya," ujar Halim, melihat cahaya samar yang berpendar di ujung jalan. "Kita bisa istirahat di sana."...

Rian yang sudah tampak kelelahan hanya mengangguk kecil. Kakinya yang mungil berusaha tetap melangkah, meskipun tubuhnya jelas membutuhkan istirahat. Halim memperhatikan anak itu dengan rasa khawatir.

..."Kalau kamu capek, kakak bisa gendong kamu," tawar Halim....

..."Tidak apa-apa, Kakak," jawab Rian dengan suara pelan. "Aku kuat."...

Sikap keras kepala anak itu membuat Halim tersenyum tipis. Di balik tubuh kecilnya, Rian memiliki semangat yang besar.

Beberapa menit kemudian, mereka akhirnya tiba di gerbang desa. Berbeda dengan desa sebelumnya, desa ini terlihat sedikit lebih besar dengan beberapa rumah berbahan kayu yang berdiri berjajar. Cahaya lentera menerangi jalan utama, memberikan rasa hangat di tengah gelapnya malam.

Penduduk yang masih terjaga memandangi kedatangan Halim dan Rian dengan tatapan ingin tahu. Namun, tak ada tanda-tanda permusuhan. Sebaliknya, rasa penasaran lebih mendominasi wajah mereka.

..."Selamat malam, Tuan," sapa seorang pria tua yang berdiri di dekat pos jaga desa. "Kalian datang dari mana?"...

"Dari timur," jawab Halim sopan. "Kami hanya singgah sebentar. Anak ini butuh istirahat."

...Pria tua itu mengangguk paham, lalu tersenyum ramah. "Kalian beruntung. Penginapan desa masih menerima tamu. Ikutlah denganku."...

Tanpa banyak tanya, Halim mengikuti pria tua itu. Mereka melewati beberapa rumah yang terlihat hangat, dengan suara tawa anak-anak yang samar terdengar dari dalam.

..."Tuan, desa ini aman, kan?" tanya Halim hati-hati....

..."Sejauh ini, ya," jawab pria tua itu. "Kami memang sering mendengar kabar tentang serangan monster di desa-desa sekitar. Tapi desa ini dilindungi oleh seorang penjaga yang cukup tangguh."...

..."Penjaga?"...

..."Seorang petualang yang kebetulan menetap di sini untuk sementara waktu. Katanya, dia sedang menunggu sesuatu."...

Halim hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.

Penginapan desa itu adalah sebuah rumah kayu sederhana dengan dua lantai. Di dalamnya, suasana hangat menyambut mereka. Perapian di sudut ruangan memancarkan cahaya keemasan, sementara aroma sup panas tercium samar-samar.

..."Selamat datang," sapa seorang wanita paruh baya dari balik meja. "Kamar untuk dua orang?"...

"Ya, tolong," jawab Halim.

...Wanita itu tersenyum ramah. "Anakmu terlihat lelah. Aku akan menyiapkan makan malam. Silakan beristirahat terlebih dahulu."...

...Halim hendak membantah bahwa Rian bukan anaknya, tapi memutuskan untuk tidak memperpanjang penjelasan. "Terima kasih, Bu."...

Di dalam kamar kecil yang sederhana, Halim membantu Rian membersihkan diri dengan air hangat dari ember yang disediakan. Anak itu terlihat lebih segar meski matanya sudah mulai terpejam.

..."Kakak..." gumam Rian pelan....

..."Hmm?"...

..."Apa kita akan terus berjalan seperti ini?"...

Halim terdiam sejenak. Pertanyaan itu selalu terasa berat. Perjalanan ini memang belum berakhir, dan mereka belum tahu apa yang menanti di depan.

..."Iya," jawab Halim akhirnya. "Kita akan terus berjalan sampai aku bisa menemukan orang tuamu."...

Rian mengangguk kecil, lalu membenamkan wajahnya ke bantal jerami. Tak butuh waktu lama, napasnya menjadi teratur, menandakan bahwa ia telah tertidur.

Halim memandangnya sebentar, lalu duduk di sisi jendela. Bulan masih bersinar terang, menerangi desa dengan lembut. Namun, jauh di lubuk hatinya, Halim tahu bahwa kedamaian ini hanya sementara.

..."Raja Iblis... Sepuluh Jenderal..." gumamnya pelan. "Seberapa jauh lagi sampai aku bertemu dengan mereka semua?"...

Namun untuk saat ini, ia memutuskan untuk memejamkan mata. Besok, perjalanan akan kembali berlanjut.

 

Keesokan Paginya.

Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah jendela, membangunkan Halim dari tidurnya. Di sampingnya, Rian masih terlelap, terlihat nyaman di bawah selimut tipis.

Setelah memastikan bahwa Rian masih tidur nyenyak, Halim keluar dari kamar untuk mencari udara segar. Di luar, penduduk desa mulai beraktivitas. Para petani berjalan menuju ladang, sementara anak-anak berlarian di jalanan dengan tawa ceria.

..."Tempat ini... damai sekali," pikir Halim....

Namun, lamunannya terhenti saat ia merasakan tatapan seseorang. Di sudut jalan, seorang pria berbaju kulit dengan pedang di punggungnya berdiri, menatap Halim dengan penuh minat.

..."Petualang?" tebak Halim dalam hati....

Pria itu mendekat perlahan, wajahnya terlihat santai namun penuh rasa penasaran.

..."Hei," sapa pria itu dengan nada ramah. "Kau terlihat seperti bukan orang sekitaran sini, seseorang yang punya banyak cerita."...

...Halim menatapnya tanpa ekspresi berlebihan. "Mungkin. Tapi saya bukan orang yang suka menceritakan banyak hal."...

...Pria itu terkekeh. "Tenang saja. Aku juga bukan tipe yang banyak bertanya. Namaku Garen. Aku tinggal di desa ini sementara waktu."...

..."Halim."...

Mereka saling berjabat tangan. Garen tampak lebih berpengalaman, dengan sorot mata tajam yang menandakan bahwa ia telah menghadapi banyak pertempuran.

..."Kalau boleh tahu," lanjut Garen, "apa tujuanmu datang ke desa ini?"...

...Halim tidak langsung menjawab. "Cuma singgah. Aku dan seorang anak kecil sedang dalam perjalanan."...

...Garen mengangguk paham. "Kalau begitu, semoga perjalanan kalian lancar. Tapi kalau butuh bantuan, aku ada di sini. Jangan sungkan.."...

Halim mengangguk singkat sebelum kembali ke penginapan.

Saat Rian terbangun dan mereka selesai sarapan, Halim mengatur rencana untuk perjalanan berikutnya. Berdasarkan peta yang ia miliki, perjalanan ke barat masih akan memakan waktu beberapa hari.

..."Setelah desa ini, kita akan melewati hutan cemara," jelas Halim pada Rian. "Hutan itu cukup lebat, tapi kalau kita terus mengikuti jalur utama, kita tidak akan tersesat."...

..."Baik, Kakak!" sahut Rian ceria....

Wanita pemilik penginapan memberikan mereka sedikit bekal tambahan sebelum mereka berangkat.

..."Hati-hati di jalan," ucapnya dengan hangat....

..."Terima kasih."...

Dengan langkah mantap, Halim dan Rian meninggalkan desa, kembali menyusuri jalan setapak yang membentang di hadapan mereka. Meskipun bayangan masa lalu terus menghantuinya, Halim bertekad untuk melanjutkan perjalanan ini.

..."Selama aku masih berdiri, saya akan terus maju."...

Dan di sampingnya, Rian berjalan dengan semangat, percaya bahwa bersama Halim, ia akan selalu aman.

Episodes
1 Episode 1: Satu Orang Melawan Kegelapan
2 Episode 2: Pencarian Dimulai
3 Episode 3: Misteri yang Terungkap
4 Episode 4: Perjalanan Menuju Kuil Utara
5 Episode 5: Gerbang Kuil Utara
6 Episode 6: Gerbang Kebenaran
7 Episode 7: Labirin Pilihan
8 Episode 8: Langkah Terakhir
9 Episode 9: Langkah Menuju Takdir
10 Episode 10: Mencari Jalan Pulang
11 Episode 11: Pesan dari Kegelapan
12 Episode 12: Pengkhianatan dan Hal Tak Terduga
13 Episode 13: Tsundere di Medan Pertempuran
14 Episode 14: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
15 Episode 15: Jejak Luka di Hati
16 Episode 16: Bayangan yang Menipu
17 Episode 17: Bayangan Perjalanan
18 Episode 18: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
19 Episode 19: Perjalanan Tanpa Bayangan
20 Episode 20: Cahaya di Ujung Perjalanan
21 Episode 21: Rian dan Kekacauan yang Tak Terduga
22 Episode 22: Tujuan Berikutnya — Desa Arven
23 Episode 23: Kembali ke Kegelapan — Laporan Elyra
24 Episode 24: Langkah yang Panjang — Kerinduan Rian
25 Episode 25: Kejar-kejaran yang Tak Terduga
26 Episode 26: Ciuman di Tengah Kekacauan
27 Episode 27: Misi Berbahaya di Hutan Kematian
28 Episode 28: Pertarungan di Bayang-Bayang Serigala Iblis
29 Episode 29: Beban di Pundak Halim
30 Episode 30: Bayangan di Balik Luka
31 Episode 31: Jejak Kegelapan yang Mengintai
32 Episode 32: Langkah di Hutan Kegelapan
33 Episode 33: Langkah Berat Menuju Tujuan Baru
34 Episode 34: Kekuatan Gelap Terus Mengintai
35 Episode 35: Bayangan di Balik Hutan Kelam
36 Episode 36: Jejak Misterius dan Tawa di Balik Tudung
37 Episode 37: Jejak Lavender di Malam Pekat
38 Episode 38: Mimpi yang Menghantui
39 Episode 39: Pertempuran yang Mengungkapkan
40 Episode 40: Pertempuran Sengit
41 Episode 41: Pertempuran Sengit 2
42 Episode 42: Kekacauan di Ambang Kehancuran
43 Episode 43: Tawanan di Balik Dinding Penginapan
44 Episode 44: Tidur di Bawah Cahaya Remang
45 Episode 45: Segel dan Pemandian yang Salah Tempat
46 Episode 46: Perjalanan Dimulai Lagi
47 Episode 47: Kekhawatiran di Kerajaan Kegelapan
48 Episode 48: Perjalanan yang Mulai Berbeda
49 Episode 49: Langkah yang Semakin Dekat
50 Episode 50: Langkah yang Semakin Dekat 2
51 Episode 51: Perpisahan yang Menghangatkan
52 Episode 52: Langkah Baru dan Godaan yang Tersamar
53 Episode 53: Jatuh Cinta
54 Episode 54: Kenangan yang Membekas
55 Episode 55: Kenangan yang Membekas 2
56 Episode 56: Kenangan yang Membekas 3
57 Episode 57: Kekuatan tidak terkendali
58 Episode 58: Kekuatan tidak terkendali 2
59 Episode 59: Sepulang dari Misi, Hati yang Tersentuh
60 Episode 60: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab
61 Episode 61: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 2
62 Episode 60 Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 3
63 Episode 63: Luka yang Terbuka, Jawaban yang Tertutup
64 Episode 64: Titik Terang di Kegelapan
65 Episode 65: Terbebas
66 Episode 66: Di Balik Gerbang
67 Episode 67: Dasar Buaya
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Episode 1: Satu Orang Melawan Kegelapan
2
Episode 2: Pencarian Dimulai
3
Episode 3: Misteri yang Terungkap
4
Episode 4: Perjalanan Menuju Kuil Utara
5
Episode 5: Gerbang Kuil Utara
6
Episode 6: Gerbang Kebenaran
7
Episode 7: Labirin Pilihan
8
Episode 8: Langkah Terakhir
9
Episode 9: Langkah Menuju Takdir
10
Episode 10: Mencari Jalan Pulang
11
Episode 11: Pesan dari Kegelapan
12
Episode 12: Pengkhianatan dan Hal Tak Terduga
13
Episode 13: Tsundere di Medan Pertempuran
14
Episode 14: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
15
Episode 15: Jejak Luka di Hati
16
Episode 16: Bayangan yang Menipu
17
Episode 17: Bayangan Perjalanan
18
Episode 18: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
19
Episode 19: Perjalanan Tanpa Bayangan
20
Episode 20: Cahaya di Ujung Perjalanan
21
Episode 21: Rian dan Kekacauan yang Tak Terduga
22
Episode 22: Tujuan Berikutnya — Desa Arven
23
Episode 23: Kembali ke Kegelapan — Laporan Elyra
24
Episode 24: Langkah yang Panjang — Kerinduan Rian
25
Episode 25: Kejar-kejaran yang Tak Terduga
26
Episode 26: Ciuman di Tengah Kekacauan
27
Episode 27: Misi Berbahaya di Hutan Kematian
28
Episode 28: Pertarungan di Bayang-Bayang Serigala Iblis
29
Episode 29: Beban di Pundak Halim
30
Episode 30: Bayangan di Balik Luka
31
Episode 31: Jejak Kegelapan yang Mengintai
32
Episode 32: Langkah di Hutan Kegelapan
33
Episode 33: Langkah Berat Menuju Tujuan Baru
34
Episode 34: Kekuatan Gelap Terus Mengintai
35
Episode 35: Bayangan di Balik Hutan Kelam
36
Episode 36: Jejak Misterius dan Tawa di Balik Tudung
37
Episode 37: Jejak Lavender di Malam Pekat
38
Episode 38: Mimpi yang Menghantui
39
Episode 39: Pertempuran yang Mengungkapkan
40
Episode 40: Pertempuran Sengit
41
Episode 41: Pertempuran Sengit 2
42
Episode 42: Kekacauan di Ambang Kehancuran
43
Episode 43: Tawanan di Balik Dinding Penginapan
44
Episode 44: Tidur di Bawah Cahaya Remang
45
Episode 45: Segel dan Pemandian yang Salah Tempat
46
Episode 46: Perjalanan Dimulai Lagi
47
Episode 47: Kekhawatiran di Kerajaan Kegelapan
48
Episode 48: Perjalanan yang Mulai Berbeda
49
Episode 49: Langkah yang Semakin Dekat
50
Episode 50: Langkah yang Semakin Dekat 2
51
Episode 51: Perpisahan yang Menghangatkan
52
Episode 52: Langkah Baru dan Godaan yang Tersamar
53
Episode 53: Jatuh Cinta
54
Episode 54: Kenangan yang Membekas
55
Episode 55: Kenangan yang Membekas 2
56
Episode 56: Kenangan yang Membekas 3
57
Episode 57: Kekuatan tidak terkendali
58
Episode 58: Kekuatan tidak terkendali 2
59
Episode 59: Sepulang dari Misi, Hati yang Tersentuh
60
Episode 60: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab
61
Episode 61: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 2
62
Episode 60 Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 3
63
Episode 63: Luka yang Terbuka, Jawaban yang Tertutup
64
Episode 64: Titik Terang di Kegelapan
65
Episode 65: Terbebas
66
Episode 66: Di Balik Gerbang
67
Episode 67: Dasar Buaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!