Setelah berhasil melewati ujian kedua, Halim merasa ada sesuatu yang berbeda. Ketegangan yang semula membungkus hatinya sedikit mengendur, meski ia tahu ujian yang lebih berat masih menunggu. Kuil Utara, dengan segala misterinya, seolah tidak pernah memberi kesempatan untuk bernapas lega.
Langkah Halim semakin mantap saat ia melanjutkan perjalanan memasuki bagian dalam kuil yang lebih dalam. Suasana di dalam kuil ini terasa semakin aneh. Setiap langkahnya seolah menggema di dinding-dinding batu yang keras. Angin dingin berhembus dari sudut-sudut ruangan, seakan berbisik kepada Halim bahwa tak ada yang aman di sini, bahwa semua ini adalah ujian yang penuh dengan teka-teki.
Setelah beberapa saat berjalan, ia tiba di sebuah ruangan besar yang berisi sebuah tangga spiral yang menuju ke bawah, diakhiri dengan sebuah pintu besar yang terukir rumit. Di pintu itu ada ukiran simbol yang tak dikenal, dengan garis-garis yang tampak hidup dan bergerak seperti aliran energi. Halim mendekat, matanya memperhatikan setiap detail yang ada.
Tiba-tiba, sebuah suara halus namun dalam terdengar dari belakang.
..."Kamu akhirnya sampai."...
Halim terkejut, berbalik dengan cepat. Seorang wanita berdiri di ujung ruangan, mengenakan jubah putih yang berkilau dengan simbol-simbol mistis. Wajahnya tampak sangat muda, namun matanya memancarkan kebijaksanaan yang jauh lebih tua.
..."Siapa kamu?"...
...tanya Halim, masih berusaha mengendalikan napasnya yang sedikit terengah....
Wanita itu tersenyum, senyum yang memancarkan rasa kedamaian dan juga misteri.
..."Namaku Elyra. Aku adalah penjaga di lantai ini."...
Halim menatap wanita itu dengan seksama, mencoba untuk mencari tanda-tanda kebohongan atau tipu daya. "Elyra?" pikirnya.
..."Apakah dia orang yang bisa memberikan informasi yang aku cari?"...
...Elyra berjalan mendekat dengan langkah tenang. "Kamu datang dengan tujuan yang mulia Halim, aku tahu itu. Namun, tujuanmu bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dengan mudah"...
..."Banyak hal yang harus kamu hadapi, bukan hanya lawan yang kuat, tetapi juga kebenaran yang mungkin tidak ingin kau dengar."...
...Halim mengangkat alisnya. "Apa maksudmu? Aku hanya ingin mengetahui kebenaran tentang Raja Iblis dan bagaimana cara mengalahkannya. Tidak ada yang lebih sederhana dari itu."...
...Elyra menghela napas panjang. "Kebenaran, seperti halnya takdir, tidak pernah sesederhana yang kita bayangkan."...
..."Apa yang kau cari tidak akan datang tanpa pengorbanan. Apakah kau siap menghadapi kenyataan yang mungkin akan mengubah segalanya?"...
...Halim menatap Elyra dengan tajam....
..."Aku sudah siap. Aku sudah melewati cukup banyak hal untuk mundur sekarang."...
...Elyra mengangguk pelan. "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan."...
Dia melangkah ke pintu besar yang terukir rumit itu, menepuknya dengan lembut. Pintu itu terbuka perlahan, dan di dalamnya Halim bisa merasakan sesuatu yang begitu kuat, sesuatu yang membuat perutnya terasa mual.
Di dalam ruangan itu, ada sebuah meja batu besar dengan berbagai macam simbol yang tampak seperti alat-alat sihir. Di atas meja itu terbaring sebuah buku besar yang tampaknya sangat tua. Elyra mengangkat buku itu dengan hati-hati dan memberikannya pada Halim.
..."Buku ini," katanya,...
..."Adalah kunci yang akan membukakan segala misteri yang kamu cari. Namun, hati-hati dengan apa yang kamu temukan di dalamnya."...
Halim menerima buku itu dengan tangan menahan rasa gemetar. Setiap halaman tampak seperti dipenuhi dengan tulisan-tulisan kuno yang sulit dipahami. Di halaman pertama, sebuah simbol yang familiar muncul. Itu adalah simbol yang sama dengan yang ada di peta yang diberikan oleh wanita misterius di kota Velora.
Buku itu mulai bergetar di tangannya, dan tiba-tiba, gambar-gambar di halaman itu mulai hidup, memancarkan cahaya yang menyilaukan. Halim terperangah saat menyaksikan gambar-gambar itu mulai bergerak, seolah mengungkapkan rahasia-rahasia besar yang tersembunyi selama ini. Ada sesuatu yang lebih mengganggu, yaitu suara-suara dari zaman masa lalu bergema di sekelilingnya.
..."Kau tidak tahu apa yang kau lakukan, Halim."...
Suara itu terdengar begitu nyata, mengisi seluruh ruangan. Halim menoleh, mencari sumber suara itu, namun tidak ada siapa-siapa.
..."Ini bukan hanya tentang mengalahkan Raja Iblis," suara itu melanjutkan. "Ini tentang kekuatan yang lebih besar, kekuatan yang tidak bisa dikendalikan oleh siapa pun. Bahkan olehmu!"...
Tiba-tiba, Halim merasa tubuhnya menjadi sangat ringan. Ia terhuyung, hampir jatuh, namun Elyra muncul di samping memegangi bahunya dengan lembut.
..."Jangan khawatir. Buku itu tidak akan mengubahmu jika kamu tidak membiarkan dirimu dipengaruhi oleh kata-katanya."...
...Halim menggenggam buku itu erat-erat. "Apa yang sebenarnya terjadi?"...
...Elyra tersenyum dengan lembut....
..."Apa yang terjadi di sini adalah ujian yang lebih besar dari yang kamu bayangkan. Kekuatan yang tersembunyi di dalam buku itu bukan untuk semua orang. Hanya mereka yang benar-benar terpilih dan yang memiliki tekad juga ambisi seperti baja saja yang mampu mengendalikan energi gelapnya"...
...Halim menatap buku itu, masih bingung dengan semua yang baru saja ia alami. "Jadi, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku bisa menggunakan buku ini?"...
...Elyra menatapnya dengan serius....
..."Kamu harus memilih, Halim. Pilih jalan yang akan kamu tempuh. Pilih dengan hati-hati, karena keputusanmu akan menentukan takdirmu. Tapi ingatlah, jalan yang kamu pilih mungkin tidak akan membawa hasil seperti yang kamu harapkan."...
Halim terdiam, meresapi kata-kata Elyra. Ini adalah tentang memilih jalan yang benar, yang akan menentukan masa depan dunia ini.
Di luar sana, angin berhembus kencang, membawa suara-suara misterius yang datang dari kedalaman kuil. Halim tahu bahwa setiap keputusan yang ia ambil kini memiliki konsekuensi yang jauh lebih besar daripada yang ia bayangkan.
Dengan hati yang penuh keteguhan, Halim mengangkat buku itu, bersiap untuk membuka bab berikutnya dari takdirnya. Tak ada lagi jalan mundur. Ini adalah jalan yang harus ia tempuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments