Episode 19: Perjalanan Tanpa Bayangan

Mentari bersinar cerah di langit biru, mengiringi langkah Halim dan Rian yang melanjutkan perjalanan ke barat. Jalan setapak yang mereka lalui kini dihiasi rerumputan hijau yang bergoyang diterpa angin. Pepohonan tinggi berdiri kokoh di sepanjang jalur, membentuk koridor alami yang terasa sejuk.

Rian tampak jauh lebih ceria dibanding hari-hari sebelumnya. Dengan apel yang tersisa di tangannya, ia sesekali melompat kecil sambil menikmati pemandangan sekitar. Halim, di sisi lain, berjalan dengan langkah perlahan, memastikan tidak ada bahaya di depan.

..."Rian, perutmu masih kenyang?" tanya Halim setelah beberapa saat....

..."Masih, Kakak!" jawab Rian sambil mengangguk semangat. "Apelnya enak banget!"...

Halim tersenyum tipis. Meski perjalanan ini berbahaya, melihat Rian tersenyum seperti itu membuatnya merasa sedikit lebih ringan.

..."Kalau kamu lapar lagi, kasih tahu kakak, ya? Kita masih punya bekal dari Pak Darman."...

..."Iya!"...

Perjalanan mereka berlanjut tanpa banyak gangguan. Suara burung bernyanyi mengisi udara, memberikan suasana damai yang jarang mereka rasakan sejak awal perjalanan. Sesekali, Rian bertanya tentang nama tanaman atau suara binatang yang mereka temui, dan Halim menjawab dengan sabar.

..."Apa itu tadi, Kak?" tanya Rian sambil menunjuk burung berwarna biru yang terbang melintasi mereka....

..."Itu burung merak biru langka," jawab Halim. "Katanya kalau kamu bisa melihatnya dari dekat, itu pertanda keberuntungan."...

..."Benarkah?" Mata Rian berbinar. "Aku berharap bisa melihatnya lebih dekat!"...

Halim mengangguk, meskipun dalam hatinya ia tahu bahwa keberuntungan bukanlah sesuatu yang bisa diandalkan dalam dunia yang dipenuhi ancaman.

Beberapa jam kemudian, suara gemericik air mulai terdengar dari kejauhan. Rian, yang penasaran, berlari mendahului Halim untuk mencari sumber suara itu.

..."Kakak Halim! Ada sungai!" serunya dengan gem:bira....

Halim menyusulnya dan mendapati sebuah sungai berair jernih mengalir perlahan. Airnya begitu bersih hingga dasar sungai yang penuh dengan bebatuan kecil terlihat jelas. Di tepiannya, rerumputan tumbuh subur, dihiasi bunga liar berwarna kuning dan ungu.

..."Bagus sekali," gumam Halim sambil menatap sungai itu....

..."Kak, boleh aku main air sebentar?" pinta Rian dengan mata berbinar....

...Halim tersenyum, lalu mengangguk. "Boleh, tapi jangan terlalu jauh ke tengah. Dan hati-hati, ya."...

Tanpa menunggu lebih lama, Rian melepas sandalnya dan berlari kecil menuju tepian sungai. Kakinya menyentuh air dingin, membuatnya tertawa riang.

..."Segar banget!" serunya....

Halim duduk di salah satu batu besar di dekat sana, mengawasi Rian dengan saksama. Meski terlihat santai, ia tetap waspada terhadap kemungkinan adanya monster air.

Sambil menunggu, Halim membuka kantong bekal yang diberikan Darman. Ia mengeluarkan beberapa potong roti kering dan apel, kemudian memakannya perlahan.

..."Nikmatin momen kayak gini itu penting," pikirnya. "Siapa tahu kapan lagi bisa istirahat dengan tenang."...

Rian terus bermain dengan ceria. Ia memercikkan air ke wajahnya, membentuk lingkaran kecil dengan tangan mungilnya. Tawa polosnya menggema, membawa suasana damai yang jarang dirasakan Halim belakangan ini.

Namun, tanpa mereka sadari, dari kejauhan, sepasang mata kuning mengintai di balik semak-semak.

Saat matahari mulai condong ke barat, Halim memutuskan bahwa sudah waktunya melanjutkan perjalanan.

..."Rian, ayo bersihkan kaki kamu. Kita lanjut jalan."...

Rian mengangguk patuh. Ia membilas kakinya dengan air sungai, lalu mengenakan kembali sandalnya. Namun, sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, semak-semak di dekat mereka bergoyang dengan keras.

Halim langsung berdiri dengan waspada. Tangannya meraih pedang di pinggang, matanya mengamati sekitar.

..."Siapa di sana?" seru Halim....

Dari balik dedaunan, seekor makhluk kecil muncul. Seekor rubah berbulu putih dengan ekor panjang yang menggulung lembut. Matanya yang bersinar keemasan menatap Halim dan Rian dengan rasa ingin tahu.

..."Rubah salju?" gumam Halim....

...Rian terpesona. "Lucu banget!"...

Rubah itu tidak menunjukkan tanda-tanda agresif. Sebaliknya, ia mendekat perlahan, seolah mencoba memahami siapa yang berdiri di hadapannya.

..."Jangan dekat-dekat, Rian," ujar Halim pelan. "**Kita tidak tahu apakah dia berbahaya atau tidak**."...

Namun, rubah itu hanya duduk di hadapan mereka, ekornya melambai pelan. Ada sesuatu yang aneh, makhluk itu terlihat cerdas, seolah memahami situasi.

..."Dia... mengawasi kita sejak tadi," gumam Halim....

..."Kakak, dia nggak kelihatan ganas," kata Rian dengan nada lembut. "Boleh aku mendekat?"...

...Halim ragu. Namun, setelah menimbang sejenak, ia mengangguk. "Pelan-pelan saja dan hati-hati. Jangan buat dia takut."...

Rian mendekati rubah salju dengan hati-hati. Tangannya terulur pelan, mencoba menyentuh bulu putih lembutnya. Namun sebelum tangannya menyentuhnya, rubah itu berdiri dan berlari kecil ke arah hutan.

..."Eh? Dia pergi!" seru Rian kecewa....

...Halim menghela napas lega. "Mungkin dia cuma penasaran."...

..."Semoga kita bisa ketemu dia lagi," ujar Rian sambil tersenyum....

...Halim tersenyum kecil. "Ayo, kita lanjut."...

Langit mulai memerah saat Halim dan Rian kembali berjalan di jalan setapak. Meskipun perjalanan ini masih panjang, semangat Rian tetap terjaga, terutama setelah pertemuan singkat dengan rubah salju tadi.

..."Kakak Halim," panggil Rian tiba-tiba....

..."Hmm?"...

..."Kalau Kakak berhasil mengalahkan Raja Iblis, apa Kakak bakal tetap jalan-jalan kayak gini?"...

Halim terdiam sejenak. Pertanyaan itu sederhana, tapi jawabannya tidak.

..."Kakak... tidak tahu," jawab Halim jujur. "Mungkin kakak bakal istirahat kembali ke desa tempat tinggal kakak. Tapi kalau ada yang butuh bantuan, kakak tidak akan diam aja."...

...Rian mengangguk, lalu tersenyum. "Kalau aku besar nanti, aku juga mau bantu banyak orang kayak Kakak!"...

...Halim menatap anak itu dengan bangga. "Kalau kamu punya hati yang baik, itu udah cukup buat bantu orang lain."...

Langkah mereka terus berlanjut di bawah langit yang perlahan berubah menjadi gelap. Di kejauhan, samar-samar terlihat cahaya desa berikutnya, menandakan bahwa tempat singgah selanjutnya sudah semakin dekat.

Meski perjalanan ini dipenuhi bahaya, saat-saat seperti ini mengingatkan Halim bahwa masih ada kehangatan di dunia ini. Dan selama masih ada alasan untuk melangkah, ia akan terus berjalan.

..."Untuk masa depan yang lebih baik."...

Episodes
1 Episode 1: Satu Orang Melawan Kegelapan
2 Episode 2: Pencarian Dimulai
3 Episode 3: Misteri yang Terungkap
4 Episode 4: Perjalanan Menuju Kuil Utara
5 Episode 5: Gerbang Kuil Utara
6 Episode 6: Gerbang Kebenaran
7 Episode 7: Labirin Pilihan
8 Episode 8: Langkah Terakhir
9 Episode 9: Langkah Menuju Takdir
10 Episode 10: Mencari Jalan Pulang
11 Episode 11: Pesan dari Kegelapan
12 Episode 12: Pengkhianatan dan Hal Tak Terduga
13 Episode 13: Tsundere di Medan Pertempuran
14 Episode 14: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
15 Episode 15: Jejak Luka di Hati
16 Episode 16: Bayangan yang Menipu
17 Episode 17: Bayangan Perjalanan
18 Episode 18: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
19 Episode 19: Perjalanan Tanpa Bayangan
20 Episode 20: Cahaya di Ujung Perjalanan
21 Episode 21: Rian dan Kekacauan yang Tak Terduga
22 Episode 22: Tujuan Berikutnya — Desa Arven
23 Episode 23: Kembali ke Kegelapan — Laporan Elyra
24 Episode 24: Langkah yang Panjang — Kerinduan Rian
25 Episode 25: Kejar-kejaran yang Tak Terduga
26 Episode 26: Ciuman di Tengah Kekacauan
27 Episode 27: Misi Berbahaya di Hutan Kematian
28 Episode 28: Pertarungan di Bayang-Bayang Serigala Iblis
29 Episode 29: Beban di Pundak Halim
30 Episode 30: Bayangan di Balik Luka
31 Episode 31: Jejak Kegelapan yang Mengintai
32 Episode 32: Langkah di Hutan Kegelapan
33 Episode 33: Langkah Berat Menuju Tujuan Baru
34 Episode 34: Kekuatan Gelap Terus Mengintai
35 Episode 35: Bayangan di Balik Hutan Kelam
36 Episode 36: Jejak Misterius dan Tawa di Balik Tudung
37 Episode 37: Jejak Lavender di Malam Pekat
38 Episode 38: Mimpi yang Menghantui
39 Episode 39: Pertempuran yang Mengungkapkan
40 Episode 40: Pertempuran Sengit
41 Episode 41: Pertempuran Sengit 2
42 Episode 42: Kekacauan di Ambang Kehancuran
43 Episode 43: Tawanan di Balik Dinding Penginapan
44 Episode 44: Tidur di Bawah Cahaya Remang
45 Episode 45: Segel dan Pemandian yang Salah Tempat
46 Episode 46: Perjalanan Dimulai Lagi
47 Episode 47: Kekhawatiran di Kerajaan Kegelapan
48 Episode 48: Perjalanan yang Mulai Berbeda
49 Episode 49: Langkah yang Semakin Dekat
50 Episode 50: Langkah yang Semakin Dekat 2
51 Episode 51: Perpisahan yang Menghangatkan
52 Episode 52: Langkah Baru dan Godaan yang Tersamar
53 Episode 53: Jatuh Cinta
54 Episode 54: Kenangan yang Membekas
55 Episode 55: Kenangan yang Membekas 2
56 Episode 56: Kenangan yang Membekas 3
57 Episode 57: Kekuatan tidak terkendali
58 Episode 58: Kekuatan tidak terkendali 2
59 Episode 59: Sepulang dari Misi, Hati yang Tersentuh
60 Episode 60: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab
61 Episode 61: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 2
62 Episode 60 Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 3
63 Episode 63: Luka yang Terbuka, Jawaban yang Tertutup
64 Episode 64: Titik Terang di Kegelapan
65 Episode 65: Terbebas
66 Episode 66: Di Balik Gerbang
67 Episode 67: Dasar Buaya
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Episode 1: Satu Orang Melawan Kegelapan
2
Episode 2: Pencarian Dimulai
3
Episode 3: Misteri yang Terungkap
4
Episode 4: Perjalanan Menuju Kuil Utara
5
Episode 5: Gerbang Kuil Utara
6
Episode 6: Gerbang Kebenaran
7
Episode 7: Labirin Pilihan
8
Episode 8: Langkah Terakhir
9
Episode 9: Langkah Menuju Takdir
10
Episode 10: Mencari Jalan Pulang
11
Episode 11: Pesan dari Kegelapan
12
Episode 12: Pengkhianatan dan Hal Tak Terduga
13
Episode 13: Tsundere di Medan Pertempuran
14
Episode 14: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
15
Episode 15: Jejak Luka di Hati
16
Episode 16: Bayangan yang Menipu
17
Episode 17: Bayangan Perjalanan
18
Episode 18: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
19
Episode 19: Perjalanan Tanpa Bayangan
20
Episode 20: Cahaya di Ujung Perjalanan
21
Episode 21: Rian dan Kekacauan yang Tak Terduga
22
Episode 22: Tujuan Berikutnya — Desa Arven
23
Episode 23: Kembali ke Kegelapan — Laporan Elyra
24
Episode 24: Langkah yang Panjang — Kerinduan Rian
25
Episode 25: Kejar-kejaran yang Tak Terduga
26
Episode 26: Ciuman di Tengah Kekacauan
27
Episode 27: Misi Berbahaya di Hutan Kematian
28
Episode 28: Pertarungan di Bayang-Bayang Serigala Iblis
29
Episode 29: Beban di Pundak Halim
30
Episode 30: Bayangan di Balik Luka
31
Episode 31: Jejak Kegelapan yang Mengintai
32
Episode 32: Langkah di Hutan Kegelapan
33
Episode 33: Langkah Berat Menuju Tujuan Baru
34
Episode 34: Kekuatan Gelap Terus Mengintai
35
Episode 35: Bayangan di Balik Hutan Kelam
36
Episode 36: Jejak Misterius dan Tawa di Balik Tudung
37
Episode 37: Jejak Lavender di Malam Pekat
38
Episode 38: Mimpi yang Menghantui
39
Episode 39: Pertempuran yang Mengungkapkan
40
Episode 40: Pertempuran Sengit
41
Episode 41: Pertempuran Sengit 2
42
Episode 42: Kekacauan di Ambang Kehancuran
43
Episode 43: Tawanan di Balik Dinding Penginapan
44
Episode 44: Tidur di Bawah Cahaya Remang
45
Episode 45: Segel dan Pemandian yang Salah Tempat
46
Episode 46: Perjalanan Dimulai Lagi
47
Episode 47: Kekhawatiran di Kerajaan Kegelapan
48
Episode 48: Perjalanan yang Mulai Berbeda
49
Episode 49: Langkah yang Semakin Dekat
50
Episode 50: Langkah yang Semakin Dekat 2
51
Episode 51: Perpisahan yang Menghangatkan
52
Episode 52: Langkah Baru dan Godaan yang Tersamar
53
Episode 53: Jatuh Cinta
54
Episode 54: Kenangan yang Membekas
55
Episode 55: Kenangan yang Membekas 2
56
Episode 56: Kenangan yang Membekas 3
57
Episode 57: Kekuatan tidak terkendali
58
Episode 58: Kekuatan tidak terkendali 2
59
Episode 59: Sepulang dari Misi, Hati yang Tersentuh
60
Episode 60: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab
61
Episode 61: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 2
62
Episode 60 Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 3
63
Episode 63: Luka yang Terbuka, Jawaban yang Tertutup
64
Episode 64: Titik Terang di Kegelapan
65
Episode 65: Terbebas
66
Episode 66: Di Balik Gerbang
67
Episode 67: Dasar Buaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!