Tentara dan Mafia 18

" Tuan, mengapa Anda membawa Dokter Alna bersama Anda?"

Ted terkejut bukan main ketika Yusuf datang bersama dengan Alna. Ia pikir 3 jam yang dibutuhkan adalah mau mempersiapkan rapat secara daring. Namun dugaan Ted salah, tuannya itu datang bersama dengan dokter pribadinya.

Sebenarnya Alna pun juga tidak mau. Namun Yusuf sangat pandai membuat Alna tidak berkutik.

" Kalau nanti ada apa-apa denganku, semua tanggung jawab Dokter lho. Kan Dokter adalah dokter pribadiku."

Begitulah kata-kata Yusuf yang akhirnya membuat Alna berada di sini sekarang.

" Nah Dokter, sekarang Anda ke ruanganku dulu saja. Aku akan kembali setelah rapat selesai."

Hah?

Alna tidak lagi bisa berkata-kata. Katanya dia di sini untuk mengawasi, tapi malah di suruh duduk sendirian di ruangan yang ia tahu adalah ruangan Yusuf.

" Ini orang sarap kayaknya. Butuh scan otak lebih lanjut nih, kali-kali ada sarafnya yang putus jadi dia kayak gitu."

Alna bersungut-sugut, dia sangat kesal dengan ulah Yusuf yang menurutnya sungguh di luar pemikirannya. Namun detik selanjutnya Alna tersenyum. Ketika ia melihat ke seluruh isi ruangan, sebuah ide muncul di kepalanya.

" Ah iya, ini kan kesempatan. Kesempatan buat dapetin sesuatu."

Alna melihat dimana letak kemera pengawas berada. Dan anehnya dia tidak menemukan satu pun di ruangan itu.

" Aneh, masa nggak ada sih," gumam Alna lirih.

Tapi Alna tidak serta merta percaya. Tidak mungkin ruangan seroang CEO sekaligus ketua Black Hunter tidak memiliki pengintaian.

Ia pun bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan-jalan. Ia bertingkah senormal mungkin, layaknya orang yang penasaran dengan sebuah tempat yang belum pernah ia datangi.

Alna jelas tidak ingin melakukan kesalahan. Dia tidak boleh grusah grusuh bertindak. Takut-takut ada kamera yang tersembunyi di suatu tempat, dan itu bisa saja merugikan dirinya nanti.

Tap tap tap

Ada suara langkah kaki mendekat. Reflek Alna bersembunyi di kolong meja. Langkah kaki yang di dengar Alna itu sangat terburu-buru. Ia lalu merunduk, mencoba mengintip dari celah bawah meja.

Pemilik suara langkah itu ternyata seroang wanita. Itu bisa dilihat dari sepatu hills yang dikenakan. Bukan hanya itu, kaki yang putih mulus juga semakin membuktikan bahwa itu dalah seroang wanita.

" Dia siapa ya. Kok dari cara berjalannya kayak yang cepet-cepet"

Alna membatin. Awalnya dia ingin bersikap tak acuh, tapi feeling nya mengatakan bahwa wanita itu mencurigakan.

" Aku tidak menemukan sesuatu yang menarik di sini?"

" Hmm, baiklah. Aku akan meletakkannya."

" Aku harus cepat pergi sebelum dia kembali."

Tap tap tap

Entah dengan siapa wanita itu berbicara, tapi dari kata-katanya sangat jelas sekali bahwa wanita itu di suruh untuk melakukan sesuatu oleh seseorang.

Sraaak

Alna keluar dari kolong meja saat sudah yakin wanita itu pergi. Ingatan Alna sangat jelas, meskipun dia tidak melihat wajahnya, tapi Alna yakin bisa tahu jika mendengar suaranya.

" Hmmm, apa yang dia lakukan tadi ya di depan meja ini?"

Alna meneliti semua barang yang ada di atas meja itu. Dia yakin ada barang yang diletakkan di sana, tapi dia masih belum tahu apa barang itu.

" Ekhem, Doter Alna sedang apa?"

" Oh, anu. Tadi ada yang masuk, seorang perempuan."

" Oh, itu. Ted, memangnya kamu menyuruh orang masuk ke ruanganku?"

Ted menggeleng, itu berarti dugaan Alna benar bahwa wanita yang tadi masuk adalah orang yang mencurigakan.

Meskipun setelah bicara demikian Alna berpura-pura tidak peduli, namun ekor matanya melihat Yusuf yang langsung mengambil ponselnya dari balik jas. Matanya pria itu memicing. Alna menjadi ikut penasaran dengan apa yang Yusuf lihat.

" Waah Dokter, kenapa Dokter malah bersembunyi di bawah meja seperti ini?"

" Eh?"

Ekspresi Alna seketika berubah dari penasaran menjadi terkejut. Bagaimana bisa Yusuf tahu kalau dia bersembunyi di bawah meja.

Beberapa detik kemudian baru Alna menyadari, bahwa ruangan ini bukannya tidak ada kamera pengawas. Kamera itu ada namun diletakkan secara tersembunyi. Entah apa maksudnya, tapi yang jelas semua pasti sudah dipertimbangkan.

" Oh itu, saya reflek saja Tuan," jawab Alna asal. Meskipun sebenarnya dia memang reflek melakukan hal tersebut. Atau bisa dibilang itu insting berlindung.

Sraak

Yusuf mengambil vas bunga yang ada di atas mejanya lalu menuangkan isinya. Bunga-bunga artifisial itu menjadi berceceran. Yusuf mengambil salah satunya dan mulai melepaskan helaian mahkota bunganya.

" Hmm, ini ternyata yang dia letakkan. Ted, selidiki."

" Siap Bos."

Alna tidak menyangka bahwa yang diletakkan di vas bunga dan berwujud bunga itu salah satunya merupakan sebuah kamera mini.

" Sepertinya Dokter tidak terlalu terkejut ya?"

" Hah? Oh, tidak sih. Saya kaget kok dan sedang berpikir mengapa ada orang yang meletakkan benda seperti itu di situ."

Yusuf hanya tersenyum menanggapi apa yang dikatakan oleh Alna. ia tahu betul kalau Alna menjawab dengan asal. Tapi dia tidak perlu berkata demikian.

" Nah Dokter, mari kita pulang."

" Baik."

Alna dan Yusuf keluar dari ruangan. Yusuf berjalan lebih dulu dan Alna mengikuti dari belakang. Yusuf tampak tidak suka saat menyadari bahwa ia dan Alna berjalan layaknya tuan dan pengawalnya. Akhirnya Yusuf memiliki sebuah ide.

Dugh

Auuch

Ide Yusuf adalah berhenti mendadak. Punggung keras pria itu berbenturan dengan kening Alna. Meskipun tinggi Alna adalah 170cm, namun Yusuf masih lebih tinggi darinya yakni 189 cm. Jadi tetap saja di depan Yusuf Alna terlihat kecil.

" Maaf, apa itu sakit?"

Yusuf berbalik, dia lalu mengusap kening Alna. Sontak hal itu membuat para karyawan yang melihat terkejut.

" Saya tidak apa-apa, cuma terkejut saja. Makanya Tuan kalau jalan jangan tiba-tiba berhenti begitu."

" Kamu juga, kalau jalan jangan nunduk terus. Dan lain kali kalau sedang jalan bersamaku, jangan berjalan di belakangku, tapi berjalanlah di sampingku."

Degh!

Alna terhenyak dengan ucapan Yusuf. Kata-kata itu sebenarnya sangat biasa, tapi entah mengapa membuat dada Alna terasa sangat sejuk.

" Ya, baik Tuan," ucap Alna berusaha tenang.

Seketika itu juga tiba-tiba Alna teringat dengan mantan tunangannya. Jika tengah berjalan-jalan, Alna akan berjalan sedikit menjauh jika mereka memakai seragam. Meskipun Bimo tidak pernah bilang padanya, tapi Alna pernah mendengar dari teman sejawatnya kalau Bimo minder dengan pangkat Alna yang lebih tinggi. Sejak itu ketika mereka pergi dan masih memakai seragam maka Alna selalu berjalan sedikit jauh.

Yusuf mengerutkan kedua alisnya. Ia juga menelengkan kepalanya saat melihat perubahan wajah Alna.

" Ada apa? Apa sedang kepikiran sesuatu?"

" Tidak Tuan, saya hanya tiba-tiba teringat tentang masa lalu saya. Tapi semuanya sudah berakhir kok. Tidak ada perlu yang diingat. Nah, mari kita kembali. Ameh Aatirah tadi sudah menghubungi saya, menanyakan kapan Tuan akan pulang."

Yusuf diam sambil menelisik wajah Alna. Meskipun bibir gadis itu tersenyum, tapi seperti mengandung sebuah kepahitan di sana.

" Apa yang terjadi padamu sebelum datang kemari, Al?"

TBC

Terpopuler

Comments

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

Monggo waktu dan tempat dipersilahkan untuk mencari tau tentang alna mas Yusuf 🤭🤭🤭

2025-03-20

4

Eka Uderayana

Eka Uderayana

beda kan perhatian Yusuf sama si Bimo pada kamu Alna.... menurut ku Yusuf sosok lelaki yang hangat, perhatian, pengertian..
pokoknya lelaki idaman wanita

2025-03-20

1

GiZaNy

GiZaNy

apapun itu nantinya mungkin kamu harus berterima kasih sama orang yang sudah menyakiti Alna yaa Yusuf... klo Alna ngga disakitin, ngga bakalan Alna ketemu kamu kan.. 😁

2025-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Tentara dan Mafia 01
2 Tentara dam Mafia 02
3 Tentara dan Mafia 03
4 Tentara dan Mafia 04
5 Tentara dan Mafia 05
6 Tentara dan Mafia 06
7 Tentara dan Mafia 07
8 Tentara dan Mafia 08
9 Tentara dan Mafia 09
10 Tentara dan Mafia 10
11 Tentara dan Mafia 11
12 Tentara dan Mafia 12
13 Tentara dan Mafia 13
14 Tentara dan Mafia 14
15 Tentara dan Mafia 15
16 Tentara dan Mafia 16
17 Tentara dan Mafia 17
18 Tentara dan Mafia 18
19 Tentara dan Mafia 19
20 Tentara dan Mafia 20
21 Tentara dan Mafia 21
22 Tentara dan Mafia 22
23 Tentara dan Mafia 23
24 Tentara dan Mafia 24
25 Tentara dan Mafia 25
26 Tentara dan Mafia 26
27 Tentara dan Mafia 27
28 Tentara dan Mafia 28
29 Tentara dan Mafia 29
30 Tentara dan Mafia 30
31 Tentara dan Mafia 31
32 Tentara dan Mafia 32
33 Tentara dan Mafia 33
34 Tentara dan Mafia 34
35 Tentara dan Mafia 35
36 Tentara dan Mafia 36
37 Tentara dan Mafia 37
38 Tentara dan Mafia 38
39 Tentara dan Mafia 39
40 Tentara dan Mafia 40
41 Tentara dan Mafia 41
42 Tentara dan Mafia 42
43 Tentara dan Mafia 43
44 Tentara dan Mafia 44
45 Tentara dan Mafia 45
46 Tentara dan Mafia 46
47 Tentara dan Mafia 47
48 Tentara dan Mafia 48
49 Tentara dan Mafia 49
50 Tentara dan Mafia 50
51 Tentara dan Mafia 51
52 Tentara dan Mafia 52
53 Tentara dan Mafia 53
54 Tentara dan Mafia 54
55 Tentara dan Mafia 55
56 Tentara dan Mafia 56
57 Tentara dan Mafia 57
58 Tentara dan Mafia 58
59 Tentara dan Mafia 59
60 Tentara dan Mafia 60
61 Tentara dan Mafia 61
62 Tentara dan Mafia 62
63 Tentara dan Mafia 63
64 Tentara dan Mafia 64
65 Tentara dan Mafia 65
66 Tentara dan Mafia 66
67 Tentara dan Mafia 67
68 Tentara dan Mafia 68
69 Tentara dan Mafia 69
70 Tentara dan Mafia 70
71 Tentara dan Mafia 71
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Tentara dan Mafia 01
2
Tentara dam Mafia 02
3
Tentara dan Mafia 03
4
Tentara dan Mafia 04
5
Tentara dan Mafia 05
6
Tentara dan Mafia 06
7
Tentara dan Mafia 07
8
Tentara dan Mafia 08
9
Tentara dan Mafia 09
10
Tentara dan Mafia 10
11
Tentara dan Mafia 11
12
Tentara dan Mafia 12
13
Tentara dan Mafia 13
14
Tentara dan Mafia 14
15
Tentara dan Mafia 15
16
Tentara dan Mafia 16
17
Tentara dan Mafia 17
18
Tentara dan Mafia 18
19
Tentara dan Mafia 19
20
Tentara dan Mafia 20
21
Tentara dan Mafia 21
22
Tentara dan Mafia 22
23
Tentara dan Mafia 23
24
Tentara dan Mafia 24
25
Tentara dan Mafia 25
26
Tentara dan Mafia 26
27
Tentara dan Mafia 27
28
Tentara dan Mafia 28
29
Tentara dan Mafia 29
30
Tentara dan Mafia 30
31
Tentara dan Mafia 31
32
Tentara dan Mafia 32
33
Tentara dan Mafia 33
34
Tentara dan Mafia 34
35
Tentara dan Mafia 35
36
Tentara dan Mafia 36
37
Tentara dan Mafia 37
38
Tentara dan Mafia 38
39
Tentara dan Mafia 39
40
Tentara dan Mafia 40
41
Tentara dan Mafia 41
42
Tentara dan Mafia 42
43
Tentara dan Mafia 43
44
Tentara dan Mafia 44
45
Tentara dan Mafia 45
46
Tentara dan Mafia 46
47
Tentara dan Mafia 47
48
Tentara dan Mafia 48
49
Tentara dan Mafia 49
50
Tentara dan Mafia 50
51
Tentara dan Mafia 51
52
Tentara dan Mafia 52
53
Tentara dan Mafia 53
54
Tentara dan Mafia 54
55
Tentara dan Mafia 55
56
Tentara dan Mafia 56
57
Tentara dan Mafia 57
58
Tentara dan Mafia 58
59
Tentara dan Mafia 59
60
Tentara dan Mafia 60
61
Tentara dan Mafia 61
62
Tentara dan Mafia 62
63
Tentara dan Mafia 63
64
Tentara dan Mafia 64
65
Tentara dan Mafia 65
66
Tentara dan Mafia 66
67
Tentara dan Mafia 67
68
Tentara dan Mafia 68
69
Tentara dan Mafia 69
70
Tentara dan Mafia 70
71
Tentara dan Mafia 71

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!