Tentara dan Mafia 13

Alna mengernyitkan keningnya saat melihat rekam medis milik Yusuf. Yang membuatnya tidak habis pikir adalah setiap hari Yusuf diperiksa, minimal suhu tubuhnya.

Ada beberapa keanehan yang dirasakan Alna. Yakni Yusuf yang tampak sehat itu juga terus mengonsumsi obat.

" Ameh, boleh saya lihat obat yang diresepkan dokter sebelumnya?"

Aatirah menganggukkan kepala, bukan hanya satu lembar resep melainkan beberapa.

Alna semakin bingung saat obat yang tertulis di semua resep adalah asetaminofen dan NSAID ( Non-Steroidal Anti-inflammatory Drugs, yaitu obat antiinflamasi nonsteroid). Dua obat itu merupakan obat pereda nyeri.

" Kapan Tuan Yusuf mengalami ini, Ameh?"

" Sekitar usia 20 an?"

" Apa Anda tahu apa diagnosa dari penyakit Tuan Yusuf."

Ameh Aatirah menganggukkan kepala dengan wajah yang murung. Sorot matanya menunjukkan sebuah kesedihan yang mendalam.

" HSAN tipe 1 atau neuropati sensorik dan otonom herediter tipe 1."

Degh!

Jika CIPA merupakan HSAN type 4 dimana orang yang terkena tidak bisa merasakan sakit atau suhu sama sekali dan masuk dalam kategori langka maka HSAN tipe 1 adalah kelainan neurologis yang ditandai dengan hilangnya sensasi, terutama di bagian distal tungkai bawah.

Namun ada beberapa orang yang menderita HSAN tipe 1 tetap tidak kehilangan sensasinya, tapi malah merasakan sakit yang menusuk di tungkai dan kaki mereka, dan Yusuf masuk dalam kategori ini.

" Apa Tuan Yusuf sudah tahu akan hal ini? Dia sudah tahu tentang penyakitnya?"

Ameh Aatirah mengangguk cepat, Yusuf sudah mengetahuinya sejak dulu meskipun setelah satu tahun berlalu.

" Bagaimana dengan pendengaran Tuan saat ini?"

" Alhamdulillah masih bagus. Namun kata dokter sebelumnya, meskipun jarang tapi bisa saja Tuan Yusuf mengalami gangguan pendengaran. Bagaimana itu Dok?"

" Semoga tidak, semoga Tuan Yusuf masuk dalam kategori yang jarang itu. Ameh tidak perlu khawatir penderita HSAN tipe 1 memiliki tingkat hidup yang lama jika rutin meminum obat dan tentunya hidup dengan sehat. Sampai saat ini, Tuan tidak kehilangan sensasinya bukan? Dia masih merasa nyeri, panas dan dingin bukan?"

" Untuk nyeri masih merasa tapi panas dan dingin terkadang dia tidak bisa merasakan. Sesekali indranya menghilang, Dok."

Alna mengangguk paham, siapa sangka Yusuf yang diluar tampak sempurna itu memiliki penyakit seperti ini. Satu informasi yang berharga. Tapi Alna sebagai dokter, dia harus merahasiakan penyakit pasien.

" Kenapa jadi gini?" gumam Alna lirih. Dia jadi bingung sendiri, di satu sisi tugasnya adalah memata-matai, jadi informasi yang ia dapat harus dilaporkan. Namun di sisi lain dia saat ini sedang melakukan tugasnya sebagai dokter, dimana dokter memiliki kode etiknya sendiri juga.

" Aah ya sudah yang berkaitan aja yang dilaporkan."

Alna berjalan mengikuti Ameh Aatirah. Jika dilihat itu jelas bukan jala ke arah ruang kerja milik Yusuf.

" Nah, Dokter Alna, ini adalah kamar Anda. Dan itu kamar Tuan Yusuf. Anda ditempatkan di dekat kamar Tuan karena agar mudah melakukan pemeriksaan. Dan yang sebelah sana merupakan ruang untuk pengobatan lengkap. Kami juga punya setidaknya 3 perawat dan satu dokter anestesi. Ya, itu dilakukan kalau dalam situasi dadakan saja."

Meskipun paham, Alna pura-pura tidak tahu. Yusuf adalah mafia, jadi terluka merupakan hal yang mungkin saja terjadi. Hanya saja dia tidak menyangka bahwa Yusuf membuat ruang yang bisa disebut ruang tindakan operasi di tempat tinggalnya itu.

" Sekarang Dokter boleh istirahat. Perjalanan dari Indonesia ke sini pasti tidaklah sebentar, dan Anda pasti lelah."

" Lalu untuk pemeriksaannya?"

" Dokter bisa melakukannya nanti malam setelah makan malam. Kalau begitu saya permisi, selamat istirahat, Dokter."

Klaak

Ameh Aatirah keluar dari kamar dan Alna melihat ke sekeliling dulu. Dia memeriksa kamar yang ditempati. Alna memeriksa setiap sudut, jangan sampai ada yang terlewat. Dalam artian, jangan sampai dia diawasi juga.

Butuh waktu setengah jam bagi Alna untuk memeriksa semua yang ada di kamar itu.

" Clear!"

Bluk

Ia segera merebahkan tubuhnya. Kamar yang besar dan bagus. Sungguh sangat berlebihan bagi seorang dokter kontrak sebenarnya. Tapi rasanya tidak buruk juga, itulah yang dipikirkan Alna.

Lambat laun gadis itu memejamkan matanya, dan terbuai dengan mimpi. Ya, Alna tertidur dengan begitu pulas. Sepertinya, dia baru benar-benar bisa tidur sepulas itu semenjak kejadian putus dengan Bimo.

Tok tok tok

" Bagaimana, Ameh."

Ameh Aatirah langsung pergi ke tempat Yusuf setah mengantarkan Alna. Dia kini duduk di depan pria yang sudah ia anggap anaknya sendiri tersebut.

" Sesuai permintaan mu. Dia di kamar tepat di sebelah kamar mu. Siapa dia, kenapa kamu begitu memerhatikan nya?"

Hanya segaris senyum yang ditampilkan Yusuf kepada Ameh Aatirah. Hanya itu yang jadi jawabannya.

" Terimakasih, Ameh."

Ameh Aatirah tetap tidak mengerti sebenarnya mengapa Yusuf bersikap demikian. Dari cara Yusuf memandang Alna, dia seperti sudah mengenal gadis itu. Tapi Ameh Aatirah tidak ingin berspekulasi apapun. Ia yakin Yusuf akan bicara sendiri pada waktunya nanti.

" Oh iya, apa dia langsung tau? Apa dia terkejut?"

" Ya dia langsung tahu. Ameh pikir, dia dokter yang hebat dan berbakat. Sekali membaca dia langsung paham. Kalau terkejut, ya sedikit. Tapi dia mengatakan kepada Ameh untuk tidak khawatir. Katanya kamu tetap bisa hidup lama jika meminum obat mu dengan teratur."

" Ya dia memang selalu optimis. Ah iya Ameh, aku memang akan hidup lama kok. Seperti yang Dokter Alna bilang. Jadi Ameh jangan khawatir, oke? Penyakitku bukan penyakit mematikan. Ini hanya soal nyeri. Jadi Ameh tidak perlu panik setiap waktu."

Pletak!

Ameh Aatirah menyentil kening Yusuf dan seketika Yusuf mengaduh.

" Bagus, kamu masih punya rasa sakit. Jadi teruslah merasa sakit oke. Karena dengan itu Ameh tau kamu sakit. Ameh lebih suka kamu sakit dari pada kamu bilang baik-baik saja tapi padahal kamu sakit luar biasa."

Yusuf meraih tangan wanita paruh baya tersebut. Wanita yang begitu ia sayangi bahkan melebihi kedua orangtuanya sendiri. Dia pun lalu tersenyum lebar.

" Aku akan bilang kalau sakit. Yang aku derita ini aku sungguh bersyukur karena aku masuk tipe yang bisa merasakan sensasi sakit dan nyeri. Jadi Ameh tidak perlu khawatir. Aku akan hidup lebih lama bersama Ameh."

" Hiks, ya. Memang harus seperti itu."

Kata-kata yang terucap dari bibir Yusuf bukan hanya semata-mata penghiburan, tapi itu sebuah kebenaran. Semua akan baik-baik saja, makanya dia selalu merekrut dokter untuk mengawasinya. Dia tidak ingin membuat orang-orang disekitarnya khawatir.

Tentang penyakitnya hanya Aatirah, Ted dan Gly yang tahu. Tentunya di luar tim medis yang dia rekrut.

TBC

Terpopuler

Comments

mama_im

mama_im

kaaann kayak nya mereka kenal waktu kecil deh, terus kek nya mafia yusuf sama mafia neneknya alna berteman, makanya pas denger nama bellona yusuf gak asing..

2025-03-17

2

Miss Typo

Miss Typo

sepertinya Yusuf dah kenal Alna dari kecil dulu, sesama mafia mungkin nenek Alna kenal dgn kakeknya Yusuf atau mungkin mlh sahabatan.
jadi kangen kisah Silvia 😁

2025-03-17

0

Fani Indriyani

Fani Indriyani

Nenek Alna dulu seorang mafia,mungkin Alna kecil pernah tinggal dgn nenek dan pernah bertemu atau dekat dgn Yusuf

2025-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Tentara dan Mafia 01
2 Tentara dam Mafia 02
3 Tentara dan Mafia 03
4 Tentara dan Mafia 04
5 Tentara dan Mafia 05
6 Tentara dan Mafia 06
7 Tentara dan Mafia 07
8 Tentara dan Mafia 08
9 Tentara dan Mafia 09
10 Tentara dan Mafia 10
11 Tentara dan Mafia 11
12 Tentara dan Mafia 12
13 Tentara dan Mafia 13
14 Tentara dan Mafia 14
15 Tentara dan Mafia 15
16 Tentara dan Mafia 16
17 Tentara dan Mafia 17
18 Tentara dan Mafia 18
19 Tentara dan Mafia 19
20 Tentara dan Mafia 20
21 Tentara dan Mafia 21
22 Tentara dan Mafia 22
23 Tentara dan Mafia 23
24 Tentara dan Mafia 24
25 Tentara dan Mafia 25
26 Tentara dan Mafia 26
27 Tentara dan Mafia 27
28 Tentara dan Mafia 28
29 Tentara dan Mafia 29
30 Tentara dan Mafia 30
31 Tentara dan Mafia 31
32 Tentara dan Mafia 32
33 Tentara dan Mafia 33
34 Tentara dan Mafia 34
35 Tentara dan Mafia 35
36 Tentara dan Mafia 36
37 Tentara dan Mafia 37
38 Tentara dan Mafia 38
39 Tentara dan Mafia 39
40 Tentara dan Mafia 40
41 Tentara dan Mafia 41
42 Tentara dan Mafia 42
43 Tentara dan Mafia 43
44 Tentara dan Mafia 44
45 Tentara dan Mafia 45
46 Tentara dan Mafia 46
47 Tentara dan Mafia 47
48 Tentara dan Mafia 48
49 Tentara dan Mafia 49
50 Tentara dan Mafia 50
51 Tentara dan Mafia 51
52 Tentara dan Mafia 52
53 Tentara dan Mafia 53
54 Tentara dan Mafia 54
55 Tentara dan Mafia 55
56 Tentara dan Mafia 56
57 Tentara dan Mafia 57
58 Tentara dan Mafia 58
59 Tentara dan Mafia 59
60 Tentara dan Mafia 60
61 Tentara dan Mafia 61
62 Tentara dan Mafia 62
63 Tentara dan Mafia 63
64 Tentara dan Mafia 64
65 Tentara dan Mafia 65
66 Tentara dan Mafia 66
67 Tentara dan Mafia 67
68 Tentara dan Mafia 68
69 Tentara dan Mafia 69
70 Tentara dan Mafia 70
71 Tentara dan Mafia 71
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Tentara dan Mafia 01
2
Tentara dam Mafia 02
3
Tentara dan Mafia 03
4
Tentara dan Mafia 04
5
Tentara dan Mafia 05
6
Tentara dan Mafia 06
7
Tentara dan Mafia 07
8
Tentara dan Mafia 08
9
Tentara dan Mafia 09
10
Tentara dan Mafia 10
11
Tentara dan Mafia 11
12
Tentara dan Mafia 12
13
Tentara dan Mafia 13
14
Tentara dan Mafia 14
15
Tentara dan Mafia 15
16
Tentara dan Mafia 16
17
Tentara dan Mafia 17
18
Tentara dan Mafia 18
19
Tentara dan Mafia 19
20
Tentara dan Mafia 20
21
Tentara dan Mafia 21
22
Tentara dan Mafia 22
23
Tentara dan Mafia 23
24
Tentara dan Mafia 24
25
Tentara dan Mafia 25
26
Tentara dan Mafia 26
27
Tentara dan Mafia 27
28
Tentara dan Mafia 28
29
Tentara dan Mafia 29
30
Tentara dan Mafia 30
31
Tentara dan Mafia 31
32
Tentara dan Mafia 32
33
Tentara dan Mafia 33
34
Tentara dan Mafia 34
35
Tentara dan Mafia 35
36
Tentara dan Mafia 36
37
Tentara dan Mafia 37
38
Tentara dan Mafia 38
39
Tentara dan Mafia 39
40
Tentara dan Mafia 40
41
Tentara dan Mafia 41
42
Tentara dan Mafia 42
43
Tentara dan Mafia 43
44
Tentara dan Mafia 44
45
Tentara dan Mafia 45
46
Tentara dan Mafia 46
47
Tentara dan Mafia 47
48
Tentara dan Mafia 48
49
Tentara dan Mafia 49
50
Tentara dan Mafia 50
51
Tentara dan Mafia 51
52
Tentara dan Mafia 52
53
Tentara dan Mafia 53
54
Tentara dan Mafia 54
55
Tentara dan Mafia 55
56
Tentara dan Mafia 56
57
Tentara dan Mafia 57
58
Tentara dan Mafia 58
59
Tentara dan Mafia 59
60
Tentara dan Mafia 60
61
Tentara dan Mafia 61
62
Tentara dan Mafia 62
63
Tentara dan Mafia 63
64
Tentara dan Mafia 64
65
Tentara dan Mafia 65
66
Tentara dan Mafia 66
67
Tentara dan Mafia 67
68
Tentara dan Mafia 68
69
Tentara dan Mafia 69
70
Tentara dan Mafia 70
71
Tentara dan Mafia 71

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!