Lokasi tugas Nayla sangat jauh dari desa. Jauh dari keramaian di pelosok negeri. Jauh beda dengan kehidupan Nayla biasanya. Kehidupan Nayla di ibukota penuh dengan hiruk pikuk penduduk yang padat dipenuhi sesaknya kendaraan yang berlalu lalang.
Hhhuuuuufffhh...Nayla menghela nafas panjang memandangi sekelilingnya, "Sanggupkah aku tinggal disini???" tak henti-hentinya dia meragukan dirinya. Namun keramahan siswa siswi beserta beberapa guru yang baru saja dikenalnya, Nayla mulai menguatkan diri. "aku haris bisa!!!!"
"kak..." sapa seorang guru asrama yang masih gadis. Nayla tersenyum. "kita jalan-jalan yuk! berkeliling desa sekaligus bersilaturrahmi dengan penduduk desa" ajak gadis itu, mungkin umur mereka tak bertaut jauh. "boleh...aku senang sekali yuuuk" sahut Nayla bersemangat. Paling tidak dengan berkeliling desa bisa menghilangkan rasa jenuh dan kekhawatiran yang belum sanggup menerima kenyataan bahwa dia saat ini berada jauh dari ibukota. Jauh dari keluarga serta jauh dari sahabatnya Fitri
"mhm...nama kakak siapa??" tanya Nayla menghilangkan kesunyian diantara mereka yang menyusuri jalan desa.
"saya Rani kak...panggil nama aja..."Rani
"memangnya umurmu berapa?"Nayla
"Saya 20 tahun kak..."jawab Rani
"kalau gitu kita sebaya...kamu juga panggilan namaku aja" Nayla mulai bergaul dengam lingkungan barunya, dia merasa Rani bisa menjadi temannya selama disini.
Perjalanan mereka di isi dengan bercerita saling mengenalkan siapa jati diri mereka, keakraban mulai tampak diantara Nayla dan Rani. Rani tinggal di asrama sebagai guru asrama sedangkan dia merupakan penduduk asli desa ini. Rani mengajak Nayla berkeliling kampung menyapa penduduk serta nengajak Nayla mampir ke rumahnya.
Penduduk desa memang sedang di hebohkan dengan kedatangan Guru baru untuk sekolah di kampung mereka, terlebih lagi para pemuda yang mengetahui bahwa Guru tersebut masih gadis. Para pemuda sedang berfikir keras mencari cara mengambil hati gadis kota tersebut.
Hampir semua penduduk di desa ini pribumi, yang berprofesi sebagai petani di perkebunan sawit dan salak. kalaupun ada yang pendatang palingan dari desa sebelah yang berbataskan hutan-hutan yang bertemu jodoh kemudian menjalani hidup rumah tangga di desa ini. Penduduk menggunakan bahasa batak mandailing yang sama sekali tidak di pahami Nayla. Beberapa orang menyapa Nayla dengan bahasa Indonesia yang berantakan. Nayla pun tak luput dari tatapan para pemuda desa. Sesekali mereka menggoda dengan sopan, karena mereka tahu Nayla adalah guru yang diutus pemerintah untuk mengembangkan sekolah di desa mereka, mereka menghormati Nayla. dan sangat menyegani Nayla. Sehingga ketua pemuda desa ini telah mewanti-wanti teman-temannya untuk besikap sopan. Jika terjadi sesuatu pada Guru kota tersebut, kampung mereka akan malu. Desa ini memang terkenal di seantero kecamatan yang paling memiliki budi dan perilaku pemuda yang sopan dan kreatif. Hal ini tak luput dari andil ketua Pemuda desa yang disegani teman-temannya.
Penduduk desa sangat ramah, mereka hidup rukun dan saling membantu. Dilihat sekilas mata hidup di desa ini sangatlah tentram. Nayla mulai merasa nyaman menjalani hidup disini.
***
Hari ini Nayla senang banget di ajakin Rani berkeliling kampung dan bergaul dengan penduduk, ada sinar yang membuat Nayla bersemangat dan membuang jauh segala kekhawatirannya. Setelah sampai di sekolah Nayla membersihkan diri kemudian beristirahat dengan tenang di kamar yang telah disediakan sekolah khusus untuk Nayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mahira Hasna
nama mu siapa namaku Almira Azmi Fayyahd
2021-09-02
1
я𝓮𝒾𝓷A↠ͣ ⷦ ͣ𝓭𝓲𝓪𝓷✿
Nay, disanggup2 in
2021-08-17
1
Hiat
agaknya Nayla sudah menjadi primadona di kampung batak ini😎
2021-08-01
3