Ku masih menatap Arion yang terbaring di ranjang ku, kubiarkan dia semaunya, namun kulihat ia memegang perutnya,dahi nya mengkerut, matanya terpejam,
kenapa dengannya, apakah ini juga termasuk ektingnya dakam menjadi menantu yang baik, ahh.. masak bodoh,
ku letakkan koperku di dekat ranjang ku, lalu aku keluar dari kamar tanpa melihat lagi ke arahnya, aku menghampiri ibuku yang sedang memasak untuk kami semua, terdengar suara bapak dari luar,
"buk... ibuk... siapa yang datang... apakah putri ku pulang buk..."
terdengar suara bapakku, bapak yang sangat peduli denganku, yang tidak ingin melihat ku sedih yang tak ingin melihat air mataku, aku berlari berhambur dalam pelukannya, aku tak bisa lagi menahan air mataku, aku tumpahkan semua kesedihanku ke dada bapakku,
"nduk... kamu kenapa nangis, apakah tidak bahagia melihat bapak sama ibu?"tanyanya menghentikan isakku,
"bapak... kenapa bapak berkata begitu?"
"nduk, bapak mengharapkan kamu pulang bukan untuk melihat air mata kamu, tapi bapak ingin melihat senyum dan tawamu, mari.. mari masuk dulu..."ucap bapakku, yang tangannya masih memeluk pundakku, aku melihat wajah bapakku, terdapat banyak keriput di wajahnya, apakah aku masih tega memberikan sikap burukku pada Arion, kali ini akunharus memainkan istri yang bahagia jika ada bapak dan ibu,
"mana suamimu nduk?"tanya bapakku,yang membuatku sekilas memalingkan wajahku,
"dia istirahat di kamar pak, mungkin kelelahan di perjalanan"
"ya.. perjalanan kalian memang jauh nduk, temani suamimu, takutnya dia membutuhkan sesuatu"
"Ara bantu ibu saja di dapur pak"
"bagaimana dengan suamimu nduk"
tiba-tiba suara yang tidak ingin aku dengar malah ternguang di telingaku,
"bapak"ucapnya menyalami bapakku,
"kau kenapa Lee.. kok wajahmu pucat?"tanya bapakku,hingga membuatku mau tidak mau melihat ke arah Arion,
"tidak apa-apa pak, Arion hanya sedikit sakit perut, ibu punya minyak kayu putih?" tanya Arion kepada ibuku,seperti anak yang menanyakan kepada ibunya sendiri,
"ada lee..ada.. bentar ibu ambil dulu sebentar,"
ibuku dengan cepat menuju ke kamarnya, aku melihat wajahnya semakin pucat, aku khawatir...pasti... ini pertama kalinya aku melihatnya kesakitan,
kulihat Arion berjalan menuju ke kamarku lagi, bapakku sedang membersihkan diri di kamar mandi, aku bingung harus bagaimana, apakah aku menghampiri... Arion?? atau aku lanjutkan menggoreng ikan untuk makan malam nanti, tiba-tiba ibu keluar dari kamarnya dengan membawa minyak kayu putih di tangannya,
"nduk... suamimu kesakitan loh, kok kamu masih disini, sana rawat dulu suamimu, biar ibu yang lanjutkan"ucapnya sambil menyerahkan minyak kayu putih di tanganku,
"ibu saja yang ngasih, biar Ara yang lanjutkan menggoreng ikannya Bu"
"Ara .. apa terjadi sesuatu dengan kalian...?"tanya ibuku serentak membuatku kaget, ahh.. kenapa aku gak mikir dulu dengan apa yang aku ucapkan,
"tidak Bu,,baikalh... Ara akan kekamar,"
ku langkahkan kakiku ke kamar dengan minyak kayu putih di tanganku, ku buka pintu kamarku, terlihat Arion yang memegang perutnya, keningnya berkeringat, matanya terpejam,
kenapa dengannya???benarkah ia sakit???apakah orang yang selalu menyakiti seseorang bisa sakit juga?
ahh pertanyaan apa yang ada di kepalaku ini, biar bagaimanaoun Arion juga manusia, aku dekatkan tubuhku dengan tubuhnya, aku Balur minyak kayu putih di perutnya, dengan sedikit pijitan,
"Ara..maag ku kambuh"ucapnya dengan lirih, bagaimana ia tau kalau ini aku, sedangkan matanya masih terpejam, apakah dia punya mata bathin...
"bagaimana tidak kambuh, jika kau telat makan"ucapku, mengingat kata karyawan nya kalau Arion tidak makan siang tadi melainkan melakukan Vidio call dengan Tania,
"sebaiknya aku buatkan kau bubur saja, istirahtlah dulu, sebentar lagi aku akan kembali"ucapku,
kuambilkan selimut di lemariku kututup tubuhnya yang gemetar, ku oles lainya dengan minyak kayu putih, setelah itu Ki tinggalkan dia dan segera ku buatkan bubur,
"sakit apa suamimu nduk?"tanya bapakku,
"maagnya kumat pak, mungkin karena tadi siang dia gak makan"ucapku,
"kalau sudah tau punya penyakit seprri itu, kenapa harus telat makan"
aku hanya .embalas senyuman dengan ucapan bapak, aku tidak mungkin bilang kepada nya, kalau suamiku telat makan karena sedang menelfon kekasihnya, sejenak aku berfikir, apakah aku salah karena telah hadir di antar mereka, bisa saja mereka sudah berhubungan jauh sebelum aku dan Arion di jodohkan, tapi itu tidak mungkin Arion sudah tau kalau sejak dia SMP dia sudah dipilihkan jodoh oleh orang tuanya dan itu aku, seharusnya aku tidak bersalah dalam hal ini,
bubur sudah siap tersaji, aku pun membawanya kedalam kamarku,
"makan lah bubur ini, terus minum obat"ucapku, kulihat dia kesulitan untuk bangun, akhirnya ku bantu ia duduk dan bersandar di sandaran ranjang, aku berhenti sejenak, apakah aku menyuapinya atau tidak, lalu aku ambil bantal dan kuntaruh di pangkuannya, aku taruh bubur itu di atas bantal dengan begitu ia bisa memakannya sendiri, kulihat ia pun memakan buburnya,
setelah bubur itu habis, aku berikan obat dan ku sodorkan segelas air putih, kuletakkan kembali gelas yang sudah kosong, ku bantu ia terbaring dan menyelimutinya kembali,
"bagaimana apakah suamimu sudah membaik nak"ucap ibuku,
"sudah baikan kok Bu, dia sudah istirhat, mungkin besok bisa pulih"jawabku sambil membersihkan mangkok bubur tadi,
"rencananya nginap beraoa hari disini nak"
"aku ikut Arion saja buk,"jawabku dengan senyuman, sengaja aku menjawab seperti itu agar ibuku menganggap hubungan kami baik-baik saja, akhinyat kami selesai beres-beres di dapur, aku ke ruang tamu menghampiri bapak dan adikku dan juga ibu, kami berkumpul sambil menonton televisi,
"wah.. Ara pulang..."suara dari luar pintu, yang ternyata suara bibiku,
"iya bik, bagaiaman kabar bibik?"tanyaku
"sehat wah.. Ra.. kamu semakin cantik saja..beruntung suamimu itu"ucap bibikku, ucapan yang seharusnya menjadi pujian malah kini menjadi hinaan bagiku, aku tersenyum kecut kepada bibikku, terdengar suara langkah kaki sesaat aku menoleh ternyata Arion yang sedang menuju kemari,
"kenapa kau kesini, istirahatlah di kamar"
"aku sudah baikan, terimaksih ya, karena sudah merawatku,"ucapnya tulus sambil mengusap ubun-ubun ku,
kulihat Arion mendekat dan duduk di sebelah bapakku, terlihat bapak yang tersenyum,
"Ara... duduklah disini..."ucap bapakku sambil menepuk sofa di sebelahnya, aku langkahkan kakiku, dan duduk di tempat yang di tuju bapak,
"Aku ingin melihat kalian seperti ini terus, saling menyayangi satu sama lain hingga tua seperti bapak ibu, Arion aku percayakan putriku kepada mu 7 bulan yang lalu, ku harap kau masih ingat dengan semua sumpahmu saat itu"
seketika hatiku tersakiti dengan ucapan bapak, bagaimana... bagaimana Arion ingat akan sumpah saat itu, karena yang ia berikan selama 7bulan ini adalah kebalikan dari sumpahnya, ku tahan tangisku dan ku ganti dengan senyuman, aku tau bapakku sangat mengkhawatirkan ku,
"apa yang bapak katakan, tentu Arion ingat dengan sumpah 7bulan yang lalu, dia sangat menjaga ku pak, jadi bapak tenanglah, dan jangan fikirkan Ara lagi, fikirkan kesehatan bapak"
"mana ada orang tua yang tidak memikirkan anaknya, apalagi anaknya ikut kerumah mertuanya, tentu rasa khawatir bapak dan ibu selalu ada, tapi mendengar kau mengatakan Arion sangat menjagamu, bapak menjadi tenang,"
"jika seandainya aku tidak melakukan tugasku, apa yang akan bapak lakukan kepadaku" ucapnya dengan tiba-tiba, membuat mata ku terbelalak tak percaya,
"jika kau menyia-nyiakan putriku, aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu nak, kamu cukup kembalikan dia padaku, akan ku buat anakku bahagia bersama ku, cukup kau pulangkan dia kerumahnya,"ucap bapakku dengan wajah yang sedikit sedih,
Bersambung
TERIMAKASIH BUAT TEMAN-TEMAN YANG SUKA DENGAN KARYAKU, MOHON DUKUNGAN LIKE,KOMIN,DAN VOTENYA, SERTA DUKUNGAN FAVORIT NYA YA TEMAN-TEMAN SALAM SAYANG DARIKU SELALU UNTUK KALIAN SEMUA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
andi hastutty
yg di lakukan Ara menyembunyikan luka dihadapan keluarganya aku pernah menjalaninya dan bapaknya sungguh bijak jadi kangen orangtua juga
2023-07-19
0
neli nurullailah
ingat itu Arion. pulangkan dia baik2
2022-04-25
0
Noor Muslimah
kata2 ayahnya mengingatkan aku sama almarhum ayah aku Thor😭 dan aku disia siakan saat beliau sdh tiada,lalu kemana lagi aku harus pulang,,tp dngn keyakinan aku pasti bisa bahagia akhirnya aku memilih berpisah krna sdh ga kuat lagi,,dan sampai akhirnya aku bertemu dgn suamiku yg skrg dia sangat mencintai ku🥰
2022-03-04
1