Saat kulihat arah samping kami duduk, kunmekihat sosok yang aku rindukan, sosok yang penuh kehangatan, sosok yang mampu membuatku tenang, "kak Troy"
bagaimana bisa dia ada disini,berapa lama dia berdiri di sana,apa dia mendengar semua yang aku ucapkan, ahh tidak, semoga saja dia tidak mendengarku*,
ku colek lengan Yeyen agar dia mengerti isyarat mataku,
"ada apa?"tanyanya
"kak Troy"
Yeyen langsung menoleh ke arah belakang betapa terkejutnya Yeyen
"hai... aku tidak sengaja melihat kalian disini, apakah kedatanganku mengganggu kalian?"ucap kak Troy kepada kami yang masih memandang nya
segera ku sadarkan diriku dan ku kembali fokus untuk pertanyaan nya,
"tidak kak, silahkan duduk juga kak,"
aku menggeser dudukku, agar kak Troy bisa duduk bersama kami,
"seberat apapun masalah yang kita hadapi, pasti ada jalan apalagi dalam kehidupan rumah tangga, aku kenal Ara yang dulu bukanlah Ara yang patah semangat, aku ingat saat aku bertanya apakah tujuan Ara hidup, kamu ingat apa jawabanmu"Arion Adhitama"
kini kamu tertimpa masalah itu tandanya kau sedang di uji dalam hal cinta, seberapa kuat dirimu mempertahankan dan menjaganya, ingat menjalin hubungan itu mudah, tapi menjaganya yang sulit, Istilah dia lebih dekat dengan wanita lain, setidaknya kamu bicara baik-baik dengan Arion atau wanita itu, tanyakan apa mau mereka jika jawabnnya mereka ingin hidup bersama dan kamu sudah berjuang mempertahankan tapi masih tidak bisa, lepaskan, jangan menyiksa dirimu lagi"
"itu yang aku maksud kak, aku bermaksud untuk nyamperin tuh cewek,"
"tanya baik-baik jangan pakai emosi, jika jawabannya memancing emosimu, berusahalah untuk tidak terpancing, disitulah kita akan melihat niat baik dan buruknya wanita itu"
"kak Troy..."
"Ara... aku memang menyukaimu, tapi kamu masih status istri orang, dan aku sangat tau kau begitu mencintai suamimu, aku akan membantumu juga"
"maafkan aku, karena harus membuat mu mendengar tentang kisahku"
"Aku tidak mendengar apapun, aku bisa menebak itu dari matamu yang sembab, jangan sering menangis karena itu menunjukkan kelemahanmu"
"akan ku ingat semua nasehat kakak"
kami berbincang lama di taman itu, tiba-tiba dering ponsel berbunyi menandakan ada pesan masuk,
"kamu ada dimana, ku tanya sama orang perusahaan kau tidak masuk"
pesan dari orang yang tak pernah menghubungiku sama sekali tapi kali ini berusaha mencariku untuk apa, ada hal mendesak apa, apa terjadi sesuatu sama mama,semua pertanyaan muncul di kepalaku,
"aku ada di lokasi proyek Baru yang aku tangani, ada masalah apa"
tak perlu menunggu lama balasan pun masuk,
"pulanglah, teman-teman ku akan mampir kesini nanti sore, bibik tidak ada, aku tidak mungkin menyuruh mama untuk masak,"
perintahnya, aku tak balas lagi pesannya, ya.. untuk paa lagi dia akan menghubungiku kalau bukan hal mendesak,
teman-teman nya akan kerumah, apakah Tania akan ikut...? apa yang harus aku lakukan, apa aku harus menyambutnya dengan senyuman? apa aku harus...
"hei... ngelamunin apa, dari tadi di ajak bicara kok gak jawab,"
"aku dengar kok Yen, tanpa kau katakan, aku pasti lakukan itu, jika kesabaran ku sudah tak bisa lagi ku kuras"
"kamu kasti bisa ingat kata kak Troy tadi, kamu adalah ara, keceriaan semua orang"
"baiklah, Yen aku pamit dulu, sepertinya rencanaku yang ingin seharian denganmu harus di tunda dulu"
"ada masalah?"
"tidak, tapi ada kepentingan mendadak, aku pamit dulu ya,"
aku berlari menyusuri taman dan diikuti oleh Yeyen,
"hati-hati Ra, janagn ngebut"
",ok sayang..."
kulajukan mobilku, dengan kecepatan penuh, tak kupedulikan nasehat Yeyen, mungkin dengan ini aku bisa mengambil hati suamiku, mungkin dengan ini, suamiku bisa melihat keberadaan ku, mungkin dengan ini, sikap acuh tak acuh nya memudar, mungkin dengan ini juga, sikap dinginnya, menjadi mencair, aku tersenyum dengan segala kemungkinan, berharap yang aku harapkan terjadi,
aku tidak peduli anggapan orang tentangku, apakah aku bodoh atau memang mau di bodohi,dia memanggilku karena tidak ada bibik yang akan memasak dirumah, kau tak lebih di anggap sebagai pembantu nya, mengerti kau Ara,
*****
sesampai nya dirumah, jam sudah menunjukkan pukul 2 aku punya waktu 2 jam untuk memasak, aku ganti bajuku, dengan baju santai, dan langsung menuju ke dapur, menyiapkan semua bahan untuk ku masak,
tidak kulihat suamiku dirumah, aku juga tidak melihat mama, kemana mama, namun aku tidak berani mencari mereka, aku fokus untuk memasak, saat beberapa masakan sudah selesai, Arion turun dari tangga entah dari mana ia tadi,
"sambalnya tidak usah pakek terasi, karena salah satu temanku alergi dengan terasi"
"baik"ku jawab seperlunya, karena aku tidak mau di salahkan, beberapa saat kemudian aku sudah selesai menyajikan semua masakanku di meja makan lengkap dengan kopi, teh susu, ataupun buah, aku tidak tau ada berapa orang yang akan datang, aku tidak memperdulikan itu, aku pun naik ke atas kamar, dan segera membersihkan diri, berpakaian santai namun masih bisa di bilang elegan, saat aku menuruni tangga, suara bel rumah berbunyi, mungkin itu tamu nya, fikirku,
segera ku buka pintunya, bersamaan dengan Arion yang berada di belakangku,
deg...deg....deg....
wajah yang pertama kali aku lihat adalah wajah yang tidak ingin kulihat sama sekali, wajah yang membuat suamiku mengabaikan aku, wajah yang telah merebut perhatian suamiku, namun aku berusaha menyambut wanita itu,
"selamat datang nona"
"Arion... kami datang loh...."
sapanya tanpa menjawab sapaan ku,
"silahkan masuk, Tania, Keizo,Rei,alka"
ucap suamiku, merekapun masuk tanpa melihatku, aku harus sabar, kuat, aku harus bisa melayani tamuku tepatnya tamu suamiku,
"kalian pasti belum makan, kebetulan aku sudah menyiapkannya"
Arion memandu mereka agar menuju ke meja makan,
"wah... ini masakan istrimu Ar, hebat...hebat.."
seketika ucapan temannya membuat sedikit hatiku senang, setidaknya ada yang tau kalau aku ini adalah istri Arion,
"kak... masakan mu terlihat menarik loh, terimaksih ya, karena menyambut kami dengan sepenuh hati"
ucap lagi teman pria suamiku yang satunya, aku tersenyum menganggukn kepalaku dengan ku berikan senyum kepada mereka, mereka saja menghargai usahaku, tapi suamiku, menoleh saja tidak, apalagi akan berterima kasih,
tiba-tiba satu kata yang menampar diriku lagi terucap,
"kau tidak lupa mengatakan nya kan Ar, kalau aku alergi dengan terasi"
deg..deg .. ternyata teman yang alergi terasi itu adalah Tania, hah... bahkan suamiku tau makanan yang tidak di sukai oleh wanita itu,
tanpa sengaja aku menjatuhkan air mataku namun segera ku hapus, Tania duduk berdampingan dengan Arion, tempat yang seharusnya menjadi tempatku, kini di tempati wanita lain, sungguh pasangan serasi,
"aku sudah bilang padanya, jadi makanlah sepuasnya, kalian juga, silahkan dimakan"
melihat mereka semua makan, apalagi melihat suamiku dan wanita itu saling menyiapkan nasi di piring mereka, hatiku semakin sakit, kenapa harus melakukan itu di hadapanku, apa masih perlu aku bicara dengan wanita itu, setelah melihat sikapnya yang tidak menghargai ku sama sekali sebagai istri nya, setidaknya disini adalah rumah tempat yang tidak pantas mereka pamerkan kemesraan,
aku melangkah meninggalkan mereka, saat aku hampir menaiki tangga, ada suara yang menghentikan ku,
"duduklah kalau mau makan bersama"
ya suara suamiku, yang dengan tanpa perasaan menyuruhku duduk tanpa melihat ke arahku, aku berjalan terus tanpa menjawab atau pun bersuara, suaraku habis, sesak yang kurasa meghalangi suaraku keluar, ku menaiki tangga dengan deraian air mata, harapan yang ku harapkan di perjalanan kini sudah tidak ada lagi, kini aku sudah tak sanggup lagi,
apakah dia mengundang mereka karena dia tau, kalau mama tidak dirumah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
andi hastutty
klo jadi Ara saya ngga sanggup dan akan kutinggalkan hidup mewah i2
2023-07-19
0
Alanna Th
maaf, tp khrp ma" mertua segra tahu, biar ara segra mnikmati kbebasan 🙏😥😫😵😰😠💔💔
2023-01-30
0
R yuyun Saribanon
kata pinter tp bucin... manabharga dirimu ara
2022-12-19
0