Ku termenung di kamar, menatap foto suami tampanku, mengkhayalkan nya setiap saat, tapi semakin aku berharap, sakit ini makin terasa, ku menatap diriku di cermin berfikir, apakah yang di katakan semua orang itu hanya palsu,
kau wanita yang paling cantik Ra, beruntung laki-laki yang akan menjadi suamimu nanti, kau cantik, baik, tulus, suamimu adalah pria yang paling beruntung mendapatkanmu
itulah ucapan yang selalu ku dengar, entah dari orang tuanya Yeyen, dari tetanggaku, tapi nyatanya, suamiku tidak menoleh padaku,
di saat aku masih dalam keadaan melamun, suara Yeyen sudah memenuhi seisi rumah, ku segera ke luar mencari sumber suara itu,
"hello.... Ra.. Ra.. gue datang ni... Ra..."
ucapnya sambil teriak-teriak, ku segera turun menghmpirinya dan membungkam mulutnya,
"sstttt... bisa tidak, kecilkan suaramu, ini rumah mertuaku, bukan rumahku.."
"hee sory Ra... aku loh kangen banget sama kamu, seharusnya kamu menyambutku di depan pintu, agar aku tidak teriak-teriak kayak tadi" ucapnya sambil merangkul ku,
"aku juga merindukanmu," kubalas pelukannya ingin ku tumpahkan air mataku, tapi aku masih menahannya, Yeyen tidak perlu tau dengan kisaahku disini, kalau dia tau, bisa-bisa dia keceplosan ngomong sama orang tuaku, dan pastinya akan membuat orang tuaku bersedih,
"Ra... kamu kenapa?, kok wajahmu murung gitu, kayak mendung tau"
"masak sih Yen,?" ucapku
"seharusnya, wanita yang sudah menikah itu, lebih ceria, lebih frees, lah kamu, makin murung, wajahmu kusam, kayak tidak terawat gitu, kamu baik-baik saja kan?" tanyanya menatap mataku,
"sok tau kamu, aku baik-baik saja kok"
"sekarang kamu ikut aku kesalon, kamu harus perawatan ra,"
"tidak usah Yen, aku bisa perawatan dirumah nanti"
"pokoknya hari ini kita habiskan waktu kita bersama,jangan ngebantah aku, mumpung aku kesini ni..."
"ok baiklah, aku pamit ke mertuaku dulu ya"
"biar aku aja, kamu siap-siap saja sana"
*****
"Ra... kamu benar-benar baik-baik saja kan? aku ini sahabatmu, aku tau kamu Ra"
"Yen aku baik-baik saja kok, hanya saja beberapa hari ini aku jarang istirahat karena aku akan menangani proyek baru,"
"beneran" tanya nya penuh selidik,
"beneran Yen, "
"Ra... setidaknya kamu rawat dirimu, buatlah dirimu seperti dulu, ceria, dan membuat mata terpana, cinta itu bermacam, buatlah suami mu mencintaimu dengan segala macam cinta" ucapnya dengan sok taunya, namun ku dengarkan perkataan sahabatku, karena setiap perkataan nya ada benernya meskipun dia sedikit bar- bar,
"Cinta karena pandangan"
itu tidak mungkin Yen, kalau saja kamu tau suamiku tidak pernah memandangku
"cinta dalam ucapan, ya sedikit bermanja gitu"
jangan kan bermanja, bicara saja dia tidak pernah, hanya kata menyakitkan yang ia ucap selama ini
"cinta dalam tawa"
andai aku bisa membuatnya tertawa, meski hanya tersenyum, aku juga ingin melakukan itu Yen, tapi suamiku dan suami mu beda,
"cinta dalam ranjang, buat suamimu ketagihan" ucapnya tanpa menoleh ke arahku
aku menginginkan itu Yen, aku menginginkan nya, tapi hal di ranjang adalah hal yang tabu dalam pernikahan ku,
air mataku tiba-tiba lolos dari mataku, ku segera menghapusnya agar tidak ketahuan Yeyen, aku tersenyum menatapnya, ia pun membalas senyumku,
hingga akhirnya kami sampai di depan salon kecantikan, kami melakukan perawatan dan segala macam pijitan, agar tubuh menjadi rilex, benar saja tubuhku merasa ringan saat selesai di pijit, wajahku jadi lebih frees, aku tersenyum menatap Yeyen,
"bagaimana nyaman kan "
"wah Yen kau memang paling tau kalau masalah beginian, aku mana tau rasanya ke salon"
"sekarang aku traktir kamu lagi, untuk membeli baju hukuman untuk suamimu,"
"baju hukuman, maksudnya?" tanyaku bingung dengan yang di maksud Yeyen,
"sudah ikut saja,"
akhirnya aku mengikuti langkah Yeyen memasuki kawasan mall yang luas, sekarang aku mengerti yang di maksud baju hukuman, ternyata baju tidur yang sexi, yang sangat menerawang, ahh aku sendiri malu melihatnya apalagi akan memakainya apakah aku bisa, namun bukan Yeyen namanya jika tidak bisa memaksa keinginannya, dengan terpaksa aku menerima itu, akan ku coba sekali lagi untuk menarik suamiku,
aku masih belum menanyakan perihal kedatangannya Yeyen ke Surabaya, tidak mungkin jika hanya merindukanku, aku sangat tau kesibukannya juga, tapi biarlah, aku sangat terhibur dengan kedatangannya,
Aku bersiap-siap menyambut suamiku pulang, semoga hari ini berhasil, harap ku dalam hati, ku pakai baju yang di kasih Yeyen, ku dengar suara pintu kamarku terbuka, tentu dia lah pangeran yang aku tunggu, kulihat sejenak ia menatapku, lalu segera melangkahkan kakinya duduk di singgasananya yaitu sofa, tempat kesayangannya sekarang, ku sodorkan minuman, ia menerima uluran tanganku dan menyentuh tanganku, aku kaget sejenak karena ini hal pertama kali ia mengambil gelas yang aku sodorkan, biasa nya dia suruh taruh di meja lalu mengambilnya setelah aku meletakkannya, kulihat sedikit ia tersenyum, hatiku semakin tak karuan, apakah ini akan menjadi malam pertama kita, apakah dia akan menerima ku, semua harapanku, kini ku genggam dengan penampilanku, ku mencoba yang terbaik, saat dia selesai meneguk minumannya, dan menatapku sekilas, tiba-tiba dering ponselnya mengalihkan pandangannya,
deg... deg...deg..
aku berdiri di dekat ranjang ku, ku melihat dia keluar kamar mengangkat ponselnya, lama perbincangan mereka, ku dengar tawa puas suamiku, tiba-tiba harapanku sedikit memudar, ku ingat nama tania, pasti dia bicara dengan Tania, siapa lagi yang akan bisa membuat suamiku tertwa lepas seperti itu jika bukan wanita itu,
kini harapan bahagiaku berubah menjadi was was, ku remas tangan-tangan ku menautkan jari-jari ku, hatiku makin terasa tidak nyaman, saat ke khawatiran melandaku, Arion masuk dan menatap ke arahku, ku tersenyum padanya tapi...
"tidak usah berlebihan seperti itu, aku tidak bisa melakukannya, entah sampai kapan, jangan berharap seperti itu lagi"
deg... tubuhku ambruk, menahan sakit, dan malu, ku menangis sekeras mungkin, meremas bawah bajuku, meratapi kebodohanku, meratapi ketidak maluanku, meratapi penolakan suamiku yang terang-terangan, lama aku menangisi kebodohanku, akhirnya aku berjalan melewatinya yang memejamkan mata, masuk ke dalam kamar mandi berganti pakaian seperti biasanya, make up yang ku pakai telah ku hapus bersih, kini wajah pucat ku yang terlihat tidak ada lagi keceriaan seperti tadi, rasa malu yang lebih kini ku rasakan,
mengapa... mengapa... menjadi seperti ini apa salahku...kurang apa diriku... apa yang kurang dariku.. dan apa kelebihan Tania yang tidak aku miliki....
ku berteriak namun hanya dalam hatiku, ku masuk dalam selimutku, menutup seluruh tubuh ku, ku putuskan untuk memberi tau Yeyen semuanya, semua tentang Tania, aku harus bisa mencari tau tentang Tania,
aku tidak bisa begini terus, jika aku tidak bisa menaklukan suamiku, setidak nya Tania bisa mengerti perasaan sesama wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
andi hastutty
sakit teramat sakit sudah dandan dan di berikan kata2 pedas uh 😭🥺🥺🥺
2023-07-19
0
Ice
Ara Ara
#pa
2021-12-20
0
Santai Dyah
tak bisa ku bayangkan jika itu terjadi sama aku suami bilang begitu entah Maluku bgaimna mungkin jln pintas kabur dan tinggalin dia
$pena Autoon
2021-12-18
3