Malam ini ku tidur tanpa nyenyak, ku bangun dan duduk di ranjang,menyandarkan tubuhku yang terasa lemas, ku ambil air putih di sampingku, saat aku minum mataku tak sengaja menatap arah, dimana suamiku tertidur, seperti seseorang yang tidak melakukan dosa apapun,
wajah nya, matanya, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, membuatku semakin menggilainya, namun saat aku dalam keadaan menginginkannya, ia menghantam ku ke dasar jurang ********,
aku tak kuasa menahan malu yang ia berikan kali ini, ku buka ponselku, dan ku buka layanan internet yang sudah 6 bulan tidak ku buka, ku cari nama Tania di sana, banyak sekali nama yang bermunculan, namun hanya satu wajah yang menjadi sorotanku,
ya.. itu adalah foto Tania dan suamiku, foto profil yang Tania gunakan adalah foto dirinya dan Arion yang sedang duduk berhadapan menghadap kamera, senyum yang begitu bahagia,
derai air mataku makin deras, ku buka profilnya dan kulihat semua postingannya,
deg... foto terkhir yang ia unggah adalah foto dimana hari ini suamiku berpakaian santai yang aku siapkan tadi pagi,
fikiranku sudah di penuhi hari-hari mereka yang di lalui bersama, Aku putuskan mulai saat ini, menahan rasaku, apakah aku bisa... entahlah, aku bingung harus mulai dari mana,
ku letakkan ponselku kembali, ku berjalan ke arahnya, ku duduk di dekat dimana suamiku terbaring,
apakah kamu tau Arion Adhitama, aku selama ini mengunci hatiku untuk orang lain, karena ku tau ku harus membalas jasa orang tuamu dengan menikah denganmu, saat aku tau apa yang di inginkan orang tuamu, aku berusaha hanya mencintaimu, hidup untuk mencintaimu, meski aku tau dulu aku begitu tertarik dengan satu pria tapi aku hapus namanya demi kamu,demi mencintaimu, ku lakukan yang terbaik untuk keluargamu, untukmu, tapi ini balasanmu, aku harus bagaimana, agar kamu melihatku, melihat keberadaan ku, jika semua ini tidak bisa di perbaiki, kenapa kau tidak katakan kepada orang tuamu agar melepas kan ikatan ini,kenapa Arion .. kenapa...
bagai bunga, yang tumbuh dalam taman namun enggan di siram apalagi gunanya kau tanam, lebih baik kau cabut sampai ke akarnya, agar tidak lebih menyakiti, itulah aku, ibarat bunga yang terabaikan, bagaikan lukisan yang hanya di jadikan pajangan,
pagi seperti biasa ku siapkan semua keperluannya, mulai dari baju, handuk dan air hangat untuknya, dan langsung turun dengan pakaian rapi, ku tambah make up untuk menutupi mataku yang sembab,
"pagi ma.."
"pagi sayang... bagaimana nyenyak tidurnya"
"pasti lah ma... papa mana"
"oh iya dia jalan duluan sayang, kau bisa minta antar Arion lagi kan"
"tidak usah ma, Arion sepertinya akan kesiangan bangunnya, kalau begitu Ara bawa mobil sendiri ma.."
"tumben... dari dulu mama sudah menyuruhmu naik mobil sendiri kamu selalu menolak nya"
"tidak begitu juga ma, aku hanya tidak ingin merepotkan Arion"
"baiklah, kamu pilih mobil mana yang ingin kamu bawa, biar di cek sama pak Dono"
"baiklah ma, Ara makan roti saja ya ma, kalau begitu ara berangkat dulu"
"hei.. tidak nunggu airon sayang"
"dia masih tidur ma, aku ada urusan juga mengenai proyek baru "
ku berbohong dan selalu berbohong kepada mertuaku,mertuaku yang punya penyakit jantung, aku tidak tau bagaimana jika ia tahu tentang hubungan kami, di dalam mobil aku pegang setir ku genggam erat dengan tangisan yang menjadi, ku lajukan mobilnya, baru kali ini aku berangkat sebelum melihat suamiku bangun tapi hatiku kini sudah hampa, bayangan foto-foto mereka memutar jelas di mataku, aku hubungi Yeyen, agar bisa menemuinya,
"ya Beb, tumben nelfon duluan,"ucapnya dengan suara centangnya
"ada di mana"
"aku lagi di tempat kita dulu, perbatasan kota Surabaya dan Madura, kenapa?"tanya Yeyen,
"aku kesana sekarang, kamu tunggu aku ya"
"beneran, ok, aku tunggu"
Ara pun mematikan ponselnya, dan melajukan mobilnyr dengan begitu cepat, karena ia tahu tempat itu lumayan jauh dari rumahnya,
****
"Ara... kamu tidak apa-apa kan? kamu nangis?"
"Yeyen..."
kupeluk Yeyen ku luapkan tangisku, Yeyen membawaku menjauh dari keramaian orang, kami menuju ke sebuah taman dekat sungai besar, kami duduk di bawah pohon rindang,
aku menangis berteriak mengutuki diriku sendiri, Yeyen hanya menepuk bahuku, tidak berani bersuara, dia membiarkan aku meluapkan emosiku, saat tangisku mulai tenang, Yeyen mengusap air mataku,
"kenapa?"tanyanya,
"apakah aku tidak cantik?,apakah aku kurang baik?,apakah aku....tak menarik?"
"apa yang kau katakan Ra, kamu cantik, kamu sangat dan sangat baik, dan kamu menarik, sudah sangat jelas, banyak pria yang menginginkan mu"
"kamu bohong Yen, kamu bohong, kalau benar itu semua, kenapa suamiku tidak pernah memandangku, berbicara denganku, bahkan ia serasa jijik denganku, kenapa Yen kenapa..?" aku berteriak di hadapan sahabatku, terlihat jelas di mataku, kekecewaan, kedukaan, putus asa, dan terabaikan,
"Apakah selama ini, sebenarnya kalian tidak pernah...?"
"ya.. aku dan Arion tidak pernah berhubungan badan, aku dan dia tidak pernah tidur seranjang, aku dan dia bagaikan orang asing, apakah aku sangat menyedihkan Yen...aku harus bagaimana..? aku sudah tidak kuat, bawa aku Yen, bawa aku sejauh mungkin, bawa aku pergi..."
Yeyen langsung memelukku, tangisnya terdengar jelas di telingaku,
"aku mengerti... aku mengerti Ra... luapkan semua, lapangkan hatimu, setelah itu kita cari jalan keluar bersama"
"dia tidak menginginkan aku, dia punya wanita lain, sudah tidak ada harapan untukku mempertahankan semuanya,"
"kamu jangan gegabah, coba satu kali lagi, jika tidak bisa aku yang akan membawamu keluar dari rumah itu aku berjanji"
kini Yeyen yang begitu cerewet dan banyak bicara dengan omong kosongnya, menjadi seorang wanita yang bijaksana, aku tunjukkan foto Tania kepada Yeyen, Yeyen seperti terkejut dengan apa yang ia lihat, ..
"wanita ini .. kau bandingkan kau dengan wanita ini..., Ara... kau jauh lebih baik dari dia 1000x mana bisa kau bandingkan dia denganmu, mungkin mata Arion sedikit bermasalah jika dia jatuh hati dengan wanita ini dan lebih mengabaikan wanita sepertimu"
"tapi itu kenyataan nya Yen, Arion tidak pernah bersikap lembut terhadapku, tidak pernah bicara dan tersenyum padaku, tapi kau lihat sendiri bagaimana sikapnya terhadap wanita ini, aku ingin menyerah saja Yen, rasanya aku sudah tidak punya muka di hadapannya, setelah apa yang aku lakukan semalam, dan dengan sikapnya yang merendahkan ku"
"hei... bukan Ara namanya jika kau menyerah dengan wanita seperti ini, baiklah aku ada 3 langkah untuk mu, kau harus dan wajib melakukan ini"
"tiga langkah, kamu tidak akan menjatuhkan ku seperti tadi malam kan?"
"kalau aku tau hubunganmu dan suamimu seperti itu mana berani aku menyuruh mu melakukan itu, tapi aku yakin kali ini akan berhasil, tapi kamu sedikit bersabar lagi ya, kuatkan hatimu, dengan segala kemungkinan, bagaimana..?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
andi hastutty
tinggalkan saja suaminmu Ara
2023-07-19
0
Elis
begini tulisan nya aku suka
2022-07-29
0
Ati Bugis PA
aduh pingin deh punya teman kayak yeyen
2022-03-08
0