Lama aku berbincang dengan kedua pelayan itu, rasanya senang,lepas dari beban pekerjaan dan beban perasaan sesaat mereka melihat keluar aku ikuti arah pandangan mereka, ternyata Arion berjalan ke arah kemari,
"mbak tugas kami sudah selesai, kami permisi dulu"ucap mereka bersamaan,
terlihat Arion sudah mendekat ke arah mejaku, dan lanhsung duduk di depanku,
"terimkasih...Anis, Fitri... karena sudah menemani istriku, kembalilah bekerja,"ucap Arion, yang di jawab dengan bungkukan badan mereka memberi hormat kepadaku dan Arion,
"terimakasih"ucapku,
"untuk apa,karena mengajakmu kemari?"ucapnya,
"iya, terimakasih,karena sudah menjadikan aku yang pertama untuk di ajak kemari"
"apakah kau bahagia hanya dengan hal ini, maaf,bukannya aku mengabaikan mu selama ini, aku begitu banyak pekerjaan, dan juga maaf atas sikapku yang dulu-dulu"
"boleh aku tau alasanmu bersikap sperti sekarang Arion?"
"kau pasti heran... tidak perlu ku jawab Ra, Oya sudah selesai makannya?"
"sudah,kamu sendiri?"
"sudah barusan sama anak-anak studio, kalau begitu, ayo lanjutkan perjalanan kita, masih lumayan soalnya"
tanpa menungguku Arion melangkahkan kakinya mendahuluiku, aku hanya bisa mengikutinya dari belakang, saat Arion sudah berada di luar, dan aku masih di dalam studio tiba-tiba..
"mbak Ara..."
salah satu anak buah Arion yang berada di studio menghentikan aku, ku hentikan langkahku dan ku hadap ke arah seseorang yang mendekat denganku,
"iya ada apa?"tanya ku dengan senyuman,
"ini mbak, ponsel mas Arion tadi mas Arion lupa mengambilnya"
"maksudnya?"
"tadi mas Arion melakukan panggilan Vidio call dengan mbak Tania, tapi karena baterainya lobet jadi dia memakai ponselku untuk menghubunginya, sedangkan ponselnya ia charger, dan yang di bawa mas Arion adalah hp ku mbak, bisa tidak aku minta tolong?"
deg...deg....deg...
jantungku serasa berhenti berdetak, hatiku menjadi hancur, bagaikan kaca yang kini telah menjadi serpihan,
"bukannya tadi kalian makan bersama"ucapku dengan menahan suara yg bergetar, dan menahan air mata,
"tidak mbak, kami sudah makan sebelum kalian datang"jawab polos karyawan itu,
"baiklah, sebaiknya, kamu kembalikan sendiri ponsel Arion ya,"
dengan rasa takut karyawan itu berlari kecil ke arah Arion, wajahku menjadi pucat pasi, mataku memerah karena menahan air mata, dadaku terasa sesak, hah... apa rasaku ini hanya ilusi,
aku benci kamu Arion... setidaknya bersikaplah seperti biasa jangan memberi harapan jika akhirnya akan seperti ini, kau.. kau..
aku tak bisa lagi menahan tangisku, aku berlari menuju ke toilet yang berada di studio itu, ku basuh mukaku, terdengar ketukan pintu dari luar,
"Ara... Ra.. kau di dalam..."
ya aku kenal suara itu, suara orang yang dari tadi membuat kebohongan, tidak pernah mengajak Tania kemari, tapi karyawannya sudah mengenalnya,
"Ara... kau benar-benar di dalam kan Ra.. apa yang terjadi... kau baik-baik saja kan?"tanya nya orang di luar, namun tidak aku peduli kan, kenapa... kenapa sesakit ini...
ku pegang dadaku, kiremas kerah bajuku, menyandar Kedinding menangis tanpa mengeluarkan suara, aku harus bagaimana, bagaimana dengan ibu bapak nanti jika melihatku seperti ini, Arion .. kenapa kau menyakiti sedalam ini, kenapa... apa rumah tangga kita memang harus berkahir... .ketika pintu di depan semakin terdengar kencang, saat ia mengatakan jika ingin menobrak pintu, bersamaan dengan ku bukanya pintu,
"Ara.. kau baik-baik sa..." saat Arion ingin berkata, ku angkat tanganku, memberi isyrat agar dia tidak lagi meneruskan kata-katanya, aku berjalan melewatinya, mendahuluinya masuk ke dalam mobil, kini aku duduk di belakang, aku menyendekapkan tanganku di dadaku, menengadahkan kepalaku memandang langit mobil itu,
dengan tanpa kata, Arion masuk kedalam mobil, ia menghidupkan mobilnya dan melajukan dengan kecepatan yang sedang, bukan keheningan lagi yang tercipta, tapi seolah-olah kami tidak saling kenal satu sama lain, ku lihat sedikit ia seperti ingin bicara kepadaku tapi ia urungkan, aku pejamkan mataku, berharap bisa terlelap, dan melupakan semuanya,
"Ara...kau baik-baik saja kan?" tanyanya dengan berani, aku tidak menjawab, aku hanya memejamkan mataku, menahan tangisku yang akan meledak, aku ingin sekali lari dari mobilnya, tapi aku takut orang tuaku cemas,
mengapa sesingkat ini kau memberi kebahagiaan kepadaku... apakah aku tidak pantas bahagia, dan kamu Arion... tidak bisa kah kamu memberiku waktu untuk bahagai tanpa melibatkan Tania di dalamnya, Arion... aku putuskan saat aku kembali kerumah mu,aku akan menuntut cerai dengan mu, aku sudah lelah, hatikusudah hancur,
tanka aku sadari air mataku lolos dari pelupuk mataku, kini kami sudah hampir tiba, hari mulai sore hari, sebelum Arion mematikan mesin mobilnya, ia bertanya kepadaku,
"ada apa dengan mu Ra..?"
"saat kita kembali ke Surabaya, kita akan urus perceraian kita,kau akan bebas dari ikatan ini" ucapku sambil membuka pintu mobil itu kulihat Arion mematung di dalam mobil, aku tidak lagi melihat kearahnya, air mataku hampir saja lolos lagi tapi suara ibuku yang menghentikan ku,
"Ara... benarkah ini kamu nak?"ucapnya sambil memegang pipiku,
"iya buk.. ini Ara...bapak bagaiamana? dan bagaiamna kesehatn kalian?" tanyaku
"kami baik nak, loh mana suamimu?" tanya ibuku,mungkin Arion mendengar suara ibuku yang menatapnya, makanya ia turun dari mobil dan menyalami tangan ibuku,
"bagaiaman kabar ibu?"tanya dengan ramah,
"baik nak, mari... mari masuk..."ucap ibuku yang menuntunku ke dalam rumah, rumah sederhana yang aku tinggali mulai saat kecil, keadaan dan suasana rumah tidak berubah sama sekali, aku rindu kehangatn dirumh sederhanaku,
"bapakmu masih kesawah nak, bentar lagi datang,"ucap ibuku menuangkan kopi di gelas kami,
"ibu jangan lakukan ini, kami bisa melakukan hal itu sendiri,"ucapku
"tidak apa-apa nak, minumlah, bentar lagi bapakmu akan datang"
"adik dimana Bu?"tanyaku,
"dia masih mengaji nak, bentar lagi juga akan datang, kalian sudah makan nak?"
"sudah Bu"jawabku,
"Bu.. aku kekamar dulu ya Bu.."
"baiklah, bawa suami mu istirahat juga, maaf le.. rumah kami tidak sebesar rumah mu"ucap ibuku sambil mengelus lengan suamiku,
"tidak apa-apa Bu, ruamh Ara juga rumahku, rumahnya nyaman Bu"jawab Arion
apakah dia ingin membalas budiku karena selalu bertingkah sebagai pasangan harmonis di hadapan kedua orang tuanya, jadi dia ingin membalas usaha ku dengan berpura-pura menjadi suami yang baik begitu bagus juga,
ku berjalan ke arah kamarku, dan diikuti dengan Arion, aku tidak bisa menghentikannya, karena ada ibu yang mengikuti kami,ku buka pintu kamarku, terlihat sama seperti dulu, ku sapu pandanganku ke setiap sudut rumahku, ingatn akan masa lalu bermain-main di hadapanku, namun saat pandangan ku tertuju pada tubuh yang dengan santai berbaring di ranjang ku kenangan itu menghilan senyumanku pun memudar,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
andi hastutty
heem Arion kelewatan yah
2023-07-19
0
Dedew
suami durjanahhh 😌
2022-10-01
0
Ice
sudah ku masukkan fav salam dari Dom
#pa
2021-12-20
0