FREAK GIRL & PRINCE BROTHERS
SMA Hijau terkenal dengan salah satu sekolah swasta di Surabaya dengan peraturannya yang disiplin dan prestasi para siswa yang gemilang dari tahun ke tahun. Begitu pula dengan seleksi para siswa baru yang tidak main-main. Dimulai dari tes wawancara sampai tes tulis. Para siswa baru yang mendaftar juga dari kalangan yang beragam. Kebanyakan berasal dari kalangan atas. Hal itu terlihat dari berbagai profesi orang tua yang kebanyakan bekerja sebagai polisi, dokter, pengusaha, maupun jabatan tinggi lainnya. Namun ada juga profesi orang tua dari kalangan bawah. Nilai plusnya dari sekolah itu, mereka diajarkan untuk berbaur dan tidak membeda-bedakan satu sama lain.
Peraturan SMA Hijau lah yang merubah segala kalangan para siswa berbaur menjadi satu. Salah satu peraturan SMA Hijau tidak memperbolehkan para siswa membawa mobil dan hanya disediakan tempat parkir untuk kendaraan bermotor dan sepeda ontel. Peraturan berseragam juga sangat diperhatikan. SMA Hijau tidak memperhatikan apakah mereka cowok atau cewek. Semua diperlakukan sama dengan seragam yang mereka pakai, kemeja putih berlengan panjang dan bercelana kain gray-polos yang dikenakan setiap hari senin sampai kamis. Mengenakan seragam batik berwarna hijau berlengan pendek dan bercelana kain panjang berwana putih yang dikenakan pada dua hari setelahnya. Dipadu dengan jas almamater blue-polos membuat para siswa layaknya mahasiswa.
Kegiatan ekstrakurikuler juga sangat beragam seperti aktivitas olahraga permainan, olahraga bela diri, kesenian, minat, penalaran, keagamaan, dan lainnya. Bahkan dari aktifitas-aktifitas itulah banyak sekali berbagai piagam penghargaan serta prestasi yang diukir oleh para siswa.
Biasanya para siswa yang mendapatkan prestasi selalu dipanggil satu-persatu di depan mimbar seusai upacara bendera yang dilakukan setiap hari senin. Mereka biasanya diagung-agungkan dengan beberapa kata dI depan semua mata para guru dan siswa, lalu berakhir dengan tepuk tangan yang riuh. Para pemegang prestasi pun turut berbangga.
“Penghargaan juara dua debat bahasa Inggris tingkat sekolah telah dimenangkan oleh ketiga teman kalian Edelweis Yanuar Prakoso dari kelas Sebelas IPA Satu, Mayang Rembulan Ngestu dari kelas Sebelas IPA Satu, dan Nana Hanurkayana dari kelas Sebelas IPA Tiga. Kalian turut berbangga atas keberhasilan teman kalian. Berikan tepuk tangan yang meriah,” komando dari kepala sekolah sontak membuat para guru dan siswa
bertepuk tangan secara serempak.
Cowok bertubuh tegap dan berambut cepak itu pun maju bersama kedua temannya yang dipanggil tadi. Wajahnya menunjukkan rasa kepuasan serta kebanggaan ketika menyalami kepala sekolah. Begitu pula dengan kedua temannya yang lain. Nana dan Mayang yang sama-sama bertubuh semampai dan rambut panjang-lurus seukuran pinggang.
“Cih, lagi-lagi anak IPA. Kenapa sih gak ada yang dari IPS gitu?” dumel Timmy, cewek paling pendek daripada teman-temannya di kelas. Timmita Angelarisa menduduki bangku kelas XIIPS1, namun tingkah dan perilakunya masih childish. Bahkan orang-orang asing terkadang salah menafsirkan. Dia lebih terlihat seperti anak SMP daripada anak SMA dikarenakan postur tubuhnya yang lebih kecil dan wajahnya yang agak tembem. Timmy selalu menjadi primadona dengan baby face-nya itu dan tingkahnya yang lincah dari kalangan junior sampai senior. Banyak cowok yang mendekatinya. Namun ia selalu menolak untuk berpacaran.
Entah sudah berapa banyak cowok yang hatinya dipatahkan olehnya. Para cowok junior sampai senior seringkali mundur jika sudah mendapatkan ‘sinyal penolakan’ dari Timmy. Karena jika mereka tetap meneruskan pedekate, kedua sahabat Timmy tidak segan-segan untuk maju di depan Timmy. Merentangkan kedua tangan seakan-akan melindungi sosok makhluk kecil yang terlihat lemah. Kedua temannya adalah Afika dan Hami.
Sahabat Timmy yang bernama Hamida Pratiwi itu memang suka galak sama cowok yang tetap memaksakan diri mendekati Timmy walaupun sudah ditolak. Tapi terkadang tidak membuat para cowok yang naksir abis sama Timmy itu mundur. Jika sudah dalam level labil seperti itu, giliran salah satu sahabat Timmy yang bergerak.
Makhluk-makhluk cowok seperti itu biasanya sudah tidak berkutik lagi jika sudah berhadapan dengan Afika.
“Mungkin kalau kamu lebih rajin dan nggak suka bolos sekolah seperti Hami, kamu pasti
bisa seperti mereka,” bisik Afika pelan tanpa mengalihkan pandangannya di depan. “Ed itu pintar banget ya, aku salut sama dia,” bisiknya lagi, kali ini lebih pelan. Hami dan Timmy saling berpandangan. Keduanya memperlihatkan senyuman jahil.
“Afika Kalea Meraldi, ini sudah yang kesepuluh kalinya lho kamu muji dia,” bisik Timmy dengan gerakan agresif. Hami tertawa cekikikkan. Sementara Afika tampak salah tingkah. Memang sudah sedari tadi pagi Afika mengungkit tentang Edelweis yang biasa disapa Ed akan menerima penghargaan pagi ini.
Entah kenapa Afika merasa sangat mengagumi Ed. Afika tahu jika Ed berbeda dengan orang-orang. Ed terlihat sebagai sosok prince baginya. Ed yang selalu baik hati, ramah pada siapa saja, dan smart lagi. Ed tampak seperti prince yang sengaja diturunkan Tuhan untuknya. Terkadang Afika ingin mengalahkan kemiderannya ketika menyapa Ed yang berjalan melewatinya. Akan tetapi sapaannya tidak pernah dibalas oleh prince yang dikaguminya. Afika yakin jika keminderannya membuat volume suaranya mengecil sehingga Ed tidak mendengar sapaannya.
Namun diam-diam Afika selalu berfikir jika dia mendekati cowok smart itu, dia tidak ingin Ed takut dengan sosok dirinya. Dia tidak ingin membuat orang-orang menganggapnya terlihat lebih freak dari ini. Dia juga ingin merubah fisiknya saat ini dan dapat berbaur dengan teman-teman lainnya tanpa mereka harus takut.
“Afika,kamu ngelamun? Upacara udah bubar. Balik yuk!” sahut Hami yang menyadarkan Afika, sembari membetulkan letak kacamata tebalnya yang agak menurun di dekat hidungnya. Afika hanya nyengir dan memukul kepalanya dengan kepalan tangannya. Kedua lengan Afika langsung direngkuh oleh kedua sahabatnya. Afika kembali diam. Dia masih ingin melanjutkan lamunan yang tertunda. Khayalan prince Ed yang selalu hadir di setiap mimpinya.
...***...
Status murid baru!
Akhirnya aku kembali di kota kelahiran. Oh yeah, enam tahun yang lalu aku terpaksa harus pindah ke Kalimantan Selatan bersama ayah karena tuntutan pekerjaannya sebagai pegawai BUMN di salah satu perusahaan penyaluran pupuk ternama. Sekarang aku berdiri di depan sekolah swasta yang akan menjadi tempat belajarku yang baru, SMA Hijau Surabaya. Aku sengaja memilih tempat ini agar aku bisa sering bertemu dengannya. Walaupun aku tahu jika dia lebih cerdas daripadaku. Tapi setidaknya aku masih bisa melakukan apa yang harus aku lakukan padanya. Mungkin ini yang dinamakan sebagai penebusan dosa.
Penebusan dosa yang sebenarnya tidak pernah aku lakukan. Aku ingin dirinya sadar jika orang yang selama ini dia benci, sudah tidak sekasar dulu. Untung saja teman-teman Sekolah Dasar dulu mengetahui dimana kamu bersekolah. Jadi aku tidak terlalu bersusah payah menemukanmu. Sekarang aku tinggal mencari ruangan kelas dan memelukmu. Come on, aku sudah siap untuk melangkah lebih jauh lagi. Aku nggak akan gugup. Fhuh!
“Apa perlu mamang antar den?” kepala mang Budi melongok dari kaca mobil. Aih, mang Budi ini memang selalu mengkhawatirkanku. Mang Budi adalah sopir pribadi ayah yang sudah mengabdi selama sepuluh tahun. Dia sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Mang Budi juga mengikuti kepindahan aku dan ayah. Sayangnya lelaki berkepala lima itu belum menikah sampai sekarang. Pernah acapkali bertanya pada beliau alasan belum menikah dan mang Budi hanya tersenyum. Namun beliau tidak pernah tersinggung dengan perkataanku. Terlebih lagi, aku sudah dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Ya, mang Budi yang penyabar sekaligus sebagai ayah kedua bagiku.
“Nggak usah, mang. Miwon kan udah gede. Lagipula aku kan anak yang pemberani, gentle, dan cakep lagi! Nggak lama lagi pasti aku punya banyak teman! Yosh!” sahutku dengan wajah riang. Wajah ciri khas yang selalu kuperlihatkan, salah satu alisku yang terangkat sembari memiringkan sudut bibir, dan tidak lupa meletakkan satu tangan di pinggang dan satu lagi di belakang kepala. Oh yeah, segalanya sudah perfect!
Mang Budi tampak yakin dengan senyuman diwajahnya. Beliau mengangguk dan kembali menutup kaca mobil. Tak lama mobil avanza hitam yang dikendarainya berlalu. Kulambaikan tangan padanya. Fhuh, kegugupanku sudah agak hilang. Sekarang aku yakin dapat masuk ke dalam sekolah asing itu. ‘Miwon, SPIRIT!’ jeritku berkobar dalam hati.
TO BE CONTINUED~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ivamaisya desnasyah
ceritanya bagus❤❤❤
Udah aku boom like❤❤❤
mampir juga yuk ke novel aku judulnya AKU,KAMU San CERITA KITA❤❤❤
saling mendukung thor❤❤❤
2020-05-06
1