Hari ini tibalah pada hari yang di tunggu tunggu.
Aku telah menerima gajiku, ketika hari gajian tiba, senangnya luar biasa, rasanya sehari itu merasa jadi orang kaya, rasanya jika tidak bijak dalam memilah dan memilih kebutuhan apa yang harus di utamakan rasa rasanya aku ingin membeli semua barang yang ku lihat.
Tapi, kembali aku harus bisa memanage gajiku dengan sangat baik, aku mengirim uang untuk kebutuhan Ibu selama satu bulan, biaya sekolah Indah dan segala pretelan kebutuhan lainnya, biaya kosanku dan biaya hidupku selama satu bulan ke depan.
Tidak lupa aku juga menyisihkan sedikit uangku untuk di tabung dan bersedekah 2,5% dari gaji pokokku.
Setelah di bagi bagi, eh ternyata aku jadi orang miskin lagi, hi.
Kadang pembuktian dari sebuah Cinta yang seutuhnya itu tidak mudah, tidak jarang aku harus mengorbankan ke inginanku hanya demi kepentingan keluargaku, aku tidak memperhatikan penampilanku sendiri, tidak jarang aku juga melupakan kesehatan, dan melupakan asupan nutrisiku sendiri, apalagi ketika mendekati masa Indah harus membayar uang semesteran, pusingnya minta ampun.
Tidak jarang aku harus mengajukan pinjaman kepada kantor, dan di bayar nyicil tiap bulan dengan di potong gaji. Tapi semua kesulitan dan kejenuhanku itu bisa terbayar hanya karena aku sering mendengar ibu membanggakanku, apalagi kepada para tetangga yang dulu selalu sinis menghina keluarga kami.
Ibu selalu berkoar - koar kepada semua orang, jika akulah perempuan sempurna di matanya, Ibu bilang aku cantik, Padahal kenyataannya aku tidak bisa di bilang cantik banget sih, apalagi di bandingkan dengan gadis di kampungku yang lainnya, aku hanya pantas di bilang manis mungkin, he.
Ibu bilang aku cerdas, pintar, punya pekerjaan yang baik, dan memiliki gaji yang lumayan. NO!!! orang orang tidak tau gajiku yang sebenarlnya, mereka hanya beranggapan aku sesempurna itu, karena ibu menerapkan image seperti itu tentang aku kepada semua orang. Orang orang tidak tau betapa tertekannya aku, betapa aku menyimpan luka, dan derita yang tidak berkesudahan.
Tapi berkat semua itu, adikku Indah jadi ikut terkenal dan memiliki pamor yang sama, tetangga rese yang suka menggosipkan kami jadi mulai ikut memuja muji aku, bahkan dengan tidak tau malunya mereka sering minta di belikan ini dan itu kepadaku, orang bermuka dua itu ada di mana mana kan? jadi berhati hatilah.
Setelah pulang kerja, aku merebahkan diriku, wajahku hari ini di iringi senyuman, karena melihat saldo rekening bertambah, aku merebahkan diriku di kasur, aku berfikir untuk menemui Ayah dan memberinya hadiah, kira kira hadiah apa ya yang cocok untuk Ayah yang sudah berkecukupan, serba ada, serba punya??? ah ... bingung juga.
Tok ... tok ... tok ...
Ku dengar pintu kosanku di ketuk, aku beranjak dari kasurku lalu berdiri dan membuka pintu.
"Oh ibu, ada apa ya??" Aku bingung ketika melihat ibu kosan yang berdiri di depan pintu kosanku,
"oh iya nak Anjani maaf ya, ganggu malam malam, ini ibu mau menitipkan barang Sintia yang ketinggalan," Jawab ibu kosan sambil menenteng tas kresek hitam, yang berisi barang barang Sintia.
"Aduh ibu maaf, Sintia sekarang sudah tidak bekerja di kantor tempat saya kerja lagi, jadi saya juga bingung harus ngasihinnya ke siapa??" Aku sedikit bingung juga, harus menampung barang barang Sintia di mana.
"Aduh iya, ibu juga bingung, soalnya kamarnya udah ada yang mau nempatin lagi," Ibu kosan menekanku untuk tetap menerima barang Sintia.
"Ya udah deh bu, simpan aja dulu di sini, nanti saya coba fikirin, barang barang ini harus di antar kemana?"
"Ya sudah makasih ya nak Jani, kalau gitu ibu tinggal dulu, maaf di ganggu "
"Iya ibu, gak apa apa," Akhirnya dengan berat hati aku menerima barang barang Sintia, ah ... harus ku kirim ke mana barang barang ini??.
Tapi, aku penasaran, memang tas ini isinya apa ya??
Ah ... jiwa kepoku kenapa muncul ya?? tapi aku harus tau juga, kalau memang barangnya penting, aku harus mengirimnya ke alamat rumah Sintia yang tercantum di arsip kantor, kalau gak penting penting banget, ya sudah lah.
Tanganku mulai membuka tas yang di berikan ibu kosan padaku, satu persatu barangnya aku keluarkan, ah, apa ini?? ternyata isinya dalaman semua dengan model terbaru, lingerie dan kawan kawannya, bahkan meskipun aku perempuan aku malu melihat semua dalaman Sintia yang sangat seksi, di tengah lingerie itu ada sebuah buku, entah buku apa, aku tak berniat melihat, apalagi membacanya, niatku hanya akan merapikannya kembali, setelah aku melihatnya.
Tapi ketika aku merapikan barang barang Sintia tiba tiba ada sehelai kertas yang jatuh, aku segera mengambilnya, dan tak sengaja aku membaca baris pertama dari tulisan Sintia,
Dear diary....
5 juli.....
Diary, hari ini aku seneeeeng banget, aku ketemu sama cowok ganteng, dan beruntungnya dia tersenyum manis padaku, aku ingin dia menjadi milikku, bolehkah diary?? eh, tapi diary dia juga mendekatiku dan menyapaku, aku merasa dia pun merasakan apa yang ku rasakan, tapi setelah ku dekati, ternyata dia memintaku untuk jadi kekasihnya, tau kah kamu diary??? aku seneeengg banget, tapi ... baru beberapa hari jadi pacarku, kenapa dia meminta tubuhku???boleh kah aku memberikan tubuhku pada kekasihku diary???
Deg, deg, deg....
Aku kembali melipat kertas itu dengan tangan gemetar, dan jantung berdebar, aku tau hubungan Faisal dan Sintia memang sangat jauh, tapi melakukan hubungan suami istri tanpa belum sah?? aku sudah tak bisa mengatakan apapun. Aku pun hanya manusia fanatik yang memiliki segudang dosa.
Aku hanya terdiam, dan mengembalikan kertas itu, pada teman temannya, setelah selesai membereskan barang barang Sintia, aku teringat Faisal. Iya sebaiknya aku menghubungi dia untuk bisa mengembalikan barang barang Sintia, Faisal pasti tau di mana rumah Sintia, iya harusnya begitu. Hatiku meyakinkan.
Me.....
Assalam, mas Faisal maaf ganggu,
Aku mengirim pesan pada laki laki yang ku anggap sudah tidak suci ini, fikiranku terbang kemana mana, mungkin saja mereka sekarang sedang bersama sama. Entah kenapa tapi aku jadi sangat membenci Faisal, padahal dia tidak memiliki masalah pribadi denganku.
Faisal....
Oh iya, Jani gak apa apa, Ada yang bisa di bantu??
Me.....
iya mas, Ini ada barang barangnya Sintia yang ketinggalan di kosannya, mas bisa bantu antarkan barangnya Sintia??
Faisal.....
oh iya bisa, saya otw ke sana sekarang.
Aku tidak membalas pesannya lagi, Faisal gercep banget langsung otw ke sini, memang seharusnya seperti itu kan??? jangan mau enaknya aja, ngerusak anak orang, harus tanggung jawab.
Ku putuskan untuk menunggu Faisal di teras kosan, aku tidak ingin terjadi banyak Fitnah,
"Anjani, maaf ya merepotkan, barang Sintianya apa Jan??" Sapa Faisal setibanya di hadapanku.
"Ini mas, udah saya beresin, tinggal bawa aja," jawabku sambil menekuk wajahku,
"oh iya makasih ya Jani, "
"Iya mas sama sama" jawabku sambil melangkahkan kaki, hendak pergi meninggalkan Faisal.
"Eh, sebentar Jani, saya boleh bicara sama kamu???" Faisal menahanku, entah apa yang ingin dia katakan.
"Udah malem mas, lain kali aja ya" Aku jelas menolaknya.
"Sebentar aja Jani, ini tentang Sintia" Dia memaksaku sambil memegang tanganku, sontak aku kaget, dan melepaskan tangannya dengan kasar, karena saking kagetnya.
"Maaf mas, gak enak di liat orang"
"ok, ini yang selalu saya sesalkan," Faisal tiba tiba merunduk.
Aku penasaran dengan perubahan sikapnya, aku membalikan tubuhku yang hendak melangkah pergi
"Kenapa mas??"
"Kenapa aku tidak lebih dulu bertemu dengan mu Jani??" Jawaban Faisal sedikit membuatku terkaget
"Maksudnya???"
"Tidak apa apa, boleh bicara sebentar?? bicaranya di sini kok, banyak orang melihat, di sini tempatnya luas, dan kita duduknya berjarak cukup jauh, gimana?? mau kan??" Faisal bicara penuh dengan kelembutan, sekarang aku mengerti, kenapa dengan mudah Sintia bisa terjerat pada Cinta butanya.
Tak bisa di pungkiri Faisal memiliki banyak pesona sebagai seorang pria, aku mulai melunak, aku duduk di kursi depan kosanku, yang hanya ada dua biji, sementara Faisal duduk di sebelahku, di kursi yang satunya lagi.
Setelah nyaman duduk, aku mulai bertanya, karena tak ingin lama lama ngobrol dengan pria yang ku anggap menjijikan ini, ah ... kenapa hatiku terasa panas menerima kenyataan buruknya akhlak Faisal.
"Jadi??? apa yang mau mas Faisal kata kan?????"
"....................."
Bersambung............
Jangan lupa like, komentar, bintang lima dan juha vote...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Neulis Saja
Jani, you have to strong ... i believe you can it 💪
2023-02-02
0
Ùmmii Desy
yah tur d bikin penasan deh. oke lah semangat ya tur
2019-12-30
1