Hingga kelulusan sekolah menengah pertamaku akan segera tiba. Aku masih tetap konsisten dengan segala juaraku.
Aku di kenal baik di masyarakat, berkat kecerdasanku. Adikku pun ikut terberkahi karenanya, diapun jadi di kenal banyak orang yang selama ini mengenalku dengan baik, begitupun di sekolah, para guru guru mengenali Indah dengan bayangan namaku. Karena Indah bersekolah, di sekolah di tempatku mengenyam pendidikan dulu. Semua orang selalu bilang pada adikku, "Indah yang adiknya Anjani yah??".
Kini nama adikku menjadi identik dengan namaku. Aku bangga bisa membuat keluargaku bahagia. Meski dengan hal kecil yang sesungguhnya aku telah sangat bekerja keras untuk melewatinya.
Hingga kelulusan sekolah yang ku tunggupun tiba, sesungguhnya aku bingung akan melanjutkan sekolah ke SMA mana, aku takut Ibu tidak bisa membiayai pendidikan kami. Ibu hanya pekerja biasa, yang gajinya cukup kecil, yang hanya sekedar untuk biaya hidup kamipun sudah untung jika cukup.
Tapi, Ibu selalu memiliki tekad yang kuat, untuk urusan apapun, Ibu bekerja keras, banting tulang, siang dan malam hanya untuk membiayai hidup kami. Sungguh aku sangat mengidolakan Ibu, meski di tengah keterpurukannya, Ibu bisa menepis segala kebencian di hatinya terhadap Ayah.
Meski terkadang aku sering menjadi sasaran kemarahan beliau, tapi aku tak pernah kecewa, aku hanya terus semangat belajar, dengan harapan bisa terus membuat Ibu bahagia, dan tidak menyia nyiakan segala kerja keras Ibu.
Suatu hari nanti, aku bercita cita hanya ingin menjadi tulang punggung bagi keluargaku, aku ingin menggantikan setiap rasa sakit yang Ibu rasa, sungguh cita cita yang aneh.
Jika kebanyakan anak mencita citakan dirinya untuk menjadi guru, dokter, presiden dan lain sebagainya, maka aku hanya ingin membuat Ibu dan Indah duduk cantik, dan aku yang akan menanggung semua beban di keluargaku.
Hingga pada akhirnya aku hampir lulus dari pendidikanku, dengan segala derita di masa remaja, aku melewati hidupku. Lagi lagi aku melewatkan hal paling penting di kehidupan sebagian orang.
Jika sebagian remaja bisa berjalan jalan bersama teman temannya seusai pulang sekolah, maka tidak denganku, sebagian remaja juga bisa meluangkan waktunya untuk berpacaran, untuk saling berbagi, melakukan banyak aktifitas di luar jam sekolah sesuai dengan keinginan mereka, dengan di dukung orang tuanya, tapi lagi lagi tidak denganku, kenapa??? kalian pasti tau jawabannya.
Berkat didikan Ibu yang cukup keras, aku tumbuh menjadi manusia yang pendiam, cenderung menutup diri, karena aku selalu beranggapan semua orang adalah penghianat, maka kepribadianku sangat tertutup.
Aku tak bisa membagi seluruh perasaanku pada siapapun, cukup menyimpan semua yang aku rasa sendiri dalam diam, dan mencurahkannya kepada Allah dalam setiap do'a do'aku.
Aku tidak memiliki banyak teman, hanya beberapa orang saja manusia yang ku anggap sebagai teman, mungkin hanya dua orang saja, aku menganggap mereka teman bukan karena berasal dari keluarga terpandang, bukan karena mereka anak pejabat tinggi, bukan juga karena mereka sangat mengerti aku. Tapi karena aku tau, mereka tak pernah membicarakan orang lain di belakang orang tersebut.
Selain karena tak ada yang mau menemaniku karena latar belakang keluargaku, aku juga tidak terlalu menyukai pertemanan, aku tidak suka berbasa basi, aku juga tidak suka di ganggu, sungguh aku tidak suka ketika mereka memaksakan kehendaknya padaku, dengan alasan pertemanan.
Yang aku tau, ada banyak manusia yang menganggap dirinya sebagai seorang teman, tapi kenapa di saat kita sudah mempercayai mereka, sudah mencurahkan segala yang kita rasa, tapi kenapa?? tak jarang dari mereka malah membeberkan segala keburukan kita, hanya karena mereka sedang tidak menyukai kita.
Mereka selalu ingin tau tentang masalah kita, bukan karena mereka begitu peduli, tapi karena mereka hanya ingin tau saja, dan mungkin suatu hari nanti aib kita yang di ketahui oleh mereka bisa di jadikan senjata yang akan membunuh diri kita sendiri.
Aku sungguh tidak tau kualifikasi sesungguhnya untuk menjadi seorang teman yang baik dari seseorang, karena aku sendiri juga tidak tau apa arti dari seorang teman baik.
Karena sekarang yang ada di kepalaku, hanya ingin cepat lulus kuliah, mendapatkan pekerjaan yang baik, memiliki gaji yang tinggi, dan membuat Ibu dan adikku bahagia menurut versiku.
Saat ini duniaku hanya terus berputar putar pada Ibu, tapi itu lebih baik bukan?? bolehkan terus seperti itu???
Bersambung.......
Jangan lupa vote , like, koment, dan bintang lima nya ya readers....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Neulis Saja
Jani, keep up spirit and keep working 💪
2023-02-02
0
Tri Widayanti
Semangat Anjani.semoga niat baikmu untuk membahagiakan ortuamu terkabul.Apalagi untuk seorg ibuk💪😘
2021-05-29
0
Dhina ♑
uwwu ibu 😘😘 engkau adalah segalanya didunia ini ♥️♥️
2021-05-27
0