Setelah lulus kuliah aku memutuskan untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan.
Berkat segala kemampuanku, yang kutunjukkan ketika interviu kerja, aku di terima di perusahaan yang tidak terlalu besar, tapi juga tak bisa di bilang perusahaan abal abal, aku di terima sebagai karyawan biasa dengan posisi di bagian administrasi.
Gajiku tidak besar, tapi juga tidak kecil, hanya cukup untuk kehidupan kami saja. Perusahaan menjanjikan padaku gaji yang akan di naikkan secara berkala setelah aku lulus masa training tiga bulan kedepan, tentunya dengan syarat kinerja dan atitude yang baik. Itulah janji perusahaan padaku.
Masa training memang masa yang rentan bagi setiap karyawan baru, aku harus menunjukan kinerja yang memuaskan bagi perusahaan, agar kedepannya aku bisa mendapatkan kontrak kerja, dengan gaji yang mumpuni.
Kebetulan jarak dari rumah ke kantor tempat aku bekerja lumayan jauh, jadi terpaksa aku harus indekos, sebenarnya aku merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan Ibu dan Indah, aku benar benar harus hidup mandiri.
Walaupun sebenarnya di zaman yang serba instan ini tidak menyulitkan orang untuk hidup mandiri ya, tapi tetap saja terpisahkan jarak dari orang orang yang kita kasihi adalah kesulitan tersendiri bagiku, ya walaupun sebenarnya aku masih tetap bisa pulang jika weekand tiba.
"Selamat bergabung di perusahaan kami Anjani, semoga betah ya kerja di sini," Ujar bosku yang baru. Ah iya bosku itu, dia seorang perempuan cantik berdarah batak, kulitnya putih, rambutnya panjang, matanya bringas, tapi kalau dia sudah marah ... beuh ... kata katanya pedesss level seratus, nama bosku itu Ibu Novi, meskipun aku memiliki bos yang killer, tapi demi sebuah perubahan aku harus bisa.
Hari pertama kerja, sungguh aku bingung, aku di tempatkan di bagian administrasi, ada dua senior di sana yang kata bu Novi, akan membantuku memperkenalkan pekerjaan mereka, tapi anehnya tak satupun dari mereka yang menyapaku dengan baik.
Senior satu namanya bu Dewi, bu Dewi berusia sekitar tiga puluh tahunan, badannya montok, seksi, kulitnya putih mulus, dandanannya menor, bajunya ketat dan seksi untuk seukuran baju kantor, dari pandangan pertama aku melihatnya aku agak sedikit risih, karena tak semenitpun dia menjauhkan telpon dari kupingnya, dia terus berbisik bisik, dan tertawa tawa di telpon, entah mungkin sampingannya bekerja di bagian call center kali ya.
Senior dua, namanya Eli sifat dan penampilannya tak jauh beda dengan bu Dewi, hanya usianya saja yang berbeda, Eli jauh lebih muda dari bu Dewi.
Di hari pertama bekerja aku bingung, entah pekerjaan yang mana yang harus ku mulai.
Ketika bu Dewi mengahiri sesi telponnya, aku memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf Ibu pekerjaan saya yang mana ya???"
Ibu Dewi menoleh lalu berkata, "Ini kerjaan kamu, kerjain ya Anjani, jangan sampai ada yang salah!!"
Geeerrrrr ... seketika aku kaget, dia mengambil seluruh pekerjaannya dan membawanya ke mejaku, ah ... harus ku mulai dari mana ini?? jujur hari pertama bekerja aku sudah ingin menangis, tapi demi mimpiku, aku harus bisa.
Tak berselang lama senior dua juga menghampiriku, dengan memangku seabrek file kemejaku dan berkata "tolong di kerjain ya Anjani, semangat!!" dengan nada centilnya sambil mengacungkan tangan, tanda memberi semangat.
" Harus selesai hari ini ya Jani, paling telat laporannya di kirim jam tujuh pagi, soalnya mau di jadikan bahan rapat besok sama bapak pimpinan" Ibu Dewi menimpali.
Nasib karyawan baru, mulai ada bau bau penindasan.
Aku menggelengkan kepala, "sabar Anjani kamu pasti bisa!!!!" hatiku berusaha menguatkan.
Akhirnya aku mencoba mengerjakan semua pekerjaan kedua seniorku, belum lagi pekerjaanku sendiri, yang tak kalah banyaknya. Hingga waktu menunjukkan pukul lima sore, waktunya semua karyawan pulang dari kantor, tinggal pak satpam saja yang masih setia menjaga pintu. Aku menghela nafas panjang, pekerjaan sebanyak ini harus beres jam tujuh pagi, dan segera di laporkan.
Akhirnya dengan mata terkatuk katuk aku bisa menyelesaikannya, aku menoleh jam tangan yang kugunakan, jam 12 malam lewat, aku berdiri di antara kursi karyawan yang sudah tak berpenghuni.
Tes tes tes ...
Tiba tiba darah segar mengalir dari hidungku, segera ku ambil tissue dan mengelapnya, "tidak Anjani kamu pasti bisa," sekali lagi hatiku menguatkan.
Seketika terbayang wajah orang orang yang paling kucintai, wajah Ibu dan wajah Indah bergelayut silih berganti di pelupuk pandangan mataku. Ibu kali ini cintaku padamu benar benar sedang di uji.
Untuk bisa membahagiakanmu ternyata tidak mudah, aku harus melewati jalan terjal, berliku, tak jarang aku hampir terjatuh, tapi demi bahagiamu Ibu, aku ingin kembali bangkit dan berlari.
Ibu, doamu masih tetap menyertaiku bukan???
Bersambung.....
jangan lupa vote, like, koment dan bintang lima nya ya readers ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Neulis Saja
the process Will not betray the results
2023-02-02
0
Dhina ♑
Alhamdulillah dah dapat pekerjaan. Tapi kasihan kamu Anjani, tempat yang jauh, memaksamu harus kost. Nambah pengeluaran, nambah biaya
Ya Allah, punya senior, seenaknya main suruh
Anjani, yang benar saja. lembur sampai jam 12 malam 🤔🤔🤔 itu sama saja bunuh diri.
Kaaan...kamu jadi mimisan. Bagaimana ini 🤦🤦🤦
2021-08-06
0
ᵇᵃˢᵉ™ҽᏞíɳ
kok bisa ngenes gini hidupmu njani...
2020-09-21
1