Hari ini hari minggu, hari yang paling di tunggu kehadiran nya oleh anak sekolah, atau karyawan pemalas sepertiku, rencana libur hari ini, setelah selesai shalat subuh, inginnya aku langsung tidur kembali, seharian hanya bermalas malasan, sekedar mengistirahatkan otak, yang satu minggu penuh telah di gunakan full. Tapi aku selalu ingat teriakan ibu, kalau aku ketauan tidur lagi setelah shalat subuh.
"Anjani, kenapa kamu nekat banget sih? berani beraninya kamu tidur lagi setelah shalat subuh???? Ayo bangun, gak boleh malas, nanti rezekimu hilang, di patuk ayam"
Ah ... hanya membayangkan omelannya saja aku sudah bergidik ngeri, akhirnya aku memutuskan untuk beres beres kosan, luluran ala ala aku sendiri, hanya untuk sekedar memanjakan diri, kemudian melanjutkan membaca novel kesayanganku, yang sudah lama aku lupakan, ah atau nonton drakor aja kali ya?? jadi galau, untuk urusan baca novel atau nonton drakor, sebaiknya aku putuskan nanti saja, setelah waktu nya tiba. he ...
Aku mulai membenahi kosanku, nyapu, pel, nyuci baju, dan lain sebagainya, lumayan menguras tenaga juga, akhirnya setelah pukul sembilan aku telah menyelesaikan ritual beres beresku.
Lanjut aku ingin memanjakan diriku dengan luluran, setelah ritual luluran dan mandiku selesai, aku merebahkan diriku di atas kasurku yang mungil, aku menatap sekeliling kosanku, kosan ini cukup kecil, hanya muat kasur kecil, yang hanya muat untuk badanku saja yang bisa di bilang sangat ramping, di samping kasur, ada lemari kecil tempatku menaruh pakaian, lalu di sampingnya ada nakas kecil tempatku menyimpan sesuatu.
Aku sungguh harus berhemat, dengan menyewa kosan kecil, hanya agar kebutuhan Ibu dan Indah bisa terpenuhi dengan layak.
Aku memandang nanar, pada langit langit kamar kosan ku. Ternyata fase kehidupanku telah tiba di tempat ini, ternyata sejauh ini aku telah mampu melewati semua ujian dari Allah.
Sekelebat bayangan ayah muncul di hadapan ku, ah ... Ayah lagi apa?? Ayah bahagia dengan kehidupan ayah yang sekarang?? Ayah tau?? Jani rindu, dan sangat rindu pada ayah, Ayah ... apa ini bagian dari ujian cinta ayah untuk Jani?? tapi kenapa sulit sekali?? mampukah Jani melewati ujian cinta dari Ayah?? hatiku terus bermonolog, tampa aku sadari air mata terjatuh dengan sendirinya dari pelupuk juru mataku. Aku menyekanya perlahan, memang benar, tak ada hal yang lebih menyiksa selain dari pada rindu.
Tok ... tok ... tok ...
Aku terhenyak, tiba tiba mendengar pintu kosanku yang di ketok, aku merapikan pakaian dan jilbabku, aku berjalan menuju pintu,
Ceklek ...
"Sintia, ada apa??" tanyaku, setelah tau yang datang adalah Sintia.
"Kamu lagi apa jani?? hari minggu kok di kamar melulu sih?? sini keluar, kita makan bareng bareng yuk, kebetulan Faisal datang bawa makanan," Tawar Sintia,
Sejujur nya aku teramat malas, untuk ikut bergabung bersama mereka, bukan karena aku takut hanya jadi obat nyamuk di antara mereka ya ... tapi karena aku orang yang sulit beradaptasi, dan mudah merasa tidak nyaman.
"Enggak ah Sin, aku di sini aja, aku lagi males keluar kamar, kamu sama Faisal aja yang makan" aku mencoba menolak ajakan Sintia.
"Eh, gak baik nolak rezeky, ayo sinih" Sintia masih ngotot, lalu menarik tangan ku keluar.
"Iya Anjani, ayo ikutan ke sini, lagian kita makan makannya di sini kok, di teras kosan kamu" Tiba tiba Faisal nongol, dengan membawa kresek hitam berisi makanan, sambil duduk di kursi yang berada di teras kosan ku, tampa aku persilahkan.
Akhirnya mau tidak mau, aku menerima ajakan dari mereka, aku duduk di hadapan mereka, lalu mulai menikmati makanan yang Faisal bawa.
"Nah, gitu dong ikutan gabung sama kita, jangan di kamar melulu, biar bisa happy, iya kan Pah???" kata Sintia di tengah acara makan kami,
"Eeehhh i iya," Faisal gelagapan, mungkin dia malu di panggil "Papah" di hadapan aku,
Sementara aku hanya tersenyum kecut mendengar ucapan mereka, asem banget sih, harus jadi orang ketiga di antara obrolan mereka.
Jatuh cinta mungkin memang seperti itu ya, dari yang aku dengar dari obrolan mereka, sungguh sangat tidak penting, mereka tertawa bersama hanya karena Faisal menceritakan hal hal yang menurutku tidak lucu. Menceritakan printer rusak lah, Tukang foto copy celananya melorot lah, ketika minum kofee gelasnya bocor lah, Sungguh hal hal yang sangat sangat tidak penting untuk di bahas.
Tapi lagi lagi aku hanya diam menyimak obrolan mereka. Memang kalau lagi jatuh cinta, dunia terasa milik berdua, yang lainnya cuman ngontrak.
"Eh Papah, dari tadi kita asyik ngobrol berdua aja, kasian tau Anjani di cuekin" Akhirnya Sintia menyadari kehadiranku.
"Eh, iya maaf ya jani, jadi di cuekkin" Timpal Faisal.
"emh, iya gak papa," Aku masih tersenyum kecut pada mereka.
"Oh iya anjani, udah punya pacar??" Tiba tiba Faisal mengajukan pertanyaan yang paling di benci oleh para jomblower.
"Belum mas," Jawabku agak sedikit keki.
"Ih, Papah apaan sih? kok nanya gituh sama Jani, Jani itu belum pernah pacaran loh pah," Tiba tiba Sintia menimpali.
"o yah??? Kenapa???" Faisal sungguh keppo.
"Gak apa apa mas Faisal, mungkin belum ada jodohnya aja," jawaban paling tepat untuk seorang jomblo akut seperti diriku.
"Jadi papah, Anjani ini masih suci, masih belum tersentuh" Sintia masih terus ngoceh, sambil terkekeh, membuat ku jadi agak sedikit muak.
"Heeee iya yah" jawab Faisal sambil terus menatapku.
Apaan sih mereka ini, bikin Risih aja, ingin rasanya aku segera menghilang dari perkumpulan tidak penting ini.
Eh tapi, jika di perhatikan, Faisal kenapa sih ngeliatin aku terus?? gak takut apa sama Sintia, Aku meraba raba jilbabku, tengok kiri kanan, takut ada yang salah dengan penampilanku, dari pertama bertemu Faisal sering banget curi curi pandang padaku, kenapa sih?? aku kan jadi risih.
"Jani asli mana??" Faisal mengalihkan perhatianku, sadar akan ketidak nyamananku karena di perhatikan terus, sementara Sintia sibuk menatap wajah nya di kaca handphone.
"Saya asli kota ini mas," jawabku sekenanya.
"O yah?? Saya juga asli kota ini loh Jani, cuman untuk saat ini saya bekerja di Cirebon, tapi insya allah secepat nya saya juga akan pindah bekerja di kota ini," Jelasnya, padahal aku gak minta keterangan apapun pada Faisal.
"oh, gitu yah mas," Aku hanya bisa ber OH ria saja, semua penjelasan Faisal sama sekali tidak penting bagiku.
Hari ini, bener bener hari libur yang sangat tidak berkualitas, hari liburku di habiskan hanya untuk jadi kambing congek bagi orang yang jatuh cinta, cita citaku untuk membaca buku dan ngelanjutin nonton drama musnah sudah.
Hingga akhirnya sorepun menjelang, sebentar lagi adzan maghrib berkumandang, aku memutuskan untuk berpamitan pada dua sejoli yang sedang di mabuk cinta, untuk masuk ke dalam kamar. Untuk bisa segera menunaikan shalat maghrib, begitupun Sintia dan Faisal mereka pun masuk kedalam kosan Sintia.
Biasanya Faisal akan pulang saat tengah malam akan menjelang, aku si manusia fanatik abad milenial ini hanya bisa geleng geleng kepala, kenapa sih?? mereka bikin orang jadi suudzan aja?? Di sebuah ruangan yang sempit, hanya berdua dengan pintu dan jendela yang terkunci rapat, Pulang lewat tengah malam, dan terdengar hanya ada suara cekikikan dari Sintia.
Aku fikir, sebagian manusia pasti akan ada yang berfikiran sama denganku.
Astagfirullah ... tuh kan, fikiranku jadi ikutan kacau,
Aku menggeleng gelengkan kepalaku, setelah selesai berwudhu, aku menggelar sajadahku, kulaksanakan shalat tiga rakaat, sesuai perintahnya, setelah mengucap salam ke kanan dan ke kiri, aku melafal kan istighfar, kemudian bertasbih, ku harap Allah memberiku ketenangan, aku harap Allah melindungiku dari segala pandangan buruk manusia.
Ku tengadahkan ke dua tanganku, do'aku khusus di selepas shalat kali ini,
"Ya Allah, dekatkan aku dengan orang orang terbaik menurutmu, namun jika orang orang di sekelilingku saat ini, bukan orang yang baik bagiku, aku mohon jauhkan lah mereka dari sisiku." aamiin
Ku telungkup kan ke dua tanganku pada wajahku, aku harap Allah mengampuni seluruh dosa ghibahku hari ini, inilah yang ku takutkan dari sebuah pertemanan, aku takut terbawa arus buruk, bukan kah ketika kita berteman dengan orang yang baik, kadang sering kali kita mendapatkan bonus dari kebaikan teman kita? begitupun sebaliknya.
Jadi, mulai sekarang carilah sahabat yang baik, menurut versi kita, tapi bukan berarti kita harus tidak merespon juga, kepada orang yang tidak kita anggap baik.
bersambung..............
Jangan lupa vote, like, komentar, dan bintang limanya yaaa ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Neulis Saja
Jani, be carefull
2023-02-02
0
ᵇᵃˢᵉ™ҽᏞíɳ
hmmm ada bau" g enak dr faisal ni...🤔
2020-09-21
1
Nur Abidah Mukti
astagaaa aku suka ghibah haha
2020-07-24
1