Entah kapan aku selalu membodohi diriku karna cinta, berapa kali aku dihadapkan kenyataan bahwa aku tak pantas, berapa kali juga aku tetap bertahan - Akira Shafeena Malik.
Keesokan harinya...
Seperti biasa Akira pergi ke Home's Food karna disitulah pusatnya tempat kerjanya ada dilantai kedua bangunan itu.
Ia mulai mengecek daftar pemasukan bahan makanan dari para pemasok dengan seksama.
" Via, ini kenapa cuma kirim ayamnya 50 ekor kan aku mau 70" ujar Akira tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.
" Oh, katanya kita telat jadi kaya kehabisan stok ayam gitu deh" sahut Via santai.
"Kok gitu sih kita kan udah langganan ambil daging disitu,kenapa diginiin sih mana mulai banyak juga yang mau pakai jasa cathering juga ke kita" ucap Akira gusar.
" Nggak tau pastinya sih Ra, tadi si pegawai dapur bilang pas mau ambil kesana habis tuh ayam"
"Yaudah deh lain kali langsung dp atau langsung lunasin deh ke tukang ayamnya" kesal Akira.
" Oh iya Ra, kemarin kan kamu minta pemasok rempah-rempah yang baru ya aku udah dapet nih, kali ini barang bagus Ra aku udah cek bawangnya gede - gede" jelas Via antusias.
" Siapa? Terus dari daerah mana?"
" Rangga" jawab Via santai.
" Rangga? Maksudnya Rangga? "
" Iya dia"
" Kok bisa sih Via, lagian daerah dia itu lumayan jauh ntar kalau kita butuh buru-buru bakalan makan waktu lama" cecar Akira.
" Akira sayang...waktu bisa diatur lagian ya Ra sama dia itu barang nya bagus banget belum lagi harganya lebih oke,siapa tau lebih oke lagi setelah dia tau yang punya tempat ini kamu "
" Apaan sih Via, males deh inget ya dulu kamu juga pernah terlibat something sama dia" ejek Akira.
" Tapi Akira, seberapa banyak perempuan yang terlibat sama dia, tetep kamu yang dia cinta" balas Via meledek.
" Ih nggak!" tukas Akira tajam dengan pekikannya yang seperti suara petir.
" Hari ini dia kesini" ujar Via tenang.
" What? Via lo sengaja nih ya!" pekik Akira dengan bahasa yang mulai barbar.
"Enggak lah ngapain" sahut Via santai.
" Gak mau tau ya lo yang nemuin dia!"
" Ntar kalau gue, gak sesuai sama yang lo bayangkan lagi"
Akira memang begitu ia ingin segalanya sesuai dengan yang dia mau.
Beberapa saat kemudian....
" Selamat siang" sapa Via pada seorang lelaki yang bernama Rangga.
" Siang, gak nyangka akhirnya jadi pemasok di tempat kalian hehe" ucapnya dengan senyum ramah.
" Iya, jadi bisakan bawa barang tepat waktu setiap satu minggu dan dengan jumlah yang sudah saya tentukan" ucap Akira formal tanpa basa basi.
" Bisa. Gak mau liat dulu?" tanya Rangga.
" Ah,nggak kan Via udah ngecek kan?"
" Iya sih. Oh ya gimana kabar kamu?" tanya Rangga berani.
" Baik kok" balas Akira dengan senyum tipis.
"Iya keliatan banget dari raut wajahnya" sambung Rangga masih dengan senyumnya.
" Emm..kamu sekarang udah sukses juga jadi juragan sayur dan rempah kan,terus gimana kapan siap nikah sama Devi" canda Akira.
"Kamu gimana?" tanya balik Rangga.
" Maksudnya gimana nih?" ujar Akira mengerutkan dahi.
"Ya kamu siap gak aku nikahin haha"
Mungkin kata - kata Rangga diakhiri dengan tawa tapi Akira maupun Via tau bahwa pria itu tak pernah bercanda menyangkut soal Akira dan pernikahan.
" Apaan sih Devi tuh gimana" cibir Akira.
"Kamu kan tau sendiri, aku gak serius sama dia seriusnya sama kamu, aku nunggu kamu loh" ucap Rangga dengan nada menggoda.
" Udah deh lo kan tadi kesini urusan bisnis kenapa malah jadi gini sih" sahut Akira kesal.
Sedangkan Via hanya mengamati apa yang dilakukan dua orang tersebut.
" Iya sih santai Akira. Tapi serius aku nunggu kamu" ucap Rangga kali ini dengan serius tanpa nada menggoda apalagi suara tawa.
" Sorry, gue udah punya suami" sahut Akira datar.
Rangga yang mendengarnya terdiam beberapa saat.
"Yang serius Ra, kok gak undang gue" tanya Rangga santai namun terasa nada kekecewaan dalam getaran suaranya.
"Aku serius, aku undang kamu tapi kamu gak datang aku kira kamu tau karna aku nikah sama Farid"
"Akira please jangan bercanda, aku tau kamu suka sama dia tapi jangan gini juga lucu deh kamu" ucap Rangga tertawa hambar.
"Apa kamu terlalu sibuk dengan lahan kamu jadi gak lihat berita?"
" Aku tau si Farid nikah cuma aku gak dapat undanganya mungkin yang antar nyasar,jadi aku ga tau siapa istrinya, tapi ya jangan manfaatin keadaan buat bohongin aku juga Ra" jelasnya dengan masih tak percaya.
" Ya ampun aku gak bohong!" pekik Akira mulai kesal.
" Ada apa ini?" tanya sebuah suara tiba - tiba.
"Farid? Kamu disini?"
" Ya, aku mau makan siang" jelas Farid dengan ekspresi datar namun sarat akan rasa penasaran.
"Hey bro! Mau makan siang kok disini bukannya yang untuk pelanggan dibawah?" sapa Rangga pada Farid yang kini duduk disebelah Akira.
Rangga bisa dengan berani menyapa Farid jelas karna dulu mereka pernah satu kelas.
"Jawab dulu yang tadi, aku dengar tadi ada yang melamar istriku" kata - kata Farid seketika membuat Rangga terdiam dengan segala kebingungan dan membuat mereka semua terkejut.
Sebenarnya sudah sejak kapan monster es itu disini kenapa aku tak menyadari itu batin Akira.
" Oh jadi kamu suami Akira, aku pikir tadi dia bercanda " ucap Rangga dengan nada berhati - hati.
"Yaudah, aku pamit urusan udah selesai kan" sambung Rangga lalu melangkah pergi dari sana.
" Kok kamu bisa disini " tanya Akira bingung.
"Kau tuli? Aku sudah bilang tadi" ketus Farid, Akira hanya bisa menghela nafas berat.
" Via, tolong ya suruh orang dapur bawa makan siang sesuai dengan yang diminta Gio" ujar Akira pada Via.
Kenapa sesuai dengan yang diminta Gio? Karna ia sudah pasti tau apa makanan yang diinginkan tuannya yang aneh itu.
" Tidak ! Aku ingin kau yang memilih menu makan siangku" tukas Farid tajam.
Akira kembali menghela nafas berat.
" Yasudah. Via bawa ayam goreng sama sambel goreng ijo ya,minum nya susu stroberi sama es teh aja"
" Kamu tumben kesini" sambung Akira kemudian.
" Aku tak akan biarkan serangga itu mendekati istriku " jawab pria itu dingin.
"Ah ya benar ! sejak kapan kau disini"
" Itu tidak penting "
" Kau mengawasiku?"
" Kau terlalu banyak ingin tau, sayang" ucap Farid tajam dengan tatapan mematikannya.
" Yaudah aku tanya Gio saja!"
" Maaf nona, saya tidak bisa memberikan informasi tanpa persetujuan tuan muda" ucap Gio bahkan sebelum Akira mulai bertanya.
"Huft aku lupa kau bayangan suamiku" ucap Akira sinis dengan menekankan kata 'bayangan'.
" Ingatlah untuk tidak terlalu memberi celah pada pria itu untuk mendekati mu" kata Farid dengan suara seperti menahan emosi.
" Kenapa? " tanya Akira santai.
" Maaf nona mengganggu, ini makan siang nya" ucap seorang pelayan lalu meletakan makan siang dimeja membuat Akira tidak bisa menerima jawaban dari pria itu.
" Terimakasih Eli, kau bisa kembali " balas Akira.
Farid memulai makan siangnya namun Akira menghentikannya.
" Tunggu dulu, kau belum menjawab "
" Apa itu penting? "
Akira mengangguk sebagai jawaban.
" Tapi tidak untukku, sekarang makan makanan mu" tegas Farid dengan nada memerintah.
" Tidak sebelum kau menjawab seluruh pertanyaanku tadi" sahut Akira kekeuh dengan pendiriannya.
" Jawabannya mudah"
" Apa?"
" Karna aku adalah Farid Ahmad Danuarta. Sudah puas dengan jawabannya? Sekarang makanlah atau kau yang aku jadikan makanan"
"Iya baiklah" jawab Akira pasrah dengan bibir yang mengerucut.
Selalu saja tidak dapat di mengerti orang macam apa sih dia batin Akira kesal.
Akira adalah tipe orang yang hanya bisa mengerti jika di jelaskan tapi Farid hanya menjawab semua kebingungan nya dengan tiga kalimat dan itu adalah namanya.
Hai readers aku update lagi nih
Jangan lupa vote, like and comment ya
Biar author makin semangat up
Salam manis, cerah dan ceria
Cotton Candy Zue🌻☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Yadi
di bab Jealous ini, gue kesel banget 😡😡😡 dasar playboy cap sendal jepit.. moga lo nyesal Farid apabila Akira udah patah hati dan nggak ada lagi rasa cinta ke lo dgn sifat Akira yg berubah menjadi biasa saja
2020-12-12
2
Yadi
kurang ajar Farid... 😡😡😡 pengen gue gantung dipohon cabe 1meter 🤣🤣
2020-12-12
1
Arsy Pudiw
Farid😎
2020-11-03
0