Akira POV
Aku tak menyangka secepat ini aku menikah usia ku sudah bisa dibilang cukup si tapi proses nya belum sebulan setelah aku menemui pria itu dan sekarang aku disini,
disamping pria itu mendampinginya di pelaminan.
Entah aku harus bahagia atau bagaimana dulu aku pernah mengharapkan ini tapi dia?
Hanya menganggap ini sebagai tameng nya untuk menyelamatkan dirinya dari wanita yang tidak ia inginkan.
Aku tampil cantik hari ini ya aku merasa hari ini aku sangat cantik dengan gaun yang indah.
*Anggap itu visual gaun Akira dan tatanan rambut nya* 😂
Aku mencoba tersenyum saat menghadapi para tamu itu perintah dari si tuan muda crazy itu huh!
"Hey!! Akira selamat ya, udah nikah aja"
tiba - tiba sapaan seseorang yang aku pastikan itu Azza teman ku mantan sahabat ku.
"Terimakasih Za, sama siapa?" tanyaku basa basi aku sudah tau pasti ia datang dengan
Valen memang siapa lagi, kenapa aku bisa yakin? Karna orangnya sedang menyalami Farid yang ada disebelahku, sampai giliran nya menyalami ku.
"Selamat Ra, udah nikah duluan aja kamu" ucap Valen dengan ramah, ya dia memang ramah dan friendly sejak dulu.
"Terimakasih Val, kamu kapan sama Azza?"
"Tunggu aja kabar baiknya" jawab nya.
Aku tak tau kenapa aku yang bertanya tapi aku yang kesal mendengar ia menjawab, itu artinya penghianatan mereka nyata kan!
"Kamu kenapa?" tanya Farid mengagetkanku.
"Tidak, tidak apa-apa" jawabku tersentak kaget.
"Kamu cemburu liat mantan kamu sama pasangannya?"
"Enak aja,gak lah!" elakku.
"Far, Akira kita pinjem dulu boleh gak ?" tiba - tiba Zia mendatangi kami.
"Gak!" tolak Farid.
"Kenapa gak boleh cuma foto aja kami kan sahabatnya masa gak boleh" sembur Risa.
Aku menatap Farid memelas, ya yang benar saja foto bersama sahabat ku masa tidak boleh.
"Kamu janji ya Far, bakal biarin aku lakuin apapun yang aku mau,bkamu mau ingkar?" bisikku di telinganya.
Akhirnya aku berfoto bersama mereka dan berbincang juga itu pasti.
"Ya ampun Ra, gak nyangka gue kalian bakal nikah" ucap Zia.
"Iya, aku kaget tau Ra pas dapat undangan dari kamu" sambung Tina membenarkan.
"Ciee, nikah sama pujaan hati" goda Via.
"Apaan si kalian, biasa aja kali " sanggahku
"Udah ya, nanti Yang Mulia Farid marah kelamaan di tinggal" lanjutku.
"Yaudah sana hush!" usir Tina.
Aku kembali berdampingan dengannya, memikirkan bahwa aku menikah dengannya membuatku sedikit resah, levelnya jauh diatas ku,belum lagi mama nya kurang menyukaiku, syukurlah papa nya setuju mungkin karna sudah pernah bertemu sebelumnya, kakak dan adiknya juga tidak menolak hanya respon kakaknya kurang ramah padaku. Aku harap semua akan baik.
"Ra? Akira!"
"Ha? Apa?"
"Sudah berapa kali aku memanggil, apa kau tuli?"
Ternyata sejak tadi aku mengabaikan panggilan suamiku.
Tunggu? Suami? Apa aku boleh menyebutnya demikian?
Jika dia suamiku berarti sikap ku padanya harus berubah apapun alasan yang ada hingga terjadi pernikahan ini, faktanya ia sekarang adalah suamiku yang sah.
Aku tak bisa seenaknya pada Farid jika tak ingin jadi istri durhaka, tapi memangnya dia mengharap sikap baik ku apa?
"Gadis ini, ayo pergi dari sini acaranya selesai" ucap Farid kesal sambil menarik tanganku. Dia pasti kesal karna aku sibuk berpikir dan tak tau dia memanggil.
"Tunggu ! Selesai?"
"Iya selesai lihat ini sudah malam" ucapnya sambil menunjukan jam tangannya menunjukan pukul 8 malam para tamu juga sudah beranjak pulang.
Aku berjalan menuju kamarku saat membuka pintu aku merasa ada yang berbeda dengan kamarku, seprei nya jadi warna putih bersih dengan taburan bunga mawar, indah sekali.
"Jadi ini kamarmu? Lumayan juga tidak kecil seperti perkiraanku"
"Far, ngapain kamu disini ini kamarku!" pekikku kaget.
"Ini kamarku juga, aku kan suamimu kau lupa sayang?" godanya.
"Sayang kepalamu!"
Jujur untuk saat ini aku tak bisa seruangan dengannya apalagi satu ranjang ,aku tak biasa.
Aku melenggang masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri rasanya aku ingin secepatnya diguyur air dingin yang segar.
Akira POV end
Akira berusaha membuka gaunnya tapi tak bisa sepertinya resleting gaunnya macet kalau ia paksa ia bisa merobek gaun cantik ini.
"Ih kenapa si ini baju, tidak mungkin minta tolong Farid mau di taruh mana mukaku"
Akira mulai menggerutu memaki gaun sialan nya itu.
Akira akhirnya pasrah setelah 5 menit mencoba dan akhirnya memutuskan keluar.
Farid yang dari tadi menunggu sembari duduk diranjang Akira yang tidak terlalu besar berdiri mendengar suara pintu terbuka.
"Udah selesai mandinya?"
"Aku bahkan belum mandi!"
"Kau ini bagaimana aku sudah menunggu sejak tadi, lamban sekali"
"Kalau begitu bantu aku lepas gaun ini resleting nya macet, please" mohon Akira.
"Berbalik!"
Akira mulai membalikan tubuhnya dan Farid mulai mencoba menurunkan resletingnya setelah beberapa menit akhirnya resleting yang macet itu terbuka memperlihatkan punggung Akira yang putih bersih tanpa cacat.
Farid menelan salivanya dengan nafas berat dan dada yang sesak karna gairah mulai datang.
Sesuatu dalam dirinya mulai bereaksi dadanya membuncah rasanya ia ingin menyentuh leher dan punggung indah gadis itu, tapi otak nya menolak .
'Tenang Far, tenang kau tidak boleh atau kau akan semakin terlihat seperti pria brengsek yang terus memaksa perempuan, calm Far'
ucap Farid dalam hati untuk menghanguskan api gairah yang mulai menyala dalam dirinya.
"Terimakasih" ucap Akira langsung masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi Akira mengenakan pakaiannya yang sempat ia bawa dari luar, celana pendek biru muda dan kaus lengan pendek warna putih.
Ia terbiasa memakai pakaian minim saat tidur atau ia tidak akan bisa tidur.
Ia keluar dan mendapati Farid sedang sibuk dengan ponselnya.
"Aku selesai, sana mandi!"
"Ya" jawab pria itu singkat.
Farid segera melenggang ke kamar mandi tanpa menoleh. Ia takut sesuatu dalam dirinya akan terbangun lagi jika melihat penampilan istrinya sekarang.
Celana pendeknya memperlihatkan paha mulusnya,tubuh gadis itu tercetak jelas dengan pakaian nya yang minim,bukan tidak mungkin ia akan menerjang Akira malam ini , dia pria normal toh Akira kini adalah istrinya.
Akira tak terlalu memperdulikan, toh memang sifat nya begitu, mau bagaimana lagi pikir Akira.
Tiba - tiba ponselnya berdering ada panggilan video dari Tina, saat di angkat ternyata panggilan video grup ada Zia dan Risa tapi tak ada Via, anak itu selalu begitu sulit dihubungi.
"Kenapa?" tanya Akira.
"Mau mastiin aja" sahut Risa.
"Mastiin apa sih ga jelas, aku capek mau istirahat besok lagi ya"
"Ya mastiin sesuatu,kamu gak lupa kan sekarang malam apa" kini Zia yang berucap.
"Malem minggu" sahut Akira santai.
"Ih,Kira gak asik kok malem minggu jawabnya" protes Tina.
"Lah terus l"
"Itu loh Ra,kan kamu baru nikah ya tau kan sekarang malam apa" jelas Zia.
Akira mulai sadar mulai membatin
'Hah iya ya malam pertama kok aku gak kepikiran ya,bdia gak mungkin kan mau lakuin 'itu' ke aku, aku yakin tidur bareng aja dia gak mau' batin Akira.
"Hayoo loo,bpesen keponakan cewek ya Ra" Risa mulai jail.
"Apa sih kalian, ga akan ada apa apa aku yakin manusia es itu gak akan mau tidur sama aku"
"Masa sih, Ra" tanya Zia dengan nada menggoda.
"Udah deh yakin aku jangankan begituan tidur sama aku aja pasti dia gak sudi" ucap Akira menggebu.
"Siapa yang tidak mau tidur dengan mu?"
Akira dikagetkan dengan suara Farid yang baru saja selesai dengan acara mandinya.
Akira yang kaget langsung menutup panggilan videonya.
"Bukan siapa siapa" jawab Akira.
Farid tak puas dengan jawaban Akira ia mendekati gadis itu dan menyentuh dagunya.
"Siapa?" ulangnya dengan kilatan amarah dimata coklatnya.
Akira yang mulai takut kalau kalau Farid marah akhirnya memberanikan diri untuk menjawab.
"Kamu!"
"Aku? Siapa bilang, aku kan sudah bilang dari awal kau harus bersikap layaknya seorang istri jadi kau tidur satu ruangan, satu atap, dan satu ranjang dengan ku, kalau kau melanggar kau akan aku tuntut"
Akira jadi kesal mendengar dirinya akan dituntut.
"Dikit - dikit ngancem, aku lapor ya kalau suamiku mengancam istrinya sendiri"
"Laporan bodoh macam apa itu ,kau tak akan dapat dukungan" remeh Farid.
"Zia! Dia kan sekarang udah jadi pengacara minta dukungan Zia lah" ucap Akira tak mau kalah.
"Sejak dulu kau selalu bodoh"
"Apa kau bilang?!"
"Sudahlah apa kau tidak lelah ? dasar bodoh aku mau tidur!"
Akira menganga melihat kelakuan suaminya yang kini sudah berada disamping nya dan sudah berbaring
"Pria itu bersikap sangat sok berkuasa dia bahkan tidur seenaknya diranjang ku" gumam Akira.
"Aku tau aku tampan jangan memperhatikan ku terus cepat tidur "
"Apa ?! Kau --"
Akira seketika terdiam saat Farid menarik tangannya dan membuat dirinya berbaring disamping nya.
Ia mengerjapkan matanya gelisah masih tidak menyangka apa yang terjadi padanya tidur bersama Farid membuat jantungnya tak tenang.
Tapi, Farid lelaki itu bahkan sudah tertidur dengan lelapnya.
Akira terus terusan tak tenang hingga akhirnya lama kelamaan rasa kantuknya membuat nya tertidur.
Ya akhirnya mereka tertidur tanpa melakukan apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Fransiska Siba
klu tdk mau sakit hati, jgn mancing Akira. Farid tdk akan berkata begitu kalau kau tdk mancing amarahnya
2022-08-29
0
Yadi
gagal dech malam pertama 🤣🤣
2020-12-12
1
Arsy Pudiw
😊
2020-11-02
0