17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura

Nana melayangkan pukulan tepat di mata Laura hingga Laura menjerit kesakitan.

"Argh, hentikan, tolong!" teriak Laura, meminta pertolongan. Sebab Nana kembali melabuhkan pukulan kali ini di bagian pipi sebelah kanan.

Laura tak diam. Dia pun membalas serangan Nana, hingga perkelahian pun tak dapat terelakkan. Warga komplek lantas berhamburan keluar rumah hendak mencari sumber keributan. Pak supir pun terpaksa keluar dari taksi.

Jika Laura dan Nana tengah bergelut satu sama lain sekarang. Sementara itu di tempat lain, Sandra baru saja sampai kediaman Agung, papa kandungnya. Beberapa menit sebelumnya, Sandra dan Nana curiga pada sebuah taksi di belakang, yang mengikuti mereka dan menebak itu adalah Laura.

Sandra pun meminta Nana untuk menepi. Dia berencana akan naik taksi saja pergi ke rumah Agung. Sandra tak mau sampai Laura mengetahui hubungan tak harmonis antara dia dan Agung. Di sini lah Sandra sekarang baru turun dari taksi dan mengedarkan pandangan pada halaman rumah, yang sudah lama tidak dia datangi. Banyak sekali kenangan manis dan pahit di rumah ini, kenangan yang sama sekali tak Sandra inginkan.

Sandra tiba-tiba melebarkan mata kala melihat sebuah mobil rubicon hitam keluaran terbaru terparkir di halaman rumah.

"Kurang ajar, beli apa lagi mereka!" Dengan dada bergemuruh kuat Sandra pun melangkah menuju pintu kemudian langsung menekan bell rumah.

Asisten rumah yang sudah lama menetap di rumah sejak Sandra masih kecil, bergegas membukakan pintu. Irma sempat menengok keluar sebentar melalui jendela, siapa tamu yang datang.

"Non Sandra," sapa wanita yang rambutnya sudah memutih itu sambil tersenyum sumringah.

"Bik, di mana Papaku?" Sandra mencoba bertanya dengan suara pelan, meski sebenarnya ingin sekali menerobos masuk ke dalam sekarang jua. Namun, Sandra sangat menghormati sosok di hadapannya saat ini.

"Lagi nyantai di—"

"Siapa Bik?" Mala, istri kedua Agung sekaligus mama tiri Sandra tiba-tiba muncul dari pintu penghubung. Ketika melihat Sandra, ekspresi Mala langsung berubah menjadi sinis. "Rupanya Sandra, tidak biasanya kau datang kemari, ada apa?" tanyanya.

Sandra menggeram kesal. Irma cepat-cepat menggeser badan seolah-olah tahu akan terjadi keributan sebentar lagi. Terakhir kali Sandra datang kemari, ada keributan cukup besar di rumah, sampai-sampai membuat anak bungsu Mala menangis kuat.

Sandra pun bergegas masuk ke dalam dengan raut wajah merah padam.

"Di mana Agung? Panggil suamimu itu!" seru Sandra ketika sudah di dekat Mala.

"Apa-apaan kau! Dia itu Papamu!" Tentu saja Mala terkejut dengan reaksi Sandra barusan.

"Papa!" Sandra mengabaikan Mala dan langsung memanggil Agung. Sikap tidak terpuji yang tidak pernah Sandra tunjukkan selama ini.

Mala makin melebarkan mata dan bertanya-tanya, ada apakah gerangan Sandra datang dalam keadaan marah?

"Papa!" panggil Sandra lagi.

"Jangan teriak-teriak ini bukan hutan!" sembur Mala lagi kala Sandra berteriak cukup nyaring di dekatnya barusan.

Sandra mendengus kasar.

Mendengar panggilan itu, Agung bergegas ke ruang tamu. Agung sedikit terkejut saat mendapati tatapan tajam dari kedua pasang mata indah sekarang.

"Kenapa kau teriak-teriak San? Rumah ini bukanlah hutan, ada apa?" Agung melototkan mata kepada putri sulungnya yang datang tanpa pemberitahuan.

"Berapa hutang-hutang Papa sama Bastian?!" Sandra sudah melupakan etikanya pada orang yang lebih tua.

"Hutang apa maksudmu?"

"Jangan berkilah Pa! Papa masih punya hutang lagi kan! Cepat jawab berapa nominalnya!" seru Sandra sebab Agung tak langsung berkata jujur.

"Kau ini benar-benar tidak sopan dengan Papamu," celetuk Mala seketika sambil melototkan mata.

"Jangan ikut campur urusanku! Mana dokumennya!" Sandra kembali bertanya.

Agung mendengus kasar, mau tak mau pergi ke kamar hendak mengambil dokumen berisi seluruh hutan-hutangnya. Sesudah itu dia kembali lagi ke ruang depan kemudian menyodorkan dokumen tersebut pada Sandra.

Sandra membuka cepat-cepat dokumen tersebut. Mulutnya langsung mengangga lebar ketika melihat hutang Agung hampir menyentuh angka 500 miliar. Nominal yang sangat besar, hasil penjualan tasnya pun tak dapat menutupi. Tidak hanya itu ada perjanjian antara Bastian dan Agung, yang berisi jika belum lunas Sandra tak boleh pergi.

"Memangnya kenapa dengan hutang-hutang Papamu?" Mala tiba-tiba memberi komentar sambil mengangkat dagu dengan sangat angkuh.

Sandra mengabaikan Mala. Malah menatap Agung dengan mata mulai berkaca-kaca.

"Kau tidak pantas disebut sebagai Papa! Kau telah menjualku! Aku sangat membencimu! Kau dan gundikmu tidak pantas hidup di dunia ini!!!"

"Kurang ajar! Kau mengatai aku gundik!" Mala tersulut emosi, tanpa pikir panjang menampar Sandra.

Plak!

Sandra tersentak, menampar balik Mala dengan kuat hingga Mala terhuyung-huyung ke belakang sejenak.

Plak!!!

"Sandra, apa-apaan kau!?" teriak Agung menggelegar dengan mata merah menyala.

Lelaki yang wajahnya masih terlihat tampan meski sudah berumur itu menampar pipi kanan Sandra dengan sangat kuat, hingga Sandra terjatuh ke lantai dan darah pun. mengalir lembut di sudut bibirnya.

Sandra terkesiap, cepat-cepat memegang pipinya yang terasa mulai panas sekarang, lalu memandang ke arah Mala dan Agung dengan sangat tajam. Dada Sandra terasa mulai sesak. Bukannya membantunya, Agung malah mendekati Mala sekarang.

Luka yang ditorehkan Agung amat membekas di hati Sandra. Dahulu, saat Sandra berumur tujuh tahun, Agung menduakan mamanya juga. Ketika mengetahui sang suami menyimpan gundik, Ayu memilih pergi dari rumah tanpa mengucapkan satu patah kata pun pada Sandra. Sampai saat ini keberadaan Ayu tak juga diketahui. Sandra sangat membenci papa dan mamanya! Keduanya telah membuat gadis mungil ini tumbuh menjadi wanita dingin dan keras kepala.

Kata orang akan ada balasan untuk orang berselingkuh? Namun, semua itu hanyalah kebohongan belaka saja. Selama bertahun-tahun Agung dan Mala justru hidup berbahagia, serta memiliki tiga orang anak. Sandra jadi mulai ingat, sejak kapan ada keadilan di dunia fana ini?

Melihat papanya lebih perhatian pada istri keduanya itu sekarang. Dengan sekuat tenaga Sandra menahan air mata agar tak tumpah.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Agung sambil memeriksa keadaan Mala.

Mala tiba-tiba meneteskan air mata. "Sakit Agung, sakit, anakmu itu kurang ajar sekali ...."

Agung mengepalkan kedua tangan, dengan gesit menghampiri Sandra kembali, yang masih duduk di lantai dengan mata berkaca-kaca. Agung hendak menampar lagi. Namun, sebelum hal yang mengerikan itu terjadi, dari pintu depan Nana berlari lincah kemudian menangkis tangan Agung.

"Berani-beraninya Bapak menyentuh Bu Sandra?!" pekik Nana sambil mendorong tubuh pria itu.

Agung terkesiap, dengan napas terengah-engah menatap dingin Nana. "Wanita ini, masih hidup kau ternyata?!" kata Agung lagi. Masih ingat dengan Nana, wanita yang pernah memukulnya saat terjadi keributan di rumah beberapa tahun silam.

Nana mengerling sesaat. "Iya, selama Bu Sandra hidup saya pun masih hidup, jauhkan tangan kotor Bapak dari tubuh Bu Sandra! Apa Bapak mau saya pukul lagi hah?!" teriak Nana.

Ancaman Nana tentu saja membuat Agung dan Mala hanya dapat menahan kesal. Tenaga Nana tak dapat diragukan lagi. Kala itu, pukulan Nana membuat Agung masuk rumah sakit selama tiga hari.

Setelah itu Nana langsung membantu Sandra untuk berdiri.

"Ayo, kita pergi dari rumah berhantu ini Bu,"ucap Nana. Melirik sinis Mala dan Agung sekilas.

Sandra mengangguk pelan.

"Keluar kalian dari sini! Dasar pembuat onar!" seru Mala setelah melihat Nana menuntun Sandra menuju pintu rumah.

"Dengan senang hati gundik!" seru Nana dari kejauhan sambil menyeringai tipis.

Mala hendak menghampiri Nana, tapi Agung menahan tangannya.

Sesampainya di ambang pintu. Sandra tiba-tiba menoleh ke arah Irma.

"Bik, aku pulang dulu ya, maaf membuat keributan di rumah." Sandra malah pamit undur diri pada Irma.

"Nggak apa-apa Non, nggak apa-apa, hati-hati pulangnya Non," balas Irma, menatap sendu Sandra. Irma adalah saksi bagaimana Sandra kecil tumbuh seorang diri tanpa kasih sayang dari papa atau pun mamanya. Tanpa terasa Irma meneteskan air mata kala kilasan balik Sandra berputar-putar di benaknya sekarang.

Dulu, jika nilai sekolah rendah, Sandra sering kali dipukul Mala. Bukan hanya ketika nilai rendah, tanpa berbuat salah sekali pun Sandra selalu dipukul. Tidak hanya dipukul, tapi ditendang dan kadang-kadang dikurung di ruangan gelap, bahkan tidak beri makan selama berhari-hari. Agung seperti orang buta dan orang tuli ketika Sandra disiksa Mala. Irma lah yang memberi Sandra makan secara bersembunyi-sembunyi dan berusaha memberi kasih sayang pada anak kecil itu. Meskipun pada akhirnya Irma disiksa Mala juga.

Sandra mengangguk lalu berjalan pelan keluar bersama Nana. Saat di depan pintu mobil. Sandra baru sadar bila terdapat memar di pipi kanan Nana sekarang.

Sandra mulai mengerutkan dahi. "Na, wajahmu kenapa?"

"Sudah, tidak usah Ibu pikirkan. Ibu harus senang karena saya baru saja mendapatkan bukti perselingkuhan Bastian dan wanita jalang itu! Dan saya juga mendapatkan solusi agar hutang-hutang Pak Agung lunas!"

Terpopuler

Comments

sutiasih kasih

sutiasih kasih

pnderitaan dri papanya sdh dia rasakn pukuhan tahun lamanya.... skrg punya suamipun sama mnderitanya....
haruskah mnunggu puluhan tahun lgi sandra untuk lepas dri smua pndritaannya??

2025-02-18

2

Ma Em

Ma Em

Ada ya orang tua yg jahat sama anaknya gara2 istri keduanya semoga Sandra segera bisa lepas dari Bastian dan ada orang yg baik mau menolong Sandra dan bisa mengalahkan kekuasaan Bastian

2025-02-18

0

Yati Syahira

Yati Syahira

500 milyar boo woooe

2025-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bergemuruh Kuat
2 2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3 3. Mari Kita Bercerai
4 4. Tidak Bisa
5 5. Memulai Permainan
6 6. Strategi
7 7. Masuk Jebakan
8 8. Aku Mencintaimu, San!
9 9. Mengerjai Laura
10 10. Perih
11 11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12 12. Satu Atap
13 13. Cemburu
14 14. Tidak Mau Disentuh
15 15. Renovasi
16 16. Menghajar Laura
17 17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18 18. Aku Membencimu!
19 19. Pergi Dari Rumah
20 20. Viral
21 21. Jangan Gila!
22 22. Mengambil Sandra
23 23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24 24. Pernyataan Cinta
25 25. Keras Kepala
26 26. Tidak Patah Semangat
27 27. Keputusan
28 28. Bertemu Mertua
29 29. Sah, Jadi Janda!
30 30. Bertemu Camer
31 31. Jadi Kapan?
32 32. Pengantin Baru
33 33. Kebiasaan Aneh Chester
34 34. Malam Pertama
35 35. Belum Sadar
36 36. Tidak Mungkin ....
37 37. Kejutan
38 38. Rindu
39 39. Belah Mangga (21+)
40 40. Masih Belah Mangga (21++)
41 41. Rencana Gila Mala
42 42. Takut
43 43. Menyelesaikan Masalah
44 44. Kecewa
45 45. Taring
46 46. Penculikan
47 47. Tolong!
48 48. Persidangan
49 49. Merebut Sandra!
50 50. Sikap Aneh
51 51. Menggoda
52 52. Rencana
53 53. Tidak Menyerah
54 54. Ngamuk
55 55. Rencana Nana
56 56. Ketakutan
57 57. Bertemu Bastian
58 58. Laki-laki Pengecut!
59 59. Kepikiran
60 60. Panik
61 61. Meminta Saran
62 62. Bulan Madu
63 63. Sampai Kapan?
64 64. Ajari Istrimu!
65 65. Saling Terbuka
66 66. Rencana
67 67. Tidak Akan Bercerai
68 68. Tingkah Laku Aneh Chester
69 69. Berbeda
70 70. Mimik
71 71. Hamil!
72 72. Bahagia
73 73. Merebut
74 74. Mata Tajam
75 75. Berusaha Menggoda
76 76. Jebakan Batman
77 77. Ditalak
78 78. Menyesal
79 79. Terkejut
80 80. Akhir Segalanya | TAMAT
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. Bergemuruh Kuat
2
2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3
3. Mari Kita Bercerai
4
4. Tidak Bisa
5
5. Memulai Permainan
6
6. Strategi
7
7. Masuk Jebakan
8
8. Aku Mencintaimu, San!
9
9. Mengerjai Laura
10
10. Perih
11
11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12
12. Satu Atap
13
13. Cemburu
14
14. Tidak Mau Disentuh
15
15. Renovasi
16
16. Menghajar Laura
17
17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18
18. Aku Membencimu!
19
19. Pergi Dari Rumah
20
20. Viral
21
21. Jangan Gila!
22
22. Mengambil Sandra
23
23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24
24. Pernyataan Cinta
25
25. Keras Kepala
26
26. Tidak Patah Semangat
27
27. Keputusan
28
28. Bertemu Mertua
29
29. Sah, Jadi Janda!
30
30. Bertemu Camer
31
31. Jadi Kapan?
32
32. Pengantin Baru
33
33. Kebiasaan Aneh Chester
34
34. Malam Pertama
35
35. Belum Sadar
36
36. Tidak Mungkin ....
37
37. Kejutan
38
38. Rindu
39
39. Belah Mangga (21+)
40
40. Masih Belah Mangga (21++)
41
41. Rencana Gila Mala
42
42. Takut
43
43. Menyelesaikan Masalah
44
44. Kecewa
45
45. Taring
46
46. Penculikan
47
47. Tolong!
48
48. Persidangan
49
49. Merebut Sandra!
50
50. Sikap Aneh
51
51. Menggoda
52
52. Rencana
53
53. Tidak Menyerah
54
54. Ngamuk
55
55. Rencana Nana
56
56. Ketakutan
57
57. Bertemu Bastian
58
58. Laki-laki Pengecut!
59
59. Kepikiran
60
60. Panik
61
61. Meminta Saran
62
62. Bulan Madu
63
63. Sampai Kapan?
64
64. Ajari Istrimu!
65
65. Saling Terbuka
66
66. Rencana
67
67. Tidak Akan Bercerai
68
68. Tingkah Laku Aneh Chester
69
69. Berbeda
70
70. Mimik
71
71. Hamil!
72
72. Bahagia
73
73. Merebut
74
74. Mata Tajam
75
75. Berusaha Menggoda
76
76. Jebakan Batman
77
77. Ditalak
78
78. Menyesal
79
79. Terkejut
80
80. Akhir Segalanya | TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!