13. Cemburu

Laura tersentak. Tubuhnya terhuyung-huyung ke belakang sesaat karena tamparan Sandra begitu kuat, hingga pipi kanannya tampak sedikit merah sekarang.

Dengan sekuat tenaga Laura menahan tubuh lalu melototkan mata.

"Aku akan meng—"

"Apa?! Kau ingin mengadu dengan Bastian! Silakan, adukan saja padanya!" sela Sandra dengan napas memburu.

Kesabaran Sandra sudah habis. Jika Laura tidak menamparnya tadi, Sandra tidak akan mau menampar balik wanita yang tengah berbadan dua itu. Sandra pun tak mengira Laura akan bereaksi demikian. Di titik ini Sandra sudah tidak peduli lagi jika Bastian akan membuatnya terluka kala mengetahui istri keduanya itu baru saja dia tampar!

Laura menggeram kesal. "Awas saja kau! Aku akan meminta Bastian untuk menceraikanmu!" serunya.

Sandra malah tertawa keras. Pada akhirnya sifat asli Laura terlihat juga. Sandra telah berhasil memancing wujud madunya itu keluar.

Hal itu membuat Laura mengerutkan dahi samar-samar.

"Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?" kata Laura dengan tangan terkepal erat.

Sandra perlahan mendekat sembari melipat tangan di dada lalu mulai mengitari Laura, dan menatap mencemooh madunya itu.

"Lucu saja, aku sangat senang jika Bastian benar-benar menuruti perkataanmu! Tapi, nyatanya sampai sekarang Bastian tidak mau menceraikan aku, sadarlah Laura, Bastian hanya menginginkan anak saja darimu," kata Sandra, menyeringai tipis.

Pernyataan Sandra sontak menusuk-nusuk dada Laura seketika. Muka wanita itu tampak merah padam sekarang.

"Tidak mungkin, kami saling mencintai dan anak ini adalah hasil hubungan kami!" Laura melebarkan mata dengan sangat cepat, baru sadar akan ucapannya barusan. Dia bekap cepat mulutnya sambil menatap tajam Sandra.

Sandra terkekeh lagi. Akhirnya ada satu bukti yang bisa dia bawa ke persidangan nanti. Dia lirik ke atas sejenak, di mana terdapat CCTV tersembunyi. CCTV canggih yang bisa menangkap suara-suara di dalam ruangan.

Keringat dingin mulai mengalir di kening Laura sekarang. Kemarin, Bastian sempat mengancamnya agar perselingkuhan mereka jangan sampai diketahui Sandra. Bastian beralasan jika sampai hubungan mereka sampai terendus oleh media masa, citra Bastian dan Laura akan buruk di depan publik nanti.

"Baiklah, jika kalian memang saling mencintai. Ambillah Bastian, aku tidak mau menghalangi cinta kalian," kata Sandra, menyeringai tipis lagi.

Laura perlahan membuka mulut lalu mendengus kesal. "Iya, kami saling mencintai! Dan aku akan mengadu pada Bastian jika kau menamparku barusan!"

Sandra perlahan menghentikan langkah. "Adukan saja dengan Bastian dan aku juga akan mengadu kalau kau yang menamparku duluan. Tapi sebelum kau mengadu, apa benar anak di kandunganmu ini anak Bastian? Apa jangan-jangan itu hasil hubunganmu dengan pria lain," kata Sandra seraya melirik ke perut Laura sekilas dengan tatapan menyelidik.

Laura tak langsung menyahut, malah menggerakkan mata ke segala arah sebentar. Wanita berambut pendek tersebut seperti menyembunyikan sesuatu.

"Jangan asal tuduh kau! Tentu saja ini anak Bastian! Apa kau punya bukti?" balas Laura.

Sandra tak langsung menyahut, malah tersenyum penuh arti. "Kalau aku punya bukti, bagaimana?katanya, membuat Laura tampak panik sekarang.

"Katakan saja pada Bastian kalau aku menamparmu dan aku akan memberi bukti juga pada Bastian kalau itu bukanlah anakmu," Sandra menambahkan.

"Sudahlah, aku tidak akan memberitahu Bastian jika istri pertamanya ini bermuka dua! Kau wanita yang sangat jahat yang pernah aku temui! Aku mau bertemu Bastian sekarang!" sembur Laura lalu cepat-cepat melangkah keluar dari kamar tersebut.

Sandra tak menanggapi, hanya menatap punggung Laura dengan satu alis terangkat sedikit.

"Aku heran apa yang dilihat Bastian dari Laura, dia benar-benar ceroboh, hm, aku jadi yakin kalau itu bukanlah anak Bastian."

Sandra tak mengira respon Laura seperti tadi. Sandra hanya asal tebak saja. Sandra pun tidak peduli jika anak yang bersemayam di perut Laura bukanlah anak Bastian. Point paling terpenting di sini, Bastian sudah menduakannya dan telah membuat hatinya hancur berkeping-keping. Maka dari itu, Bastian harus hancur jika dia pergi nanti.

Dalam sekejap, wanita bermata indah itu tiba-tiba melangkah cepat menuju nakas dan menghubungi Nana.

"Na, besok aku mau kau mengambil tas yang tidak pernah kupakai lagi di rumahku lalu jual lah tas-tas itu ke toko Madam Bree, siapa tahu saja uangnya bisa aku gunakan untuk tambahan membayar hutang-hutang papaku," kata Sandra, begitu panggilan terhubung. Meskipun Sandra tahu hasil penjualan tas tidak bisa menutupi hutang-piutang Agung, tapi Sandra harus tetap berusaha. Sandra tidak sabar lagi ingin berpisah dengan Bastian.

"Siap Bu Sandra!" Di ujung telepon, Nana langsung mengiyakan.

"Selidiki lebih dalam lagi tentang Laura."

Setelah berkata demikian, Sandra menaruh gagang telepon ke tempatnya kembali. Lalu secepat kilat memutar badan hendak mengganti pakaian, Sandra ingin berenang. Jika stres, Sandra pasti akan berenang malam-malam di dalam rumah.

Sementara itu di sisi lain. Laura tak bisa menemui Bastian. Karena Bastian masih di ruang bermain Aldo. Asisten rumah melarangnya untuk masuk ke ruangan tersebut sebab Sandra akan marah besar.

Dengan terpaksa Laura, menunggu di ruang tengah sambil melirik ke segala arah, memperhatikan rumah tersebut yang terlihat amat megah.

"Aku harus membuat Bastian menceraikan Sandra, agar semua ini menjadi milikku," gumam Laura pelan dengan senyum smirk mengembang.

Perhatian Laura tiba-tiba teralihkan dengan kedatangan Sandra. Laura mengepalkan kedua tangan ketika melihat Sandra melepas kimononya sekarang, dan menampilkan tubuhnya yang memakai bikini berwarna merah menyala.

'Mau apa dia? Apa dia mau menggoda Bastian! Sial! Benar-benar jalang!'

Sandra mengacuhkan keberadaan Laura, memilih sibuk mengambil remote control di ujung ruangan.

Tidak dapat dipungkiri, tubuh Sandra terlihat amat seksi. Kulitnya putih bersih bahkan lalat atau nyamuk sekali pun akan terpeleset jika hinggap di kulit Sandra. Kedua kakinya juga terlihat sangat ramping dan pas sekali. Bagi siapa pun yang memandang Sandra sekarang, pasti akan menelan air liurnya berkali-kali.

Laura jadi cemburu dan berharap Bastian tidak datang kemari nanti, tapi harapannya langsung pupus. Dari pintu penghubung antar ruangan, Bastian berjalan pelan bersama Aldo.

"Mama!" panggil Aldo, tiba-tiba melepas tangan Bastian kemudian berlari cepat mendekati Sandra. Sementara Bastian menghampiri Laura.

Dari kejauhan, Sandra mengulum senyum singkat kemudian merendahkan tubuh dan mengecup pelan kedua pipi Aldo.

"Sudah main sama Papa?"

"Su—dah Ma!" Aldo kecil tersenyum riang sambil menunjukkan gigi-gigi putihnya.

"Baguslah, Aldo duduk di dekat Papa ya, Mama mau berenang,"ucap Sandra lalu mengecup lagi pipi bulat Aldo.

Aldo mengangguk patuh dan bergegas, mendekati Bastian, yang saat ini menjatuhkan diri di dekat Laura.

"Kenapa Sandra pakai bikini sih di dalam rumah?" Begitu melihat Bastian duduk di samping, Laura langsung berkata dengan sedikit ketus.

Bastian melirik ke samping dengan alis kiri terangkat sedikit. "Tentu saja Sandra mau berenang, Sandra kalau capek memang suka berenang. Apa ada yang salah Lau?" tanyanya seraya melirik ke samping, di mana Aldo sudah berhasil duduk di sebelahnya sekarang.

Laura hendak protes lagi. Dia merasa aneh, Sandra mau berenang tapi sejauh mata memandang tidak terlihat kolam berenang di sekitar. Namun, belum sempat Laura menggerakkan lidah, lantai ruangan di bagian tengah bergerak pelan. Terlihat lah kolam renang d tengah-tengah dan di bagian yang duduki Laura dan Bastian sekarang menjadi tepian kolam.

Laura terperangah sejenak dengan rumah tersebut. Keinginannya untuk menjadi nyonya di rumah ini bertambah berkali-kali lipat.

"Laura?" ujar Bastian lagi karena Laura belum menjawab pertanyaannya barusan.

Laura segera tersadar lalu menatap Bastian. "Tidak, tadi aku tidak lihat ada kolam renang makanya aku merasa aneh, hehe."

Bastian mengangguk pelan kemudian mengambil ponsel di saku celana.

"Bas, kita ke kamar saja yuk," kata Laura hendak berbicara empat mata, berencana membujuk Bastian untuk menceraikan Sandra. Di tambah lagi, dia tak mau Bastian berlama-lama di sini sebab Sandra memakai pakaian yang memperlihatkan hampir seluruh tubuhnya. Tentu saja Laura dilanda cemburu.

Namun, realita-nya Bastian sibuk memandang ponsel sekarang.

"Di sini saja, aku harus memeriksa saham hari ini."

Laura hanya bisa menahan kesal kala Bastian tidak mau beranjak dari sofa sedikit pun. Laura melihat Sandra sudah mulai berenang dan sesekali menyembul ke permukaan dengan mengibaskan rambut panjangnya sejenak.

Laura melirik-lirik ke samping, melihat Bastian justru sibuk menggulir-ulir layar ponsel dan sesekali mengajak Aldo berbicara. Walaupun begitu, Laura tetap saja cemburu, sampai akhirnya Laura tiba-tiba membuka suara.

"Bas, belikan aku tas herm*s dong! Masa Sandra saja yang kau belikan, kan aku juga istrimu," kata Laura, teringat tas mewah di dalam kamar Sandra tadi.

Gerakan jari Bastian perlahan berhenti. Dengan cepat dia menoleh ke samping sambil mengerutkan dahi sedikit. "Lau, tas itu sangatlah mahal dan aku tidak pernah membelikan Sandra tas. Sandra selalu membeli tasnya sendiri."

Laura langsung cemberut. "Kau tidak sayang denganku dan bayiku ya?"

Bastian mendesah berat. "Iya, iya aku akan membelikanmu tas. Jangan cemberut lagi ya dan diam sebentar, aku harus fokus dulu."

Laura spontan tersenyum dan langsung mengangguk.

"Kau tidak berenang?" ucap Sandra seketika berdiri di hadapan Bastian dan Laura, dengan tubuh masih basah. Sandra memutuskan untuk naik ke permukaan dan sengaja mendekati madu dan suaminya itu secara diam-diam.

Bastian dan Laura serempak terkejut. Secepat kilat menoleh ke atas.

"Mau menemaniku berenang?" kata Bastian sambil mengulum senyum.

Mendengar respon Bastian, Laura melebarkan mata, dadanya mulai bergemuruh kuat.

"Tidak, aku sudah dingin, ini waktunya aku menidurkan Aldo."

"Hm, baiklah." Pandangan Bastian masih tertuju pada Sandra. Senyumannya pun tak memudar sejak tadi dan membuat Laura mengepalkan kedua tangan dengan sangat erat sekarang.

Sandra tiba-tiba menyambar tangan Aldo. "Ayo Nak, kita ke kamarmu," katanya sambil menggandeng tangan Aldo lalu tak lupa mengambil kimono di lantai.

Sandra pun mulai berjalan ke kamar Aldo sambil melenggak-lenggokkan pinggul dan Bastian masih asik memperhatikan Sandra dari tempat duduknya.

Setelah punggung Sandra dan Aldo menghilang. Laura seketika berteriak,"Bastian! Kau lihat apa?!" Wanita itu sudah tak mampu menahan cemburu lagi. Sebab Bastian tidak mengalihkan pandangan dari Sandra dari tadi.

Bastian terkesiap. Dengan raut wajah mulai kesal langsung menoleh ke samping. "Lihat Sandra, memangnya ada yang salah?" tanya Bastian dengan nada sedikit meninggi.

"Jangan lihat dia, ada aku loh di sampingmu, aku ini butuh perhatian!"

Bastian melebarkan mata, merasa Laura terlalu berlebihan.

"Kau ini kenapa sih? Kau kan sudah tahu kalau Sandra istri pertamaku! Aku tahu kau butuh perhatian. Tapi Sandra juga butuh perhatian. Sudahlah, kau membuatku pusing! Pergilah ke kamarmu sekarang, malam ini aku tidur di kamar Sandra!" seru Bastian dengan suara meninggi, sambil beranjak dari sofa.

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Laura mau mengalahkan Sandra mana bisa mimpi aja kalee emang kalau pelakor itu tdk punya malu malah ingin menguasai segala yg Sandra punya semangat Sandra punya madu seperti Laura mah anggap saja patung tdk boleh kalah Sandra harus yg terdepan

2025-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bergemuruh Kuat
2 2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3 3. Mari Kita Bercerai
4 4. Tidak Bisa
5 5. Memulai Permainan
6 6. Strategi
7 7. Masuk Jebakan
8 8. Aku Mencintaimu, San!
9 9. Mengerjai Laura
10 10. Perih
11 11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12 12. Satu Atap
13 13. Cemburu
14 14. Tidak Mau Disentuh
15 15. Renovasi
16 16. Menghajar Laura
17 17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18 18. Aku Membencimu!
19 19. Pergi Dari Rumah
20 20. Viral
21 21. Jangan Gila!
22 22. Mengambil Sandra
23 23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24 24. Pernyataan Cinta
25 25. Keras Kepala
26 26. Tidak Patah Semangat
27 27. Keputusan
28 28. Bertemu Mertua
29 29. Sah, Jadi Janda!
30 30. Bertemu Camer
31 31. Jadi Kapan?
32 32. Pengantin Baru
33 33. Kebiasaan Aneh Chester
34 34. Malam Pertama
35 35. Belum Sadar
36 36. Tidak Mungkin ....
37 37. Kejutan
38 38. Rindu
39 39. Belah Mangga (21+)
40 40. Masih Belah Mangga (21++)
41 41. Rencana Gila Mala
42 42. Takut
43 43. Menyelesaikan Masalah
44 44. Kecewa
45 45. Taring
46 46. Penculikan
47 47. Tolong!
48 48. Persidangan
49 49. Merebut Sandra!
50 50. Sikap Aneh
51 51. Menggoda
52 52. Rencana
53 53. Tidak Menyerah
54 54. Ngamuk
55 55. Rencana Nana
56 56. Ketakutan
57 57. Bertemu Bastian
58 58. Laki-laki Pengecut!
59 59. Kepikiran
60 60. Panik
61 61. Meminta Saran
62 62. Bulan Madu
63 63. Sampai Kapan?
64 64. Ajari Istrimu!
65 65. Saling Terbuka
66 66. Rencana
67 67. Tidak Akan Bercerai
68 68. Tingkah Laku Aneh Chester
69 69. Berbeda
70 70. Mimik
71 71. Hamil!
72 72. Bahagia
73 73. Merebut
74 74. Mata Tajam
75 75. Berusaha Menggoda
76 76. Jebakan Batman
77 77. Ditalak
78 78. Menyesal
79 79. Terkejut
80 80. Akhir Segalanya | TAMAT
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. Bergemuruh Kuat
2
2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3
3. Mari Kita Bercerai
4
4. Tidak Bisa
5
5. Memulai Permainan
6
6. Strategi
7
7. Masuk Jebakan
8
8. Aku Mencintaimu, San!
9
9. Mengerjai Laura
10
10. Perih
11
11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12
12. Satu Atap
13
13. Cemburu
14
14. Tidak Mau Disentuh
15
15. Renovasi
16
16. Menghajar Laura
17
17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18
18. Aku Membencimu!
19
19. Pergi Dari Rumah
20
20. Viral
21
21. Jangan Gila!
22
22. Mengambil Sandra
23
23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24
24. Pernyataan Cinta
25
25. Keras Kepala
26
26. Tidak Patah Semangat
27
27. Keputusan
28
28. Bertemu Mertua
29
29. Sah, Jadi Janda!
30
30. Bertemu Camer
31
31. Jadi Kapan?
32
32. Pengantin Baru
33
33. Kebiasaan Aneh Chester
34
34. Malam Pertama
35
35. Belum Sadar
36
36. Tidak Mungkin ....
37
37. Kejutan
38
38. Rindu
39
39. Belah Mangga (21+)
40
40. Masih Belah Mangga (21++)
41
41. Rencana Gila Mala
42
42. Takut
43
43. Menyelesaikan Masalah
44
44. Kecewa
45
45. Taring
46
46. Penculikan
47
47. Tolong!
48
48. Persidangan
49
49. Merebut Sandra!
50
50. Sikap Aneh
51
51. Menggoda
52
52. Rencana
53
53. Tidak Menyerah
54
54. Ngamuk
55
55. Rencana Nana
56
56. Ketakutan
57
57. Bertemu Bastian
58
58. Laki-laki Pengecut!
59
59. Kepikiran
60
60. Panik
61
61. Meminta Saran
62
62. Bulan Madu
63
63. Sampai Kapan?
64
64. Ajari Istrimu!
65
65. Saling Terbuka
66
66. Rencana
67
67. Tidak Akan Bercerai
68
68. Tingkah Laku Aneh Chester
69
69. Berbeda
70
70. Mimik
71
71. Hamil!
72
72. Bahagia
73
73. Merebut
74
74. Mata Tajam
75
75. Berusaha Menggoda
76
76. Jebakan Batman
77
77. Ditalak
78
78. Menyesal
79
79. Terkejut
80
80. Akhir Segalanya | TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!