3. Mari Kita Bercerai

Hening melanda.

Sandra masih tak bersuara. Bibirnya benar-benar terkunci. Kini wanita berparas tegas itu memandang ke bawah tanpa menunjukkan ekspresi sama sekali. Sementara Bastian, makin panik karena Laura sudah melampaui batas. Bastian hendak menggerakkan lidah. Namun, Sandra tiba-tiba membuka suara.

"Apa kau selalu merendahkan dirimu?" kata Sandra, nada suaranya terdengar sangat tegas hingga Laura menatapnya penuh keheranan sekarang.

Termasuk Bastian, yang saat ini mengerutkan dahi dengan sangat kuat. Karena Sandra tak menanggapi perkataannya yang tadi.

"Maksud Nyonya?" tanya Laura, masih kebingungan.

"Kau masih bertanya, aku ini bukan Tuhan, untuk apa kau bersujud di hadapanku," kata Sandra lalu dengan sigap memutar tumit dan berjalan cepat menuju pintu.

Sandra sudah tidak tahan lagi. Terlalu lama menatap wajah Bastian dan Laura membuat dadanya terasa remuk redam. Sandra memutuskan untuk pergi dari sini. Dia tak mau air matanya dilihat oleh kedua manusia tersebut.

"Sandra, tunggu!" Kepanikan Bastian bertambah berkali-kali lipat. Dia pun langsung menggerakkan kaki dengan cepat. Namun, Laura menahan tangannya seketika.

Secepat kilat Bastian menoleh ke belakang. "Laura, lepaskan tanganku!"

"Tidak mau, aku tidak mau sendirian di sini, biarkan saja dia pergi. Yang penting dia sudah tahu," kata Laura dengan bibir merengut ke bawah.

Bastian berdecak kesal, hendak menghempas tangan Laura, tapi istri sirinya itu menahan tangannya dengan sangat kuat sekarang. Bastian melirik ke depan kembali di mana Sandra sudah menghilang d balik pintu.

"Lepaskan aku, Laura!" teriak Bastian kemudian sambil menghempas kuat tangan Laura hingga Laura tampak terkejut seketika.

"Kau kasar denganku Bas," kata Laura dengan mata tampak berkaca-kaca.

Bastian membuang napas kasar sejenak. "Aku minta maaf, ini juga salahmu, kenapa kau mengatakan kalau aku sudah menikahimu, padahal kita bisa berbohong, tapi kau malah ...."

Bastian menjeda kalimatnya, suaranya terdengar sangat kesal, hingga Laura mulai meneteskan air mata.

"Salahku? Jadi aku salah begitu, kau jahat denganku Bas, apa kau tidak mencintaiku lagi? Aku kan hanya mau berkata jujur dengan Sandra, siapa tahu saja dia mau menerimaku," kata Laura membuat Bastian tampak serba salah sekarang.

Bastian tiba-tiba menarik Laura ke dalam pelukan kemudian berkata,"Bukan begitu, hei dengarkan aku, tentu saja aku mencintaimu Laura, hanya saja—"

"Lihatlah Nak, Papamu tidak sayang lagi sama kita!" sela Laura cepat, detik itu pula tangisnya langsung pecah.

Bastian hanya dapat membuang napas kasar dan tak lagi menanggapi perkataan Laura. Dia elus pelan punggung Laura sambil memeluk wanita itu dengan erat.

"Sudah, jangan menangis lagi, aku sayang kau dan anak kita, sekarang kau di sini dulu ya, aku harus menemui Sandra sekarang."

Laura tiba-tiba mengendurkan pelukan dan menatap dalam mata Bastian. "Untuk apa kau menemui Sandra, aku butuh kau di sini. Nanti saja kau menemui dia."

"Tidak bisa Lau, aku harus berbicara dengan Sandra, agar dia tidak salah paham, tenanglah, aku tidak akan lama, setelah semua masalah selesai, aku akan ke sini lagi, selama menunggu pesanlah apa pun yang kau inginkan, aku akan mentransfer uang untukmu nanti," kata Bastian lalu mengecup singkat kening Laura.

Bibir Laura semakin mengerucut ke bawah. "Baiklah, tapi jangan lama-lama ya, untuk saat ini akulah yang paling butuh perhatian darimu."

"Iya, aku tidak akan lama." Lagi Bastian mengecup singkat kening Laura.

"Aku pergi," ujar Bastian lalu melangkah cepat menuju pintu.

"Hati-hati Bas, Sandra pasti mengerti dengan keputusanmu," kata Laura sambil menatap punggung Bastian mulai menghilang dari pintu.

Setelah tak melihat Bastian di sekitar. Wajah Laura langsung berubah 360 derajat, menjadi sangat angkuh. Wanita itu bersedekap di dada sambil menyeringai tajam.

"Sepertinya Tuhan tengah berpihak padaku. Aku tidak perlu susah-susah memberitahu Sandra. Dia yang datang sendiri ke sini, haha! Sebentar lagi aku akan jadi istri Bastian satu-satunya!" seru Laura kemudian tergelak keras.

Sementara itu, di lain sisi. Sandra mempercepat laju kendaraan sambil menangis tersedu sedan di dalam mobil. Dadanya terasa amat sakit, seolah-olah ada benda tajam yang menghujam dadanya sekarang. Sandra sangat tak bisa menjabarkan rasa sakit yang dia rasakan saat ini. Sandra mencoba untuk berhenti menangis, tapi cairan itu semakin mengalir dengan sangat deras.

Bayangan pernikahan dia dan Bastian menari-nari di benaknya seketika. Di mana Bastian bersumpah akan membahagiakan Sandra sebagaimana mestinya.

"Aku mencintaimu Sandra, mari kita menua bersama-sama," kata Bastian sepuluh tahun yang lalu.

Sandra berharap semua ini hanyalah mimpi, tapi inilah kenyataan sesungguhnya. Ternyata ada wanita lain di hati suaminya.

"Kenapa kau mengkhianiati aku, Bas ...." lirih Sandra dengan napas mulai tak beraturan. Karena air mata masih mengalir dari pelupuk matanya.

Sampai pada akhirnya, mobil mewah Sandra sampai di gerbang rumah. Sandra sudah tampak tenang sekarang, jejak air matanya pun tak lagi terlihat.

Begitu melihat pemilik rumah masuk ke pekarangan. Para asisten rumah bergegas melakukan tugasnya masing-masing. Ada yang berdiri di depan ambang pintu dan ada pula yang berdiri di anak tangga, tengah membukakan pintu mobil Sandra.

Sandra pun langsung keluar lalu berkata,"Apa Aldo sudah tidur?"

Belum sempat mereka menjawab. Kedua asisten itu tampak mengerutkan dahi kala melihat mobil milik Bastian masuk ke pekarangan rumah dan berhenti tepat di belakang mobil Sandra. Tidak seperti biasanya Bastian di rumah pada jam segini, lelaki itu jarang sekali pulang sore, biasanya selalu pulang malam karena jadwal kerja di kantor memang padat.

Bastian tiba-tiba turun dari mobil. "Sandra! Kita harus berbicara!"

Sandra tak menggubris. Justru melangkah dengan tergesa-gesa menuju pintu. Melihat wajah Bastian membuat Sandra sangat muak!

"Sandra!" panggil Bastian kembali sambil menggerakkan kaki hendak mengejar Sandra.

Untuk kesekian kalinya, Sandra tak menanggapi perkataan Bastian. Wanita itu masuk dengan sangat cepat ke dalam rumah, meninggalkan Bastian di belakang tampak gusar karena diabaikan istrinya sendiri. Bastian lantas memutuskan berlari kecil.

Tak berselang lama, sampailah Sandra di dalam kamar. Dia hendak menutup pintu rapat-rapat tapi Bastian sudah terlebih dahulu masuk ke dalam ruangan.

Sandra mendengus kesal saat melihat Bastian berdiri di hadapannya sekarang dengan napas terengah-engah.

"Sandra, apa kau marah?" Setelah napasnya beraturan Bastian mulai membuka topik pembicaraan.

Sandra tak menjawab, melainkan melipat tangan di dada sambil melayangkan tatapan tajam.

Bastian menghela napas berat. "Aku mohon jangan diamkan aku, aku tidak suka kau diamkan seperti ini, masalah Laura, aku benar-benar khilaf, mari kita—"

"Mari kita bercerai!" potong Sandra seketika.

Terpopuler

Comments

mama

mama

bercerai aj sandra, buat suami mu nyesel.. dan buat buat suami km bangkrut biar tau sifat aslinya pelakor. klu suami km udah bangkrut psti pelakor itu kbur.. jdi lah wanita taguh yg gk mudah ditindas sandra.. aq yakin ad suatu kebohongan yg disembunyikan Laura.. secepatnya bongkar di dpn suami bego mu itu

2025-02-10

0

sutiasih kasih

sutiasih kasih

sll sja khilaf di bawa2..
km itu g khilaf bastian... tpi doyan... dan memang km g setia...

2025-02-10

1

Nurkhasanah

Nurkhasanah

Mantap cerai lbh baik cowok spt itu pantas d masukkan tong sampah

2025-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bergemuruh Kuat
2 2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3 3. Mari Kita Bercerai
4 4. Tidak Bisa
5 5. Memulai Permainan
6 6. Strategi
7 7. Masuk Jebakan
8 8. Aku Mencintaimu, San!
9 9. Mengerjai Laura
10 10. Perih
11 11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12 12. Satu Atap
13 13. Cemburu
14 14. Tidak Mau Disentuh
15 15. Renovasi
16 16. Menghajar Laura
17 17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18 18. Aku Membencimu!
19 19. Pergi Dari Rumah
20 20. Viral
21 21. Jangan Gila!
22 22. Mengambil Sandra
23 23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24 24. Pernyataan Cinta
25 25. Keras Kepala
26 26. Tidak Patah Semangat
27 27. Keputusan
28 28. Bertemu Mertua
29 29. Sah, Jadi Janda!
30 30. Bertemu Camer
31 31. Jadi Kapan?
32 32. Pengantin Baru
33 33. Kebiasaan Aneh Chester
34 34. Malam Pertama
35 35. Belum Sadar
36 36. Tidak Mungkin ....
37 37. Kejutan
38 38. Rindu
39 39. Belah Mangga (21+)
40 40. Masih Belah Mangga (21++)
41 41. Rencana Gila Mala
42 42. Takut
43 43. Menyelesaikan Masalah
44 44. Kecewa
45 45. Taring
46 46. Penculikan
47 47. Tolong!
48 48. Persidangan
49 49. Merebut Sandra!
50 50. Sikap Aneh
51 51. Menggoda
52 52. Rencana
53 53. Tidak Menyerah
54 54. Ngamuk
55 55. Rencana Nana
56 56. Ketakutan
57 57. Bertemu Bastian
58 58. Laki-laki Pengecut!
59 59. Kepikiran
60 60. Panik
61 61. Meminta Saran
62 62. Bulan Madu
63 63. Sampai Kapan?
64 64. Ajari Istrimu!
65 65. Saling Terbuka
66 66. Rencana
67 67. Tidak Akan Bercerai
68 68. Tingkah Laku Aneh Chester
69 69. Berbeda
70 70. Mimik
71 71. Hamil!
72 72. Bahagia
73 73. Merebut
74 74. Mata Tajam
75 75. Berusaha Menggoda
76 76. Jebakan Batman
77 77. Ditalak
78 78. Menyesal
79 79. Terkejut
80 80. Akhir Segalanya | TAMAT
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. Bergemuruh Kuat
2
2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3
3. Mari Kita Bercerai
4
4. Tidak Bisa
5
5. Memulai Permainan
6
6. Strategi
7
7. Masuk Jebakan
8
8. Aku Mencintaimu, San!
9
9. Mengerjai Laura
10
10. Perih
11
11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12
12. Satu Atap
13
13. Cemburu
14
14. Tidak Mau Disentuh
15
15. Renovasi
16
16. Menghajar Laura
17
17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18
18. Aku Membencimu!
19
19. Pergi Dari Rumah
20
20. Viral
21
21. Jangan Gila!
22
22. Mengambil Sandra
23
23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24
24. Pernyataan Cinta
25
25. Keras Kepala
26
26. Tidak Patah Semangat
27
27. Keputusan
28
28. Bertemu Mertua
29
29. Sah, Jadi Janda!
30
30. Bertemu Camer
31
31. Jadi Kapan?
32
32. Pengantin Baru
33
33. Kebiasaan Aneh Chester
34
34. Malam Pertama
35
35. Belum Sadar
36
36. Tidak Mungkin ....
37
37. Kejutan
38
38. Rindu
39
39. Belah Mangga (21+)
40
40. Masih Belah Mangga (21++)
41
41. Rencana Gila Mala
42
42. Takut
43
43. Menyelesaikan Masalah
44
44. Kecewa
45
45. Taring
46
46. Penculikan
47
47. Tolong!
48
48. Persidangan
49
49. Merebut Sandra!
50
50. Sikap Aneh
51
51. Menggoda
52
52. Rencana
53
53. Tidak Menyerah
54
54. Ngamuk
55
55. Rencana Nana
56
56. Ketakutan
57
57. Bertemu Bastian
58
58. Laki-laki Pengecut!
59
59. Kepikiran
60
60. Panik
61
61. Meminta Saran
62
62. Bulan Madu
63
63. Sampai Kapan?
64
64. Ajari Istrimu!
65
65. Saling Terbuka
66
66. Rencana
67
67. Tidak Akan Bercerai
68
68. Tingkah Laku Aneh Chester
69
69. Berbeda
70
70. Mimik
71
71. Hamil!
72
72. Bahagia
73
73. Merebut
74
74. Mata Tajam
75
75. Berusaha Menggoda
76
76. Jebakan Batman
77
77. Ditalak
78
78. Menyesal
79
79. Terkejut
80
80. Akhir Segalanya | TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!