16. Menghajar Laura

Beberapa menit kemudian, mobil yang ditumpangi Sandra berhenti tepat di halaman depan gedung Kerta Crop. Secepat kilat Laura keluar dan membanting pintu mobil dengan sangat kuat. Lalu bergegas menghampiri Nana yang baru saja turun juga.

"Kau sengaja ya! Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?!" teriak Laura dengan mata melotot keluar.

Nana mengerling ke atas sejenak lalu bersedekap di dada. "Ckck, akhirnya keluar juga sifat aslimu itu."

Laura mendadak terdiam. Dia melirik ke samping sekilas di mana Sandra memandang ke arah mereka dengan tatapan datar sekarang.

"Dengar ya, aku tidak sengaja, aku mengebut karena waktu kita sudah mepet, apa kau terbiasa datang terlambat? Lihat Bu Sandra biasa saja tuh, kami sudah biasa mengebut di jalan." Nana berbohong padahal sangat jengkel dengan Laura, andai saja Sandra tak ada di sini, mungkin saja wajah mungil Laura sudah memar akibat ulahnya sekarang.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Bastian langsung tampak keheranan.

Laura hendak melayangkan protes, tapi kedatangan Bastian membuat dia mengurungkan niatnya.

"Bastian, ini semua gara-gara Nana." Dalam hitungan detik, Laura mengubah ekspresi wajah jadi sedih. Dia langsung berdiri di samping Bastian kemudian bergelayut manja di lengan suaminya itu.

Namun, Bastian melototkan mata dan menghempas cepat tangan Laura. Memberi kode melalui mata bila mereka berada di luar dan terlihat beberapa karyawan lalu lalang di sekitar sekarang. Mendapat perlakuan seperti itu, Laura hanya dapat menggeram kesal.

"Nana kenapa?" tanya Bastian melirik ke arah Nana dan Sandra bergantian sekilas.

"Tadi Nana ngebut-ngebut di jalan Bas, sepertinya dia sengaja mau membuatku mual-mual, bagaimana kalau anak kita kenapa-kenapa," balas Laura dengan nada manja.

Bastian mengalihkan pandangan dengan cepat ke arah Sandra dan Nana.

"Apa-apaan anak buahmu ini San, pecat Nana sekarang!" seru Bastian. Walaupun tidak mungkin Sandra akan langsung menuruti perkataannya. Akan tetapi, dia mulai kesal dengan sikap Nana.

"Sudahlah Bastian, jangan ikut campur urusan kami, lagi pula kau tahu sendiri waktu kita sekarang mepet, sebaiknya kau masuk ke ruanganmu, aku juga mau masuk," jawab Sandra lalu mulai menggerakkan kaki menuju pintu utama.

"Tapi tunggu sebentar San! Ada yang perlu kita bicarakan." Namun, Bastian menahan tangan Sandra tiba-tiba.

Sandra menoleh cepat ke arah Bastian. "Apa?"

Bastian tak langsung memberi tanggapan, malah berbisik pelan di telinga Laura.

"Kau berhati-hatilah dengan Nana. Wanita itu sangatlah berbahaya, dia pandai bela diri," katanya berusaha memperingati Laura seraya melirik Nana sekilas, yang tengah melempar senyum penuh arti pada mereka.

Laura mengangguk pelan. Kendati demikian, tak ada ketakutan terpancar dari bola matanya.

"Kalau tidak ada urusan denganku! Lepaskan tanganku Bas!" Sandra menghempas cepat tangan Bastian. Sejak tadi menahan jijik kala melihat interaksi Bastian dan Laura.

"Eh iya, ayo ikut aku sebentar." Bastian pun bergegas masuk bersama Sandra ke dalam gedung dan berhenti tepat di sudut pintu utama.

Meninggalkan Nana dan Laura saling menatap sengit. Tiba-tiba dari samping seorang wanita berkerudung cokelat menyapa Nana.

"Nana, kok nggak masuk?" tanya Lita. Orang kepercayaan Sandra dan sekarang menjadi sekretaris Bastian.

Nana segera memutus kontak mata. Melihat kedatangan Lita, senyumnya langsung mengembang. "Eh Mbak Lita, sebentar lagi Mbak, ini lagi perang dingin sama pelakor," ujar Nana sambil menyenggol sedikit lengan Lita dan melirik sinis ke arah Laura sekilas.

"Siapa yang kau bilang pelakor? Aku bukan pelakor ya." Ketidak hadiran Bastian di sekitar membuat Laura jadi berani menampakkan wujud aslinya pada Nana dan pada Lita juga.

Mendengar tanggapan, Nana menatap tajam Laura lebih tajam dari tadi. Laura pun menatap balik dengam sangat tajam pula.

Lita hanya dapat menahan senyum. Melihat kedua wanita di depannya perang dingin. "Sudah jangan kelahi, kalau memang bukan pelakor, nggak usah marah-marah," ujarnya hendak mencairkan suasana di sekitar. Yang terasa sangat menegang dam panas.

Sementara itu, masih di tempat yang sama. Sandra keheranan kala Bastian tak langsung membuka suara malah menoleh keluar sesekali.

"Bas, apa yang ingin kau bicarakan, cepatlah aku ada rapat sebentar nanti," kata Sandra dengan raut wajah mulai kesal.

"Tunggu satu menit lagi ya!" Bastian melirik lagi keluar sana, matanya langsung berbinar-binar, saat melihat kurir di atas motor membawa sebuket bunga pesanannya tadi.

"Tunggu sebentar ya Sayang." Bastian segera berlari kecil keluar hendak mengambil bunga dari tangan kurir. Di luar, Nana dan Lita senyam-senyum, melihat Bastian mengambil bunga dan sesekali menatap tajam Laura. Melihat hal itu, Laura mengepalkan kedua tangannya, menahan cemburu dan marah.

Bastian pun bergegas kembali masuk ke dalam sambil membawa bunga dan menyodorkannya pada Sandra.

"Untukmu, aku cuma mau bilang, kau wanita yang paling aku cintai," kata Bastian.

Dengan terpaksa Sandra mengambil bunga sambil menghela napas kasar. "Tumben, tapi sayangnya bukan hanya aku wanita yang satu-satunya kau cintai," sindir Sandra.

Sandra keheranan, mengapa Bastian tiba-tiba memberinya bunga mawar merah. Sebelum-belumnya Bastian memberi bunga pada hari-hari tertentu saja yaitu pada hari pernikahan ulang tahun mereka. Aneh sekali, apa ini bentuk rasa bersalah karena semalam bercumbu mesra dengan Laura, entahlah, Sandra tak peduli.

Bastian malah menyengir tanpa rasa bersalah sedikit pun."Sudahlah, San. Jangan diperpanjang lagi, aku cuma mau memberimu bunga kok, lalu untuk masalah tadi aku mohon jangan membuat Laura tertekan, kasihan dia, perintah anak buahmu itu untuk jangan kasar sama Laura," balas Bastian, padahal tujuannya memberi bunga agar Sandra dapat selalu mengingatnya dan tak pernah berpaling darinya.

Bastian baru saja mendapat kabar jika ada seseorang yang dia tidak suka kehadirannya akan datang ke tanah air besok hari. Sosok yang menjadi rivalnya itu tiba-tiba kembali ke Indonesia, setelah sekian lama menghilang.

"Hm, baiklah, apa tidak ada niat lain?" Gelagat Bastian tampak mencurigakan, Sandra menatap penuh selidik.

"Tidak ada Sayang. Masuklah ke ruanganmu sekarang, aku juga mau masuk ke ruanganku," balas Bastian, sambil melirik sekilas ke arah Nana, Laura dan Lita sudah berdiri dengan jarak beberapa meter dari mereka sekarang.

"Aku hampir saja lupa, berapa hutang-hutang Papaku?" tanya Sandra seketika.

Sandra malas bertemu Agung karena hubungannya dan papanya memang tidak baik selama ini.

"Sebaiknya kau tanyakan langsung pada Papamu, San. Aku tidak mau mencampuri urusan kalian, walau bagaimanapun aku memiliki janji dengan Papamu. Aku pergi ya." Bastian pun segera bergegas masuk ke lift bersama Lita.

Sandra mendengus lalu melangkah cepat menuju lift lain. Nana dan Laura bergerak cepat mengekori Sandra.

Sesampainya di atas, Sandra langsung berkerja dan meminta Nana untuk ikut pertemuan di restoran, sedangkan Laura disuruh menetap di luar ruangan. Sandra juga memberi tugas pada Laura, yang menurut Laura sangatlah banyak dan harus diselesaikan pada pukul empat nanti.

Laura mengomel-omel, ekspetasinya tentang berkerjasama dengan Sandra terlalu tinggi, hingga dari kemarin dia malah seperti seorang babu daripada sekretaris. Laura menyesal menerima tawaran Sandra kemarin.

Menjelang sore, Sandra telah kembali ke kantor bersama Nana.

"Na, selesai kerja, jam tiga kita pergi ke rumah Papaku." Sandra menarik napas panjang, mau tak mau harus bertemu Agung meski enggan dan sangat malas.

Nana mengangguk samar. Lima belas menit kemudian, kerjaan Sandra dan Nana sudah beres. Saat di pintu luar, keduanya berpapasan dengan Laura.

"Kerjakan tugasmu tepat waktu, kalau tidak kau akan mendapat hukuman," kata Sandra sebelum berlalu pergi.

Laura menghentikan gerakan jari-jemari di keyoboard seketika kemudian menatap Sandra. "Nyonya mau ke mana? Ini masih banyak loh Nyonya, saya—"

"Sudah jangan protes, ayo Nana, kita tidak punya banyak waktu," potong Sandra cepat.

Nana bergegas mengekori Sandra dan tak lupa melirik sinis Laura.

Laura pun menatap sinis Nana seketika.

"Mau ke mana mereka ya? Mencurigakan sekali, apa mau bertemu seorang pria hm," gumam Laura, ingat jika jadwal Sandra sudah tidak ada lagi.

"Sebaiknya aku ikuti mereka, siapa tahu saja aku menemukan sesuatu yang menarik." Laura pun memutuskan mengikuti Sandra dan Nana. Menggunakan taksi yang dia pesan. Laura sesekali mengumpat kesal karena padatnya kendaraan di sekitar dan membuat dia tertinggal lumayan jauh di belakang.

Tak berselang lama, mobil yang dikendarai Sandra berhenti di perumahan. Sepertinya Sandra dan Nana sudah turun dari mobil. Laura mengerutkan dahi dengan sangat kuat sekarang.

"Rumah siapa ya? Benar-benar mencurigakan," gumam Laura memandang keluar melalui jendela mobil.

"Mbak, ke mana lagi kita?" tanya pak supir di depan.

"Tunggu di sini ya Pak. Aku mau keluar sebentar," kata Laura sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tas hendak merekam, siapa tahu saja ada yang disembunyikan Sandra.

Sang supir mengangguk. Laura pun keluar dan berjalan mengendap-endap mendekati mobil Sandra.

Namun, empat meter dari kendaraan Sandra.

Laura membelalakan mata kala melihat Nana melompat dari dalam gang sambil berteriak lantang.

"Berani-beraninya kau membuntuti bosku hah! Baiklah, mumpung tidak ada Bu Sandra, ini waktu yang tepat untuk aku menghajarmu!"

Bugh!

Terpopuler

Comments

sutiasih kasih

sutiasih kasih

baguslah klo ada laki2 lain yg sngat mndamba trhdp sandra..... cukup mmbuktikan ketenagan hidup bastian bkal trusik... biar mumet tu isi kpala... mikir sandra bkal ada yg mebut.... mikir kelakuan laura yg semakin hri semakin tlihat wujud aslinya...
biar si bastian kena serangan jantung klo sandra makin hari makin deket dgn laki2 lain... 😅😅

2025-02-18

0

Jati Rianingsih

Jati Rianingsih

woooow Nana keren

2025-03-08

0

Adinda

Adinda

bagus nana hajar pelakor

2025-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bergemuruh Kuat
2 2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3 3. Mari Kita Bercerai
4 4. Tidak Bisa
5 5. Memulai Permainan
6 6. Strategi
7 7. Masuk Jebakan
8 8. Aku Mencintaimu, San!
9 9. Mengerjai Laura
10 10. Perih
11 11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12 12. Satu Atap
13 13. Cemburu
14 14. Tidak Mau Disentuh
15 15. Renovasi
16 16. Menghajar Laura
17 17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18 18. Aku Membencimu!
19 19. Pergi Dari Rumah
20 20. Viral
21 21. Jangan Gila!
22 22. Mengambil Sandra
23 23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24 24. Pernyataan Cinta
25 25. Keras Kepala
26 26. Tidak Patah Semangat
27 27. Keputusan
28 28. Bertemu Mertua
29 29. Sah, Jadi Janda!
30 30. Bertemu Camer
31 31. Jadi Kapan?
32 32. Pengantin Baru
33 33. Kebiasaan Aneh Chester
34 34. Malam Pertama
35 35. Belum Sadar
36 36. Tidak Mungkin ....
37 37. Kejutan
38 38. Rindu
39 39. Belah Mangga (21+)
40 40. Masih Belah Mangga (21++)
41 41. Rencana Gila Mala
42 42. Takut
43 43. Menyelesaikan Masalah
44 44. Kecewa
45 45. Taring
46 46. Penculikan
47 47. Tolong!
48 48. Persidangan
49 49. Merebut Sandra!
50 50. Sikap Aneh
51 51. Menggoda
52 52. Rencana
53 53. Tidak Menyerah
54 54. Ngamuk
55 55. Rencana Nana
56 56. Ketakutan
57 57. Bertemu Bastian
58 58. Laki-laki Pengecut!
59 59. Kepikiran
60 60. Panik
61 61. Meminta Saran
62 62. Bulan Madu
63 63. Sampai Kapan?
64 64. Ajari Istrimu!
65 65. Saling Terbuka
66 66. Rencana
67 67. Tidak Akan Bercerai
68 68. Tingkah Laku Aneh Chester
69 69. Berbeda
70 70. Mimik
71 71. Hamil!
72 72. Bahagia
73 73. Merebut
74 74. Mata Tajam
75 75. Berusaha Menggoda
76 76. Jebakan Batman
77 77. Ditalak
78 78. Menyesal
79 79. Terkejut
80 80. Akhir Segalanya | TAMAT
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. Bergemuruh Kuat
2
2. Terimalah Aku Jadi Madumu!
3
3. Mari Kita Bercerai
4
4. Tidak Bisa
5
5. Memulai Permainan
6
6. Strategi
7
7. Masuk Jebakan
8
8. Aku Mencintaimu, San!
9
9. Mengerjai Laura
10
10. Perih
11
11. Rasanya Tidak Seperti Dulu Lagi
12
12. Satu Atap
13
13. Cemburu
14
14. Tidak Mau Disentuh
15
15. Renovasi
16
16. Menghajar Laura
17
17. Bukti Perselingkuhan Bastian dan Laura
18
18. Aku Membencimu!
19
19. Pergi Dari Rumah
20
20. Viral
21
21. Jangan Gila!
22
22. Mengambil Sandra
23
23. Tunggu Surat Cerai Dariku!
24
24. Pernyataan Cinta
25
25. Keras Kepala
26
26. Tidak Patah Semangat
27
27. Keputusan
28
28. Bertemu Mertua
29
29. Sah, Jadi Janda!
30
30. Bertemu Camer
31
31. Jadi Kapan?
32
32. Pengantin Baru
33
33. Kebiasaan Aneh Chester
34
34. Malam Pertama
35
35. Belum Sadar
36
36. Tidak Mungkin ....
37
37. Kejutan
38
38. Rindu
39
39. Belah Mangga (21+)
40
40. Masih Belah Mangga (21++)
41
41. Rencana Gila Mala
42
42. Takut
43
43. Menyelesaikan Masalah
44
44. Kecewa
45
45. Taring
46
46. Penculikan
47
47. Tolong!
48
48. Persidangan
49
49. Merebut Sandra!
50
50. Sikap Aneh
51
51. Menggoda
52
52. Rencana
53
53. Tidak Menyerah
54
54. Ngamuk
55
55. Rencana Nana
56
56. Ketakutan
57
57. Bertemu Bastian
58
58. Laki-laki Pengecut!
59
59. Kepikiran
60
60. Panik
61
61. Meminta Saran
62
62. Bulan Madu
63
63. Sampai Kapan?
64
64. Ajari Istrimu!
65
65. Saling Terbuka
66
66. Rencana
67
67. Tidak Akan Bercerai
68
68. Tingkah Laku Aneh Chester
69
69. Berbeda
70
70. Mimik
71
71. Hamil!
72
72. Bahagia
73
73. Merebut
74
74. Mata Tajam
75
75. Berusaha Menggoda
76
76. Jebakan Batman
77
77. Ditalak
78
78. Menyesal
79
79. Terkejut
80
80. Akhir Segalanya | TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!