***KANDANG AYAM,
“Yah, lagi-lagi produksi telurnya sedikit. Gimana sih mbak ayu ngasih makannya?” Pegawai kandang jam siang mengecek telur.
“Kenapa Jup?” Tanya bu Sri Kantil yang berada di kandang mengambil panen telur.
“Iniloh bu, panen telurnya kok menurun hasilnya. Kenapa ya?”
“Ya kalo mau telurnya tetap jumlahnya ya kamu punya sendiri hahahaha !” ucap sarkas bu Sri Kantil.
“Ayam dirumah sayang kalau bertelur 12 butir bu, tahu kalau ayam pak Muji. Masih bisa bertelur apa gak hahahaha.” Timpal Jupri membalas bu Sri Kantil.
Telur-telur ayam ini rencananya akan di jual pasar Desa saja. Dengan harga yang murah tentunya. Kondisi tentu memprihatinkan karena telur ayam kampung di Kota harganya mahal. Kembali lagi pada kendala jalur transportasi yang tidak memadahi. Bila dijual ke Kota belum sampai tujuan. Sudah pecah dijalan karena kondisi jalan kayak alunan diskotik.
*
*
*
~~ADEGAN PAK MUJIONO,
“Ah aman pokoknya, kepalang tanggung udah diujung. Brrrooooooootttttttt.” Pak Muji mengeluarkan hajatnya di empang.
Sri Ajeng yang melihat perbuatan tercela bapaknya itu murka. Bagaimana tidak murka, ikan-ikan lele yang biasa diberi makan katul dan pelet. Mati terkapar tercemari oleh limbah dari pak Mujiono yang kebanyakan dosa hahaha.
“BUAPAAAAAKKKKK KEJAAAAAMMMM!!!!” Begitu teriak kencang Sri Ajeng.
“Waduh keciduk, apes akuuuuu.”
Seketika pak Muji yang wajahnya kendor karena lega. Menjadi tegang karena seolah mendapat serangan rudal. Saking groginya pak Muji buru-buru menyelesaikan urusannya. Sambil sempoyongan berjalan, karena tepian empang lele emang licin. Dirinya kehilangan keseimbangan dan byuuuuuurrrrr. Terjun bebas bersama ikan lele yang sudah terkapar di air.
“Karma itu pak, lele mau dipanen di racuni. Kapok kan sekarang, nah sekarang kurang air empangnya sampai kering hahahaha.” Dewi Ajeng menertawakan bapaknya yang tercebur di empang.
Di dalam kamar yang damai dan sejuk, Derris masih menikmati lelapnya tidur. Hingga ilernya netes di dagunya seperti air liur burung wallet. Tak tahu kejadian di empang yang ramai tadi. Andai Derris tahu pasti dijadikan konten di sosial media. Kesialan pak Muji itu beruntung tak ada yang mengabadikan. Sri Ayu yang melihat bapakanya basah kuyup, masuk kedalam rumah.
“Ihhhh,” menutup lubang hidungnya.
“Apaaaa!!!” Ketus pak Muji yang berpapasan dengan Sri Ayu.
Sebelum istrinya balik kerumah, pak Muji harus segera mandi dan mencuci bajunya yang kotor tadi penuh lumpur. Di dalam kamar mandi, pak Muji tersenyum-senyum sendiri. Baru pulang sudah banyak kejadian lucu. Selama dia di Jakarta hanya kehidupan robot nan kaku yang ia lakoni. Kini dirinya dan Derris tengah berada di kawasan terpencil di Planet Bumi.
Kedua Putri pak Muji sedang asik berada di kamar. Mereka memang cantik-cantik dan sudah memasuki masa reproduksi huahahahaha. Sambil merias saudarinya secara bergantian. Tentunya ketika mulut cewek bertemu pasti gosip jatuhnya.
“Eh dek, mbak kayaknya semalam mimpi dech. Bakalan dapat jodoh,soalnya mbak kan mimpi dapet baju putih baju. Habis putus dengan mas Prapto, terbitlah mas Derrisku uwuwuwuwuwuw.” Ucap Sri Dewi yang keganjenan.
“Mbak, tau gak kalau kuntilanak itu bajunya juga putih. Tapi dia masih aja jomblo nongkrong di pohon. Gak pernah diboncengin sama cowo kwkwkwkwk.” Timpal Sri Ajeng mematahkan mitos mimpi kakaknya.
“Hih iri bilang dek, kamu bener cantik. Tapi ingat untuk pengalaman soal cowok, mbak nih jagonya naklukinnya.” Sambil nemepuk-nepuk dadanya yang dibusungkan.
“Mbak... Mbak pacaran sama mas Prapto aja udah lama gak dinikahin juga. Ujung-ujungnya putus juga kan, itu namanya olahanmu gagal!”
“Mbak mending putusin si Prapto lah, pemuda miskin tak bermasa depan itu. Ogah lah mbak mu ini yang cakep aduhai pacaran di sistem kredit, belum lunas udah turun mesin iya. Hiuuuuhhhh.”
“Emang mbak pernah servis mas Prapto apa kok turun mesin segala?” Tanya Sri Ajeng yang masih polos.
“Uh anu eh eh eh ituloh emmmbb.” Gelagapan mencari makna turun mesin.
“Owh mesinnya diturunin ya kalau rusak?” Sri Ajeng asal nebak aja.
“Aih yayayaya itu maksud mbak (untuk adekku ini blo’on).” Sambil meneruskan ritual menjaga kecantikan di dalam kamar.
“Intinya ya dek, sesuai urutan ya. Kalau yang berhak maju duluan deketin mas Derris itu mbak, oke. Gak boleh nikung selama masa uji coba lo ya. Ini masalahnya mas Derris calon bibit unggul kalo diajak berkolaborasi meneruskan keturunan.” Perintah Sri Dewi.
“Iya deh mbak, aku nurut aja. Tapi ada jangka waktunya lah, masak batas waktu yang gak ditentukan. Berpacu dalam waktu jugalah, biar adil. Tapi adik kita yang bungsu apa kabarnya?”
Berharap agar Sri Dewi tidak memiliki perasaan tertarik dengan Derris. Dan yang maju bersaing adalah mereka berdua saja. Sedikit saingan akan mudah peluang menang.
“Hahahahaha si Sri Ayu, nama boleh ayu mbak. Tapi badan kekar macam laki, kulit gosong dan wajah mana wajahnya gak pernah lepas dari maskernya itu.”
“Oh iyaya ya dia kalau siang angon kebo di ladang dan malam jaga kandang ayam juga. Dia mana respon beginian, dirinya aja udah laki banget hahahaha.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Oka Luthfia
hhahaha njijiki pak muji
2020-11-05
1
Dian Safitri
angon kebo 😱
2020-09-06
0
Anyle Tiwa
2 likes
2020-09-06
0