Pagi yang damai ini di sponsori oleh kolam renang. Muncullah sosok ganteng nan keren itu dari dalam permukaan air.
Pyurrrrrr, Derris dengan iseng menyemburkan air kolam dari mulutnya.
“Buaaahhh buaaahhh jiaaahhh,” Lucas gelagapan air nyiprat di wajahnya.
“Anggap aja bau surga, hahahaha.” Ejek Derris dari dalam kolam renang.
“Nakal ya, main nyembur-nyembur segala. Renang ya renang, gak usah pake kuah kali.”Mengelap wajahnya yang basah.
Lucas yang sedia awalnya berjemur di tepian kolam. Bersantai menikmati masa lajangnya yang mau habis. Bagaiman tidak cepat habis, dia sendiri saja boros make kuotanya buat berpetualang. Berbeda dengan Derris yang lebih tertarik dengan Games.
“Derr, temenin yuk.” Ajak Lucas.
“NGEPET,” Derris menjawab singkat.
Tampak jelas bokong Derris yang semok semplohay itu mantul-mantul saat berjalan. Bokser basah yanh dipakai berenang Derris membuat pak Muji nyebut ‘Astagfirullah ya Gusti'.
“Kenapa pak? Baru sadar ya kalau kelakuan sama wajahnya Lucae mirip seyton?” Sambil minum jus mangga buah.
“Bukan mas Lucas, tapi mas Derris kok.” Pak Muji bicara terus terang.
Prrrruuuuuutttttt pyakkk, tepat menyiprat di wajah Lucas lagi yang asik berjemur gaya jongkok.
“Maaf, gak sengaja Cas.” Mengelap mulutnya dengan tangan.
Pagi ini sudah dua kali Lucas mandi air liur Derris. Benar-benar sial, niatnya ingin bertemu tapi kehujanan lokal.
“Dahlah, sial mulu buat hilang selera berjemurku.” Lucas ngambek langsung nyebur ke kolam renang.
Byurrrr...kecipak-kecipak suara tangan dan kaki Lucas beradu dalam kolam.
“Kenapa pak Muji bilang gitu, emang ada yang menonjol ya?” Derris bercanda lagi.
“Iya mas, bokongnya semok kek pantat bayi. Bapak dari mas bayi suka gemes kalo lihat bokong mas Derris.” Pak Muji dengan gemas mencubit bokong Derris dengan kuat.
“Atttahhh attahhh atahhh, ssuuuaaah suuuaaahhh.” Derris merintih sakit di towel pak Muji. Dia menjauh dari jangkauan tangan Pak Muji.
Sejak kecil Derris diasuh hingga dewasa oleh Pak Muji. Bagi Derris pak Muji adalah segalanya. Tapi bagi pak Muji, Derris adalah mamajikan sekaligus ladang ATM berjalannya.
“Mas Derris, sebentar lagi pak Muji mau pensiun. Kira-kira ada kesan dan pesan khusus gak?” Pak Muji ikut berjemur ala anak pantai.
Memakai kaos dalam putih dan kolor pink. Pak Muji menggelar tikar dan memakai kacamata hitam. Dia menikmati suasana pagi setelah kemaren sibuk di Kantor Polisi. Derris memberikan apresiasi dan pujian untuk pak Muji yang akan pensiun. Selama ini pak Muji menjaga Derris dengan baik. Walaupun kadang sikap pak Muji terlalu santai menjadi pengurus rumah tangga.
“Terus kalau pak Muji pensiun siapa yang gantiin?”
“Belum tahu mas, orang pak Roy masih di New York. Katanya kondisi keuangan perusahaan lagi buruk, makanya pak Roy di sana lama.”
“Wah nasibku juga bakalan buruk kalo ikut Papah, kalau gitu aku nyusul mamah ajalah.”
“Ya gak bisalah, terus rumah ini mau kosong gitu. Baiknya ya mas Derris kawin lah kayak si mas Lucas.” Perintah pak Muji.
“Ogiaaaahhhh, niru kok Lucas.” Derris tolak mentah-mentah tawaran pak Muji.
“Derr, air kolamnya kok rada asem-asem ya? apa air kolamnya lama gak diganti pak Muji?” Lucas komplain.
“Gak tuh, Cuma aku kebelet pipis aja disana hahahaha.” Lucas melemparkan handuk ke wajah Derris.
Bukannya pak Muji tega ninggalin Derris sendirian. Tapi usianya sudah tua, beliau ingin kembali ke kampungnya. Hidup rukun bersama keluarga dan saudaranya. Pak Muji kangen masakan istrinya dan kehidupan di Kampung. Selama ini pak Muji hidup di kota besar. Yang semuanya serba ada dan instan, tapu jiwanya hampa. Derris sudah cukup dewasa dan tamat pendidikan S2 dari luar negeri. Menurut pak Muji, tidak baik jika Derris terus bermain-main dengan masa mudanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Aam Sumiati
Belajar kerja lah Derris nya biar tau cari penghasilan sendiri.
2020-12-17
0
Bilkis😉
aku vote mas Derriss karena sudah menghibur aku yg lagi gabut
2020-09-02
0