“Mau makan apa aku telankan? “ ujar Lucas
menggoda Deris.
Deris jijik melihat bakaran sate dengan arang hitam, dikipasi dengan anyaman bambu. Serta polusi udara kota Jakarta yang parah.
“Hiii ...” suara dari mulut Deris yang tertutupi masker.
“Hay tidak sopan tahu sama bapaknya, kalau tidak suka jangan mencibir makanan.”
Lucas menusukan satai ayam di potongan lontong itu. Ketika hendak menyantapnya, tiba-tiba ide muncul untuk mengerjai tuan muda sok bersihkan itu.
“Kau perhatikan maskermu ada debunya” mengarahkan jarinya di masker Deris.
“Hemmbb manaaaa aakk” masuklah suapan satai plus lontong kemulut Deris.
Diam, meresapi, merasakan & mencerna.
Wah.... Lezat juga ternyata rasanya, tidak kalah dengan buatan restoran di Singapura.
“Kurang ajar, kemarikan semua milikmu” merebut piring satai milik Lucas.
“Pak, aku borong semuanya & ini uangnya apakah cukup? Jika kurang berikan aku nomor rekeningmu” bocah sultan mah bebas. 🤩🤩🤩
“Asiapp bosku...” dengan lincah & cekatan mengipasi & membumbui satainya dipanggangan.
*
*
*
*
*
Setelah 2 jam akhirnya selesai, ternyata dibawah kaki kedua pria muda tampan itu. Terdapat tusuk satai yang sudah mereka makan dengan rakus. Yah begutlah orang kaya. Cibir dulu baru komentar setelah mencicipinya.
“Ah gak papa dicibir dulu, yang penting 4 juta sudah ditangan” senyum puas pedagang satai itu.
Sebagai penjual keliling sudah pasti rejeki nomplok. Biasanya dia hanya mampu memperoleh uang 1juta itu juara. Dalam nuraninya sedikit sedikit sedih dengan ucapan Deris yang menghina. Tapi beginilah wajah dunia, dimana yang kaya bebas menindas yang miskin. Alih-alih harga diri lebih tinggi dari materi itu hanya ungkapan. Bukan pada prakteknya.
*** DALAM MOBIL***
“Arghhhh...... “ sendawa Deris kekenyangan.
“Buset anak sultan kenyang makan satai emperan. Awalnya ngehujat, tapi akhirnya terima nikmat huuu” ejek Lucas pada temannya.
“Kau yang menjejalkan dimulutku, sayang sekali bukan kalau aku buang. Kan yang bayar aku, pake uangku juga. Ada masalah dengan pencernaanmu? “ lawan Deris.
“Itu satai masih banyak mau buat siapa? “ tanya Lucas menoleh ke jok penumpang.
“Untuk pak Muji, diakan harus mencicipinya” alibi Deris yang masih ketagahan.
“Wah kalau pak Muji makan banyak-banyak apa gak kolestrol ya. Usianya juga sudah tuir” keluh Lucas perhatian pada pengurus rumah Deris.
“Memang kau pikir pelayan dirumahku pak Muji? Kau salah felipe alonso (ejekan untuk Lucaa yang baru)” senyum sinisnya menyingsing dibibirnya. 😏😏😏😏
“Yah aku hanya memastikannya saja alih-alih untuk pak Muji tapi dirimu yang menyantap” Lucas tertidur karena kelelahan plus kenyang.
Deris kembali melajukan mobilnya sampai di lampu merah. Dia melihat anak-anak pengasong makanan yang menawarkan dibalik jendela mobilnya. Suaranya memelas & berisik sekali.
“Tuan, tolong beli tisu, air, kacang dll” bocah itu menenteng bakulnya didepan.
Deris melihat dagangannya jijik seperti sampah, karena terua terusik. Dia mengambil uang recehan & kertas kumal di dalam loker mobilnya. Kurang lebih 1 genggaman tangan orang dewasa.
“Ini ambil saja lalu pergi jauh! “ Deris menjatuhkan uangnya di dagangan bocah tersebut. Lalu cepat-cepat menaikkan kaca mobilnya.
“TUAN, AKU BUKAN PENGEMIS TAPI AKU PENJUAL ASONGAN. AMBIL UANGMU KEMBALI! “ teriak bocah pengasong itu dengan suara lantangnya.
Mobil Deris melaju ketika lampu sudah berubah hijau. Tidak ada kesempatan bagi anak itu mengejar mobil sport itu.
“ B 19 BOS” anak kecil itu mengingat-ingat nomor plat kendaraan milik deris.
Bocah pengasong itu menghitung uangnya. Totalnya Rp. 215.000 uang yang diberikan tuan kaya tersebut. Senyumnya tercecah ceria, karena uang tersebut untuk membayar SPP sekolah.
“Masih ada sisa 100rb bisa kau gunakan untuk modal. Tapi apa ya yang cepat kembali uangnya hemmm” berpikir mencari ide. 🤔🤔🤔🤔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Aam Sumiati
Anak pintar bisa menggunakan uang dengan cermat.
2020-12-16
1
ayyona
like like duyu 😎😍
2020-09-29
0
Angela Jasmine
Like like kak 👍
2020-09-10
1